JIKU Profile picture
May 7, 2020 222 tweets >60 min read Read on X
#suwanggi

kejadian terjadi saat tahun 2018 masih sangat baru untukku pribadi.

biar aku beri penjelasan sedikit supaya kalian tidak bingun. aku anak dari dua suku yang berbeda, ibuku jawa asli, tinggal di blitar. sedang papaku orang sumba asli, tinggal di Elo pada eweta.
#suwanggi

bertemu di bali, lalu memutuskan untuk menikah, dan lahirlah aku. paham ya?

kejadian yang aku alami ini saat tahun 2018. waktu itu aku baru saja turun bukit setelah menjadi panitia camping tahunan. jadi selama tiga hari ini aku sama sekali tak pegang hp
#suwanggi

namun berbeda dari camping" sebelumnya. tiga hari itu aku demam, padahal ini itunganya bukit bukan gunung. perasaanku gak enak, aku demam, juga menggigil.

sampai temanku membawaku untuk tidur saja di tempat penduduk biar lebih hangat. takut juga aku kena hipotermia
#waginah

namun masih tidak bisa tidur, sampai temanku menemaniku tidur di tempat warga barulah aku bisa tidur. namun walau sakit dan demam paginya aku masih bisa menjalankan aktifitasku. memandu acara, menyiapkan konsumsi, juga masih sempat ikut ke air terjun yg jalanya
#suwanggi

cukup curam. namun memang sebagus itu karna jarang orang pergi kesana.

setelah serentetan acara ahirnya kami pulang. sesampainya di rumah badanku drop. bukanya membaik malah makin parah. namun baru juga ku baringkan badanku ke kasur, hp ku berdering terus menerus
#suwanggi

"Halo" jawabku parau

"Heh, kau kemana saja? tau orang telfon kau kek orang gila? kau pu nenek sekarat, kemas kau pu baju berangkat ju sekarang" (nenek kamu sekarat, kemasin baju kamu berangkat sekarang) kata papaku marah.

belum juga aku jawab telfon sudah tertutup
#suwanggi

aku menarik nafas kesal, namun ada rasa kawatir juga karna aku sangat dekat dengan nenekku, dan libur kemarin aku baru saja menjenguknya.

namun tentu saja aku kesal, aku baru saja turun bukit, badanku demam, dan jarak dari blitar ke sumba bisa memakan waktu 2 haru
#suwanggi

namun karna ku lihat tiket sudah di pesan, dengan uang yang di kirim sebagai pegangan. hari itu juga aku berkemas. awalnya ibuk melarang, karna aku pucat, namun karna aku tau ini harus dengan masih kliyengan jam 3 sore aku berangkat. tak banyak yg ku bawa, hanya baju
#suwanggi

yang belum ku keluarkan dari ransel, parasetamol, dan diriku.

dari blitar aku naik bis, sekitar jam 17:30 aku sampai di terminal arjosari malang. membeli tiket di calo, setelahnya masuk ke bis.
#suwanggi

sewaktu di bis aku membeli satu risol dan memakanya bersama parasetamol. membuatku tidur hingga tak sadar jika sudah masuk di penyebrangan. saat semuanya turun aku tak turun karna pengaruh parasetamol itu tadi.

saat aku bangun sudah tak ada orang. hanya satu orang
#suwanggi

yang duduk di bangku lain di sisi kiriku. karna gabut aku pun bertanya.

"Buk gak turun?" tanyaku

namun entah apa yang dia bilang, aku tak tau bahasa apa yg dia pakai, intinya kalimat terahir menyuruhku untuk pulang.

aku mengamatinya, sampai ku lihat baju yg dia
#suwanggi

pakai adalah kain songket, seperti yang sering di gunakan orang tua di sumba, kain hitam bercorak kuning. rambutnya di gelung berantakan, sedang kakinya tak menggunakan alas.
#suwanggi

kalau kalian ingin tau perasaanku saat itu, aku ingin berteriak tapi gak bisa, mau bergerak ga bisa. sampai sesuatu menepuk bahuku, membuatku terbangun,

"Mbak saya mau lewat" kata seseorang yang memang duduk di sebelahku, aku yang masih bingung pun mencari di mana
#suwanggi

sosok yang tadi ku lihat, sampai seseorang yang didepanku mulai hilang sabar.

"Mbak saya mau lewat" ulangnya

"Eh,, iya" jawabku menyingkirkan kakiku yang menghalangi jalan.

sepertinya aku hanya mimpi fikirku waktu itu.
#suwanggi

sampai pada pukul 10 pagi aku sampai di terminal mengwi. dari situ aku membaringkan tubuhku di kursi tunggu karna kepalaku masih pusing. sayup-sayup aku melihat sosok yang aku lihat di bis tengah berdiri di tengah puntu masuk, menari pelan sembari tersenyum ke arahku
#suwanggi

dari situ aku tau benar dia bukan manusia, dan dia mengikutiku. karna siang tak terlalu menyeramkan. tak seperti saat aku masih di bis.

"Zel, ayok" kata om ku membawa tasku

"Kamu ini, dari jawa berantakan banget" katanya, dia om ku, biasa ku panggil bpk Yuda
#suwanggi

karna anak pertamanya Yuda, jadi di sumba biasa memanggil nama orang yg sudah memiliki anak, dengan nama anak pertamanya. bpk yuda, mama yuda. begitu aku memanggil mereka.

aku masuk ke mobil pick up, yang berisikan satu anak lain, namanya jesica, aku memeluknya erat
#suwanggi

"astaga, Je makin gede kamu" kataku gemas. anak keturunan sumba surabaya. sangat cantik. gumamku

tak lama aku sampai di rumah bpk yuda, baru juga aku turun dari pick up, semua langsung menghampiriku mencium sayang, juga memelukku erat. ini yg gak aku temukan di jawa
#suwanggi

"Zel... kok jelek banget kamu" tanya mama yuda, memelukku erat.

"Haha habis turun bukit ma" tawaku pecah

"Kak zel, aku ayo makan mama masakin enak" kaya Yuda

akupun mengangguk, namun saat hendak masuk, ku lihat lagi sosok yang sama di samping kiri rumah
#suwanggi

menjelang sore kami makan bersama, menunya ikan bakar sambal mata. tiap aku kesini pasti di masakin ini karna aku suka.

"Zel, kopi?" tanya mama yuda padaku

"jangan di kasih gula ma" jawabku ringan, dengan masih asik berbincang dengan adik-adikku
#suwanggi

"besok kakak berangkat ya?" tanya jesicaa

"Iya je" kataku sembari mengelus kepalanya

"Kakak, kalau kesini ga pernah lama, sehari doang. selalu gitu"

ini yang aku gak suka, setiap kesini selalu singkat, karna jika tidak mendesak aku jarang mau pergi ke sumba
#suwanggi

"kan nenek lg sakit, nanti kakak ke bali lagi. nginep deh seminggu" kataku mencoba menenangkan.

"Janji ya?" tanya jesica

"Diusahakan" jawabku sembari memberi senyum pepsodent.
#suwanggi

"bapak gak bisa kesana Zel.. kendala biaya" jawab bpk yuda pelan

"Nanti zella, bilang ke nenek" jawabku.

malam berganti pagi, kebetulan aku mendapat flight pagi membuatku bergegas pergi sebelum ketinggalan pesawat.

"Jangan sampai ada yg ketinggalan" kata mama yuda
#suwanggi

aku mengangguk. setelahnya berangkat ke bandara ngurahrai.

"Hati-hati Zel" kata bpk yuda melambaikan tanganya. sedang aku menjawab lambaian tanganya.

sisa 30 menit batas check in, aku pun segera bergegas. setelah beres aku menunggu dengan satu buah kopi di tanganku
#suwanggi

sosok itu masih mengikutiku, namun karna wajahnya tak seram dan masih bisa aku terima, aku memilih mengabaikanya.

45 menit penerbangan, ahirnya aku sampai juga di pulau sumba. astaga ahirnya sampai juga. aku di jemput Bpk Reno yang langsung memelukku saat melihatku
#suwanggi

di ambang pintu. "zel.. kangen" kata Bpk Reno terharu. sedang aku hanya menepuk bahunya. ku lihat papaku menatapku sendu.

namun pada dasarnya aku manusia keras hati, daripada memeluknya aku lebih memilih untuk masuk ke mobil, dengan wajah kesal.
#suwanggi

karna aku dan papaku sama" elemen api dan mudah meledak" jadi kami sudah tau karakter masing" tak apa mendiamkanya sebentar.

jalanan kota waikabubak. sekitar 40 menit kami sampai di rumah sakit tempat nenekku di rawat. dengan tergesa aku masuk. dan langsung memeluknya
#suwanggi

mendorong Santo hingga terjatuh dari kasur, sebelum memeluk nenekku puas. ahhh aroma tubuhnya dan pelukanya sangat menenangkan. disinilah hatiku lunak, terlihat seperti anak kecil saat di pelukanya. nenekku memang sudah tidak berbicara, namun pelukanya masih erat.
#suwanggi

dari belakang papaku hendak memelukku dan nenek, namun pukulan ringan di berikan nenek pada papaku.

