inTan_T Profile picture
Mar 20, 2020 110 tweets 17 min read Read on X
"Kemah Bakti Tahunan 2"

Thread
(based on true story)

"Mereka" juga membaur dikeramaian, tetap waspada.

#Bacahorror
@bacahorror
#memetwit
@ceritaht Image
Menurutku kemah bakti yg kedua ini gak terlalu serem..tapi entah knp tetep ad yg kesurupan..
Ada firasat...
Ada kebaikan..
😊
Seperti tahun sebelumnya,setiap kelas 3 SMK ujian sekolah para siswa kelas 1 dan 2 diwajibkan mengikuti kemah bakti.

Kali ini aku sudah kelas 2 STM.
Masa terakhir untuk bisa mengikuti kemah bakti.
Kemah yg selalu dinanti siswa setiap tahunnya.
Kelas 2 yg masih samar2 untukku. Ingatan yang samar2 dengan kenangan yg sudah berlalu. Bahkan belum mengingat kemah bakti tahun pertamaku, aku tak ad gambaran seperti teman2 lain yg sangat antusias. Yah, sudah berbulan-bulan setelah kecelakaan itu, Aku masih belum ingat banyak.
Kecelakaan di Awal kelas 2 semester pertama, seperti ku ceritakan di thread "Tersesat".

Yang sangat ku syukuri ditahun kedua kemah ini,Aku berangkat dlm keadaan sehat begitupula sahabat kembaranku yg pd kemah tahun pertama tdk bisa ikut.Koneksi kita kuat walau kembar beda ibu 😁
Jujur..nulis cerita ini aku jg masih lupa2 ingat 😁.
Kemarin tanya temen2 dulu.

Aku tidak terlalu ingat bagaimana kita berangkat kebperkemahan. Bagaimana kondisi awalnya aku juga tidak ingat. Sepertinya aku hanya ingat, Hari itu aku duduk paling depan samping supir bus.
Bukan dikursi busnya, tapi diatas kap mesin didalam bus. Duduk bersila paling depan sambil memandang jalan yg dilalui.
Tak seperti teman lain yg bersorak sorai di belakang. Entah kenapa aku lebih suka diam. Aku masih tak bisa membayangkan bgmn berkemah sprti sebelumnya.
Sepertinya perjalan ini cukup panjang, dengan terik matahari yg terus menghangat. Butuh waktu 3-4 jam dari kota Semarang hingga sampai ke lokasi perkemahan.
Sampai lokasi perkemahan, kami semua agak terkejut dan kecewa. Tempat perkemahan kali ini di tengah2 perkampungan. Disebuah tanah lapangan besar, disamping pasar tradisional setempat. Dikelilingi rumah warga dan sisi kiri dari depan terdapat Sekolah Dasar berpohon beringin sedang
Aku memang tak ada gambaran perkemahan sebelumnya. Tapi teman2 mengira tempatnya akan lebih alami. Didekat gunungkah, didekat hutankah, atau paling tidak dekat persawahan. Tapi ternyta kemah ini ditengah perkampungan, dengan semua sisi keramaiannya.
Memang dsini masih terlihat gunung Merapi yg saat itu belum bergejolak. Memang didekat sini ada sawah,jaraknya? tentu beberapa kilometer. Memang disini ad sungai, sungai yang diatasnya berjembatan besar yg ramai kendaraan tentu saja itu jauh.
Tak apa, tak perlu khawatir dengan kecewa.
Kami tetap bisa membuat suasana kemah lebih bahagia.
Sesampainya di perkemahan. Kami masih harus apel dan absen setiap siswa. Dengan terik matahari yang masih terus menyentuh kulit kami yg menggunakan seragam putih abu.
segera setelah apel dan siswa dinyatakan lengkap, kami menuju tempat masing2 yg sudah disediakan untuk mendirikan tenda.
Tenda siswi yg hnya beberapa diatur berjajar dekat dengan pagar batas pasar tradisional dengan lapangan. Dekat dengan tenda panitia.
Sedangkan tenda siswa berjajar memanjang 4 sap saling berhadapan. Karena dulu murid STM dominan laki-laki dibandingkan perempuannya yg beberapa gelintir saja. (Beda dengan jaman sekarang)

Saat itu tenda perempuan dikelasku, mendapat bagian tempat nomor dua dari sudut pagar pasar
dan pagar depan tempat perkemahan kami.
Satu paling ujung dekat pagar depan, tepat disamping tenda kami adlah tenda kelompok perempuan dari gabungan jurusan kelas lain.
Beda dengan tempat kemah tahun pertama, tempat ini jauh dari pepohonan besar, sangat terik dan gak singup.

Setelah menemukan tempat mendirikan tenda untuk masing2 kelompok. Kami seger mendirikan tenda bersama. Aku belum melihat hal yg mistis disini. Hanya ad satu batu bulat
berlumut tergeletak di sudut pagar bata (batu yg nampak seperti telur, mulus, besar juga berlumut) tak ad batu lain yg besar slain batu itu, yg lain kerikil kecil2.

