Kasih Ibu tak terhingga, sampai liang lahat pun kasih itu terus dibawa.
Bagaimana jika setelah kepergiannya, Suatu malam Ibu datang ke rumah untuk menjenguk anaknya?.
Kisah pengalaman Ika, seorang teman semasa kuliah.
@bacahorror
#bacahorror
#threadhorror
Tangan ibunya seperti menggenggam tangannya. Ika berusaha melepaskan namun cengkeaman itu terasa erat.
"Kak, kata pak ustadz tadi. Kalau kita menangis, ibu juga akan menangis"
"Kita pulang" kata Ika.
"Pulang kemana?"
"Ke rumah"
"Ibu ndak pulang"
"Ndak. Ibu di sini saja"
"Ini tempat Ibu sekarang. Nanda sama kakak ya" ika tak kuasa menahan sedihnya. Sepertinya Nanda baru mengerti bahwa ia akan berpisah dengan ibunya.
Ika keluar rumah dan Nanda sudah mandi, berganti baju, dan dibedaki.
"Ndak" sahut Nanda kecil.
"Nanda mandi sama Ibuk" tambahnya.
"Deg!" Ika kaget bukan kepalang. Bagaimana caranya Nanda bisa mandi bersama Ibu. Bukankah Ibunya sudah tiada?
"Nak Ika, maaf Ibu pulang awal. Anak Ibu kata bapaknya tubuhnya panas". Ika tertegun.
"Kapan Ibu pergi?" Tanya Ika.
"Ibu tadi pergi. Terbang! Bagus!" Kata Nanda.
Ah, bulu kuduk Ika berdiri.
"Ibu, Nanda mau tidur sama Ibu".
"Ibu ndak ada dek" kata Lulu.
"Ibu ada" Nanda kecil kekeuh bahwa ibunya masih ada.
Ika kemudian berinisiatif membawa Nanda ke kamar orang tuanya. Sebenarnya Ika belum siap.
"Kak, lulu di sini aja" kata Lulu. Ia tak mau ikut.
"Kenapa?"
"Lulu takut"
"Ibu kan baru meninggal. Kata teman Lulu, nanti ibu jadi hantu"
"Hush! Jangan sembarangan. Ibu sudah tenang di sana"
Ika mengalah. Ditinggalkannya Lulu. Semakin dekat ke kamar ibunya, Nanda berhenti menangis.
Ketika ika memegang gagang pintu, Ika mendengar sesuatu.
Ada yang menangis di dalam. Pilu sekali terdengarnya.
"Ibukkk" kata Nanda. Jantung Ika berdegub kencang.
"Bobo di kamar kakak aja ya"
"Ibuuuk" Pekik Nanda. Ika tak punya pilihan. Dibukanya pintu itu, gelap. Ika menyalakan lampu, tak ada siapapun.
Lalu Ia mendengar suara Nanda lagi.
Suara Nanda masih terdengar. Ika mencari sumber suara yang mengarahkannya ke kamar Ibu.
"Bwaaaaaaa! Hahahahahahaha!" Nanda tampak girang setelah membuat kaget Ika.
"Nanda, kamu ngapain di sini?"
"Nanda main sama ibuk"
Deg!!!! Bulu kuduk Ika berdiri. Ini jelas ada yang tak beres.
"Sudah jangan kau dengar tantemu" kata Pamannya. Tapi mendengar cerita itu Ika tahu tantenya tidak berbohong. Ia tak mau menjadi masalah, maka siang itu juga dia pamit.
"Enggak kok, kan ada kalian yang nemenin kalian" kata Ika.
"Tapi kemarin malam Lulu dengar ibu nangis. Itu pasti karena Kak Ika nangisin ibu" kata Lulu
"Di mana kamu dengernya Lu?"
"Di depan pintu kak. Lulu takut"
"Kak? Kak Ika?"
Tak ada yang menjawab.
Lalu terdengar suara tangis yang pilu. Lulu mengerti itu bukan kakaknya.