"Marahin!! kemarin aku di bentak Nek" kataku merajuk

"Ya kau, main ga tau waktu.. kau pu cucu maen terus di hutan, dia pu rumah su di hutan, masih masuk lg ke hutan"
#suwanggi

ku lihat raut wajah nenek ku yang seakan gemas dengan senyum yang tertahan, ahhh ingin nangis rasanya kalau inget.. ini yang bikin aku nunda mulu bikin thread ini.
#suwanggi

setelahnya papa bilang jika ingin ngerokok di depan, aku pun meng iyakan dengan memesan pentol ayam yg biasa di jual di dekat lapangan. papaku pun meng iyakan.

malam kian larut saat kurasakan kebelet pipis. aku pun bangun dan menuju toilet yang letaknya tak jauh
#suwanggi

namun saat ku lihat tak ada air, malam itu sudah sekitar pukul sepuluh malam, karna tak tahan akupun pergi ke luar untuk mencari toilet yang ada airnya.

ku masuki satu persatu kamar mandi namun nihil tak ada air, sampai aku sampai pada ujung bangsal
#suwanggi

ujung bangsal tak di terangi lampu, juga gelap. namun karna aku udah kebelet dan kebetulan di kamar mandi itu ada airnya, akupun masuk, tak ada lampu jadilah aku gelap-gelap an.

saat aku hampir selesai, aku mendengar orang menyenandungkan lagu yang aku tak tau artinya
#suwanggi

membuat bulukudukku meremang, setelah aku selesai aku berdiri dengan tergesa. setelahnya aku segera menyiram dan keluar. namun saat aku hendak keluar ku dengar suara senandung itu bukan lg di luar namun di dalam kamar mandi bersamaku.
#suwanggi

Aku yg ketakutan pun, segera keluar. Berkali" meraba gagang pintu, namun senandung itu kian kencang bahkan kian dekat denganku. Aku yg panik pun bukan hanya meraba gagang pintu, tp juga mendorong pintu itu. Tak lama ahirnya pintu itu terbuka
#suwanggi

Tak menyia" kan kesempatan aku pun berlari dengan tergesa, mencari ruangan nenekku. Saat aku sudah menemukanya, aku bisa bernafas lega. Ku dudukkan badanku sembari memegang tangan nenekku, meredam ketakutanku.
#suwanggi

Seakan tau, beliau mengelus tanganku, sungguh hal itu membuat ketakutanku banyak berkurang.

Setelah seminggu di rawat nenek ku ahirnya membaik, dan sudah di perbolehkan untuk pulang. Tentu saja hal itu membuatku senang. Sebelum pulang aku mengambil satu buah foto
#suwanggi

Aku bersyukur sempat mengambil foto tersebut sebagai kenang"an.

Setelah berfoto nenek ahirnya boleh pulang. Sesampainya di rumah keadaan audah sangat ramai. Maklum nenekku memiliki sembilan anak dengan banyak cucu juga saudara, yg tak sabar melihat keadaanya
#suwanggi

Siang berganti malam, ahh hawa sumba yang selalu dingin, karna di sini belum terlalu banyak penduduk, sehingga jarak rumah satu ke rumah yg lain masih cukup jauh. Dapur pun masih menggunakan rumah panggung, dengan kandang kerbau di bawah rumah.
#suwanggi

"Zel sini" panggil papaku.

Aku pun mendekat, terdapat saudara"ku juga Rato, Rato sendiri artinya kepala suku, orang yg di tuakan, juga orang yg berpengaruh. Beliau tengah membelah ayam, melihat jantungnya masih bagus atau tidak.
#suwanggi

Salah satu kepercayaan di sumba, jika jantung ayam bagus, berarti umur nenekku masih panjang, jika jantungnya rusak, berarti tak lama lg nenek akn tiada.

Setelah diamati jantung ayam rusak, namun tentu saja ak tak percaya, kondiai nenekku membaik. Dan akan tetus baik
#suwanggi

Setidaknya itulah yg aku percaya..
#suwanggi

Seminggu berlalu nenekku belum ada perubahan, makan masih menggunakan selang, bahkan hidungnya sempat mengeluarkan darah akibat nenekku sering menarik" selangnya. Selama seminggu aku dan sepupu"ku bergantian menyuapi nenekku.

Dan pemotongan ayam terus berlanjut
#suwanggi

Sampai saat itu giliran saudara nenekku, disitu kakaknya papa nyuruh papaku buat ngambil ayam dari saudara nenekku. Jadi setiap motong ayam pasti berurutan, dari anak tertua sampai anak terahir, lalu lanjut ke saudara" nenekku. Itu sebagai bentuk kepedulian.
#suwanggi

Juga bentuk kalau kami semua tidak lepas tangan dengan kondisi nenekku. Namun bukan itu masalahnya, saudara nenekku ini tidak tau menau kondisi nenekku yang sekarang karna rumahnya di bukit yang lain. Tempatnya tak terjangkau internet, bahkan untuk kesana saja susah.
#suwanggi

Ahirnya papaku meng iyakan, diajaknya aku sebagai anak pertama yang harus terus di sebelah papaku. Dan akupun ikut. Kami menaiki mobil menuju waikabubak, dari pusat kota aku dan papaku memasuki jalan yang sepi. Jangan bandingkan dengan jawa. Sungguh aku saja ngeri
#suwanggi

Jika ingat saat itu, sepanjang jalan tak ad rumah, jika ada pun tinggi di atas tebing tak dekat dengan jalan. Di tambah papaku yang sedari tadi menggigit jari telunjuknya, menandakan dia tengah memikirkan sesuatu.

"Kenapa?" Tanyaku

"Engga sayang" jawabnya.
#suwanggi

"Boong" kataku

"Engga" kata papaku yang memandangku sembari menepuk tanganku.

Bruakkkk....

Namun karna papaku mengalihkan pandangan kami sempat menabrak sesuatu. Papaku membelalakkan matanya.

"Apa yg ketabral zel?" Tanya papaku

"Gatau" jawabku panik
#suwanggi

"Pa takutnya begal" kataku panik, secara kita hanya berdua.

"Ahhh mana ada" kata papaku lebih ke meyakinkan diri sendiri.

Di tariknya parang yang sedari tadi ada di pinggang papaku. Tunggu di dalem.

"Takut ih" jawabku sedikit kesal
#suwanggi

"Nih, jangan manja" kata papaku melempar satu parang yang lain ke arahku. Aku pun memeganya erat. Sungguh mau aku pegang parangpun jika terjadi apa" sama papaku pasti aku hanya membeku tak tau musti bagaimana.

Aku melihat dari balik kaca mobil, soson papaku
#suwanggi

Yang mulai memeriksa bagian depan namun saat papaku hendak mendekati bagian depan, sosok kuda berlari dengan sangat kencang hingga membuat papaku memekik kencang saking kagetnya.

"Setan!! Anjing babi kau bangsat" umpat papaku yang langsung berlari masuk ke dalam mobil
#suwanggi

Sedang aku hanya menatap tak berkedip, bagaimana tidak, kuda putih muncul dari depan, loncat lalu berlari sangat kencangenembus rerumputan. Namun kakinya tidak nampak di tanah.

Aku tak pernah melihat hal se ekstrim ini di tanah orang.
#suwanggi

Karna notabenya ak dari kecil di jawa, terbiasa dengan hantu jawa, dan segala yg berbau jawa. Dari pada poci sosok kuda itu lebih dari menyeramkan untukku pribadi.

Setelah papaku berhasil menenangkan diri papaku menatapku lekat.

"Lanjut ya zel? Gpp ya?" Tanya papaku
#suwanggi

"Ya" jawabku mempersiapkan diri.

Dari jalan aspal aku melewati jalan bebatuan dengan jarak pandang yang kian minim dan keadaan yg semakin gelap karna jarak mobil dan pepohonan cukup dekat.

tak lama papaku menghentikan mobilnya di rumah.
#suwanggi

Rumah itu itu beratapkan ilalang, dengan dinding dari kayu, serta lantainya dari bambu, khas rumah panggung. Seperti dapur nenekku.

Namun tak ada tetangga, hanya rumah itu satu" nya yg aku lihat.

Tok tok tok

"Bapa.. bapa ooo" panggil papaku
#suwanggi

"Oh, anak? Jack? Jackob? kau kemari deng sapa?" (Ohh, kamu? Jack? Jackob? Km kemari sama siapa?) kata bapak tua itu langsung memeluk papaku hangat.

"Saya datang deng sa pu anak, zella" (saya datang dengan anak saya, zella) jawab papaku sembari
#suwanggi

Mendorongku pelan, agar lebih dekat dengan bpk tua itu.

