My Authors
Read all threads
Udah lama gak lanjutin thread horror #LembahMisteri. Kali ini aku bakalan lanjutin cerita tentang salah satu hutan angker di belakang rumah. Kejadian ini menimpa bapakku hingga membuat geger sekampung di malam hari. @ceritaht #ceritahorror

Sebelum lanjut bantu retweet & like :)
Karena ini malem jumat kliwon sebaiknya buat yg suka parnoan mendingan dibaca besok siang
Oh iya sambil aku pesen makan malam dulu, buat yang belum baca tentang cerita "Lembah Misteri" bisa baca di link berikut. Karena Alas Gemprahan ini lanjutan yg ke-5.

Jadi kejadian ini berlangsung 10 tahun lalu, saat aku masih SMA dan pas kebetulan lagi pulang ke rumah.
Sekilas tentang Alas Gemprahan (Hutan Gemprahan), jadi belakang rumahku itu langsung menghadap kebun dan terlihatlah bukit tinggi jauh di ujung barat, arah Tempuran terlihat seperti longsoran/gemprahan berwarna putih. Dan hutan sekitarnya itulah dinamakan Alas Gemprahan.
Tentu hutan ini bukan sembarang hutan. Dan penunggunyapun kata bapakku cukup berkuasa, bahkan cukup dekat dengan Ratu pantai selatan. Apalagi yang paling mencolok, gemprahan tersebut berwarna putih seperti batuan kapur padahal tanah sekitarnya berwarna coklat kemerahan.
Singkat cerita kenapa Alas Gemprahan ini angker? Bapakku cuma bilang banyak pusaka dan sebuah intan besar di bukit itu yang dilindungi langsung oleh penunggu wanita cantik bertubuh ular besar. Gambarannya seperti Nyai Blorong. Jadi keinget almarhum Suzanna
Duhhh lihat foto Suzanna aja bakalan bikin susah tidur juga. SALAH PILIH FOTO
Selain penunggu utama itu, Alas Gemparahan juga merupakan hulu dari beberapa sungai di desaku termasuk sungai dusun sebelah yang setiap beberapa tahun sekali meminta tumbal.
Jadi ibaratnya hutan ini sebagai pusat dari energi astral di desaku, makanya terkenal mistis dan juga angker.
Oke itu tadi sekilas tentang Alas Gemprahan, kita balik lagi ke kejadian yang menimpa bapakku dan temannya 10 tahun silam.
Hari itu tepat hari Sabtu, jam 5 sore aku sudah sampai rumah. Lelah abis naik motor 2 jam dari SMA di kota, gak pake lama langsunglah menuju dapur buat makan.

(Biasa aku pulang sebulan sekali-2x saja)
Kutengok di rumah sepi banget cuma ada nenek yg berbaring di kamarnya. Sedangkan ibuku mungkin lagi antar adikku cewek buat ngaji.
"Mbok ibuk nandi?"(Nek ibuk ke mana)

"Mboh, ket sore metu" saut nenetku. (gak tau, dari sore ke luar)

"Lah bapak dhurung moleh yahmene?" tambahku.
(Lah bapak belum pulang jam segini?)

"Dhurung, biasane maghrib" pungkas nenek.
(Belum, biasanya maghrib)
Waktu itu belum kepikiran aneh-aneh, karena emang lagi laper aja. Langsung dah aku makan sama lauk sayuk lodeh khas bikinan ibukku.

Oh iya jam 5 sore di kampungku udah mulai terasa senja menuju gelap karena matahari sudah terhalang bukit Alas Gemprahan sejam setengah 4 sore.
Jeda bentar tak makan beneran dulu. Laper belum makan malam
Nah kelar makan tadi, aku balikinlah piring ke dapaur. Entah kenapa waktu itu pengen nungguin bapak balik di belakang rumah.

Padahal biasanya ogah banget karena langsung ngeliat rumpun bambu Ori yg ada Genderuwonya.
Suara adzan Pak Samin sudah terdengar, tapi belum juga nongol si bapak. Sampai hari itu sudah gelap.

"Srekkk sreek srekkk"

Terdengar suara dari arah kandang kambing
Penglihatan sudah gak jelas karena memang belakang rumah kebun pekarangan.

Syukurlah itu tadi suara bapak. LEGAAAAA
"Kok sampe bengi pak, mulihe"? tanyaku penasaran sambil salim ke beliau.
(Kok sampe malam pak, pulangnya?)

"Marek-marekne iki maeng. Ndang gawekno wedang?" Jawab dia sambil menaruh peralatannya dan bersiap mandi.
(Kelar-kelarin ini tadi. Buru bikinin wedang/kopi?)
Jadi bapakku ini tadi abis dari hutan nebang kayu untuk dijual buat biaya sekolahku.

Maklum waktu itu kondisi ekonomi keluargaku pas-pasan tapi aku SMA di salah satu SMA favorit di kota.
Ternyata bapakku gak langsung mandi, tapi mau istirahat dulu sambil minum kopinya.

Aku balik lagi ke ruang keluarga buat lanjut nonton TV.
Selang 30 mnt ada yg menggedor-gedor pintulah.

