My Authors
Read all threads
di separuh sadar, di pekatnya malam. Biarkan aku menemuimu.
@bacahorror #bacahoror #bacahorror
"kamu bisa liat dia?" tanya Karman menunjuk pohon langsat di sampingnya.

"Sati mengangguk" badan kecilnya bergegas menghampirinya, menghampiri sosok cantik yang tengah bertengger di pohon Langsat tersebut.

"Dia yang bakal jaga kamu kalau Bapak gak ada, namanya Waginah"
"Kok perutnya berdarah, kamu sakit ya?" tanya Sati kecil pada sosok yang terus tersenyum padanya.

"Iya, dia terluka. tp gpp, lukanya gak bisa diobati" kata Karman mengelus kepala Sati.

"Kenapa gak bisa?" tanya Sati bingung.
"Karna aku sudah mati" jawab waginah yang tiba2 berada di hadapan Sati, membuat sati mundur sedikit karna kaget.

"Jangan gitu Nah, dia masih kecil" kata Karman kesal melihat tingkah waginah yang terlampau mengerikan.

sembari berdecak sebal, dia pun kembali keatas pohon langsat
mengerucutkan bibirnya, membuat Sati tergelitik untuk berteman denganya. Waginah sendiri hantu belanda yang Karman temui sewaktu dia pergi ke hutan mencari rebung, lalu dilihatnya sosok anak kecil pucat, dengan baju berenda sebatas dengkul, menggunakan sepatu balet, dan kaos kaki
sebatas paha, wajahnya pucat pasi, rambutnya pirang, dan membawa boneka kelinci di tanganya. karna Karman iba, melihat anak itu seorang diri dan ingin ikut, karna hanya Karman yang bisa melihatnya, dibawanya Waginah, dengan syarat tidak mengganggu keluarganya.
begitulah awalmulanya mereka dekat. hingga tanpa disadari, saat Karlan memiliki anak, Sati juga bisa melihatnya. awalnya Sati hanya menatapnya, namun tak pernah menanyakan tentang apa yang dia lihat, sampai saat dia sudah mulai berbicara dia menanyakan juga.
pada saat itulah, elisabeth di beri nama Waginah, supaya dengan begitu lebih mudah untuk Karman memanggilnya, juga supaya Elisabeth lupa akan masa lalunya yang menyakitkan.
siang hari saat Karman pergi ke sawah, Waginah mengatakan pada Sati, bahwa dia ingin bermain upacara minum teh. Sati yg tidak mengertipun bingung. namun saat hendak menolak, Waginah menunjukkan wajahnya yang sangat menyeramkan.
terlihat baret di bawahnya, bibirnya biru, belatung keluar dari mata dan hidungnya, membuat Sati ketakutan.

semenjak di perkenalkan pada Sati, dan mereka mulai bermain bersama, Waginah selalu melakukan ini berulang-ulang. Sati pernah bilang pada Karman semenjak ada Waginah,
#Waginah

Sati menjadi tak punya teman, Waginah juga selalu mengikutinya kemana-mana. dan yang lebih tidak disukai Sati adalah, setiap Waginah menginginkan sesuatu lalu permintaanya tidak di turuti, dia selalu saja menunjukkan wajahnya yang menyeramkan.
#Waginah

namun setiap Sati mengeluhkan sikap Waginah, Karman selalu terlihat gusar. ditatapnya mata Sati dengan tatapan kesal sembari berkata.

"Begitulah caranya menjagamu, tak usah berteman dengan anak-anak lain.
mereka hanya ingin bersenang2, jika terjadi sesuatu padamu mereka tidak akan peduli"

sewaktu Sati kecil, hal itu hanya membuatnya sedih. perasaan tidak di percaya, perasaan ketidak nyamananya yang diabaikan, juga merasa selalu menjadi pihak yg salah.
namun saat Sati sudah beranjak dewasa, perasaan itu menjadi gumpalan amarah. sesuatu di hatinya yg dia timbun terlalu lama, kembali meledak-ledak.

puncaknya adalah sewaktu Sati ingin menikah, waktu itu usianya 18 tahun. mungkin untuk ukuran kita sekarang,
usia itu terlampau muda, namun untuk orang kebanyakan di tahun itu. usia sati sudah sangat umum untuk melangsungkan pernikahan dan membangun kehidupan baru bersama pasanganya.

