-A HORROR THREAD-
saya @ayuningtyaspr mempersembahkan #3hari2mala
@bacahorror
@bagihorror
@horrornesia
@ceritaht
#bacahorror
#bacahoror
#threadhoror
#threadhorror
Kemah atau perkemahan yang dilakukan ketika duduk dibangku sekolah. Kali ini cerita tentang perkemahan SMA, sebut saja SMA 1 Garis Keras pada masa kelas 10. Pertama masuk SMA 1 Garis keras Rima akrab dengan 4 temannya yang bernama Saras, Mega, Miko, dan Farel.
Kelas 10 disekolah Rima ada 7 kelas, dari kelas 10 A sampai dengan 10 G dan Rima berada di kelas 10 B.
Perkemahan SMA 1 Garis Keras dilakukan diluar sekolah dan tempatnya sangat dingin. H-2 sebelum berangkat ada technical meeting (TM)
DA (Dewan Ambalan) adalah satuan organisasi dalam Gerakan pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang penegak. Ambalan penegak merupakan tempat pembinaan pramuka dari usia 16-20 tahun yang disebut
-2 hari kemudian-
Malam sebelum kemah Rima bermimpi, dimimpinya Rima berada disuatu tempat dengan halaman yang sangat luas seperti lapangan. Ditempat itu ada pendopo yang
“ndang dibetadine malah gur dinengke Mik, nggowo ra?”(cepetan dibetadine malah Cuma didiemin Mik, bawa nggak?) saut Farel dengan raut muka yang sangat panik.
“nggowo, kae ning tasku.
“aku wae sing nyekeli tangane Rima,kono jupuken ning tasmu sisan hansaplast”(aku aja yang megangin tangannya Rima, sana ambil ditasmu sekalian hansaplast) Farel
“kowe sing cerak, cepet Rel selak garing getihe”(cepet Rel, keburu kering darahnya) Miko memaksa.
“heeeee selak loro malah gur udur, kene tak golek dhewe !”(heeeeee keburu sakit malah adu mulut, udah tak carinya
Perjalanan ke buper (Bumi Perkemahan) ini sekitar 1,5 jam dari sekolah, ketika sudah mau memasuki Kawasan buper tiba-tiba Miko berbisik…
“rasah dirasake, gur 3 dina kok iso wis. Donga Mik”(gausah dirasain, Cuma 3 hari, bisaaaaaa. Berdoa Mik) kata Rima menengangkan yang sebenarnya dirinya sendiri juga
Didalam circle pertemanan mereka berlima ini sebenarnya mereka semua sensitive terhadap hantu, tetapi kali ini mereka tidak ingin berurusan dengan hal itu karena sedang dalam kegiatan sekolah. Sesampainya disana kita semua dikumpulkan dilapangan
Semua anak kelas 10 dikumpulkan di lapangan, dan barang bawaan ditaruh dibelakang barisan. 1 DA memberi arahan dan tata tertib acara perkemahan, sedangkan DA yang lain mengecek tas-tas jika ada yang membawa mie instant. Setelah selesai pengecekan tas,
Kelas Rima akan mementaskan drama musical, sekelas ikut main dan yang menjadi naratornya adalah Mega karena mempunyai suara
“Meg, ayok gek metu, gek ning lapangan ndak selak diseneni DA”(Meg, ayo buruan keluar, terus ke lapangan keburu dimaki-maki sama DA) panggil Rima kepada Mega yang kala itu sudah tepat berada depan pintu
“iya sek Rim”(iya bentar Rim) sahut Mega dengan suara yang cukup lirih
Posisi pintu tenda regunya Mega tertutup jadi Rima hanya menunggunya di luar, selang 5 menit teman-teman Mega keluar semua. Karena Rima tak melihat Mega, dia bertanya kepada Riska yang sedang
“Ris, Mega endi ya?”(Ris, Mega mana ya?) tanya Rima sembari melihat-lihat isih dalam tenda.
“Mega ning sekretariatan Rim, lara cah e,rareti po?”(Mega di sekretariatan Rim, sakit dianya, gatau?) jawab Riska. Jawaban yang membuat semuanya aneh.
“sek ya Rim wis dienteni cah-cah aku”(duluan ya Rim udah ditungguin temen-temen) sahut Riska dan meninggalkan Rima begitu saja
Karena penasaran Rima masuk didalam tenda regunya Mega dan benar saja tidak ada satu orangpun disana. Jadi yang menjawabku tadi
-keesokan harinya-
“oke kegiatan kali ini adalah mengisi pipa sampai penuh. Setiap regu wajib mengirimkan 5 orang” kata kak Putra dengan muka sok ganteng dan sok galaknya.