"Hallo" kataku seramah mungkin

"Zella? Arogee... su besar, mirip bapamu" (zella? Yaampunnn.. sudah besar, mirip papamu) katanya berkaca2

Sedang aku hanya tersenyum, karna masih takut.
#siwanggi

"Kau, ada perlu apa kemari?"

"Mau ambi ayam, mama sakit keras" kata papaku sedih.

"Masuk-masuk" ajak bpk tua itu padaku dan papaku.

Didalam hany ada perapian, tak ada nyala lampu. Sedang aku takut gelap, itu sebabnya sedari tadi aku tidak nyaman
#suwanggi

Saat kami duduk, kami di tawari minum. Aku sendiri butuh cafein hanya supaya bisa lebih fokus dan tenang. Ahirnya bpk tua tadi memberiku kopi juga papaku.

Ku sesap kopi yg aku tau benar gulanya dari gula merah sangat nikmat. Dari secangkir kopi obrolan pun dimulai
#suwanggi

Aku tak tau bahasa yg di gunakan, sesekali papaku tersenyum, sesekali juga raut wajah papaku sedih. Sempat aku mengira jika rumah inilah, rumah saudara nenekku. Namun nyatanya aku salah, saat papaku menyuruhku menghabiskan kopi dengan segera lalu beranjak dari duduknya
#suwanggi

"Hati-hati jaga kau pu anak" (hati-hati jaga anakmu) kata bpk tua itu tersenyum kepadaku.

"Bapa nitip mobil" kata papaku yang di balas anggulan oleh pbk tua tadi.

stelah mengencangkan ikatan parang di pinggangku kami pun menembus hutan belantara. Hanya Aku dan papaku
#suwanggi

Dari sini saja aku sudah sangat takut, terlebih saat papaku melarangku memegang tanganya, katanya jika ada apa" akan susah mengeluarkan parang jika aku memegang tanganya, sehingga papaku menyuruh untuk memegang kaosnya saja.

Dengan kesal akupun meng iyakan.
#suwanggi

"Jangan bikin suara, jangan noleh kebelakang" kata papaku tajam dengan nafas yg terengah.

"Ya kenapa?" Tanyaku tak kalah tajam namun pelan. Rasanya seperti mau menangis saking takutnya.

"Nanti babi makan kau!" Kata papaku kesal.
#suwanggi

Aku yang paham pun bungkam, bukan karna takut dimakan babi, sungguh bukan. Namun karna aku tau yang lebih mengerikan dari itu.

Ku lihat lg sosok yang mengikutiku dari aku masih di bis. Sosok itu tak jauh dariku, mungkin jaraknya janya satu meter.
#suwanggi

Sosok itu berjalan beriringan dengan langkah kakiku, terus menghadap ke arah depan. Kerap kali aku membuang muka ke arah yg lain, hanya supaya sosok itu tidak mendekat ke arahku. Atau hanya supaya aku tak berfokus pada sosoknya yang semakin menyeramkan saat membaur
#suwanggi

Dengan rimbun nya hutan. Di tambah gelap dari pekatnya malam. Anehnya diantara gelap dia bersinar, dia tertangkap oleh mataku, padahal pohon saja hampir tidak kelihatan saking gelapnya dan kami tidak membawa senter.

"Papa tau tempatnya" tanyaku dengan nada bergetar
#suwanggi

"Tida.." jawab papaku menggantung.

Kltetok.. kletok.. kletok..

Aku memejamkan mataku saat suara langkah kaki kuda samar-samar mulai terdengar. Aku sudah tidak biaa lagi membedakan mana halusinasi mana kenyataan. Kedua kemungkinan sama saja, sama" membuatku ketakutan.
#suwanggi

"Papa denger?" Tanyaku pelan

"Dengar.." jawabnya yang masih sibuk berjalan.

Namun sesuatu yang hangat aku rasakan, sesuatu seperti hidung yang tengah meng hembusan nafas terasa sangat dekat di punggungku.

"Pa.. ada yg nafas di punggung aku" kataku sepelan mungkin
#suwanggi

"Gpp.. jangan noleh ke belakang"

Ku eratkan genggaman tanganku pada kaos papaku. Detak jantungku tak karuan, keringat dingin juga sudah sedari tadi membasahi pelipis ku.

"Ihihihikkkk" suara kuda menggelegar di punggungku, membuatku tersentak
#suwanggi

Lalu dengan sigab memeluk papaku dari belakang, ya aku memang penakut. Pada dasarnya aku memang seorang penakut.

Papaku tak berbicara, tak berkata-kata, hanya berdiam sejenak. Namun aku tau badanya bergetar, dan ku rasa sudah sedari tadi.
#suwanggi

Mungkin itu sebabnya papaku tidak memperbolehkan untuk memegang tanganya, karna papaku takut jika aku tau beliau ketakutan akan membuatku merasa tidak aman, karna itulah yang aku rasakan.

"Sudah?" Tanya papaku yang masih terdiam

"Sudah" jawabku sembari mengatur nafas
#suwanggi

Ahirnya akupun melanjutkan perjalanan, dengan wajah yg menunduk melihat tanah.

"Sampai" kata papaku

Ak menengadahkan kepalaku, terlihat rumah panggung di hadapanku, namun rumah itu gelap tak ada penerangan. Entah sudah tidur atau memang sengaja tak dibiarkan gelap.
#suwanggi

Aku masuk dengan papaku di sebuah rumah panggung, setelah mengabaikan tatapan kaget dari tuan rumah. sebelumnya papa harus menggedor pintu beberapa kali, dan beberapa kali juga orang di dalam rumah itu menanyakan siapa kami. Seperti tak percaya jika kami adalah manusia
#suwanggi

Di dalam rumah tak ada penerangan, hanya ada perapian kecil di tengah" ruangan. Setelah masuk, saat aku hendak duduk untuk menghangatkan badanku, papa mencegah, aku kembali kesal saat baru saja menemukan tempat aman, ternyata kita tidak akan singgah lama.
#suwanggi

"Langsung saja, mama sakit. Giliran bapak untuk membawa ayam. Malam ini juga" kata papa

"Ahhh astaga, sudah ku duga. bapak tidak bisa ikut, ini. Tinggal ayam ini yg bapak punya, kau bawa sa. Bapak bantu doa" kata bapa tua itu.
#suwanggi

Tak ada kata yg keluar dari mulut papaku, diambilnya ayam itu tanpa kata" saat keluarpun hening, aku menyunggingkan senyumku, tidak nyaman saat meninggalkan bapak tua itu begitu saja. Sedikit lega saat bapak tua itu membalas senyumku. Setelahnya kembali ke dalam gelap.
#suwanggi

Tak seperti tadi, aku pulang dengan aman. Sepertinya hal tadi hanya menghalangi kami untuk mengambil ayam. Tak lebih.

Sesampainya di rumah nenek, semua orang menatap papaku dengan tatapan takjub, setidaknya itu yg aku tangkap karna aku tak paham dengan bahasa sumba
#suwanggi

Setelahnya Rato mengambil ayam itu, membelahnya lalu melihat hatinya. Rato menggelengkan kepalanya, lalu menghembuskan nafas berat.

"Jangan di tahan lagi, jika dia mo pulang, biar dia pulang" kata Rato berat.

Mendengarnya aku seakan tak terima, kami kembali sendu.
#suwanggi

Harapan yg kami bangun tinggi" untuk kesembuhan nenek seakan roboh, semua tertunduk lesu. Namun bukanya menahan, kami hanya melakukan apa yang kami bisa.

"Besok kita ambil babi, kita lanjut upacara adat" kata papa Opi sebagai anak tertua.

Kami semua setuju
#suwanggi

Malam hampir usai saat aku membaringkan tubuhku di dekat perapian, aku memilih tidur di dapur karna semua kamar penuh.

Aku tidur bersama papaku yang sudah lebih dulu tidur, sedang aku sibuk menata kayu, menjaga apinya tetap menyala.
#suwanggi

Lamat" aku mendengar suara seseorang menyenandungkan lagu, aku kenal suaranya, suara sosok yg sama, sosok yg mengikutiku sedari aku di dalam bis.

Jantungku kembali berdebar, namun tak seperti saat di hutan, setidaknya di dapur terang.
#suwanggi

Namun lambat laun suara itu semakin dekat, di barengi suara langkah kaki di dalntai kayu.

Krek.. krekkk.. krekkk

Lalu sosok itu muncul di ambang pintu, soaok yang sama. Di naikinya tangga dari kepala kerbau, lalu kembali melangkah menuju perapian. Aku tak berkedip
#suwanggi

Menatap sosok itu yg kian dekat. Sampai ahirnya dia berjongkok di depanku. Di depan perapian. Wajahnya penuh keriput, namun bersih. Sekilas tak seperti hantu dan semacamnya. Namun kukunya sangat panjang berwarna hitam.

Aku tak tau harus bereaksi seperti apa, hening..
#suwanggi

Sosok itu masih bersenandung, suaranya menenangkan, namun aku tak mengerti apa arti lagu tersebut. Sampai sesuatu menepuk" pipiku kencang.

