Hari ini hari Minggu. Aku sudah bangun pagi dan bersiap siap pergi bersama kakak sepupuku. Kami dari beberapa hari yg lalu sudah merencanakan kegiatan ini.
Kegiatan yg sudah lama aku ingin lakukan. Ditambah kakak sepupu ku yg ikut bersemangat karena masih berhubungan dengan jurusan kuliah yg dia ambil. Juga masih berhubungan dengan ibunya.
Aku berencana membagikan sedikit makanan dan memberi atau mengganti pakaian pada orang2 dijalan yg sakit jiwanya. Ya aku memang selalu tak tega melihat mereka, entah kenapa aku selalu tak bs membendung airmata saat melihat org terlantar dijalan.
Apalagi mereka yg renta, org yg sakit jiwanya, anak2 yg ditelantarkan orang tuanya. Aku selalu berdoa semoga Allah mengabulkan cita2 ku untuk membantu mereka yg terlantar dengan mendirikan sebuah rumah bersama yg layak untuk mereka. Aamiin
Hari minggu ini aku menyusuri Kota Semarang menggunakan sepeda motor bersama sepupuku. Membawa sedikit makanan dan beberapa baju.
Kami sllu meneteskn air mta setiap bertemu salah satu dari mereka. Sekedar menyuapi mereka makanan yg layak. Sekedar mengganti pakaian mereka yg
kotor atau bahkan yg tidak berpakaian. 😢
Kadang ucapan kecil terimakasih mereka membuat hati kami tersayat dan semakin meneteskan air mata. Dimana keluarga kalian? masih adakah? bgaimana kalian bs begini? 😭
Hingga hampir sore kami menyusuri kota ini dan bertemu mereka semua. Sebagian orang yg melihat ad yg memberikannya senyumnya, ada yg memberikan raut jijik juga keheranan. Tapi kami tidak pedulikan.
Kami berencana melanjutkannya esok hari atau minggu depan lg saat libur.
Aku dan sepupuku segera pulang kerumah dan menyimpan baju dan minuman yg masih tersisa.
Esok hari.
Senin pagi aku bersiap berangkat kerja. Semua masih berjalan normal hingga hari Rabu. Aku masih berangkat kuliah malam seperti biasa bersama sahabat terdkatku.
Hari kamis. Aku pulang lebih awal karena mata kuliah hari itu ditiadakan. Aku sudah sampai rumah sekitar jam 5 sore. Bersih2 dan istirahat. Sampai adzan magrib berkumandang. Tidak seperti biasanya jalan depan rumah yg biasanya masih ad satu dua org melakukan kegiatan, hari itu
sunyi sebelum magrib (surup).
Tepat setelah adzan magrib selesau berkumandang. Tiba2 terdengar suara dentuman keras dari atas genting rumah ku. Seperti ada yg melempar batu besar. Kencang dan sangat keras.
Suara itu sampai 3 kali ditempat yg berbeda2. Pertama di atas ruang keluarga. Kedua diatas genting Ruang tamu. Dan yg ketig terakhir tepat diatas kamat tidurku. Suara seperti lemparan batu itu didengar semua anggota keluarga ku. Benar2 sangat keras. Tapi yang anehnya tidak ada
suara benda menggelinding jatuh dari lemparan diatas genting tadi. Bahkan tidak ada genting yang pecah sama sekali. Padahal jelas itu sangat keras dan terdengar benda yg terlempar adalah benda solid yg keras.
Karena kaget ibu sampai pergi keluar dan mencari orang yg melempar. Tapi tidak ada satupun orang diluar. Ibu hanya melihat satu tetanggaku yg baru saja keluar dari rumahnya dan membenarkan selang air. Ibu bertanya namun tetanggaku juga tidak mengetahuinya karena dia juga baru
saja keluar rumah. Biasanya memang rumah tetanggaku itu dibuat kumpul anak2 muda. Tapi sore itu tidak ada satupun anak yg ada disitu.
