My Authors
Read all threads
PENJAGA YANG TIDAK BISA MENJAGA DIRINYA SENDIRI DAN ORANG LAIN, MENDATANGKAN MUSIBAH
-A HORROR THREAD-
saya @ayuningtyaspr mempersembahkan #3hari2mala
@bacahorror

@bagihorror

@horrornesia

@ceritaht

#bacahorror
#bacahoror
#threadhoror
#threadhorror
Yogyakarta, 2013

Kemah atau perkemahan yang dilakukan ketika duduk dibangku sekolah. Kali ini cerita tentang perkemahan SMA, sebut saja SMA 1 Garis Keras pada masa kelas 10. Pertama masuk SMA 1 Garis keras Rima akrab dengan 4 temannya yang bernama Saras, Mega, Miko, dan Farel.
Mereka memulai pertemanan dengan lingkup belajar kelompok, guru yang mengharuskan membuat kelompok tidak sengaja memilih 1 kelompok yang berisikan mereka berlima. Tapi cerita ini bukan 5cm ya hehehe. Disemua sekolah pasti ada kemah, kemah adalah urutan terakhir kegiatan
di pramuka. Sebagian siswa memang sangat malas dengan kegiatan pramuka dan kemah karena dituntut untuk hidup survive di alam. Dipramuka memang sudah diajarkan mendirikan tenda, memasak dengan bahan dan alat seadanya, dan masih banyak lagi. Rima tidak suka kegiatan pramuka
tapi harus dilakukan karena jika tidak mengikuti maka tidak akan naik kelas. Alah mungkin cuma gretakan agar semua anak kelas 10 mau ikut kemah gumam Rima dalam hati.

Kelas 10 disekolah Rima ada 7 kelas, dari kelas 10 A sampai dengan 10 G dan Rima berada di kelas 10 B.
Orangtua Rima berpesan ketika berkemah harus menjaga lisan, menjaga tingkah laku dan jangan lupa mengucap salam karena buper(bumi perkemahan) tidak setiap hari digunakan untuk kegiatan, dalam tanda kutip tempat itu lebih besar energi “penunggunya” daripada kita yang memasuki
wilayahnya. Bumi perkemahan itu biasanya berupa lapangan yang luas dan sekitarnya hanya ada kamar mandi dan sebuah bangunan untuk berteduh. Kali ini Rima tidak bisa satu kelompok dengan Saras, Mega, Miko dan Farel, ya nggak mungkin juga satu tenda sama cowok hehehe. Akhirnya
setelah dibagi Rima satu kelompok dengan Saras, Miko dengan Farel dan Mega terpisah sendiri. Ya gapapa lah, masih satu kelas juga kawannya.

Perkemahan SMA 1 Garis Keras dilakukan diluar sekolah dan tempatnya sangat dingin. H-2 sebelum berangkat ada technical meeting (TM)
untuk mempersiapkan apa saja yang harus anak kelas 10 persiapkan. Disini DA( Dewan Ambalan) melarang keras kita untuk membawa yang Namanya MIE INSTAN, padahal anak kemah kalo nggak bawa mie dan bikin mie kurang banget tapi yaudahlah daripada kena hukum. Disekolah kalian
DA(Dewan Ambalan) galak gasih? DA ku buset galak banget, nyebelin pula.

DA (Dewan Ambalan) adalah satuan organisasi dalam Gerakan pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang penegak. Ambalan penegak merupakan tempat pembinaan pramuka dari usia 16-20 tahun yang disebut
penegak. Teori singkatnya DA adalah kakak Pembina pramuka, orang yang mengatur jalannya acara kemah. Menurut Rima dan teman-temannya DA di SMA 1 Garis Keras garang-garang macam Kak Ros, apalagi yang bernama Mas Putra. Mas putra adalah DA yang paling dibenci sama semua anak
kelas 10 karena orangnya yang sok galak, sok ngatur dan rambutnya sangat klimis seperti cherrybelle-__-