"Wanito iku, wani ditoto. aku gak gelem Waginah melu melbu omah iki Sat" (Wanita itu berani ditata
aku gak mau Waginah ikut masuk ke rumah ini)

Sati menatap sedih calon suaminya, bukanya tidak pernah untuk menjauhkan Waginah dari hidupnya. namun dia terikat pada Sati entah bagaimana awalnya. Bapaknya pun hanya berkata.
"Kamu itu inang, sedangkan Waginah tidak akan bisa hidup tanpa inangnya"

itulah kata-kata Karman yang selalu membuat Sati mengurut keningnya karna kesal. kesal sampai tak bisa berfikir. namun di tengah pemikiranya, muncul satu nama yang diyakini bisa menolongnya.
#waginah

sore itu Sati bersama suaminya menemui orang pintar di kampung sebelah. namanya Ndoho, orang yang dikucilkan. namun sampai sekarang jika terjadi sesuatu, orang pasti akan menemuinya.
#waginah

Sati datang di sebuah rumah panggung, mengetuknya pelan lalu terlihatlah seseorang dengan baju serba hitam dan udeng di kepalanya. dia mempersilahkan Sati dan suaminya untuk masuk.

"Kamu bawa batur?" tanya Ndoho tersenyum pada sosok disebelah Sati,
#waginah

sedang suami Sati terlihat gusar.

"Pokoknya saya mau itu bocah gak ngikut saya mbah" kata Heri keras hingga urat di lehernya terlihat jelas.

"Heh, santai saja gak usah pakek otot hahaha. kamu pikir si batur suka padamu? enggak! jangan terlalu pd. ayo jelaskan pokok
masalahny" jawab Ndoho sembari tertawa, membuat Suami Sati semakin kesal.

"Jadi, kata bapak saya dan batur terikat. saya ingin lepas dari dia" kata Sati pelan, betapa tidak, raut wajah waginah sudah tidak enak dilihat.

"Gimana kalau saya bilang gak bisa?" tanya Ndoho
#waginah

"pasti bapakmu gak menjelaskan kenapa kalian berdua tidak terikat" kata Ndoho mulai serius.

"benar mbah" jawab Sati
#Waginah

"Bapakmu hutang nyawa. itu sebabnya dibanding membelamu, dia lebih suka membela batur. lebih jauhnya tanyakan bapakmu, jika sudah baru datang kesini lagi jika masih buntu"
#Waginah

Sati mengangguk paham, setelahnya pergi dari rumah Ndoho. dalam perjalanan Waginah memandang wajah Sati, lalu bertanya.

"Apa sebegitunya kau membenciku?" tanya waginah

"kenapa masih tanya?" jawab Sati kesal

"Membuangku hanya akan membuatmu repot" jawabnya
#waginah

sebelum ahirnya menghilang, sedang Ndoho mengamati dari kejauhan sembari tersenyum. betapa kisah Sati dan Waginah begitu mencuri perhatianya.
Sati berjalan gusar menemui Bapak nya yang tengah mengaduk kopi.

"Bapak hutang nyawa sama si waginah? trus kenapa waginah ikut aku? bukanya bapak yg punya hutang nyawa?" tanya Sati menggebu-gebu

sedang pertanyaan Sati berhasil membuat Karman mengehntikan aktifitasnya
"Tau darimana kamu? Ndoho? lancang" umpat Karman kesal.

"Harus lancang dulu biar bapak mau bicara, aku pingine genah, gak awu-awu" (aku inginya jelas, gak abu-abu)

"Suruh calonmu keluar, baru bapak mau menjeaskan" kata Karman culas

Sati menyetujuinya,
disuruhnya keluar calonya dari dapur, walaupun kesal ahirnya dia keluar, menyisakan Karman dan Sati.

"bapak hampir jatuh kejurang saat mencari rebung, waginah yg menolong dengan syarat dia mau ikut. kau tau kan orang akan sangat ketakutan jika dihadapkan dengan kematian,
bapak gak punya pilihan lain selain menyetujuinya. sedang kenapa dia menempel padamu karna dia menyukaimu, kelahiranmu sungsang, itulah sebabnya ibumu meninggal. dia yg mengasuhmu sedari bayi saat bapak harus pergi mengurus kebun. secara tidak langsung kalian terikat"
Sati mendengarkanya dengan seksama.