Ibuku kembali kedalam rumah dengan rasa penasaran. Begitu juga dengan kami. Tapi akhirnya kami tidak bgtu menghiraukannya.
Keesokan hari.
Hari Jum'at. Aku berangkat kerja seperti biasa, dengan badan yg agak lesu entah kenapa.
Jum'at sore, badanku semakin lesu mataku terasa letih dan pedih. Tapi aku tetap berangkat kuliah malam. Jum'at selepas magrib, nafasku mulai panas. Badanku panas.
Sampai kuliah berakhir aku masih lesu dan semakin letih. Sgera aku pulang kerumah dan istirahat.
Pukul 00.00 (12 malam tepat). Aku terbangun karena merasa sangat demam hingga menggigil.
Tak ada seorangpun bisa kupanggil. Aku masih merasa demam tinggi dan terus menggigil. Sampai "dia" datang mengelus kepalaku perlahan dengan wajah pucat yg terlihat agak khawatir. Pelan-pelan aku mulai terlelap kembali dengan demam yg belum juga turun.
Keesokan hari. Aku masih agak demam tapi tidak setinggi tadi malam. Aku tetap berangkat kerja. Untung saja hari sabtu pulang lebih awal. Dan hari itu anak salah satu teman kantor ad yg menikah, kami semua diundang. Sabtu siang stelah Dzuhur, badan ku mulai panas tinggi kembali.
Aku putuskan istirahat dibagian ruang kantor. Tapi badan ku masih terasa demam dan panas seluruh tubuh. Sayup2 terlihat dari mataku yg ikut pedih karena demam kulihat "mereka" para penghuni kantor yg singup ini mengerumuniku. Seolah aku makanan yg baru selesai dimasak.
Iya penghuni kantor ini cukup banyak. Aku sudah berpindh kantor dari sebelumnya yg berada disemawis. Masih sama kantor konsultan perencana. Letaknya lebih dekat dari kampus.
Tapi kantor ini lebih singup (bangunan sudah lama) dari Kantor semawis yg masih bru.
Ditambah sekitar pekantoran ini. Rumah2 nya banyak yg kosong karena termasuk komplek perumahn lama. Jalan nya pun tidak begitu ramai.
Kantor ini berlantai 2. Tapi lantai 2 tidak digunakan. Karena pegawai2 sebelumnya banyak diganggu dilntai 2.
Siang itu para penghuni kantor yg biasa aku lihat. Semua mendekat pada ku dan mengerumuniku. Sampai tanpa sadar aku membuat gerakan mengusir mereka seperti mengusir ayam. Mungkin karena demamku juga. Tapi aku yakin itu mereka.
Aku sampai ditenangkan sahabatku karena khawatir padaku. Aku terus bilang padanya. Badanku panas. Panas sekali.
Hari itu kami pulang lebih awal dan mampir ke pernikahan anak teman kantor kami. Ya seperti biasa sesakit apapun aku, Aku masih sanggup berdiri dan berjalan.
Menjelang sore kami semua pulang, terlebih dahulu aku mampir membeli obat dan air kelapa hijau untuk meredakan demamku. Saat itu tempat yg aku singgahi dekat dengan pantai dan laut.
Segera setelah itu aku pulang. demamku reda kembali hingga sampai dirumah. Aku sgera bersih2 dan istirahat.
Adzan magrib berkumandang. Aku segera sholat. Dengan badanku yg mulai merasakan letih dan mata yg pedih.
Selepas isya suhu badanku mulai naik. Jam 9 malam badanku panas tinggi dan menggigil. Sudah minum obat dan dikompres tapi suhu tubuh tak kunjung turun.
Pukul 11.00 suhu badanku tak kunjung turun. Penglihatanku nampak samar2. Tak lagi jelas.
Tak ada yg lain kurasakan selain demam ini. Dari penglihatanku yg semakin samar2. Aku seperti melihat bayangan hitam yg cukup besar berdiri didekat pintu kamarku. Entahlah aku tak yakin. Aku hanya menganggap mungkin hanya bayangan sesuatu yg tak sengaja kutangkap.