-2 hari kemudian-

Malam sebelum kemah Rima bermimpi, dimimpinya Rima berada disuatu tempat dengan halaman yang sangat luas seperti lapangan. Ditempat itu ada pendopo yang
lumayan besar dan disamping pendopo itu ada 4 kamar mandi. Didepan kamar mandi ada kolam yang cukup besar, didekat kolam ada sebuah gubuk lumayan besar dan digubuk itu dihuni dengan sesosok POCONG. Pocong itu berada dibagian atap gubuk. Setelah melihat pocong itu Rima sontak
terbangun, tempat macam apa itu sangat mengerikan pikirnya. Ah mungkin hanya bunga tidur, lupa berdoa aku jelasku dalam hati supaya tidak takut. Lalu Rima tidur lagi dan keesokan harinya melaksanakan perkemahan yang menyebalkan itu.
Perkemahan ini diaksanakan 3 hari 2 malam, dari tanggal 10, 11 dan 12 bulan sekian tahun 2013. Tanggal 10 pagi semua berangkat dari SMA 1 Garis Keras sekitar pukul 7 pagi. Karena kelas 10 ada 7 kelas jadi juga ada 7 kendaraan untuk mengangkut kita dan barang-barang bawaan.
Kendaraan yang digunakan adalah TRUK, 7 truk digunakan. Setiap truk untuk 1 kelas dan barang bawaan, karena kelas Rima 10 B maka berada diurutan nomor 2. Saat naik Rima memilih dibagian samping kiri truk biar ada senderannya. Saras dan Mega berada ditengah sedangkan Miko dan
Farel berada di bagian belakang untuk jagain anak-anak. Didalam truk kelas Rima ada 2 DA untuk jaga-jaga kalau terjadi apa-apa. Ketika sudah naik semua pak sopir menyalakan mesin dan sepertinya truk ini masih masuk gigi jadi ketika dihidupkan mesinnya truknya nyendhal, Bahasa
indonesianya apa ya nyendhal tu kayak maju terus mundur gitu. Rima pegangan dibak truk bagian kiri dan tanpa disadari disitu ada paku yang cukup besar. Ketika truk itu dinyalakan dan nyendhal tangan Rima terkena paku dan keluar darah lumayan banyak, Miko dan Farel menolongnya.
“Rim tanganmu getihen”(Rim tanganmu berdarah) kata Miko sambil memegangi tangan Rima.

“ndang dibetadine malah gur dinengke Mik, nggowo ra?”(cepetan dibetadine malah Cuma didiemin Mik, bawa nggak?) saut Farel dengan raut muka yang sangat panik.

“nggowo, kae ning tasku.
Tak nyekeli tangane Rima”(bawa, itu ditasku. Aku megangin tangannya Rima) jawab Miko dengan menunjuk ke arah tasnya.

“aku wae sing nyekeli tangane Rima,kono jupuken ning tasmu sisan hansaplast”(aku aja yang megangin tangannya Rima, sana ambil ditasmu sekalian hansaplast) Farel
menolak mengambil betadine itu dengan nada sedikit kesal.

“kowe sing cerak, cepet Rel selak garing getihe”(cepet Rel, keburu kering darahnya) Miko memaksa.

“heeeee selak loro malah gur udur, kene tak golek dhewe !”(heeeeee keburu sakit malah adu mulut, udah tak carinya
sendiri!) kata Rima dengan nada marah karena mereka malah berebut megangin tangannya bukan nyariin betadine, dasar lelaki. Dan akhirnya Rima dibantu dengan DA untuk menyembuhkan luka ditangannya, apakah ini firasat? Apa ini ada hubungannya dengan mimpiku semalam? Ehmmmm pikir
Rima. Rima sering mengalami dejavu, tetapi kali ini dia tidak mingin menyangkutpautkan dengan mimpinya semalam.

Perjalanan ke buper (Bumi Perkemahan) ini sekitar 1,5 jam dari sekolah, ketika sudah mau memasuki Kawasan buper tiba-tiba Miko berbisik…
“Rim kok awaku ra penak yo”(Rim kok badanku gaenak ya) kata Miko yang sedang mengelus-elus punggungnya.