"Emhhh" rintihku saat sinar matahari menyorot dari sela-sela kayu. Aku terduduk bingung. Ku pandang lg perapian yg sudah padam
#suwanggi

Ahh.. sepertinya semalam aku hanya bermimpi.

"Zel mari ikut" kata Kak Afan, kakak sepupuku dari Bali. Dia sering menjagaku di bali sewaktu aku masih bayi.

"Kemana?"

"Air terjun" jawabnya, membuat mataku berbibar. Dia tau benar apa yg aku suka.
#suwanggi

"Jangan bilang papa" kataku, bergegas melipat selimutku.

"Ku tunggu di luar" katanya bersemangat.

Setelah beres aku menyusul ke depan. Ku dengar papa tengah mengambil uang di bank, jadi aku aman.

Aku pergi ber 6 semua sodarku sepupuku laki" hanya aku yg perempuan.
#suwanggi

Namun aku tak peduli, aku sudah lama dengar jika air terjun itu tidak jauh, juga sangat indah.

Dan benar saja walaupun harus memanjat tebing sedikit, dan jalanya curam. Semuanya terbayar.
#suwanggi

Sesaat aku menikmati pemandangan menakjubkan, dengan sesekali mengambil gambar. Setelahnya aku masuk ke air untuk berenang. Jadi air terjun ini ada 5 tingkatan dan yg aku foto barusan adalah tingkatan paling tinggi. Kebayang kan ndakinya seperti apa..
#suwanggi

Namun saat aku tengah duduk karna lelah mengitari kolam, aku menepi sembari duduk. Memandang sepupu"ku sibuk loncat dari tebing.

Namun saat itu aku terfokus dengan sosok anak kecil yg ikut terjun. Namun saat dia terjun dia tak lg naik ke air.
#suwanggi

Perasaan tidak ada anak kecil dari tadi, aku pun melihat terus ke arah air, takut jika anak tersebut tenggelam dan sebagainya.

Sempat diabadikan, diriku yg terpaku menatap air.
#suwanggi

Setelahnya aku mencoba memanggil sepupuku utuk memeriksa kedalam air.

Namun bukanya memeriksa mereka malah menatapku bingung, katanya sedari tadi di sini hanya kita ber 6.. tak lebih.

Namuj tentu saja aku bersikeras. Mengingat sedari tadi anak yg masuk ke air tidak
#suwanggi

Naik ke permukaan.

Setelah beberapa kali aku yakinkan mereka pun masuk ke air, mencoba mencari anak yg tadi terjun dari atas. Namun sampai sore hari pun kami tidak menemukan apa"

"Mungkin kau salah liat" kata abangku.

Akupun mengangguk, ya.. mungkin aku salah liat
#suwanggi

Karna sibuk memcari anak tersebut, kami pulang terlalu sore, membuatku dag dig dug kalau" sampai rumah kena marah.

Setelah menuruni tebing, dan jalan yg licin. Sebelum ke jalam setapak aku kembali menatap kolam yg tadi ku pakai berenang, dan betapa terkejutnya aku
#suwanggi

Anak itu ada di tebing yg sama, masuk ke air yang sama. Saat melihatnya aku ingin kembali ke atas walau langit hampir gelap.
Namun saat melihat anak itu melakukanya ber ulang" terlebih caranya naik ke tebing yang tak masuk akal. Aku menaruh prihatin padanya.
#suwanggi

Ahirnya aku memutuskan pulang saja, namun saat aku sudah sampai di rumah nenek, papa sudah ada di ambang pintu. Menungguku dengan raut wajah marah.

Aku tau aku sedang dalam masalah.

"Sini" kata papaku, sesegera mungkin aku kesana di ikuti abang" ku di belakang
#suwanggi

"Dari mana?" Tanya nya..

"Dari air terjun om" jawab abangku yg paling tua.

"Ini setan! Jangan ajak lagi sa pu anak ke sana iya? Kau tau? Baru ada anak mati di sana, satu minggu baru ketemu, baru kemaren ketemu! Aih sial betul engkau. Jangan buat sa marah"
#suwanggi

"Ini setan! Jangan ajak anak saya ke sana lg. Kamu tau? Baru ada anak yg mati di sana dan satu minggu baru di temukan, baru saja kemarin ketemu. Aduhhh nanti sial km. Jangan bikin saya marah" kata papaku menggebu2
#suwanggi

Bukanya takut, semua mata dari abang" ku tertuju padaku. Akupun sama, seakan tak percaya jika yang aku lihat barusan adalah anak yang meninggal. Dan yang lebih mengerikan lg, jika anak tadi baru di temukan kamarin, berarti yg kita pake mandi tadi.. air mayat?
#suwanggi

"Masuk.. masuk" intruksi papaku.

Aku pun menurut walau masih banyak pertanyaan di kepalaku, terlebih bagaimana bisa anak yg ku lihat tadi mati dan tak tertolong. Namun aku tau semua pertanyaan tak musti di utarakan terlebih saat rumah nenekku ramai,
#suwanggi

Karna akan di adakan pemotongan babi. Setelah berganti baju aku mendekat, setelah Rato mengambil hati dari babi tersebut. Dilihatnya hati babi itu tak bagus, sesekali Rato menghembuskan nafas berat, sebelum ahirnya bertanya.

"Ada cucunya yg belum datang?" Tanyanya
#suwanggi

"Ada Zidane belum datang" kata papaku.

Memamg adik laki"ku belum datang, akupun tak paham kenapa dia selalu enggan jika diajak ke sumba.

"Ada yg nenekmu tunggu, di mana dia" tanya Rato

"Di jawa" kata papaku lesu
#suwanggi

"Waktu bapakmu meninggal dia nunggu zella kan? Tapi tidak datang walau sudah km jemput. Sekarang mama mu meninggal dia tunggu zidane. Rasanya juga di a tidak akan datang" kata Rato pelan..

"Ina.. jangan marah, itu sejarahnya" imbuh Rato
#suwanggi

Ina sendiri panggilan halus untuk anak perempuan.

Mendengarnya aku tidak menyanggah, memang begitu adanya. Waktu kecil saat kakek sekarat, papa menjemputku untuk datang di detik" terahir namun saat itu aku masih kecil, dan nenekku dari jawa tidak membolehkan.
#suwanggi

Saat ini pun sama, zidane adik laki"ku tidak ada. Dan seperti yang Rato katakan sepertinya memang dia tidak akan datang.

Hampir sebulan semua ritual sama, pemotongan babi hampir setiap hari di lakukan, rumah selalu ramai tamu. Sampai ada titik terang..
#suwanggi

Rato mengatakan jika nenek ada harapan hidup, mungkin untuk satu tahun ke depan.

Mendengarnya aku cukup lega, akupun sudah merencanakan pulang. Dengan melihat" harga tiket. Aku memutuskan pulang hari minggu.

Setelah memutuskan hari aku pulang, akupun beranjak tidur
#suwanggi

"Zel bangun" kata om ku membangunkan, aku ingat betul aku menggunakan baju tidur corak garis2 pada waktu itu.

"Kenapa om?" Tanyaku

"Nenek meninggal"

"Loh tiket udah di pesan, abis ini aku harus pulang"

"Batalin zel" kata om ku menahan tangis.
"Zel? Zel? Bangun bangun" panggil tanteku.

Hah hah hah

Nafasku memburu, masih ada sisa air mata di mataku. mimpi sial, hanya mimpi hanya mimpi. Hiburku pada diri sendiri.

"Gimana zel? Udah liat tiket? Jadi pulang kapan?" Tanya tanteku.