Pukul 12 malam. Masih dalam samar2 "dia" datang mencoba membuatku tenang. Dengan sentuhan lembutnya dikeningku.
Hari senin. Sepulang kerja. Aku pergi keklinik diberi obat. Seminggu sampai obat habis. Badanku masih panas. Setiap saat panas. Dan Suhu memuncak setiap magrib dan
menjelang jam 12 malam.
Satu minggu berlalu aku test lab darah. Cek typus dan DB.
Tapi hasilnya tidak jelas.
Aku kembali keklinik. Diberi surat rujukan ke RS daerah, karena demam sudah satu minggu lebih. Tapi saat ke RS daerah. Aku dinytakan baik2 saja. Test lab lagi masih
dalam batas wajar. Aku kembali pulang. Tapi demam ku tak juga membaik.
Tiga hari berikutnya demamku semakin parah. Kepalaku berat. Penglihatanku berkunang2.
Aku dibantu sahabatku ke RS Swasta Islam. Karena demam sdh hampir 2 minggu. Dan penglihatanku seperti berputar, Aku disarankan untuk rawat inap.
Maka aku rawat inap 4 hari 3 malam.
Slma di RS demamku masih sama naik turun dan mncapai demam tinggi setiap magrib dan tengah malam.
hari ke empat. Aku diperbolehkan pulang karena saat cek suhu sudah normal. Infus sudah dilepas. Tapi badan mulai kembali demam.
Benar2 panas saat disentuh.
Tapi aku tetap pulang dan tidak mengatakan pada suster.
Sampai rumah. Badanku letih kembali.
Karena kondisi ini. Ibu mengajaku berobat ke seorang nenek yg biasa memijat bayi dan org dewasa. Disini cukup terkenal. Karena byk yg kembali baik setelah dipijat. Apalagi jika ad sesuatu yg yg tak biasa, katanya nenek tadi akan mengetahuinya
Setelah dipijat tepatnya hanya ditiup ditengkuk ku oleh nenek. Aku diajak pulang dan diberi bedak lumur untuk diberikan sebelum malam.
Sampai rumah aku kembali istirahat dan diberi bedak yg ditambah godong intik2 (daun intip2) sesuai perkataan mbah tadi.
Menjelang magrib. Badanku mulai demam. Aku tiduran dalam posisi terbalik dari ranjamku. Bila mendongkan kepala aku akan bisa melihat pintu kamar.
Saat itu
Aku mendongakan kepala kearah pintu dan tembok. Kulihat sesosok mahluk yg mengerikan. Badan kekar hitam rambut gimbal panjang. Taring yg tajam keluar dari mulutnya. Matanya merah. Dikepalanya memakai mahkota berkilau. Ditangannya membawa sebuah senjata yg entah itu berbentuk apa
Mahluk itu mengeram dan memperlihatkan kemarahannya.
Aku tak bisa bergerak dan tak bisa mengajaknya berkomunikasi.
Dia sudah siap menyerangku dengan senjata yg dibawanya.
Karena sudah tak bisa bergerak. Aku hanya menutup mataku. Tapi tiba2 sesosok lain datang hampir mirip tapi aku yakin ini sosok perempuan. Dia seakan melarang buto laki2 tadi menyerangku. Entah mereka berdiskusi apa. Kemudian kedua sosok tadi menghilang.
Entah kebetulan atau tidak selepas magrib. Demamku turun. Tengah malam sudah tidak demam kembali juga.
sesosok buto yg menyeramkan tadi tak terlihat kembali.
Esok hari aku tak lagi demam.
Walaupun badanku belum 100% pulih.
Aku sangat bersyukur demamku yg selama 2 minggu lebih,sudah kembali membaik.
Ada yang mengatakan demamku karena sebuah kiriman jin dari seseorang yg tidak suka. Tapi aku tetap berpikir positif.