“rasah dirasake, gur 3 dina kok iso wis. Donga Mik”(gausah dirasain, Cuma 3 hari, bisaaaaaa. Berdoa Mik) kata Rima menengangkan yang sebenarnya dirinya sendiri juga
merasakan hal yang sama.

Didalam circle pertemanan mereka berlima ini sebenarnya mereka semua sensitive terhadap hantu, tetapi kali ini mereka tidak ingin berurusan dengan hal itu karena sedang dalam kegiatan sekolah. Sesampainya disana kita semua dikumpulkan dilapangan
yang sangat luas dan yang membuat Rima terkejut setengah mati adalah TEMPAT KEMAH INI SAMA PERSIS SAMA YANG ADA DIMIMPINYA. Letak pendopo, kamar mandi berjumlah 4 dan kolam yang berada persis berada didepan kamar mandi. Sungguh tidak mungkin bisa semirip ini dengan mimpi
semalam, Aneh kata Rima.

Semua anak kelas 10 dikumpulkan di lapangan, dan barang bawaan ditaruh dibelakang barisan. 1 DA memberi arahan dan tata tertib acara perkemahan, sedangkan DA yang lain mengecek tas-tas jika ada yang membawa mie instant. Setelah selesai pengecekan tas,
lalu semua siswa disuruh mendirikan tenda, bodohnya Rima lupa membawa patok untuk tenda. Alhasil Rima bertanggungjawab dengan menalikan tali tenda dipohon saja, toh malah lebih tinggi dan kencang juga. Seperti perkemahan pada umunya setelah mendirikan tenda ada aktivitas yang
harus lalui. Sampailah pada sore hari, dimana waktunya untuk bersih-bersih diri, makan dan setelah magrib akan diadakan pentas setiap kelas disertai dengan api unggun. Rima yang mempunyai riwayat alergi dingin ia tak mandi, karena teman yang lain sedang mengantri untuk mandi
Rima berinisiatif memasak air untuk membuat teh untuk menghangatkan badannya. Entah sedang tidak focus atau apa air panas itu bukannya masuk ke termos tetapi malah menumpahi tangannya, terlihat bodoh dan sangat bodoh memang. Ingin rasanya memangis sekeras mungkin karena memang
sangat panas :(. Rima ingin menelpon ibunya. Baru mencari HP tiba-tiba HPnya berbunyi dan ternyata Ibunya menelpon, menanyakan kabarnya dan Rima menceritakan apa yang terjadi. Firasat seorang ibu kepada anaknya memang luar biasa, sekali lagi ibu berpesan bahwa harus
berhati-hati di Kawasan perkemahan ini. Tidak ingin temannya tau, Rima segera membereskan tumpahan air dan memeberikan salep ke tangannya yang melepuh.

Kelas Rima akan mementaskan drama musical, sekelas ikut main dan yang menjadi naratornya adalah Mega karena mempunyai suara
yang bagus. Saras udah duluan ke lapangan bersama temen seregu, sedangkan Rima masih dandan didalam tenda. Pikirnya daripada sendiri lebih baik nyamperin Mega ngajak jalan bareng ke lapangan, terkahir kali ia melihat Mega masuk tenda dan belum keluar lagi. Tenda regu Mega yang
sebelahan dengan tenda Rima, Rima memanggilnya dari luar tendanya.

“Meg, ayok gek metu, gek ning lapangan ndak selak diseneni DA”(Meg, ayo buruan keluar, terus ke lapangan keburu dimaki-maki sama DA) panggil Rima kepada Mega yang kala itu sudah tepat berada depan pintu
tendanya.

“iya sek Rim”(iya bentar Rim) sahut Mega dengan suara yang cukup lirih

Posisi pintu tenda regunya Mega tertutup jadi Rima hanya menunggunya di luar, selang 5 menit teman-teman Mega keluar semua. Karena Rima tak melihat Mega, dia bertanya kepada Riska yang sedang
mencari sendalnya kala itu.

“Ris, Mega endi ya?”(Ris, Mega mana ya?) tanya Rima sembari melihat-lihat isih dalam tenda.