Aku sesaat merasakan ad "sesuatu" didalam batu itu.
Tapi tak kuhiraukan. Biarlah asal tak mengganggu pikirku.

Kami meneruskan pekerjan kami sampai selesai. Puas dengan hasil mndirikan tenda kami yg cukup baik. Tidak seperti tenda dikemah sebelumnya yg asal2an padahal dbantu guru saat mendirikannya.
Kegiatan kemah kami lalui dengan lancar. Setiap malam diadakan pentas seni antar kelas, sesuai jadwal tampil yg sudah diatur oleh pembina kemah.
Hari pertama ini kegiatan kami baru membersihkan lingkungan perkemahan. Belum terlalu melelahkan karena kami sdh menempuh perjlanan.
Malam ini beberapa kelas tampil untuk menunjukan karya seni yg sudah mereka persiapkan sebelumnya.
Belum ada keanehan yg nampak. Hanya sj aku melihat beberapa sosok ikut membaur diantara kami, siswa dari kelas lain yg belum dapat giliran tampil.
"Mereka" membaur, seolah mencium hawa diantar kami. Entah apa tujuannya. Seperti mencari persinggahan yg lengah.
Beberapa nampak seperti kami, namun terlalu pucat. Bila diperhatikan betul ke arah bawah, mereka tak berkaki hanya badan keatas.
Beberapa lagi nampak seperti biasa.
Layaknya perempuan berambut panjang dengan tawa haha hihinya. layaknya lontong terikat terbungkus kain putih, dengan wajah yg usil.
Aku paham maksud mereka.
Teman perempuan ku sekelas kuberi tahu agar tetap fokus, apalagi yg sedang haid.
Juga teman sekelas laki2 yg rentan.
Alhamdulillah malam pertama masih aman.
Hanya ad kejadian sedih tapi juga sedikit lucu.
Satu adik kelas perempuan kami bisa2nya tak dapat tenda. Dia mengatakan tak diterima teman sekelasnya. Entah kenapa. Entah dibully atau hanya dia yg merasa terlalu sensitif.
Akhirnya kita mempersilakan dia untuk gabung ditenda teman kami sebelah yg baru dihuni 6 orang (itu sudah dari 2 kelas). Didalam tenda adik kelas kami itu bercerita panjang lebar, katanya dia diperlakukan beda dengn teman yg lainnya. Tidak disukai teman2nya.
Kami yg mendengar tentu tidak langsung percaya. Kami tanyakan dulu pd teman2 sekelasnya jg.Ternyta memang dia orang yg sensitif ditambah teman2nya yg enggan mendekatinya.Jadi tetap gk nyambung.
Sedihnya knp dia tdk bisa membaur. Lucunya pas dia cerita bahasanya kyk disinetron.
Selama berada di perkemahan. Kami diijinkan warga setempat untuk meminjam kamar mandi untuk mandi dan buang air.
Sore hari pertama aku dan teman2ku meminta ijin pada warga disisi depan tempat kemah. Rumahnya dari kayu. Besar dan berhalaman belakang besar. Terdapat sumur dekat
pintu masuk halaman belakang yg akan menuju ke kamar mandi.
Dengan sopan dan bahasa jawa yg halus kami memohon ijin pada seorang Mbah Uti yg sudah sangat sepuh (tua). Mbah Uti sangat baik dan penuh senyum juga sgt taat beribadah.
karena kamar mandi hanya satu, kami harus bergantian saat mandi. Itu pun kita sudah dipercepat, sekali mandi dua orang.😁
Waktu sore bgtu cepat, ditambah kami arus saling menunggu agar bisa kembali ke kemah bersama. Tak terasa sudah menjelang magrib (surup).
Kami pamit ke Mbah Uti dan berterimakasih. Lalu kami bergegas keluar lewat pintu samping halaman belakang yg dekat sumur. Saat melewati sumur kulihat seperti seseorang yg sedang berjongkok menghadap sumur yg tidak trlalu tinggi itu (sebatas lutut kita).
Awalnya aku menganggap
itu manusia, seorang laki2 yg berjongkok biasa. Tapi sepertinya temanku tidak melihat. Karena nampak mereka tidak memperhatikan seseorang tadi. Jika melihat pasti teman2 akan segera menyapa atau unggah ungguh permisi.
Aku coba memperhatikannya lagi.Benar sj dia bukan manusia.Laki2 itu menengok kepadaku, matanya merah menyala, mukanya hitam legam seperti tertumpah oli bekas, yg kukira tadi memakai baju hitam ternyta itu badannya yg hitam legam pula tanpa baju.
Dia menyadari aku bisa melihatnya
"Dia" mulai mengeluarkan kuku panjangnya yg juga hitam dan menampakannya padaku.
Astagfirullah.
Aku langsung menarik temanku untuk berjalan cepat dan segera keluar dari halaman. Sesaat aku juga melihat sesosok anak kecil seperti tuyul juga berjongkok menghadap sumur berjarak
satu meter dari laki2 hitam tadi. Aku sedikit berlari kecil menuju pintu keluar halaman belakang. Teman2ku mengikuti sambil bertanya :
teman :"ngopo kok mlayu2? weruh opo?"(kenapa kok lari? lihat apa)(seperti paham betul mereka dg gerak geriku)
Aku :"orak popo, ben cepet wes
surup, bariki magrib. Ayo!"(gakpapa, biar cepat sudah senja, habis ini magrib. Ayo!)

