PENDAKIAN MISTIS GUNUNG ARJUNO
"NAMAKU DEWI"

A THREAD⠀⠀

@bacahorror #bacahorror
Oke kali ini thread tentang mistis pendakian gunung arjuno
Seperti biasa saya mulai abis magrib ya sambil nunggu rame
Cerita bersumber dari instagram : Pendaki lawas
Penulisnya akun instagram : luthvd
Yuu mulai
Berawal dari liburan semester, kami satu kelompok ada aku Nia (nama samaran), Maya, Fajar, Agus, Herman, dan Aldi, mereka adalah remaja yang gemar melakukan kegiatan pendakian, kecuali aku, aku masih awam dalam hal pendakian.
Pendakian kali ini adalah pendakian kedua bagiku setelah sebelumnya aku mendaki ke gunung Penanggungan yang tingginya mencapai kurang lebih 1500mdpl.
Hari Jumat pagi kami berkumpul di kosan Fajar untuk membahas dan mempersiapkan pendakian keesokan harinya, dari menentukan jalur hingga menyewa peralatan yang belum lengkap.
Setelah lama kami berdiskusi akhirnya kami putuskan untuk mendaki ke Gunung Arjuno via jalur Purwosari dan turun via jalur Lawang. Karena kata Fajar, kalau mendaki via Purwosari melihat banyaknya peninggalan Majapahit di masa lampau.
Singkat cerita, karena hari sudah mulai sore kami pun pulang kerumah maslng-masing dan malam harinya aku browsing di internet mencari artikel yang membahas tentang pantangan di Gunung Arjuno dan aku menemukan salah satu artikel yaitu dilarang mendaki dengan jumlah ganjil.
Singkat cerita, keesokan harinya kami berkumpul di kampus dan berencana berangkat bareng dari kampus dengan menaiki kendaraan umum.
Pada saat kami berkumpul di kampus aku mendapat telepon dari Agus dan memberi kabar bahwa hari itu Agus tidak bisa ikut mendaki karena ada keperluan yang benar-benar mendesak dan tidak bisa ditinggalkan.
Aku memberitahu Fajar tentang itu, dan Fajar sedikit kesal mendengarnya, hingga akhirnya Fajar memutuskan untuk berangkat berlima. Mengingat artikel yang aku baca semalam, bahwa mendaki ke Gunung Arjuno tidak boleh ganjil, akupun bilang kepada Fajar, .
"Jar apa gak sebaiknya ditunda aja pendakiannya"

"Memang kenapa ditunda?",jawab Fajar dengan sedikit kesal.

Aku sedikit bingung menjawabnya dan enggan jujur karena takut dibilang penakut.
"Kan nggak enak sama Agus, lagian kita kan berlima emang nggak gak papa ganjil?" "Enggak, kita tetap harus berangkat hari ini juga kita sudah terlanjur menyewa peralatan Io, lagian kamu aja percaya sama hal gituan",
jawab Fajar yang masih kesal Mendengar perkataan Fajar itu kami pun menurut dan berangkat hari itu juga.
Sehabis dzuhur kami berangkat dari Surabaya menuju pos pendaftaran Gunung Arjuno via Purwosari dengan menggunakan angkutan umum.
Kami sampai di basecamp pada pukul 2 siang. Kemudian Fajar mengurus pendaftaran, setelah selesai kami beristirahat sejenak untuk melepas lelah sa'at perjalanan tadi.

Kurang lebih 30 menit kami istirahat kami memulai perjalanan dan tak lupa berdoa.
Berjalan santai, waktu itu jalannya masih lumayan landai dan dikelilingi pohon pinus.

Di pohon pinus itu tiba-tiba aku merasa cemas, aku seperti merasakan ada hawa negatif di sekitar situ, dalam hatiku, "ah mungkin ini hanya perasa'anku aja gara-gara aku baca artikel semalam".
Aku terus berjalan dan berdekatan dengan Maya hingga sampailah kami di Pos 1, disitu terdapat sebuah Pondok dan semacam bangunan yang berbentuk naga. Kami pun istirahat sebentar di situ karena waktu itu aku merasa sedikit kelelahan.
Lalu dari bawah aku melihat ada 1 orang pendaki wanita yang sedang naik, wanita itu mengenakan kemeja hitam putih dan memakai ransel berwarna hijau pupus.
Ketika wanita itu berjalan melewati pos 1 wanita itu sempat tersenyum kepadaku, seakan dia sedang menyapaku dan akupun membalasnya dengan senyum, tapi anehnya teman-temanku tidak ada yang merespon, bahkan melihatpun tidak, mereka malah asyik mengobrol satu sama lain.
Kemudian Fajar mengajak untuk segera melanjutkan perjalanan karena mengingat waktu sudah semakin sore.
Ketika kami mulai beranjak berdiri aku bilang pada teman-temanku.

"Ayo kita susul satu orang tadi sekalian kita ajak bareng berjalan".

