Sebelum lanjut bantu retweet & like :)

(Biasa aku pulang sebulan sekali-2x saja)
"Mboh, ket sore metu" saut nenetku. (gak tau, dari sore ke luar)
"Lah bapak dhurung moleh yahmene?" tambahku.
(Lah bapak belum pulang jam segini?)
"Dhurung, biasane maghrib" pungkas nenek.
(Belum, biasanya maghrib)
Oh iya jam 5 sore di kampungku udah mulai terasa senja menuju gelap karena matahari sudah terhalang bukit Alas Gemprahan sejam setengah 4 sore.
Padahal biasanya ogah banget karena langsung ngeliat rumpun bambu Ori yg ada Genderuwonya.
"Srekkk sreek srekkk"
Terdengar suara dari arah kandang kambing
Syukurlah itu tadi suara bapak. LEGAAAAA
(Kok sampe malam pak, pulangnya?)
"Marek-marekne iki maeng. Ndang gawekno wedang?" Jawab dia sambil menaruh peralatannya dan bersiap mandi.
(Kelar-kelarin ini tadi. Buru bikinin wedang/kopi?)
Maklum waktu itu kondisi ekonomi keluargaku pas-pasan tapi aku SMA di salah satu SMA favorit di kota.
Aku balik lagi ke ruang keluarga buat lanjut nonton TV.
"Ris ris! Ris ris! Ris ris!
Agak kaget, aku bergegas membuka pintu dan ternyata ada budhe Surami dan anaknya dengan muka ketakutan dan was-was.
"Bapakmu wes moleh tah? Yahmene bapake Siti kok durung moleh?" tanya dia dengan nada tinggi penuh was was.
(Bapakmu sudah pulangkah? Udah jam segini kok bapaknya Siti belum pulang)
(Udah budhe, udah dari tadi. Itu beliau lagi mandi)
Sedangkan dia bilang mau laporan ke RT dulu.
Aku yg sudah penaaaran banget langsung ajalah lari rumah pak Narko buat cek kondisi.
Sedangkan aku udah berpikir yg enggak-enggak, apakah pak Narko mati tertimpa pohon, seperti warga dusun sebelah beberapa bulan lalu. Atau malah jadi tumbah Alas Gemprahan?
Terlihat bapakku datang dang langsung banyak ditanyain warga. Dia cuma bilang gak tau dan langsung masuk ke rumah pak narko.
Tak lama kemudian pak RT & RW datang dan langsung menuju ruang tamu
Beuhhh seketika merinding dong aku waktu itu.
Sambil menyiapkan peralatan seperti senter, motor gunung dll. Dibahas juga jalur-jalur yg bisa digunakan menuju tempat bapakku dan temannya menebang pohon (dekat sekali dengan gemprahan putih di bukit)
Bisa kebayang kengerian malam itu. Tim pencari harus menemukan pak Narko ditengah hutan yg lebat.
Semua tim bergegas menuju hutan sesuai jalur masing-masing. Dan tim bapakku mengambil jalur tercepat.
Suasanya beneran gelap total, mereka berenak hanya bermodalkan sinyal senter sambil sepanjang jalan teriakin nama pak Narko
Dan bapakku bilang, harusnya dia udah sampai duluan sejam lebih awal. Dia nyuruh pak Narko balik duluan, sedangkan dia mau cari rumput kambing terlebih dahulu.
30 menit pencarian di hutan sepertinya belum menemukan hasil. Keluarga di rumah semakin ketakutan terjadi sesuatu yg tak diinginkan.
Akhir budhe Surami meminta salah satu pemuda buat manggil sesepuh dusun sebelah yg memang terkenal bisa berkomunikasi dg gaib
Akhirnya tim balik arah dengan jalur yang berbeda. Suara saling sahut di gelapnya hutan berharap pak narko mendengarnya.
Semua tim pencari di hutan mulai frustasi. Tidak ada tanda-tanda sedikitpun. Mereka mulai menyisir jalur yang berbeda dengan kondisi jalan curam, terjal, dan berbahaya. Apalagi kondisi malam.
Akhirnya sesepuh tersebut sampailah di rumah pak Narko. Tangis budhe Surami pun pecah khawatir akan suaminya.
Sesepuh tersebut sejenak menenangkannya. Lalu dia membakar kemenyan di ujung rumah
"Tenang, suamimu pasti balik kok. Gak bakalan diambil sama mereka."
Nampak cahaya dari arah hutan mulai mendekat. Ternyata tim bapakku sampai duluan. Namun hasilnya nihil.
Tak berselang lama, tim ke-2 dan 3 pun juga sampai namun juga hasilnya sama.
Tapi akhirnya pak RT memutuskan kembali 10 orang melakukan pencarian kembali setelah berbicara dengan sesepuh dan bapak
Jalannya terjal, curam, licin dan banyak pohon bulu (semacam pohon beringin hutan yg lebih besar)dan terkenal sangat angker
Beberapa kali motor mogok tapi seolah tak dihiraukan karena tujuannya mencari pak Narko dengan selamat.
Suaranya lirih diiringi hembusan angin daei arah pohon besar.
"Alhamdulillahhhh"
Teriak salah seorang karena telah menmukan tubuh pak Narko
Tanpa berlama-lama langsung aja tim pencari membawanya pulang ke rumah.
Tampak lagi lampi senter dari arah hutan semakin mendekat.
Dan benarlah tim pencari sudah kembali dan membawa pak Narko
Nah untuk kasus kali ini, pak Narko linglung sementara karena energinya habis dan baru saja masuk portal dimensi yg lain di Alas Gemprahan.
Sedangkan bapak mau nyari rumput kambil dulu sekalian nanti mampir ke kebun.
Yasudahlah akhirnya dia buru-buru dan bergegas balik.
Tapi waktu itu pak Narko sama sekali tidak curiga.
Padahal kalau ditarik garis dari tempat dia ditemukan itu jalannya curam, lewat beberapa bukit dan masih banyak hutan belantaranya.
Tapi ya pak Narko terus saja ngikutin perwijudan bapakku tanpa banyak tanya.
Di waktu kita kemungkinan dia sudah jalan lebih dari 5 jam.
Seteguk, 2 teguk dia minum, akhirnya dia menghela nafas untuk melepas penat.
Bisa bayangin gelapnya malam ditengah hutan di bawah pohon besar.
Aku bayanginnya aja merinding, siang hari saja pohon itu auranya sudah ngker banget soalnya.
Kalau kata bapakku saat pak Narko duduk tadi, makhluk tadi balikin pak Narko ke dimensi manusia lagi dan barulah sadar kalau perbedaannya jauh
Ya wajar saja, sebenarnya dia tadi jalan bukan di jalan yg biasa tapi menembus hutan belantara.
Dia menunggu cukup lama sampai akhirnya tim pencari bersepuluh tadi datang
Sebaiknya ketika kita pergi ke hutan, bukit, atau gunung selalu waspada dan ingat Allah SWT. Karena banyak banget setan/jin peniru yang bisa membuat kita tersesat atau bahkan tertimpa musibah.
Tapi ya kapan kelarnya cerita ini. Sudah ngantuk aku tidur dulu. Next time tak lanjut lagi.
Jadi next mau yg mana dulu?
- ikut aku mati (kisah adekku yg cewe)
- santet
- tumbal jembatan