Aku berusaha mengalihkan rasa takut dan mengajak temanku cepat.
Sesampainya di tenda, aku tidak mengatakan pada teman2 ap yg kulihat. Aku yakin mereka akan takut dan enggan ke rumah Mbah Uti tadi lg. Ya aku masih ingin datang kerumah Mbah Uti sekedar silaturahmi atau numpang mandi. Beliau sangat senang bercakap dengan kami. Mbah Uti ternyta
tinggal seorang diri dirumah besar itu. Tidak punya anak. Suaminya sudah meninggal. Hanya ada saudara sepupunya atau keponakannya sj yg tinggal di samping rumahnya.
Padahal beliau sudah sangat sepuh, jalannya pelan dan sudah membungkuk,enggan berbicara keras.
Esok pagi atau sore kami berencana datang lagi kerumah mbah, ingin bantu2 bersihin halaman belakang yg sdh kotor dan bnyak daun berserakan, merapikan beberapa barang yg berantakan.
Tentu dengan alasan numpang mandi. 😊

esok hari kami menumpang mandi dirumah warga lain. karena merasa gak enak kalo Mbah Uti terganggu dengan suara air mandi kami saat masih pagi. Kami pikir akan ke Mbah Uti sore harinya saja.
Setelah mandi pagi dan mencari sarapan masing2. (Aku membeli susu sapi putih khas tempat ini dan beberapa kue tradisional untuk sarapan). Jadwal kami peserta kemah hari ini adalah melakukan bakti sosial untuk warga setempat. Kami dibagi beberapa kelompok dan sesuai jurusan menuju
tempat kegiatan bakti yg sudah dibagi wilayahnya sebelumnya. Kelas ku dan satu kelas lagi dengan jurusan yg sama dan sama2 kelas 2, ditempatkan disekitar jembatan besar jalan raya. Kami melakukan bersih2 jalan sekitar jembatan dan membersihkan endapan lumpur dibawah jembatan
supaya air dapat mengalir lancar. Kami bahu membahu membersihkan jembatan dengan senang hati. Tentu sj dibumbui canda dan tawa khas anak STM yg gak bs serius.
Tak ketinggalan mahluk ghaib yg selalu ad dimanapun, apalagi seperti dibawah jembatan yg lembab dan teduh ini.
Masih aku melihat "mereka" dibawah jembatan dan juga di pepohonan bambu samping sungai. Mahluk hitam besar berbulu lebat. Satu teman sekelasku yg juga bisa melihat hal2 sprti itu, memberi tahuku ap yg ia lihat juga.
Aku menyuruhnya jangan membicarakan dengan teman yg lain.
Jangan membicarakan "mereka" didekat tempat tinggalnya. Mereka akan datang dan menghantuimu secepat kilat. Aku mengajak temanku itu untuk tetap diam dan tidak memperhatikan "mereka". Pura-pura tidak melihat itu lebih baik.
Aku memang sering memperingatkan satu temanku ini agar
tidak usil pada mahluk2 sperti itu. Jangan mengusik!. Jangan coba2!...
Ya, itu karena temanku ini sering penasaran dan akhirnya melakukan kesalahan yg merugikan dirinya sendiri. (teman yg sm di kemah bakti tahun pertama yg kesurupan pocong yg dia usili sendiri 😁)
Setelah memberi peringatan pada temanku itu, Aku kembali membantu teman2 yg lain membersihkan lumpur. Hingga jam 11 siang kami bersiap untuk kembali ke perkemahan. Sebelumnya kami bermain air disungai dan mengambil beberapa foto. Beberapa mahluk tampak mendekat menjelang Dzhuhur.
Aku segera mengajak teman2 ku untuk naik keatas jalan dan bergegas menuju perkemahan yang lumayan jauh jika jalan kaki. Kami brjalan kaki bersama2 keperkemahan sampai adzan Dzhuhur berkumandang kami masih separuh jalan. Ku tengok belakang memastikan para mahluk itu tdk mengikuti.
Alhamdulillah tak kulihat ad yg mengikuti kami pulang ke perkemahan. Hanya saja ku lihat satu temanku tadinyg kupringatkan nampak sedikit murung. Entah karena lelah atau ad sesuatu menempel dibadannya.
Aku hanya berpikir positif sj, mungkin hanya lelah.
Sesampainya diperkemahan, kami segera bersih2 dan sholat.
Karena kelelahan, kami istirahat dan tertidur hingga menjelang sore hari.
Sore hari kami ingin kembali menumpang mandi di rumah Mbah Uti. Saat kami akan masuk lewat pintu halaman belakang, satu kelompok siswi dari
jurusan lain keluar. Nampak mereka habis menumpang mandi di rumah Mbah Uti.
Kami masuk dan memohon ijin ke Mbah Uti. Mbah Uti terlihat senang melihat kami. Kami bergantian mandi. Saat menunggu kami sempatkan membantu Mbah membersihkan halamannya. Saat kami selsai mandi, Mbah uti
menghampiri kami dan menyampaikan sesuatu. Trnyta Mbah Uti ingin kami memberitahu pada satu kelompok siswi yg sebelumnya juga numpang mandi di Mbah, yg tadi berpapasan dg kami. Mbah uti mengatakan mereka terlalu berisik , berbicara kotor dan kurang sopan. Mbah Uti berharap kami
bisa menegur mereka, supaya jika menumpang mandi jangan berisik apalagi bercanda dengan kata2 yg tidak sopan.
Mendengar itu sungguh kami malu. Walaupun bukan kami yg berbuat sperti itu, tapi mereka masih satu bagian perkemahan. Mbah merasa terganggu saat istirahat siang.
Mbah memang sudah sangat tua, pastinya lebih suka suasana yg tenang. Ibadah yg tenang.
Kami segera memohon maaf pada Mbah Uti. Dan akan menyampaikan pesan mbah uti pada teman2 kelompok lain. Kami segera berpamitan untuk kembali ke perkemahan. Saat melewati sumur, aku berpura2
tak melihat "mereka" yg berada di sumur. Tapi tetap saja, sesosok laki2 hitam melihat ke arahku dengan mata merahnya.
Sebenarnya aku melihatnya, tapi tetap terus berlalu agar tak mengikutiku.
Sesampainya di tenda, temanku BM yg beda jurusan menghampiri kami (teman yg sma saat Kemah pertama).
Dia berbicara pada kami kegiatan hari ini. Serta tjuan utamanya adalah berbicara padaku, tentang batu aneh yg ada disudut pagar itu. (Batu yg sama,yg kulihat saat pertama sampai)
BM mengatakan ada sesuatu didalam batu itu.
Sebenarnya aku melihatnya, bahkan aku melihat sesuatu dibatu itu,tampak menari dimalam sebelumnya.
Namun untuk menenangkan kegelisahan BM,aku hanya memberi spekulasi ilmiah.
Kukatakan padanya mungkin batu itu hanya batu sdh lama dstu
BM terus bersikeras dia khawatir akan sesuatu. Tapi aku terus berusaha meyakinkannya, tetap berdoa dan jangan terlalu khawatir jika sosok itu dibicarkan pasti malah akan berulah. BM memberi tahu aku agar hati2 dan jgn melamun, aku mengiyakannya. kemudian BM kembali ke tendanya.
Malam ini kegiatan dilanjutkan pentas seni. Aku masih melihat mereka membaur. Kali ini ditambah sesosok penari jawa cantik disudut pagar, dia semakin mendekat pada kami. Mencari kelengahan.