"Namun seperti anak pada usianya, dia akan sangat kesal jika keinginanya tidak di penuhi, merajuk atau marah adalah hal lumrah untuk anak seusianya. dia tidak berkembang karna dia sudah mati, karna itulah bagimu dia menyebalkan"
"tapi manusia dan mahluk sepertinya tidak akan bisa hidup berdampingan" sela sati

"ya.. kamu mengatakanya karna tidak berada di posisi bapak, jika menurutmu hal itu tidak baik, carilah cara sesukamu. apa yang sudah bapak awali, bapak juga gak tau cara mengahirinya"
Sati mengernyitkan dahinya, dasar Ndoho, jadi inilah yg dia bilang jalan buntu. pada ahirnya aku akan kembali lagi ke tempatnya.

Sati bangkit dari tempat duduknya, di tinggalkanya Karman yg kembali sibuk mengaduk kopinya dalam hening.
#waginah

malam kian hening, saat Sati mulai terpejam, namun di separuh sadarnya, Waginah membaringkan badan di sebelah Sati sembari menatapnya sendu. ditatapnya Sati hingga terbangun lalu sedikit tersentak, melihat Waginah yang menatapnya tak berkedip.
#waginah

"Aku bisa menjagamu lebih baik dari Heri, asal kau tau saja, Heri memiliki niat buruk terhadapmu" kata Waginah datar.

"Itu sebabnya aku membencimu, kamu terlalu membatasi kemauanku, seakan semua orang memiliki niat buruk terhadapku" jawab Sati tajam.
#waginah

"dasar pribumi, kau sudah dewasa namun masih merajuk seperti bocah. harusnya tanpa ku beri tahu km sudah mengerti betul ada yg tidak beres dengan Heri" kata Wagina bangkit dari kasur.

"Andai kamu tidak terlalu membatasiku, pasti kita masih bisa bersama" kata Sati pedas
#Waginah

pagi"sekali Sati kembali menemui Ndoho tanpa Heri, karna kebetulan hari ini Heri harus mengantar ternak ke pasar untuk dijual.

tok tok tok

tak lama kemudian Ndoho membukakan pintu sembari tersenyum, bukan ke arah Sati, namun ke arah Waginah.
#waginah

"Masuk" suruh Ndoho pada keduanya.

"Langsung saja, aku mau cara supaya dia tidak lagi mengikutiku" kata Sati gusar.

"Haha, kenapa terburu-buru sekali?" tanya Ndoho

"Cepatlah Pakde, saya gak mau berlama-lama" imbuh Sati
#waginah

"Sudah lama kamu gak panggil aku pakde Sat, biasanya juga mengasingkanku dengan kata mbah" jawab Ndoho tersenyum kecut.

"Kali ini saya mohon.." kata Sati memelas.

"Waktu aku memohon ke bapakmu untuk membantuku sedikit, beliau pun gak mau.
#waginah

"itu karna bulek meninggal karna pakde. aku juga baru tau tatanan keluarga saat bapak cerita semalam. Bulek meninggal karna pakde nyelametin bayi perjanjian yg nyatanya tetap di ambil Angklek-angklek"

"Haha.. ya nyatanya pakde mu gak bisa menjaga bulekmu wati"
#waginah

"saya gak mau berahir kayak pakde" kata Sati menunggu reaksi dari Ndoho

"Biar ku beri tahu sedikit. Waginah bentengmu yang paling kuat. jika nanti dia pergi, pasti akan susah untukmu. dia menjagamu, karna dia tidak pernah di jaga orang tuanya.
tapi jika itu tak membuatmu tergugah, kembalikan dia ke tempat asalnya, tempat dimana bapakmu menemukanya. ambil kain renda yang di sembunyikan bapakmu, kembali kuburkan kain itu dimana bapakmu menggalinya" kata Ndoho pelan.

"Pakde gatau dimana persisnya, cuman bapakmu yang tau"
#waginah

Sati mengangguk paham.