“Mega ning sekretariatan Rim, lara cah e,rareti po?”(Mega di sekretariatan Rim, sakit dianya, gatau?) jawab Riska. Jawaban yang membuat semuanya aneh.
“hah?” jawab Rima

“sek ya Rim wis dienteni cah-cah aku”(duluan ya Rim udah ditungguin temen-temen) sahut Riska dan meninggalkan Rima begitu saja

Karena penasaran Rima masuk didalam tenda regunya Mega dan benar saja tidak ada satu orangpun disana. Jadi yang menjawabku tadi
siapa? Yang kulihat masuk tenda tadi siapa? Hantu? Ah tidak mungkin pikir Rima. Bersamaan dengan itu angin berhembus seakan menusuk tulang dan rasa dingin seakan menyelimuti badan Rima. Acara akan segera dimulai.
Acara yang pertama yaitu acara api unggun. Sebagian orang menganggap api unggun itu hal yang menyenangkan dan saat api dinyalakan semua bernyanyi “api kita sudah menyala, api kita sudah menyala, api api api aaaaaapi kita sudah menyala”. Bagi Rima itu adalah lagu yang sangat
mengerikan karena seperti lagu pemujaan setan. Tumpukan kayu yang sangat tinggi, di bahasi dengan bensi akhirnya terbakar juga, api yang mulai meredup ingin dibesarkan kembali dengan menambahkan bensin. Karena posisi gelap, ada 1 DA laki-laki yang akan menyiramkan bensin dari
derigen ke apinya langsung dengan jarak yang cukup dekat tetapi api itu langsung menyambar tangan DA yang bernama kak Adit dengan cepatnya, tangan kak Adit terbakar! Acara api unggun yang semula terasa menyenangkan kini mencekam. Semua diam ketakutan, semua orang yang ada
dilapangan berdzikir. Kak Adit diobati dan istirahat disekretariatan. Acara pentas seni dilakukan tanpa gangguan dan sekitar pukul 10 sudah selesai dan semua anak kelas 10 diberi arahan untuk segera tidur agar tidak terjadi apa-apa lagi.

-keesokan harinya-
Tanggal 11 kegiatan dimulai dari jam 4 pagi, kami semua dibangunkan untuk sholat subuh berjamaah. Karena tangan Rima masih melepuh akhirnya tidak ikut sholat jamaah di lapangan. Setelah selesai sholat subuh dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan hingga sampai pada sore hari.
Semua acara berjalan mulus sebelum kejadian menimpa salah satu teman kelas Rima.

“oke kegiatan kali ini adalah mengisi pipa sampai penuh. Setiap regu wajib mengirimkan 5 orang” kata kak Putra dengan muka sok ganteng dan sok galaknya.

“siap kak” jawab semua anak kelas 10
Pipa besar sekitar 1 meter dilubangi samping kiri dan kanan. Permainannya adalah 1 orang mengambil air dari dalam kolam lalu dimasukan ke pipa sampai penuh. 4 orang lainnya menutupi lubang-lubang agar air tidak keluar. Kegiatan mengisi air lancar dan dilanjutkan dengan tarik
tambang, permainan ini khusus laki-laki.

Bodohnya permainan tarik tambang ini tidak menggunakan tambang yang semestinya, melainkan “HANYA DENGAN TALI PRAMUKA SAJA”. Regu 1 berada di sebelah kanan dan regu satunya berada disebelah kiri dan tengahnya adalah kolam, jadi yang
kalah pasti tercebur didalam kolam itu. Karena dari awal tidak memperhatikan safety permainan ini, ada salah satu teman kelas Rima yang memegangi tali dengan cara yang salah. Permainan dimulai dan tiba-tiba teman Rima menjerit

*KREEEEEEEEK*

*AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA*
Jari kelingkingnya retak!

Betul saja karena kesalahan memegang tali dan tali yang digunakan akhirnya ada korban. Teman Rima langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulance. Permainan dihentikan dan karena semua sudah basah-basahan di kegiatan mengisi pipa, para cowok
ceburan di kolam itu sampai magrib. Rerangkaian keganjilan 2 hari ini membuat Rima teringat oleh Mega, Mega sakit dan berada disekretariat. Diatara mereka berlima yang paling sensitive adalah Mega, dia bisa melihat hantu dan berkomunikasi dengannya. Rima ingin mendatanginya
di sekretariat tapi ia belum mandi dan makan, ah nanti duu saja kalau sudah beres baru aku kesana gumam Rima dalam hati. Agenda malam ini adalah jurit malam.