Melihat itu, aku menghampiri teman2ku agar mereka tetap fokus dan jangan melamun.
Alhamdulillah pentas seni berjalan lancar dan akan dilnjutkan malam berikutnya.
Kemudian kami semua dihimbau untuk istiraht dan tidur. Kami kembali ke tenda masing2 dn bersiap istirahat.
Bbrp temanku sudah ada yg trtidur.Tapi aku, NS dan SM (skrg almrhumah, SM yg sm di kemah 1)
belum juga mengantuk. Kami masih duduk didepan tenda bertiga. Sampai tiba2 terdengar suara teriakan yg sangat keras dari tenda sebelah kami yg dekat pagar.
Kami sangat terkejut dan berlari ketenda sebelah melihat ap yg terjadi.
Ternyta RN, salah satu kelompok siswi ditenda samping kami mengalami kerasukan. Dia terus berteriak dan tubuhnya tak terkendali.
Aku berlari menuju panitia yg berjaga untuk memberitahu keadaan. Panitia segera datang dan membawa RN menuju tenda panitia.
Dan kami bertiga disuruh kembali ke tenda kami dan segera tidur. Disarankan agar tidak melamun.
Waktu pertama aku melihat keadaan RN yg kerasukan ditendanya, Aku melihat sesosok penari yg berada disudut pagar (yg bersembunyi didalam batu bulat) sudah berada didalam tenda RN
menatap RN dengan tawa sinis mengerikan.
Karena itu aku langsung berlari kepanitia yg berjaga, supaya keadaan RN tidak semakin buruk.

