Saya mengikuti opini beberapa tokoh yang saya kagumi mengenai penanganan COVID-19. Backgroundnya bervariasi. Mulai dari politikus, tokoh IT, dokter spesialis, ahli statistik, pebisnis, sampai CEO startup. Ada hal menarik yang saya temukan (cont)
Ada yang pro lockdown, ada yang kontra. Ada yang bilang masker tidak berguna untuk orang sehat, ada yang bilang berguna untuk orang sehat. Ada yang pro disinfection chamber, ada yang bilang malah bahaya.
Ada lagi yang awalnya pro lockdown, setelah lihat kondisi India pasca lockdown jadi kontra lockdown dan jadi pro masker kain. (Cont)
Satu hal penting yang bisa kita petik dari situasi yang dinamis ini adalah bahwa tidak ada satupun ahli yang bisa mengklaim dirinya paling ahli dalam penanganan COVID-19. Di saat genting ini, berpikiran terbuka, rela dikritik, dan mau bekerjasama adalah kunci. #COVID19indonesia
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1 Agustus 2020 diperingati sebagai hari Kanker Paru Sedunia. Sebanyak 80% kematian akibat kanker paru disebabkan oleh merokok. Tak hanya kanker paru, merokok memperparah berbagai macam penyakit, termasuk diabetes, hipertensi, dan tentu saja COVID-19.
Kita semua sudah tahu bahwa rokok berbahaya, tapi saya ingin bahas hal yang sedikit berbeda. Yaitu harga rokok di indonesia dan efeknya pada tingginya jumlah perokok di Indonesia.
Kalian pernah lihat gambar seram di bungkus rokok? Hal itu dilakukan untuk "menakuti" para perokok. Kelemahannya? Gambar harus diganti secara periodik untuk mencegah overexposure, artinya perokok lama kelamaan akan "kebal". Cara yang lebih gampang? Naikin aja harga rokok.
Analogi yang sangat akurat mengenai pentingnya kualitas penelitian di era Pandemi COVID-19 ini sebelum mengumumkan sesuatu, apalagi mengklaim sesuatu sebagai obat yang ampuh. Mari kita bicara tentang apa itu RCT dan apa pentingnya.
Memahami kualitas dan kekuatan penelitian sangat penting agar tidak overclaim dan terburu-buru dalam mengumumkan sesuatu. Misal kalung antivirus corona yang diumumkan oleh Kementan dan 5 kombinasi obat anticovid-19 yang diumumkan oleh salah satu univ di surabaya.
Pada saat diumumkan, kedua pilihan terapi tersebut hanya berbasis penelitian in vitro (diuji pada sel, BUKAN pada manusia), namun terkesan seakan sudah efektif untuk mencegah atau mengobati COVID-19 pada manusia.
Sebelumnya teman-teman tahu bahwa penyebaran COVID-19 terutama melalui droplet (atau bahasa awamnya "muncratan") yang timbul saat kita batuk, bersin, atau berbicara. Namun bukti-bukti terbaru menunjukkan, bahwa penyebaran secara airborne atau udara mungkin terjadi.
Pada surat terbuka yang ditujukan untuk WHO pada jurnal Clinical Infectious Disease, para ilmuwan mendesak WHO untuk meninjau kembali kemungkinan penyebaran COVID-19 melalui udara.
Hai teman-teman, bagi yang DMnya tidak sempat dibalas, bisa pantau thread ini ya. Ini adalah FAQ dari berbagai pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh teman-teman semua.
Setiap tweet akan saya sertakan sumbernya agar bisa kamu telusuri lebih lanjut jika kamu menginginkan informasi tambahan.
Jika ada hal yang kurang kamu setuju, boleh banget untuk diskusi atau koreksi.
1. Apa itu COVID-19?
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga coronavirus. Virus penyebabnya secara resmi dinamakan SARS-CoV-2, masih satu grup dengan virus SARS dan virus MERS-CoV
Oke guys, karena agak gemas melihat banyak iklan-iklan weightloss yang agak-agak gengges di jejaring sosial belakangan ini, thread ini bertujuan untuk memberikan info yang benar mengenai weight loss.
Pertama-tama, klarifikasi dulu bahwa produk-produk weightloss yang kalian lihat beredar di socmed, entah itu buah plum, kopi hijau, daun jati belanda, dll hanya efektif untuk membuat langsing DOMPET kalian. So, save your money and avoid them!
Dalam naik-turunnya berat badan kalian, hanya satu hal yang benar-benar berpengaruh. Yaitu calorie balance / keseimbangan kalori. Yaitu berapa kalori yang masuk dan keluar dari tubuh kalian.