Ini adalah contoh pembacaan baris kompleks teks Sunda kuno dari koleksi Kabuyutan Ciburuy. Selain menggunakan aksara Sunda yang lebih arkaik, dalam gambar ini terlihat upaya koreksi dari penulis/penyalin naskah.
#naskahsundakuna #naskahsundakuna #aksarasundakuna #aksarasunda
#naskahsundakuna #naskahsundakuna #aksarasundakuna #aksarasunda
Setelah beberapa lama "ngahuleng" melihat susunan ini, saya transliterasikan seperti ini:
"panabay·baya /ganal·\ [m] /°a\li(t·)"
dibaca:
"panabaybaya ganal alit"
"panabay·baya /ganal·\ [m] /°a\li(t·)"
dibaca:
"panabaybaya ganal alit"
Catatan:
1. Tanda (x) di atas 'ya' sebagai penanda sisipan kata "ganal" (arti: besar) di bawah baris (lingkaran merah).
2. Pada baris utama selanjutnya terdapat tanda baca (-)
1. Tanda (x) di atas 'ya' sebagai penanda sisipan kata "ganal" (arti: besar) di bawah baris (lingkaran merah).
2. Pada baris utama selanjutnya terdapat tanda baca (-)
3. Aksara "ma" dengan tanda koreksi gabungan panghulu + panyuku (i+u), sehingga aksara "ma" tidak perlu dibaca karena dianggap salah (lingkaran biru).
4. Di atas koreksi aksara "ma" ada tanda silang (x) yang menunjukkan satu aksara di baris bawahnya, yaitu "a" vokal mandiri.
4. Di atas koreksi aksara "ma" ada tanda silang (x) yang menunjukkan satu aksara di baris bawahnya, yaitu "a" vokal mandiri.
5. Barulah setelah dibaca "a", dilanjutkan dengan "li" pada baris utama (panah kuning), yang kemungkinan pada baris kedua paling kiri (tidak ada dalam gambar) tertulis aksara "ta" dengan "pamaéh", sehingga kata ini dibaca "alit" (arti: kecil).
Kasus penulisan kompleks seperti ini meskipun tidak banyak, saya temukan beberapa kali dalam berbagai bentuk dan tingkat kerumitan yang berbeda. Khususnya dalam koleksi naskah Ciburuy yang telah didigitalkan oleh @bl_eap