Kami bertiga yg masuk ketenda masih belum bisa terlelap. Apalagi dg suara langkah kaki bbrp panitia bolak balik mengganti bohlam lampu
penerangan yg berada disamping tenda RN yg berbatasan dg pagar luar.
Sebenarnya dari kemarin sudah diberi penerangan, tapi selalu mati selepas jam 9 malam. Bukan karena dimatikan dari pusat. Kemarin juga sama seperti itu. makanya skrg diganti bohlam lmpu lagi.
Kami bertiga belum juga bs tidur, akhirnya kami meminta ijin pda panitia yg berjaga untuk pergi ke kamar mandi sebentar.Kami diijinkan tapi harus ditemani satu panitia agar cepat kembali.
Aku, NS dan SM segera beranjak ke kamarmandi milik Sekolah Dasar disisi kiri lapangan kemah
Sampai di SD, sudah disambut mbak kunti cekikikan di pohon beringin dalam sekolah.
Aku hanya mengatupkan tangan pd bibir, memberi isyarat agar berhenti tertawa. Lalu aku segera ke kamar mandi. Kami semua sdh selasi dr kamar mandi dan keluar SD sudah di tunggu panitia
yg disampingnya ad sesosok pocong dengan muka seperti hangus dan kulit mengelupas. Sepertinya bocah panitia (panitia yg ngnter ke KM satgasnya adek kelas wktu itu) ini tidak menyadari sosok disampingnya. 😁 Padahal si poci nampak seperti menendus dia. Aku hanya diam dan tersenyum
Dan mengajak temanku terus berjalan. Tapi kami berhenti dipos ronda warga sebentar, untuk nonton pertandingan bola di tv yg ad dipos, bersama bbrp teman yg nekat keluar.
Kami diburu2 adik kelas panitia yg takut dimarahi pembina. Tapi kami tetap stay dstu, sampai ad guru pembina
yg berkeliling melihat para siswa supaya cepat tidur. Dengan terpaksa kami kembali ke tenda.
Setelah sekian lama bolak balik badan dipanggangan maksudnya di tenda, kami akhirnya tertidur.

Subuh hari kami sdh bngun dn segera sholat berjamah di mushola yg gak dekat. 500 meter.
Dari hari sebelumnya kami memang sering sholat di mushola ini.
Mushola yg terdpat kerenda dorong didepannya. Kerenda yg menurut kami unik. Karena umumnya kerenda biasanya dipikul, tapi disini kerendanya diberi roda tinggal didorong.

Pagi hari sebelum kegiatan, aku bersama
teman2 ku menumpang mandi di salah satu rumah warga yg tak jauh dari mushola. Karena waktu itu di Mbah Uti sudah ad kelompok siswi lain yg numpang mandi. Kami meminta ijin kepda seorang bapak2 disalah satunrumah yg halamannya luas. Ada pohon rambutan yg rimbun didekat
pintu samping yg menuju kamarmandi. Kami dipersilakan lewat pintu samping itu. Lalu bapak pemilik rumah pergi mengendarai motornya, entah kemana.
Kami sgera brgantian mandi. Melihat kondisi rumah bapak tadi lumayn berdebu dan berantakan. Kami sedikit membantu menyapu, mengepel
dan merapikan barang yg brntakan. Sepertinya bapak ini tinggal sndri juga drmh besar ini. Pintu depan dan jendela depan seperti tak pernah dibuka. Gelap, banyak debu. DiRuangan tengah dekat kamar mandi terlihat foto sebuah keluarga. Tapi anehnya rumah ini seperti tak dijamah
sebuah keluarga.
Dirumah bapak ini aku hanya melihat sesosok perempuan duduk dikursi ruang tamu yg gelap, berbaju merah dan berambut sebahu. Entah siapa,aku tak ingin mengusik.

Setelah kami semua selesai mandi dan keluar rumah tampak 2 orang ibu2 berada dijalan depan rumah bpk
seperti bergunjing sambil menunjuk2 rumah bapak itu. Kami menyapa kedua ibu tadi, tapi hanya dibalas tatapan yg sinis.Sampai kami keluar halaman dn berjlan beberapa meter bapak belum juga kembali.Tapi beberap puluh meter kami sempt bertemu bapak tadi dijalan, kamipun brtrimaksih
Pagi ini kegiatan peserta kemah adalah bersosialisasi dengan warga sekitar. Yang mengikuti ekstrakurikuler bisa berpartisipasi dalam pembagian tugas sosialisasi di masyarakat. Karena aku mengikuti ekstra pencak silat, tugasku baru dimulai nanti malam sebelum pentas seni.
Pagi menjelang siang kami hanya bersuka cita dengan teman sekelas. Warga sekitar kemah yg memiliki pohon kelapa menawarkan kelapanya untuk diambil dan diminum bersama. Satu temanku pun memanjat pohon kelapa itu dan mengambil beberapa buah kelapa muda.
Siang hari setelah shokat Dzhuhur, teman2 kembali ke tenda dan memasak beberpa mie instan untuk dimakan bersma. Setekah makan mereka istirahat. Tapi tidak dengan aku dan satu temanku AR, kami berdua ingin menyusuri desa melihat2 kebun warga disiang hari yg terik. 😁
Aku dan AR berjalan menyusuri kebun warga, masih ada beberapa warga dikebunya. Sampai sudah agak jauh, AR merasa ingin buang air. Kami pun mampir ke rumah salah satu warga didekat kebun. Kami mohon ijin menumpang buang air dikamarmandi. Sambil menunggu AR, aku sedikit berbincang
pada ibu pemilik rumah yg usianya 40-50 tahunan.
Ibu mengatakan tinggal sama bapak dan Bapak saat itu masih disawah.
Aku sempat melihat lihat peliharaan ibu dan bapak. Beberapa ekor kelinci yg gemuk, Ayam yg lucu2 dan Sapi yg super besar (kepala dan badan sapi nampak berotot)
Aku sampai takjub melihat sapi itu. Suaranya pun mengagetkan Akudan juga temanku yg masih di Kmrmandi.
Akhirnya temanku selesai buang air. Tepat sekali waktu itu adzan Sholat Ashar. Kami disuruh ibu untuk sholat Ashar sekalian dirumahnya. Kami menurutinya, karena ajakan baik ibu
Kami segera sholat dipinjami mukena ibu. Selesai sholat ternyta suami ibu sudah datang dari sawah. Bapak bersih2 dan mempersilakn kami duduk sbentr untuk berbincang.
Bapak bercerita memiliki satu anak laki2 yg juga alumni sekolah kami yg bekerja diluar kota. Hanya sesekali pulng
Bapak dan ibu terlihat sedih saat menceritakan anaknya yg jarang pulng.
Tak lama ibu mengeluarkan hidangan makanan. Karena tidak enak sudah menumpang kamarmndi dan sholat, kami berpamitan ke bapak ibu untuk kembali ke perkemahan. Tapi bapak melarang.
Bapak :"Ojo bali sek nok, orak elok. Namu kudu mangan disik. Orak pareng metu teko namu wetenge ngeleh".
(Jangan pulang dulu nak, gak baik. Bertamu harus makan dulu. Tidak boleh keluar dari bertamu dengan perut lapar)
Ibu :"Ayo dimaem disik, ngko terus bali. Wes disiapke ibu sak
onone koyo ngene tok nok. Dimaafi yo".
(Ayo dimakan dulu, nanti terus pulang. Sudah disiapkan ibu seadanya kayak gini,nak. Dimaafi ya)
Aku :"Ya Allah, Bapak ibu malah ngrepoti niki, Ngapuntene nggih Pak Buk, Niki mpun cukup sanget. Alhamdulillah".
(Ya Allah, Bapak Ibu malah
merepotkan ini, Maaf ya Pak Bu. Ini sudah cukup sangat. Alhamdulillah)