"Bapak mungkin masih marah karna kehilangan bulek wati. tapi aku sudah iklas, pakde bisa datang ke rumah jika pakde mau, lambat laun Bapak pasti bisa memaafkan"

Ndoho mengangguk sembari tersenyum sendu, membiarkan Sati keluar dari rumahnya.
#waginah

sesampainya di rumah Sati langsung menuju lemari, mencari kain renda yang yang dibicarakan Pakde nya. di bongkarnya seisi lemari bapaknya, kotak-kotak kecil, laci-laci, tak luput dari pencarianya. sampai sesuatu terlihat dari balik bantal.

"Ketemu" kata Sati
#waginah

mengamati kain renda yang buluk terkena tanah, seperti potongan baju yang sudah usang.

"Mau kamu bawa kemana aku?" tanya Waginah kesal

"Kembali ke asalmu" jawab Sati dingin

"Kamu akan menyesal" kata Waginah

"Kamu yang akan menyesal karna membatasi apa yg aku mau"
#waginah

setelahnya Sati menuju dapur dicarinya Karman yang tengah berdiam diri memangku waginah.

"Bapak mau ngabisin waktu sama waginah sebelum waginah kamu antar pulang" kata Karman sembari menyisir rambut waginah"

"Terserah" jawab Sati kesal.
#waginah

sebenarnya jauh di lumbuk hatinya ada keraguan untuk mengantar waginah pulang, terlebih saat karman menyisir rambut waginah dengan sayang. namun untu mempertahankan waginah, juga menyulitkanya untuk bersama Heri.
#waginah

ke esokan harinya Karman menemui Sati.

"ini, kuburkan" kata Karman menyerahkan satu kotak kayu jati pada Sati.

"apa ini?" tanya Sati

"Ini kotak jati untuk menaruh kain renda yang kamu bawa. tempatnya ada di lereng gunung, di dekat jurang dekat pohon-pohon bambu"
#waginah

"apa yang terjadi padaku saat waginah tak lagi bersamaku?" tanya Sati memastikan.

"Sesuatu yang waginah bentengi darimu. hanya itu yang waginah kasih tau. kamu terlahir berbeda.
jadi setelah kamu antar waginah, biasakan dirimu dengan itu. nantinya waginah yang akan mengantarmu ke tempatnya" kata karman sedih.

"aku akan terbiasa" kata Sati lentang

"Baguslah" kata Karman sedih
#waginah

"ayo.." ajak Sati pada waginah yang bangkit dari pangkuan karman.

waginah memandang karman sesaat sebelum ahirnya mengikuti Sati.
#waginah

waginah jalan terlebih dahulu, dari jalan yang lenggang mereka melewati jalan setapak, dari jalan setapak mereka melewati pohon-pohon besar, dari pohon-pohon besar mereka mulai melewati rumput yang setinggi dada. membuat Sati sedikit takut.
#waginah

sering kali Sati mengeluarkan pisau untuk memberi tanda pada setiap pohon supaya dia tidak tersesat saat pulang nanti.

"Kenapa bapak sampai kesini?" tanya Sati memecah hening

"Untuk memberi ibumu makan, bapak sangat miskin hingga tak bisa beli lauk"
#waginah

"kenapa kita bisa terikat?" tanya Sati lagi

"Karna aku menyukaimu, kamu kecil dan rapuh, juga bodoh. banyak anak membuatmu jatuh namun kamu masih ingin berteman dengan mereka. lalu memarahiku karna aku menjagamu" jawab waginah datar
#waginah

"begitukah aku dimatamu saat aku kecil?" tanya Sati

"Ya, hampir mirip denganku, kamu mempercayai seseorang dengan mudah, sama sepertiku. bodoh sama sepertiku. menjagamu adalah sesuatu yang tidak pernah dilakukan orang tuaku" kata Waginah
#waginah