Mungkin memang kondisi badanku yg kurang baik. 😊
Entah benar atau tidak perkataan orang. Aku hanya akan terus berdoa yg terbaik untuk orang2 yg tidak menyukaiku. Dan memohon maaf secara tidak langsung jika perbuatan atau kata2ku membuat orang merasa tersakiti.
Semoga Allah menyampaikan isi hatiku.
Ku Akhiri ceritaku.
Pesanku :
* Tetaplah berbuat baik pada siapapun.
* Jangan membalas orang yg sudah menyakitimu, maafkan dan doakan yg baik.
* Teruslah berpikir positif pd semua orang.
* Jangan lupa perbanyak ibadah.
* Jangan lupa bersyukur.
Jaga selalu kesehatan. Jangan lupa sering cuci tangan. Pake masker bila keluar rumah. Makan makanan yg bergizi. Yuk kita putus penyebaran covid 19.
Ojo lali uluk salam lek e mlebu omah le ! . Omah kui orak mung dwe sing manggon. Mesti ono bongso liane.
(Jangan lupa salam kalau masuk rumah, nak!. Rumah itu tidak hanya kita yg tinggal. Pasti ada mahluk lain) : pesan alm.Bapak #bacahorror@bacahorror #ceritaht
Bismillah
Hallo semua,
Sdh cukup lama mau cerita ini, tapi agak mager. Jadi pelan-pelan ya, sambil menikmati magernya.
Akhir-akhir ini jadi kepikiran pesan alm. Bapak, jangan lupa mengucapkan salam saat masuk rumah !
Sebut saja aku. Keterpaksaan ku harus pindah2 rumah karena tuntutan keadaan. Maklum aku adalah kontraktor alias tukang kontrak rumah. (Jangan diketawain) 🤭
Satu cerita dari teman terdekatku yang ayahnya sudah seperti ayahku, yang ibunya sudah jadi ibuku, yang neneknya juga kuanggap seperti neneku sendiri.
Kami lahir dihari, tanggal dan tahun yg sama hanya saja berbeda ibu.
Mungkin ini yg membuat aku lebih peka trhadap pribadinya.
Cerita dari salah satu teman di penghujung tahun 2019 kemarin. Sebelum Jabodetabek banjir hebat diawal tahun 2020 ini.
Dan sebelum negara api menyerang. 😆 (maksudnya sebelum virus corona mewabah di indonesia)
"Ah, gimana ini hari raya tetap kerja. Padahal sudah janji dengan keluarga" benakku.
Tetap saja terpaksa harus ku jalani. Padahal aku sudah janji pada keluarga kecilku dapat pulang ke kampung halaman.
Warisan. Bagi sebagian orang mendapat warisan adalah sesuatu yg menyenangkan. Warisan yg bisa manfaat baik untuk beberapa orang.
Ya jika warisan itu dpt memberi mu rasa yg membahagiakan.
Tapi tidak untukku, aku tidak mengharap, tdk meminta tetapi diwarisi. Warisan turun temurun.
"Jin" itulah nama warisan yang kudapatkan. Aku tidak tahu apa itu. Aku tidak tahu darimana itu. Aku tidak tahu nama dari lelembut itu. Aku juga tidak tahu apa guna warisan itu.
Inilah cerita ku. Cerita tak bergambar yang penuh sendu.
Bukan bermaksud apa2, hanya ingin menceritakan apa yg kulihat. Mohon ambil hikmah dan pesan ceritanya saja.
Ini ceritaku tentang seorang temanku yg meninggal dalam kecelakaan tragis. Seorang teman yg sudah bagaikan saudara untuk kami semua teman sekelas di masa STM.
Tepat malam satu suro, beberapa tahun lalu.
Aku bersama kelima temanku (Heru, Andri, Nando, Kumar dan Nisa) mengunjungi Keraton Solo. Kami ingin melihat kegitan kirap pusaka setiap malam satu suro oleh Keraton Solo.