My Authors
Read all threads
"Mendaki Gunung Lawu di Malam Satu Suro"

Dikawal Prajurit Kerajaan

Based on true story

- a Thread.
#Lawu Image
Belum lama ini saya membaca sebuah artikel tentang sebuah pendakian malam satu suro di gunung Lawu. Dan kali ini saya berkeinginan membagikan untuk teman-teman semuanya.
Yg sudah tau atau yg pernah baca boleh di skip 😁
Kabut putih dan awan mendung terlihat menyelimuti puncak gunung Lawu. Namun hal tersebut tidak mengurungkan niat Wahyu dan keempat temannya untuk mendaki gunung tersebut. Apalagi kedatangan mereka bertepatan dengan momen malam 1 suro
Pada malam 1 suro kawasan gunung Lawu memang dipadati para pendaki maupun peziarah yg hendak melaksanakan berbagai ritual sesuai dgn kepercayaan mereka masing-masing. Wahyu mengaku bahwa pendakian kali ini terasa begitu spesial
karena ia dan salah satu temannya Eka mendapat undangan khusus dari sang penguasa Gunung Lawu.
Lahir dalam keturunan garis Resih Mayangkara atau dikenal dgn sebutan Hanoman, Wahyu memang dianugerahi sebuah kemampuan khusus.
Ia juga bergabung dalam Paguyuban Kasepuhan Jawi Ngesti Budoyo. Tidak hanya itu, Eka yang menjadi satu-satunya pendaki wanita ternyata masih memiliki garis keturunan ke-13 dari keluarga Raja Jayabaya. Alhasil, selama pendakian berlangsung, Wahyu dan kawan-kawan mendapatkan
banyak sekali pengalaman mistis yang mungkin bagi orang awam tidak bisa diterima nalar dan akal sehat. Dari sinilah kisah dimulai. Meski sudah berulang kali mendaki Gunung Lawu, untuk pendakian jelang malam 1 Suro pada 2017 silam, Wahyu memilih menggunakan jalur Cemoro Sewu.
Jalur inilah yang diklaim paling aman, karena terdapat jalan setapak serta beberapa warung makan untuk beristirahat. Meski aman untuk didaki, jalur Cemoro Sewu rupanya dikenal sebagai salah satu spot paling angker di Gunung Lawu.
Terlebih setelah insiden kebakaran yg merenggut nyawa 7 pendaki beberapa tahun lalu. Benar saja,baru saja memulai pendakian saat melintasi jalur tersebut,Eka yg memang paling peka dan bisa berinteraksi langsung dengan makhluk halus, tiba-tiba tidak bisa menahan beban di tubuhnya
Ia terjatuh dengan kondisi lemas dan menangis tersedu-sedu.
Merasa ada yang tidak beres, Wahyu langsung mendekati Eka untuk memberikan pertolongan. Setelah beberapa saat Wahyu menyadari, ternyata saat itu Eka sudah dirasuki oleh arwah gentayangan di gunung Lawu.
Saat diajak ngobrol, ia hanya bilang 'panas-panas'. Dari situ Wahyu sadar kalau Eka kerasukan arwah korban kebakaran. Wahyu hanya bisa bilang, saya dan yang lain akan bantu doain biar mereka tenang.
Mendengar ucapan Wahyu, Eka tiba-tiba muntah,
pertanda bahwa yg merasuki Eka sudah keluar dari tubuhnya.
Namun tak beberapa lama kemudian, suara Eka kembali berubah menjadi seperti suara seorang pria. Intonasinya terdengar sangat berat dan berbicara dalam bahasa Jawa halus.
Kali ini yang merasuki tubuh Eka adalah arwah eyangnya, Raja Jayabaya. Saat eangnya masuk langsung ngomong "Sugeng Rahayu" .Wahyu yang pada saat itu lagi bikin teh, spontan menjawab "Rahayu". Terus dia berbicara bahasa Jawa halus, "Putuku iki loro" (cucuku ini sedang sakit).
Wahyu yg menyadari kondisi Eka yg kurang fit, dan terserang Hipotermia langsung minta maaf. Sesaat setelah Wahyu meminta maaf eyangnya Eka yg merasukinya pun pamit. Tak lama dari itu mereka melanjutkan perjalanan
Saat malam tiba, Wahyu dan teman-temannya memutuskan untuk
mendirikan tenda di depan warung Mbok yem.
Mereka terpaksa memilih tempat tersebut, agar Eka bisa beristirahat dan melanjutkan perjalanan lagi esok hari dgn jarak yg tidak terlalu jauh.
Disinilah, salah satu teman Wahyu bernama Risman, turut mengalami sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Berbeda dengan Wahyu dan Eka yang bisa berinteraksi langsung, Risman justru bertemu dengan sesosok makhluk halus di dalam mimpinya.
Si Risman malamnya mimpi seperti dituntun ke Sendang Derajat oleh seorang pria berjubah.Terus dia mengatakan"Oh jadi kamu yg menemani cucuku naik gunung. Kamu mau minta apa le?". Merasa kaget,Risman pun terbangun dari tidurnya. Dia baru sadar kalau dia naik bukan sama orang biasa
Pendakian pun dilanjutkan. Wahyu beserta rombongan menyambangi 4 spot ritual yang paling banyak didatangi peziarah yakni, Sumur Jolo Tundo, Sendang Drajat, Hargo Dalem, dan Hargo Dumilah. Di tempat tersebut, Wahyu sebetulnya tidak ikut melakukan ritual.