"Lu, lulu. Kamu sudah makan Lu? Mau ibu masakin apa?"
"Ibu sudah pulang" kata suara di depan pintu. Lulu menggigil. Tapi ia tak bisa teriak. Tubuh Lulu lunglai.
"Es teroooosss"
Ga deng ini bercanda
Saat jam menunjukkan pulul 12, Ika mendengar suara dari dapur. Suara seperti panci dan wajan yang digerakkan. Aroma makanan juga tercium dari dapur. Sungguh enak. Ika tahu, ibunya datang lagi.
"Aku turut berduka cita Ka" kata Maya.
"Sudahlah, semua sudah lewat. Doakan aku kuat" kata Ika.
"Jadi Ibumu pulang lagi?"
"Iya May, aku juga tak mengerti" kata Ika.
"Pasti ada alasannya Ka" kata Maya
"Tapi apa?"
"Itu yang harus dicari tahu"
"Ika, kamu memang belum cukup umur. Tapi ibu percaya kamu sudah dewasa. Kalau ibu enggak ada, jaga adik-adikmu ya"
"Ibu tetap di sini. Tidak akan jauh-jauh. Tapi ibu butuh bantuan Ika buat jaga adik-adik"
"Iya Bu, ika akan jaga mereka kok"
"Nanda mau bobo sama ibu" kata Nanda. Nanda kemudian melompat dari pelukan Ika dan berlari ke arah pintu kamar.
"Nanda kak!" Seru Lulu
"Nanda! Tunggu!" Kata Ika. Tapi Nanda terus berlari keluar.
"Kak gimana nih?"
"Kita cari di penjuru rumah"
Ika dan Lulu bergegas. Di ruang tamu tak ada, di dapur tak ada. Ika tau mereka di mana.
Pelan-pelan Ika membuka kamar ibunya.
"Ibuk" kata Ika.
Sosok itu menatap Ika tajam.
"Buk, ibu kenapa di sini? Ini bukan tempat Ibuk lagi"
"Ini tempat ibu, kalian anak ibu".
Ika mematung. Lulu menganga. Sedetik kemudian sosok itu hilang.
Ika masih diam. Dilihatnya Nanda tertidur di atas ranjang ibunya. Di dekatinya Nanda lalu dipeluknya erat.
"Ibu sayang kita Lu, ibu gak lagi ganggu kita" kata Ika. Badannya lemas. Lulu mendekat lalu memeluk Ika. Mereka tertidur.
Kalau kau membaca ini, ibu sudah pergi. Jagalah Lulu, jagalah Nanda.
Ibu tak ingin pergi, tapi ayahmu akan menjemput. Ibu sayang kalian, tapi Ibu terlanjur berjanji pada Ayahmu. Kami, sehidup semati satu jalan.
"Satu jalan, Jalan Sutik" kata Ayah Maya.
"Tampaknya, di akhir hidupnya Ibumu menyesali keputusan itu. Hidupnya bukan cuma bapakmu, tapi juga kalian. Ia tidak ingin meninggalkan kalian" kata Ayah Maya. Ika terdiam, tak tahu ia orang tuanya punya sumpah begitu
"Caranya?"
"Panggillah, dia akan datang"
Ika, Lulu, dan Nanda terjaga di kamar Ibu mereka.
"Ibuk, Ibuk, Ibuk" kata Ika.
"Buk!" Seru Nanda
Di depan mereka muncul sosok yang mereka kenal. Wajahnya sedih. Tangannya menggapai-gapai ke arah Ika.
"Ibuk!" Kata Nanda. Lulu cuma termenung.
"Ika janji bakal jaga Nanda buk" ika memeluk Nanda erat. Sosok itu mengelus wajah Ika. Ika menangis. Air matanya mengalir deras.
"Ibuk" ujar Nanda lirih.
Terimakasih untuk yang sudah membaca. Terimakasih yang sudah like dan retweet.
Nanya dong, kalau saya mulai nulis di wattpad bagaimana? Apakah ada yang minay baca?