"Ris ris! Ris ris! Ris ris!

Agak kaget, aku bergegas membuka pintu dan ternyata ada budhe Surami dan anaknya dengan muka ketakutan dan was-was.
🕢18.30

"Bapakmu wes moleh tah? Yahmene bapake Siti kok durung moleh?" tanya dia dengan nada tinggi penuh was was.

(Bapakmu sudah pulangkah? Udah jam segini kok bapaknya Siti belum pulang)
"Uwes budhe, wes ket maeng. Iku wonge sik adus". Jawabku kebingungan dan sudah mulai kepikiran yg engga-engga.

(Udah budhe, udah dari tadi. Itu beliau lagi mandi)
Mungkin budhe Surami semakin takut, panik, langsung dia bergegas. Dan memintaku menyuruh bapak buat pergi ke rumah dia.

Sedangkan dia bilang mau laporan ke RT dulu.
Selesai bapakku mandi langsunglah aku bilangin ke beliau ttg pak Narko yg belum balik. Dan menyuruhnya bergegas ke rumahnya.

Aku yg sudah penaaaran banget langsung ajalah lari rumah pak Narko buat cek kondisi.
Ternyata sudah mulai banyak yang berkumpul di sana. Masing-masing saling tanya2 keberadaan terakhirnya.

Sedangkan aku udah berpikir yg enggak-enggak, apakah pak Narko mati tertimpa pohon, seperti warga dusun sebelah beberapa bulan lalu. Atau malah jadi tumbah Alas Gemprahan?
🕖19.00

Terlihat bapakku datang dang langsung banyak ditanyain warga. Dia cuma bilang gak tau dan langsung masuk ke rumah pak narko.

Tak lama kemudian pak RT & RW datang dan langsung menuju ruang tamu
Tak lama kemudian mereka ke luar rumah dan bilang kalo pak narko hilang di hutan. Dan malam ini juga harus dicari sampai ketemu atau tidak akan ketemu sama sekali.

Beuhhh seketika merinding dong aku waktu itu.
Dibagilah 3 tim pencari masing- beranggotakan 6 orang. Harus genap.

Sambil menyiapkan peralatan seperti senter, motor gunung dll. Dibahas juga jalur-jalur yg bisa digunakan menuju tempat bapakku dan temannya menebang pohon (dekat sekali dengan gemprahan putih di bukit)
Setidaknya ada 7 jalur berbeda untuk menuju sana, 1 jalurnya lagi bisa diakses dari dusun sebelah.

Bisa kebayang kengerian malam itu. Tim pencari harus menemukan pak Narko ditengah hutan yg lebat.
🕣 19.30

Semua tim bergegas menuju hutan sesuai jalur masing-masing. Dan tim bapakku mengambil jalur tercepat.

Suasanya beneran gelap total, mereka berenak hanya bermodalkan sinyal senter sambil sepanjang jalan teriakin nama pak Narko
Di sepanjang perjalanan temen setim bapakku terus mengiterogasinya.

Dan bapakku bilang, harusnya dia udah sampai duluan sejam lebih awal. Dia nyuruh pak Narko balik duluan, sedangkan dia mau cari rumput kambing terlebih dahulu.
🕗 20.00

30 menit pencarian di hutan sepertinya belum menemukan hasil. Keluarga di rumah semakin ketakutan terjadi sesuatu yg tak diinginkan.

Akhir budhe Surami meminta salah satu pemuda buat manggil sesepuh dusun sebelah yg memang terkenal bisa berkomunikasi dg gaib
Tim bapakku akhirnya sampai duluan di tempat dia memotong kayu. Dan tidak ada tanda-tada keberadaan pak Narko waktu itu.

Akhirnya tim balik arah dengan jalur yang berbeda. Suara saling sahut di gelapnya hutan berharap pak narko mendengarnya.
🕘 21.00

Semua tim pencari di hutan mulai frustasi. Tidak ada tanda-tanda sedikitpun. Mereka mulai menyisir jalur yang berbeda dengan kondisi jalan curam, terjal, dan berbahaya. Apalagi kondisi malam.
🕥 21.30

Akhirnya sesepuh tersebut sampailah di rumah pak Narko. Tangis budhe Surami pun pecah khawatir akan suaminya.

Sesepuh tersebut sejenak menenangkannya. Lalu dia membakar kemenyan di ujung rumah
Lalu dia masuk lagi ke rumah dan bilang,

"Tenang, suamimu pasti balik kok. Gak bakalan diambil sama mereka."
🕙 22.00

Nampak cahaya dari arah hutan mulai mendekat. Ternyata tim bapakku sampai duluan. Namun hasilnya nihil.

Tak berselang lama, tim ke-2 dan 3 pun juga sampai namun juga hasilnya sama.
Makin histerislah keluarganya di rumah.

Tapi akhirnya pak RT memutuskan kembali 10 orang melakukan pencarian kembali setelah berbicara dengan sesepuh dan bapak
Jalurnya sangat beda, bahkan ini bukan jalur alternatif menuju tempat bapakku menebang pohon.