"apa kamu mencoba membuatku iba?" tanya Sati menyelidik

"Tentu tidak, aku menceritakan bagaimana kita terikat seperti yang kamu tanyakan" jawab Waginah kesal.
#waginah

tak lama mereka berada di tanah yang lapang, namun dekat dengan jurang. tanah itu lapang dengan pinggiran jurang banyak di tumbuhi pohon bambu. sedang di tengah-tengahnya terdapat satu pohon dengan boneka di tancapkan di salah satu rantingnya, di bawahnya terdapat batu
#waginah

waktu Sati sampai di tempat itu, langit sudah mulai kemerahan, menandakan jika hari akan gelap. tanpa menunggu lama Sati mengeluarkan pisau dari dalam tas nya, mulai menggali tanah di bawah batu itu, sedang Waginah hanya melihatnya dari atas batu.
#waginah

lambat laun mulai terlihat kain berenda yang mirip dengan kain yang Sati bawa. dikeluarkanya kotak kayu yang dia tarus di dalam tas, setelahnya mengeluarkan kain yang di bawahnya terdapat belati dengan gagang berwarna perak bertuliskan "weartles" namun tak ada kerangka
ataupun mayat dari waginah sendiri. melihat belati yang di pegang Sati lambat laun waginah berubah menjadi sosok yang sangat menyeramkan. matanya merah menatap marah pada belati itu, bajunya koyak dengan darah yang terus mengalir dari bajunya. darah juag keluar dari mulutnya
#waginah

membuat Sati terperanggah melihat perubahan yang terjadi pada waginah.

"Apa sebenarnya yang terjadi padamu?" tanya Sati penasaran

mendengar hal itu di tariknya kepala Sati hingga hidung waginah menempel pada hidungnya, sedang mata mereka beradu tatap.
#waginah

gelap, itulah yang pertama kali Sati rasakan sampai suatu bayangan menariknya langsung.

pemerkosaan, Sati melihat gadis kecil dengan baju berenda yang tengah membawa boneka di tarik paksa oleh seorang berseragam lengkap. dibawanya anak kecil itu pada sebuah hutan
#waginah

Sati menutup matanya saat satu persatu orang yang berseragam itu mulai melecehkan waginah. tak sampai di situ waginah yang malang, badanya di lempar ke jurang, sedangkan bajunya di kubur di bawah batu besar, sedang bonekanya di tancapkan di ranting kayu.
#waginah

"apa kamu tau rasanya mati tanpa bisa melawan? aku membiarkan badanku di lecehkan, aku membiarkan mereka mengoyak bajuku, aku membiarkan mereka membuang ragaku, aku merasa di lukai, tidak berharga, dan di biarkan mati sia-sia tanpa seseorang yang menjagaku
#waginah

setelahnya rasanya sepi, tak punya teman. namun semuanya berubah saat Bapak membawaku pulang. sebelum ada kamu, dia menjagaku, mengajakku bicara, aku mati, tapi rasanya hidup. rasanya hangat. dia selalu bercerita tentang masalahnya padaku, mengeluh kadang menertawakan
#waginah

hidup. aku menyukainya, begitupun saat kau lahir. kau begitu kecil dan menggemaskan. menyenangkan melihat binar di mata Bapak saat melihatmu pertama kali. namun setelahnya sedih karna harus kehilangan ibumu. saat melihatmu, terngiang wajah ibumu. begitulah dia
sering meninggalkanmu. dari situlah aku menjagamu, seakan keajaiban bagiku saat kamu bisa melihatku. tapi rasanya kamu terlalu cepat besar, sedang aku selalu menganggapmu bayi kecil yang musti ku lindungi. kamu terlahir istimewa Sati, mulai saat ini aku ingin beristirahat dengan
#waginah

tenang, setelahnya kamu musti berjalan di kakimu sendiri tanpa aku bisa menuntunmu. terimakasih atas cinta, dan kehangatan yang kalian beri. dengan menjagamu menghilangkan dendam yang menggumpal di dadaku. kini aku bisa pulang"
#waginah

tangis sati pecah, saat lambat laun tangan waginah mulai pudar, hingga menghilang.

sembari masih terisak di angkatnya sisa baju yang masih di tanah, mengibasnya pelan, lalu memasukkan baju ke dalam peti. setelahnya menguburkanya. diambilnya kapur yang dia bawa
#waginah

untuk penanda jalan, di tuliskanya nama di batu tersebut. "Waginah" setelahnya dengan masih terisak Sati memanjatkan doa. "Selamat jalan teman kecilku, kini kamu tidak sakit, juga bahagia di atas sana" ucap Sati beranjak dari batu tersebut, menembus pekatnya hutan
#waginah
namun baru saja Sati bangun, sesuatu yang aneh langsung dia alami. dia sendirian sebelum waginah pergi. namun saat waginah pergi, hutan tampak begitu ramai.
#waginah

degub jantungnya terasa bising di heningnya malam, di tundukkan kepalanya yang tak henti melihat sesuatu yang semestinya tidak dia lihat, sembari menenangkan badanya yang tengah gemetaran
#waginah