“siap kak” jawab semua anak kelas 10
Bodohnya permainan tarik tambang ini tidak menggunakan tambang yang semestinya, melainkan “HANYA DENGAN TALI PRAMUKA SAJA”. Regu 1 berada di sebelah kanan dan regu satunya berada disebelah kiri dan tengahnya adalah kolam, jadi yang
*KREEEEEEEEK*
*AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA*
Betul saja karena kesalahan memegang tali dan tali yang digunakan akhirnya ada korban. Teman Rima langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulance. Permainan dihentikan dan karena semua sudah basah-basahan di kegiatan mengisi pipa, para cowok
*PRIIIIIIIIIIIIITTTTT*
*PRIIIIIIIIIIIITTTTT*
*PRIIIIIIIIIITTTTTT*
Kak Putra membunyikan peluit tanda harus segera
“Ras sirahku mumet banget iki”(Ras kepalaku pusing banget ini) ucap Rima yang memegangi kepalanya dan terlihat sangat pucat
“la kenapa maune Rim?”(la kenapa tadinya Rim?) tanya Saras khawatir melihat Rima
“kowe rasah melu jurit malam wis, tak omongke Kak Putra. Turu wae ning tenda Rim, ndang ben gek mari”(kamu gausah ikut jurit malam aja, nanti aku yang bilang ke Kak Putra. Tidur aja ditenda, biar cepet
Ternyata salah satu teman Rima yang satu regu juga tidak ikut jurit malam karena asma. Mereka berdua diam ditenda dan tak lama setelah itu ada DA yang menghampirinya mengajak untuk ke sekretariatan supaya bisa dipantau kalau terjadi hal yang tidak
“Ras tekan ngendi?”(Ras sampai mana?) isi sms Rima kepada Saras.
“tekan kali, tapi iki awakdhewe lagi mandheg raono DA sing njaga dan raono anak panah wedi ndhak keblasuk nek mlaku”(sampai sungai, tapi ini kita lagi
“Udah gila kali ini panitianya bikin acara berantakan gini, mau tanggung jawab apa kalau ada yang nyasar dan ga balik tenda, bangs*t!” Umpat Rima yang sudah merasa geram.
“Orang juga bisa mikir kali kalau pos bayangan paling enggak ada petunjuk arah lah buat jalan,kalo gini kan bisa bahaya buat semuanya, emang dasar para DA pengen kita semua mati disini!” Rima yang sudah tidak bisa mengerem
“Rim,tekan makam tapi iki nunggu suwe banget embuh ngopo. Awakdhewe dikon lungguh”(Rim, sampai makam tapi ini nunggu lama banget gatau kenapa. Kita disuruh duduk) tiba-tiba ada sms dari Saras
“mlebu makam?”(masuk makam?) balas Rima penasaran
“nuwun sewu mas, kula kesupen kegiatane niki mlebet makam napa mboten nggih?”(permisi mas, saya lupa, kegiatan ini masuk makam apa enggak ya?) tanya bapak penjaga pada salah satu DA.
“ana sing wis mlebu kon metu meneh, putar balik Rim saiki. Awaku wis abot banget, arep ana sing mlebu ketoke ning tak tahan”(ada yang sudah masuk
“tahan, tak ewangi seka kene”(tahan kubantu dari sini) balas Rima cepat dan berdoa sebisa mungkin agar semua temannya baik-baik saja.
Semua regu kembali termasuk regunya Rima. Hati sudah mulai tenang karena tidak ada hambatan ketika kembali ke perkemahan. Malam itu
“Mik sing ngaja nggon iki ra trimo karo awakdhewe, mergane ora kula nuwun dhisik”(Mik yang menjaga tempat ini tidak terima sama keberadaan kita, karena tidak permisi-permisi dulu)
“aku wis ngrasa Meg, ning aku trima meneng mergane ket awal awakdhewe ning kene wis dikepung dan raine mereka wis koyo wong nesu”(aku udah ngrasa Meg, tapi aku lebih memilih diam karena dari awal kita disini sudah dikepung dan
“Kak Putra Mik” kata terakhir yang terlontarkan Mega sebelum dia pingsan.