Jalannya terjal, curam, licin dan banyak pohon bulu (semacam pohon beringin hutan yg lebih besar)dan terkenal sangat angker
10 orang kembali masuk hutan dan melakukan pencarian melalui jalur itu.

Beberapa kali motor mogok tapi seolah tak dihiraukan karena tujuannya mencari pak Narko dengan selamat.
Pohon besar 1 dilewati, pohon besar ke dilewati juga, hingga akhirnya di pohon ke-4 tim pencari mulai mendengar sesuatu.

Suaranya lirih diiringi hembusan angin daei arah pohon besar.
Dan tim pencari memutuskan mencari di sekitar pohon besar itu.

"Alhamdulillahhhh"

Teriak salah seorang karena telah menmukan tubuh pak Narko
Saat itu kondisi pak Narko linglung, seperti orang mau pinsan. Ditanyapun tidak menjawab.

Tanpa berlama-lama langsung aja tim pencari membawanya pulang ke rumah.
🕦 23.30

Tampak lagi lampi senter dari arah hutan semakin mendekat.

Dan benarlah tim pencari sudah kembali dan membawa pak Narko
Ini berbeda dengan yg terjadi di Desa Penari ya. Kalo di sonokan sukmanya dijarah, namun raganya dibalikin.

Nah untuk kasus kali ini, pak Narko linglung sementara karena energinya habis dan baru saja masuk portal dimensi yg lain di Alas Gemprahan.
Jadi sebenernya bener ucapan bapakku tadi. Kalo sekitar pukul tiga pekerjaan beres, dan pak Narko disuruh duluan sama bapak.

Sedangkan bapak mau nyari rumput kambil dulu sekalian nanti mampir ke kebun.
Tapi ternyata saat pak Narko memberekan barangnya dia menoleh karena dipanggil bapakku (jin peniru) buat balik.

Yasudahlah akhirnya dia buru-buru dan bergegas balik.
Anehnya bapakku tidak menoleh sama sekali dan berada di depan terus tanpa mengajak ngobrol (kebetulan emang bapakku sedikit bicara).

Tapi waktu itu pak Narko sama sekali tidak curiga.
Yg dia rasakan ya sama seperti jalan di jalan yg datar, mudah dan ringan katanya saat jalan.

Padahal kalau ditarik garis dari tempat dia ditemukan itu jalannya curam, lewat beberapa bukit dan masih banyak hutan belantaranya.
Bahkan seharusnya emang gak ada jalan lewat ke situ. Karena memang akan muter jauh banget.

Tapi ya pak Narko terus saja ngikutin perwijudan bapakku tanpa banyak tanya.
Sampailah dia merasa udah jalan lama banget kok gak sampai-sampai. Mulailah dia mengeluh kok lama banget sampainya padahal dia udah jalan lebih dari sejam.

Di waktu kita kemungkinan dia sudah jalan lebih dari 5 jam.
Sudah merasa kesal dibiarkanlah sosok bapakku jalan terus dan diapun duduk untuk mengambil botol minum.

Seteguk, 2 teguk dia minum, akhirnya dia menghela nafas untuk melepas penat.
Seketika hari sore yang cerah menurut dia saat sebelum minum tadi berubah menjadi gelap gulita.

Bisa bayangin gelapnya malam ditengah hutan di bawah pohon besar.

Aku bayanginnya aja merinding, siang hari saja pohon itu auranya sudah ngker banget soalnya.
Dan saat itu juga tubuh dia lemas tak bertenaga sama sekali sepeti habis perjalan jauh.

Kalau kata bapakku saat pak Narko duduk tadi, makhluk tadi balikin pak Narko ke dimensi manusia lagi dan barulah sadar kalau perbedaannya jauh
Tubuh pak Narko juga banyak lecet dan sayatan duri seperti habis melewati semak belukar.

Ya wajar saja, sebenarnya dia tadi jalan bukan di jalan yg biasa tapi menembus hutan belantara.
Sadar badannya sudah sangat lemah, pak Narko sedikit menangis bingung dia berada di mana.

Dia menunggu cukup lama sampai akhirnya tim pencari bersepuluh tadi datang
Itu tadi secuil kisah singkat dari Alas Gemprahan.

Sebaiknya ketika kita pergi ke hutan, bukit, atau gunung selalu waspada dan ingat Allah SWT. Karena banyak banget setan/jin peniru yang bisa membuat kita tersesat atau bahkan tertimpa musibah.
Sebenerna masih banyak cerita dari alas gemprahan ini sendiri. Baik yg aku alami langsung. Kerika hunting foto sendirian di Air terjunnya atau, kejadi di dekat kebun, dll.

Tapi ya kapan kelarnya cerita ini. Sudah ngantuk aku tidur dulu. Next time tak lanjut lagi.
Jangan lupa like dan retweetnya. Biar makin banyak yg baca. Dan banyak yg aku share.

Jadi next mau yg mana dulu?
- ikut aku mati (kisah adekku yg cewe)
- santet
- tumbal jembatan
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Night Owl Story

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!