"Pending aja deh tan" jawabku lesu
#suwanggi

ya.. aku salah satu orang yang percaya terhadap mimpi ku.
setelah bangun aku membuang fikiran negatif dengan memasak. masak apa saja hingga lupa semuanya. saat itu aku memasak puding dari labu kuning. kebetulan di sumba banyak labu kuning.
#suwanggi

saking banyaknya sampai tidak terolah, dan hanya di jadikan pakan babi. tapi karna aku jawa tulen dan serba sayang dengan makanan. selain labu aku juga memasak kue lumpur dari labu, cookies labu, dan sayur labu. pokoknya serba labu.
#suwanggi

setelah semuanya selesai, tinggal membuat kopi sebagai pelengkap. karna di kampung nenekku di perbukitan, bayangkan saja. sisa hujan, embun, hawa dingin, cookies, dan kopi. perpaduan sempurna bukan? sejenak melupa atas hal buruk yang baru saja tersirat.
#suwanggi

hari-hari kulewati seperti biasanya. sudah lupa dengan mimpiku kala itu.

karna hari minggu aku memutuskan untuk pergi ke sungai, guna mencuci bajuku yang sudah menumpuk, ku masukkan baju ke bak lalu ku naikkan ke punggung kerbau.
#suwanggi

ini adalah ide gila ku yang tak ingin jalan kaki membawa baju segitu banyak. setelahnya aku membayar anak tetangga untuk menuntun kerbaunya dengan aku di atasnya. rasanya empuk kek naik kuda! tp beda ukuran wkwk.
#suwanggi

setelah sampai di pinggir sungai aku merogoh uang 5 ribuan, ku berikan setengahnya supaya dia tidak kabur. nanti sisanya baru ku berikan saat sudah sampai di rumah nenek. ku minta dia agar tidak main terlalu jauh supaya aku tidak bingung mencarinya.
#suwanggi

dan syukurnah dia mudah mengerti. sehingga aku bisa mencuci baju dengan tenang.

ku lihat di sungai ramai dengan mama" yang tengah mandi, biasa kalau mama" biasanya akan mandi begitu saja, tanpa takut di intip. sedang aku sibuk mengucek bajuku.
#suwanggi

sebenarnya aku sangat suka keadaan si sumba, kecuali satu. sinyal! ya sinyal sangat parah di sumba ini, namun di sungai sedikit lancar, mungkin karna dekat dengan sawah, dan tak terlalu banyak pohon jadi mudah sinyal untuk masuk.
#suwanggi

setelah selesai mencuci aku sibuk berkabar dengan teman-temanku di jawa, rasanya rindu karna total sebulan lebih aku di sumba, namun baru saja aku berkabar via telfon, sepupuku datang dengan nafas ngos-ngos an
#suwanggi

"Kak zel? hah hah hah, kak... nenek.. nenek sekarat" katanya terengah-engah. sedang aku yang mendengar itupun kalut hingga tak sadar ku tinggal semua bajuku yang sudah selesai ku cuci. setelahnya berlari menuju rumah.
#suwanggi

dan benar saja, saat aku sampai rumah keadaan kamar nenek sudah penuh sesak. sesak sampai aku harus berdesak"an untuk masuk. di sana Nenek bersandar pada papaku, nafasnya terengga-enggah, matanya kabur. sungguh aku sangat kawatir padanya.
#suwanggi

satu persatu cucunya memeluknya, sembari membisikkan jika kami semua iklas, jangan di tahan lagi. sampailah pada giliranku, aku mencium tanganya, lalu merengkuhnya.

"Zel, bilang sama nenek kau kuliah zel!" kata Bea, kakak perempuan papaku.

"Bea..." jawabku lesu
#suwanggi

"Bilang Zel.. nenek mau kau kuliah!"

bukan tak mau kuliah, sungguh siapa orang yang tak mau kuliah, namun aku tau benar tentang tabiat papaku. setelah beliau menikah lagi aku tak pernah menuntut banyak, pernah bersikeras tp nyatanya sangat melelahkan.
#suwanggi

"Bea..." jawabku lagi, bingung musti menjawab apa.

"Turuti mau nenekmu Zel"

"Bea aku pernah gagal, aku sudah berusaha sebisaku. tapi nyatanya saat usaha tidak selaras dengan apa yg aku dapat itu sulit. tolong jangan memaksakan apa yang sudah bisa ku tebak ahirnya"
#Suwanggi

"zel.. kuliah nak" kata papaku.

"Nenek dengar? aku gak janji sendirian. aku turuti mau nenek, tapi gak bisa menjanjikan hasil ahirnya. kebencian kemarin, rasa kesal kemarin, biar pergi bersama nenek. kita semua iklas" kataku sembari merengkuhnya untuk yang terahir
#suwanggi

selang beberapa saat nenek menarik nafasnya dalam, setelahnya menghembuskan nafas terahirnya. aku menangis bebarengan dengan yang lain. lalu aku tersadar, hari ini hari minggu harusnya aku pulang, baju yang aku pakai? astaga baju tidur garis"
#suwanggi

sama persis dengan apa yang ada di mimpiku, astaga.. andai saja aku bersikeras pulang pada hari minggu, pasti aku tidak akan ada di detik terahir nenekku. ku cium lagi tangan nenekku yang sudah dingin. setidaknya aku ada di detik terahirnya.
#suwanggi

"zel mau ikut mandiin nenek?" tanya tanteku.

"Tentu" jawabku singkat.

saat kakak ku sibuk memanggil perawat untuk membawa formalin. karna jika di sumba biasanya orang yang sudah meninggal akan di olesi formalin untuk diawetkan.
#suwanggi

bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan untuk menunggu sodara jauh yang hendak melihat nenek untuk terahir kalinya, juga untuk menunggu kubur siap. notabenya kubur terletak di depan rumah, yg membuat lama karna kubur terbuat dari pahatan batu, atau dari semen
#suwanggi

itu sebabnya proses menjadi sangat lama.

tak lama setelah kami selesai memandikan nenek, perawat sudah siap dengan formalin. formalin itu di infus kan ke tubuh nenek, juga di oleskan ke tubuh nya sebelum ahirnya di indahkan di peti kubur.
#Suwanggi

dari nenek meninggal, keadaan menjadi 2x lipat lebih ramai, kami menjadi ber xxxx lebih sibuk. ini adalah pemakaman ke 3 di sumba yang aku datangi, cuman aku baru pertama kali menjadi tuan rumah. dan aku gak tau bakal serepot ini.
#suwanggi

berkali" aku mengantar nampan yang berisi gelas penuh kopi ke setiap orang yang datang. setelahnya kembali ke belakang untuk mencuci gelas" kotor. aku baru bisa beristirahat pukul 10 malam, digantikan dengan sodara" yang baru saja datang.
#suwanggi

sedang aku menepi ke perapian, mencari sedikit kehangatan di tengah malam yang kian dingin.

di pekatnya malam aku melihatnya lagi, sosok itu yang tengah menatapku tanpa ekspresi. sedari aku datang dia selalu muncul tanpa aku tau maksudnya. saat aku menatapnya lekat
#suwanggi

Rato menghampiriku, membuang ludah berwarna merah pekat hasil dari kunyahan pinang dan kapur siri. setelahnya menanyakan hal yang tak ku duga.

"Ina.. kau lihat itu?" tanya Rato padaku.
"Maksudnya?" tanyaku untuk memastikan.
"sosok perempuan di dalam gelap" katanya
#suwanggi

"iya aku lihat" kataku yang masih menatap sosok tersebut

"Dia leluhurmu. menjemputmu, menyuruhmu pulang, dimanapun kau tinggal darah tidak bisa berbohong. kau tetap bagian dari kami"

"Aku tau" jawabku pelan

setelah menepuk pundakku Rato pergi.
#suwanggi

"Kau tau leluhur. kadang tidak mudah hidup dengan latar belakang dua suku yang berbeda. kata papaku aku terlalu banyak makan beras jawa hingga tidak bisa bahasa sumba. aku ingin membenarkanya, aku memang lebih paham jawa jauh ketimbang sumba.
#suwanggi

namun bukan berarti aku lupa, aku mencoba mengerti adatnya karna aku anak pertama. karna nantinya adikku akan bertanya padaku dan aku harus bisa menjelaskan. kadang rumit namun aku juga tak punya pilihan. jadi jangan mengikutiku lagi. aku tau apa yang harus ku lakukan"
#suwanggi

setelah mengatakan itu aku masuk ke dapur untuk tidur. namun baru juga aku masuk, tanteku menyuruh untuk mengabari ibuku, supaya ibuku bisa datang.
#suwanggi

"sebelum ku kabarin aku mau memastikan dulu, nanti kalian akan gimana? masalahnya papa udah ada istri baru dan kalianpun sudah kenal"

"Astaga zel.. kita trima baik. tante kan dari jawa juga, karna menikah sama adek papamu, bukan berarti tante lupa kan sama mama mu"
#suwanggi

"Aku cuman memastikan, sebagai anak aku punya ketakutan dengan apa yang akan di rasakan ibu ku saat sampai sini. perasaan tidak diterima atau diasingkan, itu yang aku takutkan"

"Tida zel.. tida" kata tanteku.

"nanti ku kabarin" kataku sebelum masuk untuk tidur
#suwanggi

aku tidur, namun sialnya otak ku terus memikirkan hal yang bahkan belum terjadi. karna tak bisa tidur akupun ke ruang depan, menarik kursi untuk tidur di dekat peti nenekku. kalau saja nenek masih hidup pasti lebih mudah untukku.
#suwanggi

malam berganti pagi, aku menelfon ibuku untuk datang secepat mungkin. aku sengaja selama disini tak menghubunginya. alasanya karna aku lemah hati, dan mudah kangen.

"Knapa ga ngabarin sih, km ini lho selalu gitu kalau pergi jauh"

"Kalau aku ngabarin ntar aku kangen"
#suwanggi

"kan kepikiran zel, ibuk tu"

"Aku udah gede.. smp aja aku udah ke sumba sendirian. padahal ke malang aja gak pernah wkwk"

"Soalnya km kalau punya mau harus, mana bisa orang lain bilang enggak" kata ibukku

"dateng ya?" tanyaku sekali lagi

"Iya"
#suwanggi

setelah mengabari aku masuk ke kamar untuk memakai kain songket. setelah ini akan ada banyak tamu yang datang, dan hewan ternak mulai masuk.