*PRIIIIIIIIIIIIITTTTT*

*PRIIIIIIIIIIIITTTTT*

*PRIIIIIIIIIITTTTTT*

Kak Putra membunyikan peluit tanda harus segera
berkumpul untuk jurit malam. Dia selalu bermuka galak dan membuat suasana menjadi sangat tegang. Rima sakit, kepalanya pusing (migrain) dibagian sebelah kiri. Biasanya Rima kalau migrain ketika begadang atau kebanyaka pikiran dan lagi-lagi ia lupa tak membawa obat. Ia bilang
kepada Saras kalau migrain dan disarankan untuk tidak ikut jurit malam.

“Ras sirahku mumet banget iki”(Ras kepalaku pusing banget ini) ucap Rima yang memegangi kepalanya dan terlihat sangat pucat

“la kenapa maune Rim?”(la kenapa tadinya Rim?) tanya Saras khawatir melihat Rima
“rareti aku Ras, piye ya iki”(gatau aku Ras, gimana ya ini) jawab Rima

“kowe rasah melu jurit malam wis, tak omongke Kak Putra. Turu wae ning tenda Rim, ndang ben gek mari”(kamu gausah ikut jurit malam aja, nanti aku yang bilang ke Kak Putra. Tidur aja ditenda, biar cepet
sembuh) jelas Saras.

Ternyata salah satu teman Rima yang satu regu juga tidak ikut jurit malam karena asma. Mereka berdua diam ditenda dan tak lama setelah itu ada DA yang menghampirinya mengajak untuk ke sekretariatan supaya bisa dipantau kalau terjadi hal yang tidak
diinginkan. Rima memantau regunya lewat Saras via sms.

“Ras tekan ngendi?”(Ras sampai mana?) isi sms Rima kepada Saras.

“tekan kali, tapi iki awakdhewe lagi mandheg raono DA sing njaga dan raono anak panah wedi ndhak keblasuk nek mlaku”(sampai sungai, tapi ini kita lagi
berhenti gaada DA yang jaga dan gaada anak panah takut tersesat kalau terus jalan) balasan dari Saras.

“Udah gila kali ini panitianya bikin acara berantakan gini, mau tanggung jawab apa kalau ada yang nyasar dan ga balik tenda, bangs*t!” Umpat Rima yang sudah merasa geram.
Tanpa pikir panjang Rima bilang kepada Pak Dayat salah satu guru yang ada disana, Pak Dayat mengajak Pak Ridwan untuk ke lokasi karena posisi gelap pasti anak-anak ketakutan. Dan benar saja tempat itu tidak ada DA yang menunggu. Pak Dayat minta kelejasan kepada DA dan mereka
menjawab bahwa itu sengaja dibuat untuk pos bayangan.

“Orang juga bisa mikir kali kalau pos bayangan paling enggak ada petunjuk arah lah buat jalan,kalo gini kan bisa bahaya buat semuanya, emang dasar para DA pengen kita semua mati disini!” Rima yang sudah tidak bisa mengerem
emosi mendengar itu dari mulut DA.

“Rim,tekan makam tapi iki nunggu suwe banget embuh ngopo. Awakdhewe dikon lungguh”(Rim, sampai makam tapi ini nunggu lama banget gatau kenapa. Kita disuruh duduk) tiba-tiba ada sms dari Saras

“mlebu makam?”(masuk makam?) balas Rima penasaran
“iya, tapi iki Pak Dayat karo pak Ridwan rene rembugan karo DA rareti ngrembug apa”(iya, tapi ini Pak Dayat sama Pak Ridwan kesini berbincang sama DA gatau ngomongin apa) balasan Saras yang membuat Rima semakin penasaran.
Tiba-tiba bapak penjaga tempat perkemahan kami datang dan berbicara dengan salah satu panitia.

