HORROR STORY
"Warungku sepi setelah dia datang"
#bacahorror @bacahorror #bacahoror
Cerita ini belum lama terjadi, mungkin seminggu atau dua Minggu yang lalu. Tiba tiba warungku tak ada satupun yang membelinya.
Jadi ceritanya seperti ini...
Sehari sebelum nenek itu datang , warungku ramai pembeli layaknya warung makan pada umumnya.
Tanpa ada firasat apapun, sore itu Wisnu bersiap untuk membuka warung. Jarak rumah dengan warung tidak jauh, mungkin sekitar 300meter.
"Mas,mas ...Simbah tumbas wedang putih eneng ra ?"
"Wonten Mbah, mriki pinarak riyen" ucap Wisnu mempersilahkan duduk.
(Ada nek, sini duduk dulu )
"Iki le gelase" ucap nenek itu sambil memberikan gelasnya.
(Ini nak gelasnya)
"Eh Iki kok Eneng kembange" batin Wisnu
(Kok ada bunga nya )
Di dalam gelas itu ada beberapa bunga setaman yang biasa untuk sesajen. W
"Niki Mbah toyane " ucap Wisnu sambil memberikan gelasnya.
(Ini nek airnya )
(Terimakasih ya nak, ini uangnya)
"Mbotensah Mbah, matur nuwun". Jawab Wisnu menolak.
(Tidak usah nek, terimakasih)
(Jangan! Harus diterima nak, saya bayar)
Dengan terpaksa Wisnu menerima uang itu.
"Matur nuwun Mbah" ucap Wisnu
(Terimakasih nek)
"Daleme pundi Mbah kok piyambakan?". Tanya Wisnu.
(Rumahnya mana nek kok sendirian )
(Saya dari cerita condongcatur nak)
"Yowes Simbah pamit Sik yo le".
(Yasudah nenek pamit dulu ya nak)
"Njih Mbah ngatos atos". Jawab Wisnu
(Iya nek hati hati)
Setelah seminggu berlalu, sebelum wisnu berangkat untuk membuka warungnya. Dia mampir ke warung kelontong untuk membeli rokok, karena stok rokok ecerannya sudah habis.
(Mas rokok 2 bungkus)
"Oke mas , Patang puluh enem ewu" jawab penjual sambil memberikan bungkus rokok.
(Empat puluh enem ribu)
"Podo mas, weku yo sepi ...Jan raono le tuku blas". Kata penjual kelontong.
(Sama mas, tempatku juga sepi...gak ada yang beli sama sekali )
(Nenek nenek bawa gelas isi kembang, membawa tas 3 warna hitam, ini bukan neneknya)
( Benar mas, ini neneknya, warungnmu juga di datangi ya)
"Iyo mas, aku kaget simbahe teko aku pas neng ngarepan lagi udud, langsung njaluk wedang putih tapi karo ngulungke gelas isi kembang kui, lha bar ngenehne, bojoku nyeluk aku ... Yah...aku mengo-
Dan setelah kejadian itu toko kelontong itu sama seperti warung wisnu. Sepi tanpa pembeli.
Hari Minggu warung tutup, karena ada janjian dengan seseorang.
(Halo mas, nanti malam bisa ketemu tidak)
"Saget mas". Jawabnya.
(Bisa mas)
"Oh kumpulan rutin rupanya" batin Wisnu.
Wisnu di persilahkan masuk dan duduk bersama dengan orang orang yang beberapa diantaranya sudah ia kenal.
(Bagaimana mas)
Pak Sugeng begitulah mereka memanggilnya. Sosok bapak yang tegas dan tak banyak bertele tele. Bisa di katakan sebagai guru spiritual bagi para muridnya. Setiap Selasa dan Jumat kliwon, acara rutin meditasi.
Tejo sadar, dan mulai menceritakan kepada Wisnu.
(Mas apa benar kemarin ada yang datang, nenek nenek membawa kembang)
Wisnu terkejut apa yang di lontarkan Tejo itu benar.
(Iya mas benar )
Kemudian tejo menjelaskan secara detail keadaan di sekita warung kepada wisnu.
"Nek mboten jahat, mobtensah di usir mas" jawab Wisnu
(Kalau tidak jahat, tidak usah di usir)
Kemudian Tejo mengambil sebatang korek dan membasahinya dengan minyak wangi arom melati. Ia letakkan di dalam genggamannya dan memejamkan mata dengan merapal doa. Setelah itu tangan satunya seperti menarik energi dari atas.
Memang di dunia percintaan sudah bukan hal yang tabu lagi untuk di lakukan, intinya untuk mendapatkan orang yang dia cinta harus meminta bantuan orang ketiga, dukun.
Feri mempunyai kekasih, sebut saja Dian.
Mereka sudah menjalin hubungan cukup lama. Setelah ada konflik, hubungan mereka kandas. Di sisi lain, Dian masih berharap agar hubungan mereka bisa lebih baik lagi, tapi tidak untuk feri.
feri ada janjian ketemu dengan teman perempuan yang baru dia kenal. Setelah mereka bertemu, entah kenapa perasaan feri tidak seperti biasanya. Dia melihat perempuan cantik yang ada di depannya seolah tidak ada rasa penasarannya, biasa aja.
Setelah itu pak Sugeng memasukan kantil kedalam segelas air putih,
"Mas itu kembang kanthilnya di simpan ya, tapi ingat jangan dibawa masuk kamar mandi atau di langkahi.
"Besok kalau masih merasakan hal yang ganjil, sampean ikut saya ya" ajak pak Sugeng.
Feri berpikir ini akan berakhir, tapi ternyata tidak. Dua Minggu setelah kantil itu layu, feri masih merasakan hal yang sama saat pertama kali.
(Nak sini ke depan)
Bingung dengan apa yang di maksud mediator, feri mencoba melirik pak Sugeng , dia mengangguk menyuruh maju. Kemudian feri melangkah maju mendekati mediator. Lagi lagi dia di kejutkan dengan ucapannya.
(Nak saya bisa bantu kamu, dia sudah mengambil 3 sukmamu, sekarang duduk aku kembalikan lagi ke dalam tubuhmu)
( 3 sukmaku di ambil)
Saat proses itu, punggung feri merasakan panas yang luar biasa. Gesekan energi memasukan Sukma membuat keringat bercucuran. Selesai setelah itu, feri bertanya kepadanya.
(Mbah berarti saya sudah aman ya? Terus dia bisa merasakan tidak kalau sukmaku yang sudah di ambil ?)
"Jelas le, de'e iso ngrasake " ucapnya.
(Jelas nak, dia bisa merasakan)
Terimakasih.
Setelah selesai menetralisir warungnya, kini warung itu sudah normal kembali.
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca.
Salam Rahayu 🙏