"Zel?" panggil papaku dari balik kamar

"Ya, pa.." jawabku

setelah keluar aku mengambil sekotak sirih pinang
#suwanggi

gna di bagikan ke tamu papaku yang membawa kerbau ataupun kain. di sumba jika pangkat nenek yang meninggal pasti akan sangat banyak hewan yang masuk. terlebih nenekku sendiri memiliki 9 anak. jika satu anak punya empat atau tuju undangan, tinggal kalikan 9.
#suwanggi

"jangan kecil hati zel, walau cuman satu kerbau, papa masih punya undangan"

"itu udah bagus kapan hewan masuk?" tanyaku.

"tunggu ibumu datang, orang cari hewan juga pasti butuh waktu" kata papaku.

aku mengangguk, setelahnya ke depan untuk menyaksikan hewan yg masuk
ku lihat setiap kerbau yg masuk diukur tanduknya, begini aturanya. jika keluarga saudara meninggal dan keluargaku memberi kerbau yg panjang tanduknya satu lengan, berarti jika keluargaku meninggal ukuran tanduk kerbau yg kami terima harus sama, tak boleh kurang, bagus jika lebih
#suwanggi

saat hewan masuk tanduknya diukur, setelah pas. tuan rumah akan menyelempangkan kain. sebagai rasa terimakasih karna telah menunjukkan rasa bela sungkawa.

kadang jika tanduk hewan kurang panjang, akan di tambah dengan satu ekor babi. supaya pas.
#suwanggi

mungkin bagi orang lain akan sangat aneh, karna rasa iba diukur dengan hewan. namun inilah adat, semakin besar rasa duka yang kita rasakan pasti akan lebih besar hewan yang kita berikan. dan akan sangat malu jika ibu meninggal dan anak tak memiliki undangan.
#suwanggi

"kamu lihat zel? begitu cara nya"

"ya aku tau"

siang berganti malam. saat aku asik menghangatkan kaki, papaku duduk di sebelahku, menatapku tajam. ya.. selalu begitu jika ada keinginanya yg tak boleh ku bantah.
#suwanggi

"kuliah zel.." kata papaku

"siapa yang nyuruh aku keluar kampus waktu itu? tiga bulan aku kaya orang gila merenungi kegagalanku. kegagalan yg papa ciptakan. kenapa papa nyuruh aku kuliah? karna semua anak sodara papa kuliah?"

"Zel!" bentak papaku
#suwanggi

aku menatapnya kosong, terlalu lelah untuk sekedar bereaksi.

"Kalau gamau dengar, papa usir kamu dari sini" katanya berteriak sembari menarik tanganku.

saat itu aku terkejut, terlebih saat semua mata tertuju padaku.
#suwanggi

"jangan sentuh aku" kataku kesal, kesal hingga rasanya ingin berteriak. kesal hingga ingin menangis keras.

"untuk pergi dari sini tanpa diusir pun aku bisa. mudah, tapi aku datang kesini buat siapa? buat nenek bukan buat papa. jadi jangan teriak ke aku"
#suwanggi

aku mengatakanya dengan intonasi pelan, namun tajam. hal yang dibenci papaku ketika aku mengatakan semua hal dari raut wajahku yang membeku.

semua sibuk menyalahkan papaku, tentang sikap arogan nya dan kata-kata tajam yg keluar dari mulutnya. sedang aku masuk ke kamar
#suwanggi

"zel.." kata abangku pelan

"jangan masuk" kataku tajam.

namun seakan tak mendengarkan dia masuk begitu saja, lalu duduk di sebelahku.

"Jangan keras sama diri sendiri, kalau mau nangis ya nangis aja" katanya
#suwanggi

"kalau aku nangis emang bakal gimana? aku ga suka di kasihanin, atau orang ngeliat aku menyedihkan" kataku

"Kamu benci papamu?" tanyanya

"sangat, tapi besok mungkin aku sudah lupa. berat menjadi seorang pembenci, apalagi untuk membenci seorang ayah"
#suwanggi

mendengarnya, dia mencoba mengelus kepalaku, namun ku tepis.

"jangan sentuh aku pas aku lg marah, jangan elus kepalaku karna aku bukan peliharaan. jauhin tanganmu dariku" kataku tajam
#suwanggi

membuatnya menarik nafas dalam, namun belum juga dia beranjak, salah satu sepupuku berteriak, suaranya seperti orang gila yang tengah mengamuk.

aku yang penasaranpun seakan lupa dengan rasa kesalku lalu berlari untuk melihatnya.
#suwanggi

"dia kesurupan" kata om ku yang mencoba memegangi badan nya
#suwanggi

kata orang, jika orang yang meninggal belum genap 40 hari. Arwahnya masih di sini. mungkin itulah yang bisa menjawab keadaan adik sepupuku yang tengah menatap sinis ke segala orang yang datang untuk melihat keadaanya.
#suwanggi

"kalian ini, baru juga saya pergi sebentar. saling bertengkar, saling menyalahkan satu sama lain, juga tak mau memaafkan satu sama lain. yang kalian tau hanya mencari pekara" kata adik sepupuku sembari menatap tajam ke arah kami semua.

"Nenek?" tanyaku
#suwanggi

tak kuasa menahan kesedihan, ikut ambil bagian dalam pekara sehingga tidak membuat nenek pergi dengan tenang adalah hal yang sangat aku sayangkan.

seakan merasakan hal yang sama, semua bersimpuh memeluk kaki sodara sepupuku. meminta maaf karna kekacaua yg mereka buat
#suwanggi

"kalau saya ga ada, gak akan ada yg melerai kalian. mau kalian saling bermusuhan hingga membuat rumahku sepi, aku juga tidak bisa mencegah" kata sodara sepupuku dengan mimik wajah sendu. khas nenek saat merajuk.

"Mama!! maaf mama" teriak papaku di susul tangis kencang
#suwanggi

yang lain juga ikut meminta maaf, menginggat memang terlalu banyak kekacauan yang ada. tentu aku tidak bisa mengatakanya disini karna masalah itu bukan milikku pribadi, namun menyangkut orang lain.

setelah semua meminta maaf adik sepupuku pingsan.
#suwanggi

Papa mendatangiku, lalu memelukku erat. Ini memang cara berkomunikasi paling ajaib, namun sangat membantu untuk membunuh rasa benci diantara satu sama lain.

dalam sebuah pelukan, permintaan maaf yang tidak bisa terucap bisa termaafkan saat itu juga.
#suwanggi

aku tau benar sifat papaku, beliau memang sangat keras namun hatinya terlampau rapuh. Dan kurang bisa menerima penolakan. itulah yang membuatnya marah.

selain itu untuk mengurus pemakaman adat tidaklah mudah, selain waktu dan tenaga, pengeluaran juga sangat besar.
#suwanggi

apalagi papaku orang rantau. saudaranya menganggap jika papaku selalu punya uang lebih, hingga banyak pengeluaran di bebankan padanya. semua itu menjadi bom waktu, dan amarahnya pecah padaku.
#suwanggi

Namun tak apa, aku mengenalnya lebih baik dari siapapun. dan hatiku selalu lapang untuk memaafkan nya.

seperti Papa, semua yang merasa memiliki salah mengutarakan permintaan maaf. yang dimintai maaf pun ahirnya memaafkan. hal yang sangat baik setelah kejadian buruk
#suwanggi

2 hari setelahnya ibuku telfon jika dia akan berangkat dari bali. Aku yg mendengarnya sangat senang sekaligus bingung. senang karna bisa melepas rindu, bingung karna istri papaku juga sudah datang.

namun enggan memikirkan lebih jauh, aku bersiap menjemjemput nya
#suwanggi

sekitar pukul satu siang aku sudah ada di bandara, menunggu ibu negara turun dari pesawat. tak lama setelah beliau turun kita bertemu. ibuk memberiku pelukan hangat sebelum ahirnya masuk ke dalam mobil.

"Ibuk bawa kain" katanya bangga.

"Kain apa?" tanyaku
#suwanggi

"jarit buat nenek" katanya

"Kan nenek bukan orang jawa" kataku pelan lalu mengintruksikan untuk menepi ke pasar.

ku pilih Lero (kain) berwarna ungu dengan corak berwarna putih, ku pilih kain itu sembari membayangkan nenek mengenakanya.