“nuwun sewu mas, kula kesupen kegiatane niki mlebet makam napa mboten nggih?”(permisi mas, saya lupa, kegiatan ini masuk makam apa enggak ya?) tanya bapak penjaga pada salah satu DA.
“inggih pak, samenika kegiatan jurit malam. Pungkasan acara jurit malam mlebet wonten makam lajeng wangsul mriki maleh pak. Dospundi pak?”(iya pak, sekarang kegiatan jurit malam. Acara terakhirnya adalah masuk makam lalu pulang kesini pak) jelas DA
“wah gawat, dinten menika sakral mas kangge warga mriki, boten angsal mlebet makam. Nuwun, kula pamit”(wah gawat, hari ini sacral mas untuk warga sini. Terimakasih saya pamit) bapak itu langsung pergi seperti ada yang genting.
Mendengar percakapan itu aku langsung sms saras untuk berhati-hati dan berdzikir semoga semuanya selamat. Rima merasa ada yang disembunyikan DA. Baru saja mau sms Saras HPnya berbunyi.
“Rim, Pak Dayat nesu-nesu karo DA ne. Jare waton gawe acara ora mikir efek sing bakal kedadean”(Rim, Pak Dayat marah-marah sama DAnya. Katanya ngawur membuat acara tanpa mikirin efek setelahnya) sms dari Saras.
“terus piye sida mlebu makam ora?”(terus gimana jadi masuk makam nggak?) balas Rima sangat khawatir karena sudah sangat kacau.

“ana sing wis mlebu kon metu meneh, putar balik Rim saiki. Awaku wis abot banget, arep ana sing mlebu ketoke ning tak tahan”(ada yang sudah masuk
tapi disuruh keluar sekarang, putar balik Rim ini. Badanku sudah sangat berat, mau ada yang masuk sepertinya tapi ini kutahan) balas Saras

“tahan, tak ewangi seka kene”(tahan kubantu dari sini) balas Rima cepat dan berdoa sebisa mungkin agar semua temannya baik-baik saja.
Rima tidak mengetahui Mega, Farel dan Miko karena mereka semua sepertinya tidak membawa HP, Rima sms-pun tak ada dari mereka yang membalasnya.
Semua regu kembali termasuk regunya Rima. Hati sudah mulai tenang karena tidak ada hambatan ketika kembali ke perkemahan. Malam itu
sekitar pukul 11 selesai acara jurit malam. Rima masih disekretariatan, merasa dirinya sudah membaik akan kembali ke tenda tapi dari kejauhan Rima Melihat Mega dibopong oleh DA karena sangat lemas. Mega meminta obat di P3K karena sudah setengah sadar ditemani dengan Nana teman
satu regunya. Mega meminta tolong kepada Nana untuk memanggilkan Miko dan akhirnya Miko datang.

“Mik sing ngaja nggon iki ra trimo karo awakdhewe, mergane ora kula nuwun dhisik”(Mik yang menjaga tempat ini tidak terima sama keberadaan kita, karena tidak permisi-permisi dulu)
ucap Mega yang napasnya sudah terengah-engah.

“aku wis ngrasa Meg, ning aku trima meneng mergane ket awal awakdhewe ning kene wis dikepung dan raine mereka wis koyo wong nesu”(aku udah ngrasa Meg, tapi aku lebih memilih diam karena dari awal kita disini sudah dikepung dan
mukanya mereka seperti orang yang sangat marah) jawab Miko

“Kak Putra Mik” kata terakhir yang terlontarkan Mega sebelum dia pingsan.

“kak Putra ngopo Meg? Meg? Megaaaaaa”(kak Putra kenapa Meg? Meg? Megaaaaa) Miko kaget dan memanggil Nana.
Beberapa DA datang dan coba membangunkan Mega tapi tidak ada yang berhasil. Mega ditidurkan disekretariat dan ditemani oleh Miko saja. Tiba-tiba Pak Ustad datang (mungkin bapak penjaga tempat perkemahan ini yang memanggilnya), badan Mega sangat dingin dan kejang. Jempol kaki
Mega dipencet oleh Pak Ustad,entah apa yang dilakukan oleh beliau, Miko hanya duduk dan berdoa. Mega bangun!!!!!!! Pak Ustad pergi begitusaja ketika melihat mega sudah sadar tanpa sepatah kataku seakan sudah mengetahui semuanya.