AR :"Nggih Bu, nyuwunsewu nggih".(Iya bu, maaf ya)

Bapak :"Wes ayo lek dipangan selak sore ngko. Bapak ibu kui seneng onk bocah mrene, dadi kroso koyo anake dewe".(Sudah ayo dimakan keburu sore nanti.
Bapak ibu itu senang ada anak kesini, jadi kerasa kayak anak sendiri)

Aku dan AR mengangguk dan menahan airmata. Pasti bapak ibu sangat rindu anaknya yg jauh. Sampai baik sekali memperlakukan kami seperti anak mereka.

(Ngetik ini sambil brambang kek ngiris bawang merah)
Selesai makan, sebenarnya kami disuruh mandi sekalian disitu. Tapi karena gak enak hati, kami putuskan untuk kembali sja. Nanti bisa mampir ke warga lain untuk numpang mandi.
Kami berpamitan pada bapak ibu yg nampak sedih kami pulang. Bapak ibu berpesan besok kesini lagi.
Jika masih ada hari. Atau disuruh mampir kerumah jika suatu waktu kami kembali ke daerah ini. Kami salim dan memberi salam. Akunl dan AR kemudian mampir mandi di rumah warga lain kemudian kembali ke kemah.
Sampai di tenda, kami dimarahin teman2. Katanya dicari kemana mana gak ketemu. Ditungguin mandi sama2 juga trnyta sdh mandi. Kami hanya tertawa dan minta maaf pd mereka.

Setelah sholat magrib, aku bersiap untuk menampilkan ekstra pencak silat yg aku ikuti. Saat isya aku dan
teman2 sholat terlebih dahulu di mushola yg agak jauh itu.
Sebelum sholat kuperhatikan kerenda yg ada didepan mushola, terisi satu pocong berbaring. Tak terlihat wajahnya, hanya diam saja dengan kain kafan yg masih putih bersih. Aku terus memperhatikannya sampai masuk ke mushola
Tapi pocong itu tak bergerak, tak menampakkan wajahnya. Seperti penampakan pocong lain yg suka usil.
Lebih aneh lagi pocong itu tercium bau harum bunga segar. Padahal biasanya pocong menampakan diri dengan bau yg busuk.
Kembali dari shokat isya. Aku masih terus memikirkan pocong itu. Kenapa dia nampak sperti bukan mahluk halus biasanya. Apa dia?.
Banyak pertanyaan trngiang.
Aku hanya mlanjutkan kegiatan.Aku dn beberapa teman menampilkan ekstr pencak silat seperti mematahkan besi dragon dan kikir
Dan dilanjutkan pentas seni beberapa kelas termasuk kelasku. Aku tak ikut dlu dalam pentas seni sprti kemah pertama, karena memperkirakan setelah tampil patahan silat pasti lelah.