"jadi ini yang coba dia lindungi dariku? mahluk-mahluk yang tak pernah ku lihat sebelumnya" pekik Sati dalam hati.

jika hanya satu dan siang hari, mungkin akan sangat mudah untuk mengabaikan hal tersebut. masalahnya ini di tengah hutan, dia terasing di tempat mahluk"
#waginah

tersebut tinggal. diambilnya senter, mencoba untuk sebiasa mungkin, seakan Sati tidak bisa melihatnya.

di carinya tanda yang sudah dia buat di kayu. coba di hiraukanya suara mahluk berkaki empat dengan kepala manusia yang tengah bergelantungan mengikutinya.
#waginah

"Tak apa, tak apa" kalimat itu terus mengalir seiring semakin beraninya mahluk mendekatinya. sampai sesuatu berbungkus kain putih, tersorot lampu senter hingga membuat Sati kaget hingga terduduk.
#waginah

"Liat siapa yang ketakutan, baturnya baru saja hilang" kata mahluk yang entah apa. mengingat Sati sibuk menyembunyikan wajahnya dengan menelungkupkan diri.

"Hahaha, keponakan Ndoho" kata suara itu semakin dekat dengan telinga Sati.

"hah,, hah," nafa Sati mulai memburu
#waginah

Sati menutup telinganya. namun saat matanya terpejam dia masih dapat melihat ruang gelap dengan sosok tulang dengan mata merah menyala serta lidah yang menjulur.

"km di tinggal batur, sedang aku ditinggal tuanku, kita bisa saling melengkapi" katanya lirih
#waginah

Sati membelalakkan matanya, di lihatnya sepasang mata merah beradu tatap denganya. namun sebelum itu Sati berfikir, ini bukan hal baru. bahkan berulang kali Sati melihat wajah Waginah rusak, belum lagi badanya yang tiba" mengeluarkan belatung.
#Waginah

"aku gak akan punya batur, dan gak akan pernah" kata Sati lantang.

dilanjutkanya jalan yang masih sangat jauh dari rumah. terseok-seok namun setidaknya dia tidak berhenti. dia sudah sejauh ini. Sati tak ingin terikat apapun lalu berahir dengan nasib buruk.
#waginah

berulang kali sorot lampu senter menangkap sosok mengerikan, kadang ada yang berjalan di sisinya. pun ada yang terang-terangan menunjukkan sosoknya di tengah jalan. seringkali Sati berhenti, kadang berteriak, kadang pun sampai terjatuh. namun jika Waginah saja dia tolak
#waginah

apalagi sosok-sosok yang tidak dia ketahui asal usulnya.

kegigihanya membawanya ke desa. namun tak berhenti di situ. semua mahluk ada di manapun. tidak hanya di hutan, saat Sati berada di tengah desa pun mahluk-mahluk seakan berada di manapun tak terkecuali di rumahnya
#waginah

Sati meneteskan air matanya, tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Bulek wati?" tanya Sati sendu, lebih untuk meyakinkan apa yang baru saja dia lihat.

sosok itu menatapnya, sama-sama tak percaya jika Sati dapat melihatnya. sosk itu ringkih, penuh darah,
#waginah

juga penuh dengan pecahan beling. namun Sati masih bisa mengenalinya. sungguh masih bisa.

"kenapa?" tanya Sati parau

"ada sesuatu yg menahanku, aku tidak bisa pergi" katanya sembari menangis, namun tangisnya berupa darah.

"Apa itu?"

"Ngliat pakdhe mu, terbuang"
#waginah

"bulek ga tenang ya?" tanya Sati gemetaran

"Gimana bulek tenang?" jawab Wati lirih

"kenapa gak menemui pakde? kenapa malah disini?" tanya Sati bingung

"karna aku di tanam di sini"

"siapa yang nanam?" tanya Sati

"bapak km"
#waginah

"kenapa?"