“Mikkkkkkk, sing nunggu kene komunikasi karo aku”
(Mikkkkkk, yang nunggu sini komunikasi sama aku) sontak mega berbicara itu kepada Miko

“kowe astral projection?”(kamu astral projection?) jawab Miko

“iyo, dhalang seka kabeh iki Kak Putra! Bejat kae, janc*k!!”(iya, dalang dari semua ini adalah kak Putra! Bejat dia, janc*k)
kata Mega yang raut mukanya sangat marah.

“Kak Putra?” jawab Miko

“kowe ratau ndeloke po nek dee mandang uwong? Raine akeh nek pas mengo. Kuwi rai-rai sing digawa rene karo dee”(kamu gapernah melihat kalau dia mandang orang? Ketika dia nengok mukanya banyak. Itu muka-muka
yang dia bawa kesini) jelas Mega kesal.

“maksudmu sing nunggu kene nesu mergane Kak Putra nggawa bolo akeh?”(maksudmu yang nunggu sini marah karena kak Putra bawa anak buah banyak?) tanya Miko

“iya anc*k tenan, dee sengaja ora kula nuwun karo sing nunggu kene mergane arep
arep nggawa siji seka kene. Kak Putra kae seneng ngoleksi dhemit, dhemit seka ngendi-endi digawani terus didadeke bocahe”(iya, dasar anj*ng, dia sengaja tidak permisi-permisi sama yang nunggu sini karena mau membawa 1 dari sini. Kak Putra itu suka mengkoleksi hantu, hantu dari
mana saja dibawa terus dijadikan budaknya) penjelasan Mega membuat Miko paham

“sabar Meg sabar, kowe mau tekan ngendi wae karo penunggune kene?”(sabar Meg sabar, kamu tadi sampai mana saja sama penunggunya sini?) tanya Miko

“aku dijak mlaku-mlaku ning kene Mik, aku sadar
nggone kuwi sing saiki dinggo awakdhewe kemah. Tapi ning kono ono gerbang gedhe banget dan pas aku mlebu akeh banget omah ning kono”(aku diajak jalan-jalan ditempat ini Mik, aku sadar tempatnya itu sama persis sama yang kita buat kemah ini. Tapi disana ada gerbang yang sangat
besar dan ketika aku masuk banyak sekali rumah disana) penjelasan Mega yang membuat Miko berpikir kritis

“padal ning kene raono omah blas”(padahal disini tidak ada rumah sama sekali) gumam Miko

“tapi bar Pak Ustad rene mau raine kak Putra wis dadi siji Mik, dan lemes kae lo
sawangane, embuh apa sing dilakoke Pak Ustad. Sumpah nek pas kak Putra ndeloke aku sekaline mengo raine akeh, medeni banget :(”(tapi sehabis pak ustad kesini mukanya kak putra sudah kembali jadi 1,dan lemas aja keliatannya entah apa yang dilakukan Pak Ustad. Sumpah ketika
Kak Putra ngliatin aku sekalinya nengok mukanya banyak, serem banget asli:( ) Mega yang menjelaskannya dengan nada seperti orang tergesa-gesa

Tiba-tiba

*YANG MENALI TALI TENDA DIPOHON SEMUANYA DILEPAS, SEEEKKKAAARAAANGGGGG!!! TENDA BELAKANG SENDIRI DIAMBRUKKAN DAN
TIDUR DISEKRETARIAT!!! CEPATT!!

*PRIIIIIIIIITTTTTT*

*PRIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTT*

Jam 2 dini hari di tanggal 12 tiba-tiba kita semua disuruh melepas tapi tenda yang menalikan dipohon, sontak Rima yang menali bangun dan menyopotinya. Apa lagi ini Tuhannnnn ucap Rima.
Rima melihat Mega dan Miko berjalan kearah tenda, sepertinya Miko mengantar Mega yang lemas. Sesampainya didepanku aku bertanya pada Mega.