Aku hanya ikut menjadi penonton. Sampai beberapa waktu berlalu. Satu temanku sekelas
yg sebelumbya kuperingatkan waktu dijembatan tiba2 jatuh dan terus berteriak serta mengeram. Yah akhirnya dia kerasukan juga. 😂
Padahal sudah kuperingatkan sebelumnya agar tidak mengusili "mereka".
Tetap sj dia bandel.
Temanku itu dibawa ke tenda panitia dan berusaha disadarkan oleh beberapa guru pembina. Banyak siswa yg berkerumun malah melihatnya.
Teman2 ku yg khawatir padaku, takut aku ikut kerasukan menanyaiku apakah aku baik2 saja.
Teman2 :"Kamu gk papa T?"
Aku :"Aku gpp...orang aku
enjoy aj, itu hanya dianya sja cari2"
Teman2: "Tenan lho gakpopo?, Ayo nyingkir wae".(Bener lho gakpapa?,Ayo minggir saja)

Aku hanya menuruti saja supaya mereka tak khawatir padaku. Aku digandeng beberapa teman perempuan dan diantar bbrp teman sekelas untuk menjauh dari dekat
tenda panitia. Aku cukup terharu dengan perhatian teman2ku. Mereka memang selalu baik padaku. Walaupun kadang sungkan. Karena aku terlihat mistis.
Malam itu temanku yg kerasukan butuh waktu lama untuk sadar. Ya karena dia dirasuki sesosok genderuwo. sepertinya yg ikut dari
bawah jembatan sebelumnya.
Aku hanya diberi tahu teman2 lain tentang kondisi satu temanku itu.

Pagi hari saat sholat subuh dimushola. Aku dan teman2 tidak melihat keranda yg ada didepan mushola lagi. Teman2 ada yg takut, heran karena kerendanya hilang.
Tapi aku menunjukan
di jalan lurus depan mushola ke arah selatan terdapat bendera kuning yang artinya ada orang meninggal dunia. Dan tentu kerenda itu diambil dan akan digunakan. Teman2 lega melihat itu.

Aku yg melihat kondisi ini. Jadi berpikir, apakah pocong yg kulihat tiduran di kerenda tadi
malam adalah pertanda seseorang akan meninggal. Dan pocong itu hanya refleksi akan ada seseorang dikafan dan menggunakan kerenda ini.
Sampai sekarang aku masih berpikir. Ada kah yg tahu maksudnya?
Apa benar pemikiranku?
Tolong jawab ya yg baca.. 😁
Pagi ini hari terakhir kami diperkemahan. Aku dan ketiga teman dekatku berencana membeli kerudung untuk diberikan pada Mbah Uti sebagai kenang2an dan sebagai tanda terimakasih sudah mengijinkan kami menumpang dikamarmandinya. Setelah membeli kerudung dan membungkusnya,
kami berempat ke rumah Mbah. Tapi sayang sekali mbah gak mau menerimanya. 😭

Mbah :"Mbahe orak meh nompo iki nok, nak mekso kon nompo berarti koe kabeh orak nganggep aku mbahe koe podo. Nak ijek ameh seduluran karo mbah, ojo wenehi opo2. Cukup mampiro rene nak pas ono ning kne".
(Mbahe gak mau menerima ini nak, kalau maksa minta diterima berarti kalian semua tidak menganggap aku nenek kalian. Kalau masih ingin jadi saudara sama Mbah, jangan memberi apa2.Cukup mampir kesini saat kalian kesini lagi)

Kami :"Nggih Mbah".(Iya Mbah)(sambil nunduk rasa sedih)
Lalu kami berpamitan dengan mbah uti, nanti akan kembali ke semarang.
Mbah Uti memeluk kami dan kami pamit salim pada mbah.
Kami keluar dari pintu belakang dg wajah sedih dan berat hati meninggalkan Mbah yg seorang diri.

Saat kami sudah didalam bus dan bus berjalan pelan.
Ternyta Mbah Uti sudah dipinggir jalan melepas kepulangan kami. Kami melambaikan tangan pada Mbah dan dibalas oleh Mbah Uti. 😭 (Rindu Mbah Uti)

Kami pulang dengan suka, cita dan haru. Tentu selamat sampai tujuan. Alhamdulillah.
Oh iya.. Beberapa kali RN yg kesurupan pertama kali, tampak sedih bahkan menangis keras didalam tendanya saat siang hari. Ternyta dia teringat pacarnya yg sebelumnya meninggal karena kecelakaan. Dia terbawa suasana pada lagu yg diputar diradio kemah. Mungkin pikiran sesihnya itu
sedihnya itu membuat pikirannya kosong sehingga kerasukan.

Selesai....