"karna Bapak km mau Ndoho selalu merasa bersalah, terbuang dan tersisihkan, saat dia tau aku mati dan tak bisa pulang, dia menanamku disini, berkeliaran dan tak berguna" kata Wati tajam

Sati terisak, tak tau betapa bapaknya bisa sekejam itu.
#waginah

"biar Sati bantu, bulek di tanam di mana?" tanya Sati tak tau musti membantu apa

"dibawah belakang rumah, dekat pohon kenanga"

mendengarnya Sati ke belakang rumah, badanya masih penuh tanah, juga masih berkeringat karna baru saja sampai di rumah.
#waginah

di tujunya belakang rumah, di dekatinya pohon kenanga.

"Ketemu!!" pekik Sati saat melihat batu yang terdapat ukiran jawa, sudah pasti di dalam sana Karman menanam wati.

namun baru saja Sati ingin menggali, sesuatu dari balik pohon kenanga memelototinya
#waginah

sungguh sosoknya sangat mengerikan, sosoknya adalah tentara belanda tanpa kepala, sedang kepanya dia genggam. kepala itulah yang memelototi Sati. dan saat Sati mulai gemetaran, sosok itu membuka mulutnya, dari sana keluar belatung, serta kelabang.
#waginah

"Aaaaaaaa" teriak sati kalut.

"Bukan hanya aku yang di tanam disini!!! bapakmu!! bapakmu menanam semua yang dia temui..."

"Enggak.. enggak!!!" jawab Sati yang semakin ketakutan karna mahluk yang mengepungnya semakin banyak.
#waginah

"Heh.. sini ikut bapak" kata Karman sembari menarik anaknya yang masih saja memberontak. Sati tak bisa lagi membedakan mana yang manusia mana yang mahluk halus. fikiranya terlampau kacau untuk mencerna segala yang terjadi padanya hari ini.
#waginah"

"lepas!!! lepas!!!" teriak Sati

Plakk!!!

tamparan mendarat mulus di pipinya.

"Lancang km! sudah kamu lepas si waginah, mau kamu lepas juga semua yang sudah bapak dapat dengan susah payah hah??" tanya Karman murka

"bapak kejam.. bulek gak tenang gara-gara bapak
#waginah

aku susah payah pulangin Waginah, tapi pas aku pulang aku malah di sambut sama Bulek wati. pak.. yang namanya bersekutu sama setan itu gak akan bikin tenang" kata sati parau, tangisnya tak berhenti melihat bapaknya bisa semengerikan ini.
#waginah

"bapak cuman gak rela kehilangan bulekmu! bapak gak suka Ndoho bisa lega begitu saja. kalau km mau tau bapak yang ngerahin warga supaya Ndoho diasingkan. wati itu adek bapak satu-satunya bapak gak iklas!!" kata Karman tak kalah kalut.
#waginah

"tapi bulek gak tenang, kasian pak"

"kamu gak kasian sama bapak?? kamu sibuk ngasihanin orang lain, km gak kasian sama bapak?? kamu anak bapak satu_satunya Sat! harusnya kamu bikin bapak tenang!"
#waginah

'ini sebabnya kalau waginah km biarin pergi. sesuatu yg dia tutup dari pandanganmu harus kamu terima. dan itu ngerusak tatanan.' imbuh Karman masih dengan rasa kesal.
#waginah

"mungkin ini cara Tuhan, biar Sati ngehentiin bapak. jangan sampai pak, kalau Sati mati duluan bapak tahan sati dengan cara bapak tahan bulek wati" kata Sati menatap karman tajam
#waginah

"aku ga peduli sama yang lain, tapi tolong biarin bulek pulang, biarin bulek nemuin pakde supaya urusanya di dulia tuntas. sisanya biar jadi tanggungan bapak" Imbuh Sati pedas.