Ia hanya datang untuk sekadar berdoa dan kulo nuwun (permisi) dengan penghuni disana. Disana wahyu sambat biasa saja dan berdoa. Karena memang mereka datang untuk memenuhi 'undangan khusus'. Peziarah lain ada yang bermeditasi satu malam, berdiam diri dan menyepi.
Lalu ada yang motong ayam hitam agar terpilih jadi kepala desa, ada yang mencari ilmu, dan ada yang mengulik sejarah Setelah sampai di puncak dan mengunjungi 4 spot ritual, Wahyu dan rombongan memutuskan untuk langsung menuruni gunung. Anehnya, setelah ritual malam 1 Suro selesai
cuaca di sekitaran Gunung Lawu mendadak cerah tak berkabut. Wahyu dkk langsung turun lewat jalur Cemoro Kandang. Nah, di pos 4 temen Wahyu ada yang mau kencing. Ya udah Wahyu mengingatkan agar permisi dulu. Terus temen Wahyu yang namanya Abay, kayak kebablasan jalannya
nggak sadar ada temen yang lagi berhenti. Wahyu teriak memanggilnya, tiba-tiba ada suara ngebas banget kayak suara singa. Ternyata itu Singa Lawu. Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa bentuk Singa Lawu menyerupai Singa Barong khas Bali. Pada saat itu
Wahyu mengaku badannya seketika langsung lemas dan ambruk. Kebetulan ia memang membawa keril 85 liter. Bisa dibilang, perjalanan menuruni Gunung Lawu jauh lebih menegangkan dibandingkan saat mendaki ke puncak. Pasalnya, semua rombongan turut menyaksikan secara langsung
pemandangan-pemandangan tak kasat mata. Seperti yang dialami Risman, pria asal Solo ini baru berani buka mulut setelah melewati pos 4. Saat itu, dia lah yang mengambil alih barang bawaan Wahyu. Kata Risman, pas lagi bawa barang-barang bawaan saya
dia merasa seperti lagi dikawal oleh pasukan kerajaan Eyang Brawijaya. Lalu ada sesosok pria yang menggunakan mahkota berbuntuk kucup di atas kepala.Akhirnya dia percaya dengan hal-hal seperti ini," ungkap Wahyu.
Di pos 2,Wahyu dan teman-temannya kembali mengalami kejadian mistis
Saat mereka melewati Kawah Candradimuka, Wahyu melihat salah satu temannya ternyata diikuti oleh jin. Perjalanan terpaksa dihentikan karena dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Untungnya, di tengah perjalanan, Wahyu bertemu dengan rombongan pendaki lain.
Salah satunya kebetulan mempelajari ilmu tenaga dalam dan bisa membantu Wahyu menyembuhkan temannya
Kejadian-kejadian mistis ternyata masih berlangsung. Puncaknya,saat Wahyu dan rombongan hendak menuju pos 1.Kala itu,Eka yang memiliki riwayat lowback pain tiba-tiba jatuh terduduk
Mengingat langit sudah mulai menggelap, Abay dan Risman turun lebih dulu untuk mencari bantuan. Sementara yang menemani Eka hanya ada Wahyu dan salah seorang temannya. Hembusan angin kencang dan rintik hujan, memaksa Wahyu untuk segera menandu Eka yang tidak bisa berjalan lagi.
"Eka tiba-tiba merasa dipanggil sama eyangnya didalam alam bawah sadarmya, "Nduk rene sikilmu loro, sini ta tiup sek ben iso jalan" (nak kakimu sakit, sini aku tiup biar bisa jalan lagi). Setelah kejadian itu Eka ngantuk dan pingsan.
Saya tetap melanjutkan perjalanan dalam kondisi hujan," ungkap Wahyu. Saat hendak memberi headlamp kepada Eka,Wahyu tersentak mendengar suara Eka yang lagi-lagi berubah menjadi suara pria.Benar saja,Eka rupanya sudah dirasuki oleh arwah eyangnya Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri
Tubuhnya pun mendadak bisa berdiri dan berjalan lagi. Bahkan, saat ada gundakan tanah yang tinggi, Eka nekat melompat dengan posisi tubuh yang tegap sempurna. "Jalur Cemoro Kandang itu kiri kanannya hutan. Konon banyak dilintasi macan dan babi hutan.
Tapi waktu itu, Wahyu terkejut melihat kondisi hutan di kiri kanan yg tiba-tiba dipenuhi prajurit kerajaan. Mereka tidak mengenakan baju hanya pakai celana warna hijau bawa tombak dan perisak gitu. Jumlahnya banyak kayak satu batalyon. Seakan-akan kami seperti lagi di kawal.
Setelah sampai di hutan pinus yang jaraknya dekat rumah basecamp. Eyang Jayabaya dan rombongan pun pamit. Sampe hutan pinus, eyang Jaya Baya yg merasuki Eka mengatakan seperti ini "wes ngene wae"(sudah disini aja) Lalu Wahyu mengucapkan terima kasih, dan Eka pun sadar lalu muntah
Waktu jalan ke basecamp ternyata kedua teman Wahyu baru sampai dan menyapa Wahyu dan Eka. Disini Wahyu bingung padahal mereka jalan 1 jam lebih dulu darinya
Akhirnya mereka berempat tiba di basecamp tanpa gangguan apapun.

Tamat.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Wah.

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!