“kak Putra ngopo Meg? Meg? Megaaaaaa”(kak Putra kenapa Meg? Meg? Megaaaaa) Miko kaget dan memanggil Nana.
“Mikkkkkkk, sing nunggu kene komunikasi karo aku”
“kowe astral projection?”(kamu astral projection?) jawab Miko
“iyo, dhalang seka kabeh iki Kak Putra! Bejat kae, janc*k!!”(iya, dalang dari semua ini adalah kak Putra! Bejat dia, janc*k)
“Kak Putra?” jawab Miko
“kowe ratau ndeloke po nek dee mandang uwong? Raine akeh nek pas mengo. Kuwi rai-rai sing digawa rene karo dee”(kamu gapernah melihat kalau dia mandang orang? Ketika dia nengok mukanya banyak. Itu muka-muka
“maksudmu sing nunggu kene nesu mergane Kak Putra nggawa bolo akeh?”(maksudmu yang nunggu sini marah karena kak Putra bawa anak buah banyak?) tanya Miko
“iya anc*k tenan, dee sengaja ora kula nuwun karo sing nunggu kene mergane arep
“sabar Meg sabar, kowe mau tekan ngendi wae karo penunggune kene?”(sabar Meg sabar, kamu tadi sampai mana saja sama penunggunya sini?) tanya Miko
“aku dijak mlaku-mlaku ning kene Mik, aku sadar
“padal ning kene raono omah blas”(padahal disini tidak ada rumah sama sekali) gumam Miko
“tapi bar Pak Ustad rene mau raine kak Putra wis dadi siji Mik, dan lemes kae lo
Tiba-tiba
*YANG MENALI TALI TENDA DIPOHON SEMUANYA DILEPAS, SEEEKKKAAARAAANGGGGG!!! TENDA BELAKANG SENDIRI DIAMBRUKKAN DAN
*PRIIIIIIIIITTTTTT*
*PRIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTT*
Jam 2 dini hari di tanggal 12 tiba-tiba kita semua disuruh melepas tapi tenda yang menalikan dipohon, sontak Rima yang menali bangun dan menyopotinya. Apa lagi ini Tuhannnnn ucap Rima.
“ana apa Meg kok kon nyopoti?”(ada apa Meg kok disuruh nyopot?) tanya Rima
“wis copot wae, timbang kesurupan kabeh, tak ning tenda sek”
Selesai menyopot tali Rima kembali tidur, keesokan harinya semua beberes untuk pulang. Rima menyaksikan wajah temannya tidak hanya 1, 2 orang tetapi semuanya lesu seperti tidak ada tenaga
-1 hari kemudian-
Ketika didalam kelas kami berlima sepakat untuk pulang sekolah agak sorean karena mau membahas masalah kemarin, kata Mega. Sepulang sekolah, didalam kelas 10 B Mega memulai pembicaraan.
“sumber demite kono kuwi ana ning kolam, tangane Andi retak merga seka kono dan pas do ceburan kae dhemite kabeh do mubal. Dan saiki sak sekolahan sing
“pantes Meg sakdurunge bali wingi aku ndelok raine cah-cah ki pucet banget”(pantas Meg sebelmu pulang aku melihat mukanya anak-anak pucat banget) saut Rima yang mendapatkan jawaban atas pertanyaannya kemarin.
Setelah percakapan ini mereka berlima membuat lingkaran saling berpegangan tangan. Sukmanya Mega dan Farel kembali ke tempat
“tali, iya tali” kata Mega yang mengingat-ingat sesuatu.
“tali pramuka sing pernah nggo nali ning uwit diguwang saiki opo diobong yorapopo ben sing nempel ning kancane awakdhewe iso ilang”(tali pramuka yang pernah untuk nali dipohon sekarang juga dibuang apa dibakar supaya yang nempel diteman-teman kita bisa
“kowe ngerti seka ngendi Meg?”(kamu tau darimana Meg?) tanya Rima sedikit penasan, takutnya Mega belum sadar sepenuhnya.
“seka simbah-simbah sing ana ning kono”(dari kakek-kakek yang ada disana) kata Mega sangat
Mereka pulang dan keesokan harinya mereka berlima coba berbicara dengan Pak Dayat tentang apa yang mereka rasakan disana dan tentang Kak Putra, akhirnya Kak Putra diberhentikan menjadi DA. Sejak saat itu kehidupan kembali normal. (based on true story)
-TAMAT-