"habis waginah, wati, habis itu siapa?" tanya karman mengalah.
#waginah

"Gak lagi aku meminta. biar jadi dosanya bapak" kata Sati lelah.

setelahnya Karman pergi kebelakang, menggali sesuatu di dekat pohon kenanga, di ikuti dinah. di keluarkanya beberapa helai rambut dan potongan kuku yang di bungkus kain putih, dari gundukan tanah.
#waginah

setelahnya Sati melihat sosok wati lambat laun brubah, beling tak lagi terlihat di sekujur tubuhnya, tak ada luka, dan tak ada darah. nampak sangat cantik seperti sebelum wati meninggal. jadi yang di tunjukkan pada Sati adalah sebuah amarah, hal itulah yang membuat
#waginah

wati juga waginah menjadi sosok yang mengerikan. toh setelah bebas mereka seperti manusia pada umumnya walau terihat lebih pucat.

"yang tenang bulek" kata Sati tulus

sedang wati hanya menjawab dengan senyum tipis sebelum ahirnya menghilang.
#waginah

sinar matahari masur dari celah jendela, membuatnya terbangun karna silau. Sati beranjak dari kasur sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing karna kurang tidur.

menuju dapur, saat hendak menuang air suara ketukan pintu membuatnya menghentikan aktifitasnya
#waginah

"Mas.." sapa Sati saat mengetahui jika di ambang pintu ternyata calon suaminya

"Dek, gimana keadaanmu?" tanya Heri

"Mas, siapa anak kecil di belakangmu?" tanya Sati terpaku.

dilihatnya dua anak kecil yang tengah tersenyum kearahnya, badanya pucat, kepalanya botak.
"mas km melihara tuyul?" imbuh Sati tak percaya.

mendengar pernyataan sati Heri sedikit kaget, namun setelahnya mencoba memegang tangan sati untuk menenangkanya.

"Sat.. ini gak kayak yg kamu fikirin"

"Lepas.. ohhh jadi ini yang dimaksud waginah. pantas, km terburu-buru sekali
#waginah

ingin menikah denganku, untuk apa? untuk ngurusin tuyulmu? km tau benar kan mas kalau kamu melihara tuyu; aku yang akan ngelonin, aku yang bakal nyusuin, aku juga yg musti ngurusin mereka? astaga aku ini di kutuk atau gimana? semua bersekutu dengan mahluk halus
#waginah

gak kamu, gak pakde, gak bapak. sekarang kamu pulang.. aku gamau liat kamu lagi" kata Sati murka.

sedang Heri enggan pergi, mencoba terus membujuk Sati, namun sati enggan.

"Kamu takut kalau ada waginah aku gak akan bisa ngurus dua tuyulmu? itu kan sebabnya km ga suka
#waginah

sama waginah? astaga.. aku ngebuang sosok yg jagain aku demi dua tuyul yg bakal nyusahin aku.. pergi.. kamu berdua juga pergi.. jangan balik lagi" tunjuk Sati pada dua sosok botak yang bersembunyi di balik punggung Heri.
#waginah

dari balik pintu Karman tersenyum tipis, tidak perlu di beri tahu pun, Sati ahirnya memutuskan untuk tidak bersama Heri.
#waginah

2 tahun kemudian.

Sati menaburkan bunga pada makam sahabatnya, dipanjatkan nya doa dengan Dimas di sebelahnya. karna kepergian sahabatnya Sati dapat melihat sesuatu yang tak pernah dia lihat, dengan begitu pula Sati tau jika Heri bukan pasangan yang tepat, dengan itu
#waginah

juga, Sati bertemu dengan lelaki yang baik hatinya, juga tidak berkaitan dengan mahluk halus. namanya Dimas, pemuda yang sempat mengantar bayi perjanjian, juga menolong satu temanya. dialah yang ahirnya akan menikah dengan sati bulan depan.
#waginah

tidak bersekutu dengan setan adalah pilihanya sejak awal dan akan terus begitu. tak ada penyesalah melepas waginah, karna dengan begitu waginah bisa tenang begitupun dirinya.

waginah akan terus menjadi bagian darinya, dengan segala kejadian yang menimpanya.
#waginah

"dek ayo pulang" ajak Dimas melihat hari sudah sore

Sati mengangguk, setelahnya pulang. dari kejauhan sosok cantik berwajah belanda memandangnya sembari tersenyum.

"Dia sudah besar semesta, dia Sati kecil ku sudah dewasa" katanya lirih
tamat
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Jikumunya

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!