“ana apa Meg kok kon nyopoti?”(ada apa Meg kok disuruh nyopot?) tanya Rima

“wis copot wae, timbang kesurupan kabeh, tak ning tenda sek”
(udah copot aja daripada kerasukan semua) jawab Mega singkat lalu meninggalkan Rima.

Selesai menyopot tali Rima kembali tidur, keesokan harinya semua beberes untuk pulang. Rima menyaksikan wajah temannya tidak hanya 1, 2 orang tetapi semuanya lesu seperti tidak ada tenaga
dan sangat pucat.

-1 hari kemudian-

Ketika didalam kelas kami berlima sepakat untuk pulang sekolah agak sorean karena mau membahas masalah kemarin, kata Mega. Sepulang sekolah, didalam kelas 10 B Mega memulai pembicaraan.
“ngimpimu, tanganmu kena paku, dan tanganmu kesuntakan jarang panas kuwi firasat Rim, gur kowene sing ora gelem ngrasa”(mimpimu, tanganmu tergores paku, dan tanganmu yang ketumpahan air panas itu firasat Rim tapi kamu yang nggak mau ngrasain) kata Mega yang membuat
Rima kaget dan Rima hanya menundukan kepala. Dia tidak menceritakan mimpinya kepada siapapun kenapa Mega bisa mengetahuinya.

“sumber demite kono kuwi ana ning kolam, tangane Andi retak merga seka kono dan pas do ceburan kae dhemite kabeh do mubal. Dan saiki sak sekolahan sing
melu kemah wingi sakuwong ditempeli demite kono”(sumber hantunya ada dikolam, tangannya Andi retak juga karena “mereka” dan ketika ceguran itu semua hantunya keluar. Dan sekarang satu sekolahan yang ikut kemah kemarin 1 orang diikuti 1 sosok penghuni sana) penjelasan Mega
membuat keempat temannya melongo.

“pantes Meg sakdurunge bali wingi aku ndelok raine cah-cah ki pucet banget”(pantas Meg sebelmu pulang aku melihat mukanya anak-anak pucat banget) saut Rima yang mendapatkan jawaban atas pertanyaannya kemarin.
“haiyo kuwi, sing tok delok udu raine cah-cah ning wujude demite kuwi”(haiya itu, yang kamu lihat bukan muka anak-anak tapi wujud hantu sana) jelas Mega.

Setelah percakapan ini mereka berlima membuat lingkaran saling berpegangan tangan. Sukmanya Mega dan Farel kembali ke tempat
mereka Kemah, Rima, Saras dan Miko hanya disuruh membayangkan tempat mereka kemah saja. Rima merasakan pusing sekali dan badannya sangat lemas, ini sangat menguras energi dan tenaga. Farel dan Mega pingsan, tak lama kemudian Farel bangun dengan sendiri nya sedangkan Mega masih
pingsan. Kita semua melepaskan pegangan dan mencoba membangunkan Mega. Badan Mega digoyang-goyangkan, dicubit juga tidak ada respon sama sekali dan selang 5 menit Mega bangun.

“tali, iya tali” kata Mega yang mengingat-ingat sesuatu.
“tali apa?” jawab Saras

“tali pramuka sing pernah nggo nali ning uwit diguwang saiki opo diobong yorapopo ben sing nempel ning kancane awakdhewe iso ilang”(tali pramuka yang pernah untuk nali dipohon sekarang juga dibuang apa dibakar supaya yang nempel diteman-teman kita bisa
hilang) jelas Mega

“kowe ngerti seka ngendi Meg?”(kamu tau darimana Meg?) tanya Rima sedikit penasan, takutnya Mega belum sadar sepenuhnya.

“seka simbah-simbah sing ana ning kono”(dari kakek-kakek yang ada disana) kata Mega sangat
yakin.

Mereka pulang dan keesokan harinya mereka berlima coba berbicara dengan Pak Dayat tentang apa yang mereka rasakan disana dan tentang Kak Putra, akhirnya Kak Putra diberhentikan menjadi DA. Sejak saat itu kehidupan kembali normal. (based on true story)

-TAMAT-
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with UPILSKY

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!