"Bawa ini" kataku
#suwanggi

ku serahkan kain itu pada ibuku. Ibuku menatapku kesal, mungkin karna sudah bangga dengan kain yang beliau bawa. Tapi aku ingin beliu terlihat menghormati nenek dengan membawa yang semestinya orang sumba bawa. dengan begitu dia akan di hargai layaknya orang sumba
#suwanggi

saat ibuku datang sodara papaku berhamburan memeluk ibuku, dalam hati aku sangat lega karna mereka menepati janji. aneh, ibuku begitu santai sedang jantungku rasanya ingin keluar saking was"nya.
#suwanggi

sesampainya di peti mati ibuku menangis, ya.. hal yang sangat jarang aku lihat. hampir tak pernah.

ku serahkan kain yang ibuku bawa pada sodara papaku, karna ku lihat ibuku menangis sampai tak bisa berbicara
#suwanggi

"Ma, ini kain murah. namun kain ini lambang jika ibuku sangat berduka, tolong diterima" kataku pada sodara papaku.

dan sungguh aku terkesan saat kain itu di letakkan di bawah kepala nenekku sebagai sandaran kepala.
#suwanggi

aku lihat benar ibuku sangat dihargai, dan itu membuatku senang. melihat bagaimana mereka menenangkan ibuku, dan menemani ibuku. sedikit membuatku tenang.

tiga hari lagi Nenek di makamkan, dari kedatangan ibukku, ibuku kangsung ke dapur, membantu apa yg perlu di bantu
#suwanggi

mengeluarkan cabai, bawang, dan merica, astaga... ibuku memang ajaib. khas orang jawa, apa yang ada bawa! haha..

malam ini gong sudah di persiapkan dan alat musik sudah di persiapkan, begitupun parang yang sudah di pasah hingga mengkilat. semua orang berjaga
#suwanggi

sedang perempuan sibuk memasak dan bolak-balik membawakan kopi.

besok hewan sudah mulai datang, juga pemindahan jasat kakek dan kakak tertua papaku, dari batu kubur lama ke batu kubur yang baru.
#suwanggi

pagi menjelang siang, semua sudah siap dengan baju adat masing" aku sendiri sudah siap dengan kain yg membalut badanku dari batas perut hingga ke mata kaki. jika di jawa semacam mengenakan jarit. aku juga sudah siap dengan pinang yg aku taruh di dalam kaleku
#suwanggi

kaleku sendiri semacam tas kecil dari anyaman daun. daunya seperti daun nanas cuman lebih besar.

aku melihatnya masih menatapku sembari tersenyum tepat di batu kubur keluarga ku. sebagaimana pun bentuk nya menurutku arwah tetaplah arwah. walaupun sosoknya bagus.
#suwanggi

tak lama banyak kerbau datang. keluargaku sibuk meng selampangkan kain pada setiap orang yang membawa kerbau sebagai tanda terimakasih, setelahnya adalah giliranku memberi pinang dan sirih. jujur rasanya aku suka, seperti sake cuman lebih pedas. cman gak boleh di telan
#Suwanggi

setelahnya mereka mencium hidung. pertama kali jujur saja aku kaget, karna berbeda dari keluargaku yg di jawa yang biasanya cipika cipiki, ngertilah ya apa maksudku.

di Sumba sedikit berbeda, mereka saling menyentuhkan hidung.
#Suwanggi

dan part yg paling aku suka adalah musik dan tarianya. sumpah orang sumba ganteng nya nambah jadi 100x lipat pas main kataga. kataga itu semacam tarian dengan mengayunkan parang. semacam pisau yg panjang gitu.
ceweknya juga sekalem itu pas nari.
#suwanggi

jadi ngerasa indonesia seru banget punya banyak budaya, sayang aja ga terlalu ter ekspos.

setelahnya kebau di kumpulkan untuk di potong waktu acara pemakaman nenekku. namun ada sesuatu yg gak mengenakan. yaitu saat kerbau yg di bawa oleh undangan om ku
#Suwanggi

kurang panjang. ya.. hal semacam itu akan menjadi perdebatan. selain yg membawa hewan dengan keadaan malu karna tidak sesuai, keluargaku pun tersinggung. tapi di setiap masalah pasti ada jalan tengah, sehingga berhasil untuk di selesaikan.
#Suwanggi

setelah semua hewan masuk aku ke tenda depan rumah untuk menyiapkan makanan. karna keluargaku di bagi menjadi dua keyakinan, ada yg muslim juga ada yg katolik.
#suwanggi

tempat mekan di bedakan, selain tidak boleh makan babi setiap hewan yg akan di sediakan untuk undangan yg muslim, hewan nya pun khusus, di doakan dulu sebelum di potong.

"Zel, bisa masak opor?" kata Bea, kakak perempuan papaku.

"Bisa Bea" jawabku semangat
#Suwanggi

"Km jaga di tenda biru ya, sekalian masak opor" kata Bea.

akupun mengangguk lega, syukurlah aku gak dapat tugas cuci piring dalam hati.

setelah makanan siap, orang" pun di panggil. karna mayoritas di sumba kristen, akupun sedikit nyantai.
#Suwanggi

selang satu jam tendaku sepi, tugasku setelah tenda sepi adalah memisahkan sisa nasi dari piring. namun saat aku sibuk dengan tugasku, ada sosok bapak" mendekatiku.

"Ina ayam masi ada ko?" (ayam masih ada ga?)

"Ada om" jawabku

"Tolong ambilkan satu" katanya ramah
#Suwanggi

dengan senang hati aku mengambilkan satu potong ayam, juga nasi yg masih mengepul panas. ku serahkan pada bapak itu.

setelahnya aku kembali duduk. namun, tak lama bapak itu kembali lagi.

"Ina, bisa ambilkan saya nasi dan lauk?" tanyanya.
#suwanggi

jidatku berkerut, perasaan tadi sudah kuambilkan. padahal belum juga ada 10 menit.

"Lhoh, om bukanya abis dari sini ya?" tanyaku..

"Tida, dari tadi saya bantu bikin batu kubur" katanya.

mendengarnya pun, aku mengambilkanya lg walau rasanya aneh juga.
#suwanggi

"Dia datang ya?"

aku mengalihkan pandangan dari layar hp saat Rato menanyakan hal yang tidak ku mengerti.

"Siapa Rato?" tanyaku

"di acara pemakaman akan banyak suwanggi yang minta makan, minta di urus, dan sebagainya. dia yang tidak terawat biasanya datang"
#suwanggi

"haha, saya kira kamu bisa membedakan" katanya lagi.

namun belum sempat aku tanyakan, Rato sudah lebih dulu pergi untuk membantu yang lain untuk memainkan alat musik. menyambut rombongan lain yang datang membawa kerbau.
#suwanggi

siang berganti malam. tak ada yang tidur malam itu, para laki-laki sudah siap parang di pinggang. menjaga hewan ternak dari maling. anjing" juga di ikat di dekat" kebun yang tak terkena lampu.

para perempuan duduk di dekat diang, menghangatkan diri sembari bercerita
#suwanggi

waktu itu papaku bercerita, banyak pencuri yg menggunakan ilmu, bisa jadi dirinya tidak terlihat, bisa juga pencuri mengirim semacam teluh yang membuat seisi rumah tidur nyenyak. atau semacam ilmu kebal senjata.
#suwanggi

rencana pencuri di permudah karna rumah nenekku jauh dari jalan raya. juga banyak jalan tikus jika ingin membawa kerbau lari.

lalu aku bertanya "semisal kena bagaimana?"

"tergantung apa ilmunya" kata papaku

"kalau dibikin tidur pules?" tanyaku,

"Anjing jaga kita"
#suwanggi

"Maksudnya jaga kita?"

"Anjing makan dia" jawabnya sembari memasukkan ubi ke dalam perapian.

"Kalau ilmu nya ga keliatan?" tanyaku

"Anjing gongong, kita lempar parang." kata papaku sembari meneguk kopinya.
#suwanggi

"Kalau dia kebal senjata?" tanyaku lg

"Kta bakar, kaya ubi itu, sampai matang" kata papaku mengeluarkan ubi yg sudah matang sempurna. membuatku meneguk ludah dengan susah payah saking ngerinya.

"Gak di tangkep polisi?"

"dia masuk hukum sosial, hukum adat" kta papa
#suwanggi

"kok masih ada yg nyuri ya? padahal kalau ketangkep bisa mati" tanyaku merinding.

"Papa juga gak tau" jawabnya.

selang beberapa lama anjing menggonggong, tanpa ada suara, semua anak laki" lari ke kebun belakang.
#suwanggi

sama sekali ga ada suara, seakan sedang berburu, mereka menyebar. tak ada intruksi, tak ada pembicaraan. mereka seakan sudah tau apa yang harus mereka lakukan.

selang beberapa lama terdengar teriakan. membuatku membelalak saking kaget nya.
#suwanggi

"Kena!" teriak salah satu saudaraku dari arah kebun.

dengan tergesa aku dan yang lain ikut menyusul, ingin menyaksikan siapa yang berani mencuri.

namun sesampainya di sana tak ada orang. hanya tetesan darah yang menhilang dalam gelap.
#suwanggi

"Aku kira kena" kataku tanpa ku sadari

"Kena parang, tapi sayang dia gak ketangkep" kata sodaraku.