Aku akhiri ceritanya. Maaf memang gak begitu horror. Aku hanya inggin menceritakan pengalamnku. 😁
Pesan saya dari cerita ini :

1.Jadilah baik pada semua temanmu, beri pengertian dan perhatian agar tak banyak salah sangka.
2. Tetap fokus dan jangan melamun dimanapun agar tak kerasukan. Perbanyak istigfar.
3. Bersikaplah sopan dimanapun, baik ucapak maupun perbuatan.
4. Jadilah orangtua yg sangat baik sperti bapak ibu yg aku temui.
5. Jadilah orang baik seperti Mbah Uti yg suka menolong dan rajin beribadah.
6.Jangan berprasangja buruk pada tetanggamu sendiri. Apalagi sampai menggunjingkannya.
7. Selalu ingat mati! Jaga kesehatan!
Terimakasih yg baca, like dan RT. 😉😘

Jangan lupa cuci tangan ya. Lebih baik stay at home jika tidak mendesak seperti bekerja dll. Jangan ke tempat yg ramai dlu. Aku sayang kalian. 😍

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with inTan_T

inTan_T Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @gundulsilir

Mar 21, 2021
"Omah"

Thread

Ojo lali uluk salam lek e mlebu omah le ! . Omah kui orak mung dwe sing manggon. Mesti ono bongso liane.
(Jangan lupa salam kalau masuk rumah, nak!. Rumah itu tidak hanya kita yg tinggal. Pasti ada mahluk lain) : pesan alm.Bapak
#bacahorror @bacahorror
#ceritaht Image
Bismillah

Hallo semua,
Sdh cukup lama mau cerita ini, tapi agak mager. Jadi pelan-pelan ya, sambil menikmati magernya.
Akhir-akhir ini jadi kepikiran pesan alm. Bapak, jangan lupa mengucapkan salam saat masuk rumah !

Sebut saja aku. Keterpaksaan ku harus pindah2 rumah karena tuntutan keadaan. Maklum aku adalah kontraktor alias tukang kontrak rumah. (Jangan diketawain) 🤭
Read 117 tweets
Aug 13, 2020
"Mbah Uti"

Thread

beban itu terasa berat, jangan simpan terlalu dalam.

#truestory
#bacahoror
@ceritaht Image
Satu cerita dari teman terdekatku yang ayahnya sudah seperti ayahku, yang ibunya sudah jadi ibuku, yang neneknya juga kuanggap seperti neneku sendiri.
Kami lahir dihari, tanggal dan tahun yg sama hanya saja berbeda ibu.
Mungkin ini yg membuat aku lebih peka trhadap pribadinya.
Aku akan menjadi orang pertama, sebagai temanku.
Read 133 tweets
May 29, 2020
"Kamar 206"

Thread

Aku tidak ingin pergi dari sini, aku ingin kalian ingat matiku yang begitu tragis disini.

(based on true story)
#bacahorror
@bacahorror
@ceritaht Image
Cerita dari salah satu teman di penghujung tahun 2019 kemarin. Sebelum Jabodetabek banjir hebat diawal tahun 2020 ini.
Dan sebelum negara api menyerang. 😆 (maksudnya sebelum virus corona mewabah di indonesia)
"Ah, gimana ini hari raya tetap kerja. Padahal sudah janji dengan keluarga" benakku.

Tetap saja terpaksa harus ku jalani. Padahal aku sudah janji pada keluarga kecilku dapat pulang ke kampung halaman.
Read 73 tweets
Apr 27, 2020
"K i r i m a n"

Thread
(based on true story)

Tiba-tiba datang, membawa rasa yang tak biasa.

#bacahorror
@bacahorror
#memetwit
@ceritaht Image
Tahun 2014

Hari ini hari Minggu. Aku sudah bangun pagi dan bersiap siap pergi bersama kakak sepupuku. Kami dari beberapa hari yg lalu sudah merencanakan kegiatan ini.
Kegiatan yg sudah lama aku ingin lakukan. Ditambah kakak sepupu ku yg ikut bersemangat karena masih berhubungan dengan jurusan kuliah yg dia ambil. Juga masih berhubungan dengan ibunya.
Read 45 tweets
Apr 27, 2020
"WARISAN LELUHUR"

Thread
(based on true story)

Tak pernah mengenal, Tak pernah bersua, tapi terwarisi.
Bukan sebuah benda juga bukan harta, tapi sebuah jiwa.

#bacahorror
@bacahorror
#memetwit
#leluhur
@ceritaht Image
Warisan. Bagi sebagian orang mendapat warisan adalah sesuatu yg menyenangkan. Warisan yg bisa manfaat baik untuk beberapa orang.
Ya jika warisan itu dpt memberi mu rasa yg membahagiakan.
Tapi tidak untukku, aku tidak mengharap, tdk meminta tetapi diwarisi. Warisan turun temurun.
"Jin" itulah nama warisan yang kudapatkan. Aku tidak tahu apa itu. Aku tidak tahu darimana itu. Aku tidak tahu nama dari lelembut itu. Aku juga tidak tahu apa guna warisan itu.

Inilah cerita ku. Cerita tak bergambar yang penuh sendu.
Read 65 tweets
Apr 11, 2020
"W e l i ng"

Thread
(Based on true story)

ketika tangismu masih terlihat olehku, walau kau tak lagi tampak pada mereka

#bacahorror
#memetwit
#truestory
@ceritaht Image
Bukan bermaksud apa2, hanya ingin menceritakan apa yg kulihat. Mohon ambil hikmah dan pesan ceritanya saja.
Ini ceritaku tentang seorang temanku yg meninggal dalam kecelakaan tragis. Seorang teman yg sudah bagaikan saudara untuk kami semua teman sekelas di masa STM.
Read 83 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(