"Mati gak?" tanyaku lagi

"Kalaupun gak mati, seenggak nya semoga dia jera" kata saudaraku bergegas kembali perapian.
#suwanggi

aku pun mengangguk. ya,.. semoga saja.
.........

keesokan hari nya semua undangan datang. halaman rumah penuh sesak, terlebih saat hewan ternak masuk. di sambut dengan suara gong dan tarian adat.

dia, sosok itu seakan menyaru menjadi satu.
#suwanggi

setelah hewan masuk, kubur lama di buka. baru pertama kali aku melihat orang yang meninggal lalu setelah beberapa tahun kembali di keluarkan.

yg pertama di keluargan adalah raga kakek ku. terlihat kerangka nya masih sangat utuh, dengan gigi yang masih utuh.
#suwanggi

raga ke dua adalah kakak tertua papaku. seorang perempuan. di keluarkan oleh anak lelaki nya. sama dengan raga kakek ku, kerangka nya juga sangat utuh, dengan rambut yang masih utuh juga.

kedua raga itu di bungkus dengan kain adat sebelum di masukkan ke dalam peti
#suwanggi

setelah nya di jajarkan dengan peti nenek. sembari menunggu acara selanjutnya.

acara selanjutnya pemotongan hewan. Ini adalah hal baru untukku, sekaligus sedikit mengerikan karna aku gak terlalu nyaman liat binatang yg kesakitan. namun adat adalah adat.
#suwanggi

total ada 11 ekor kerbau yang di potong. belum termasuk babi dan ayam. setelah pemotongan setiap yang datang mendapat bagian daging. setelah nya penguburan, dan acara selesai.
#suwanggi

dan ketika malam datang,inilah hal yg paling tidak aku suka. bau anyir darah mengundang sosok" lain. terlebih pemotongan sendiri di lakukan di depan rumah. membuat pemandangan di depan rumah begitu mengerikan.
#suwanggi

mereka tak hanya datang, namun juga menjilat darah. seakan tak mau membiarkan anjing menghaiskan darah itu.

sosok nya sangat mengerikan, lidah nya menjuntai panjang dengan warna senada dengan darah itu sendiri.
#suwanggi

wajahnya putih tembok, dan matanya hitam besar, namun badanya kerdil dengan rambut berantakan se mata kaki. ku fikir jka orang dapat melihat nya pasti akan setakut ak.

di tmbah, saat mata kami bertemu pun, kami hanya beradu tatap lalu dia melanjutkan aktifitas nya lg
#suwanggi

seminggi setelah nya, ahirnya besok aku pulang. sebelum pulang aku menginap di rumah om ku dengan ibuku.

awalnya biasa saja, aku tidur lelap. namun, ada mimpi yg aneh, disitu aku melihat nenek ku sudah duduk di ruang tamu rumah ku di jawa, sembari memangku adikku
#suwanggi

ditemani orang yg sedari tadi membelakangiku, ku sapa nenekku seakan senang dia berkunjung, di mimpi itu nenekku menggandeng tanganku lalu berkata "meh, ikut" (ayo ikut) katanya.

"Kemana?" tanyaku

"Ko, tanya terus tiap sa ajak" (kamu nanya terus setiap diajak"
#suwanggi

"yaudah ayok" kataku balas beranjak dari duduk. di gandengan nya aku sampai ke ambang pintu. saat sudah di ambang pintu kakek dari ibuku, yg sudah meninggal. memanggil

"Sel, Muleh" katanya.

aku pun menoleh ke belakang, melihat kakekku melihatku marah.
#suwanggi

aku menatap bingung sosok jangkung, dengan tatapan marah itu. dan saat aku melihat ke arah nenek ku beliau sudah tidak ada. dari situ aku ingat bahwa nenek sudah meninggal. di mimpi itu aku terduduk menelungkupkan kepalaku sembari bertanya, mau di ajak ke mana
#suwanggi

sampai tubuhku di guncang, hingga terbangun.

"Nyapo to? mimpi opo?" (kenapa sih, mimpi apa?) tanya ibukku.

"Engga" kataku, yg bangun lalu membalik bantalku sembari memukulnya 3x. sembari menyematkan baik" kalau tadi hanyalah mimpi buruk.
tamat

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with JIKU

JIKU Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @jikumunya

Nov 28, 2022
Rumah itu menghantuiku, bahkan setiap puing genteng yang hendak menghantam wajahku tiap malam, tidak lebih mengerikan darinya yang bahkan tidak mbisa menyentuh kulitku.

@bacahorror_id @IDN_Horor Image
Pertama, aku ingin menyampaikan untuk siapapun km yang hendak mengapload story ini, ataupun ingin membawakannya. Selain mencantumkan narasumber, aku hanya ingin mengingatkan kalau lebih baik membawakan cerita ini di saat cerita sudah rampung.
Kedua, bagi pembaca ku yang sangat aku rindukan.. Jika kalian menantikan cerita ini setiap hari, atau mengharapkan kehadirannya setiap waktu, lebih baik baca cerita ini setelah rampung.

Kepadatan jadwal kerja, dan nongkrong, membuat cerita ini jarang tersentuh, jangan kecewa.
Read 84 tweets
Apr 23, 2022
Tentang aku, dan jiwaku yang lain.
@bacahorror #threadhorror #horrorthread Image
Malam, yang tak begitu cerah. Tapi semoga kamu dalam keadaan baik. Dan ya.. Aku mendapatkan satu cerita yang sudah utuh. Sudah mendapatkan ijin, juga sudah rampung. 

Aku tidak suka basa basi, ku jelaskan intinya sebagai pembuka cerita, lalu biarkan cerita mengalir se adanya.
Aku mendapatkan cerita ini dari seorang sahabat karip, seorang perempuan, umurnya kurang lebih 37thn, beda 13thn denganku. Kami bertemu 6 tahun lalu di suatu kos, sebelum memutuskan untuk berbagi kamar. Sebut saja namanya Ayu. Bukan nama asli.
Read 170 tweets
Mar 4, 2021
#KMPGP

Cerita ini terjadi sekitar bulan oktober lalu. Sebenarnya Aku, indah, adrian, dan koko, sudah merencanakan pendakian ini dari lama. Tapi baru bisa bisa terlaksana sekitar bulan oktober.

Sebenarnya aku belun tau medan gunung penanggungan seperti apa
#KMPGP

Jadi, bermodal nekat kami berangkat ber empat dari Batu. Jarak yang kami tempuh rumayan panjang. Sekitar dua jam lebih.

Jadi di pertengahan jalan, kami mampir ke indomart untuk membeli sarapan, kopi, dan beberapa perintilan yang belum sempat masuk ke carier.
Read 39 tweets
Aug 31, 2020
“Aku, Dewi Arimbi. Sampai tiba ajalku nanti, aku akan tetap mencintai suamiku yang kamu bunuh di depan mataku. Hatiku terbakar bersama raga yang ada di dalam rumah itu”

#bacahoror #bacahorror Image
#KBR2

Rusli memarkirkan sepeda ontel nya di pekarangan rumah Nonok. Lalu bergegas masuk untuk meminjam kerbau untuk membajak sawah.

“Pakde nempel kebo” (pinjam kerbau) ucap Rusli sembari masuk menuju dapur.
#KBR2

Dilihat nya Nonok tengah memasukkan kayu ke dalam diang (api) sedangkan Pakde Bejo tengah menjemur kayu di samping rumah dengan kesal. Karna baru saja di masukkan ternyata tidak jadi hujan.
Read 147 tweets
Aug 29, 2020
Bagi nelayan, malam adalah teman, jala adalah sahabat. Namun, dirinya adalah sosok paling sial. Tiba-tiba naik di sampan minta di antarkan pulang. Nun, namanya.

#bacahorror #bacahoror #NUN
Cerita ini di ceritakan oleh Narasumber yang tidak ingin di publikasikan siapa namanya. Cerita ini adalah seada-adanya cerita yang tidak di kurang-kurangi maupun di lebih-lebih kan. Saya mencoba menceritakan kembali dengan menjaga keaslian cerita. Jadi langsung saja ke cerita nya
Read 52 tweets
Jul 13, 2020
Awalnya keadaan desa biasa saja, namun semuanya berubah saat kami kedatangan warga baru. "Keluarga Bpk Rusli" begitu kami menerka setiap terjadi pekara.

#KBR
#bacahoror
#bacahorror
Gerimis tipis membuat desa terlihat lebih gelap dari biasanya. Suara jangkrik nampak nyaring. Kabut mulai menutup pandangan. Pukul 17:00. Dari kejauhan nampak lampu senter mencoba menembus kabut yang kian pekat. Sayup-sayup terdengan seseorang menyapa
#KBR

“Pak...” sapanya pada Kandar. Sedang Kandar yang di sapa hanya membalas “Moggo” (silahkan) sebagai bentuk basa-basi. Padahal kandar sendiri tak dapat melihat seseorang itu.
Read 154 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(