Mendengar perkata‘anku itu teman-temanku terlihat heran, kemudian Maya bertanya padaku,

"Orang yang mana mbak Nia?"
"Mbak mbaknya yang tadi naik sendirian", jawabku sambil menunjuk kearah jalur pendakian.

"Loh, memangnya tadi ada orang toh?", tanya Maya kepadaku.

"Ada tadi, kalian sih pada sibuk ngobrol", jawabku sambil meyakinkan teman-temanku.
Lalu kami lanjut berjalan dan sedikit mempercepat jalannya agar bertemu dengan pendaki wanita yang kuceritakan itu.
Jauh berjalan, kami tidak juga menemukan dan melihat pendaki wanita tadi hingga sampailah kami di pos 2.
Setelah sampai di pos 2 Fajar bertanya kepadaku,

"Mana Nia gak ada orang sama sekali gini kok" "Kok cepet banget ya jalannya, padahal tadi belum lama dia jalan trus kita juga jalan", jawabku dengan heran.
Dalam hati aku berkata, “apa mungkin dia udah jalan jauh di depan?”.

Di pos 2 kami tidak istirahat lama, kurang lebil hanya 10 menit, lalu kami lanjut berjalan menuju ke pos 3 yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Kurang lebih 15 menit berjalan lalu kami sampai di pos 3. Di pos 3 aku melihat ada sebuah bangunan, yang bertuliskan Eyang Sakri.
Karena hari sudah mulai petang kami memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil memakan cemilan.
Ketika mereka sedang asyik makan cemilan tiba-tiba kami dikejutkan oleh pendaki wanita yang tadi aku temui di pos 1, wanita itu terlihat berjalan dari bawah dan baru sampai di pos 3 tempat kami beristirahat.
Melihat itu aku sangat terheran, "padahal tadi dicari gak ada, eh tiba-tiba sekarang baru sampai di pos 3".
Lalu kami menyapa wanita itu dan mengajaknya bergabung dan wanita itu menerima tawaran kami, kemudian dia duduk di sebelahku. Fajar bertanya pada wanita itu,

"Sendirian aja mbak?"

"Iya mas", jawab wanita itu.
"Kok berani"?, tanya Fajar.

"Rumahku dekat sini kok mas, jadi terbiasa"
jawab wanita itu. "Namanya siapa mbak kita kenalan dulu biar akrab?", tanya Fajar lagi. "Dewi", jawab wanita itu dengan singkat dan padat Lalu aku memotong pembicaraan mereka, "Mbak yang tadi ketemu di pos 1 kan?"
"Iya mungkin mbak, saya lupa" jawab wanita itu dengan nada dingin.

Lalu Fajar memotong pembicaraan kami berdua,

"Ooh jadi mbak ini yang tadi mbak Nia lihat" Wanita itu hanya tersenyum.

Tepat jam 6 malam kami melanjutkan perjalanan, dan wanita itu ikut berjalan bersama kami.
Di dalam perjalanan aku merasakan bahwa ada yang tidak beres dengan pendaki wanita itu, karena dari gerak geriknya sudah berbeda, dia memilih berjalan di posisi belakang.

Tapi aku tidak mau berprasangka buruk, dan tetap berusaha berfikirjernih. L
Setelah kurang lebih 1 jam kami berjalan sampailah kami di pos 4, yang dinamakan Eyang Semar.

Melihat jarak dari pos 4 ke pos 5 tidak terlalu jauh Fajar memutuskan untuk tidak break terlalu lama, jadi kami hanya sekedar minum.
Lanjut berjalan ke pos 5, aku berjalan di tengah-tengah bersampingan dengan Maya. Lalu tiba-tiba aku mencium bau yang sangat wangi, seperti bunga melati.
Karena mencium bau wangi itu sontak langkah kakiku terhenti dan spontan aku menoleh ke'arah Dewi, karena bau wangi itu bersumber tepat dari arah dia berdiri.

Kemudian aku berkata,

"Eh bau apa ini wangi banget?"
Jalan teman-temanku pun ikut terhenti dan Maya yang berada di sebelahku bertanya balik, "Bau apa mbak Nia?".

Setelah pertanyaan Maya itu bau wangi yang kucium seketika menghilang.

Aku menoleh kearah Dewi, disitu Dewi hanya diam dan menatap kebawah.
Lalu Fajar memintaku untuk melupakan dan melanjutkan perjalanan.
Singkat cerita sampailah kami di pos 5 Mahkutoromo, disitu kami istirahat di depan bangunan shelter, dan di shelter itu kami bertemu dengan bapak-bapak, sepertinya beliau seorang penambang belerang. Kami sempat mengobrol dengan bapak itu dan bapak itu bilang,
"Nek nang gunung arjuno sing ngati-ngati, nek iso ojo jumlah ganjil"

(Kalau ke Gunung Arjuno hati-hati, kalau bisa jangan jumlah ganjil)

Lalu Fajar menjawab,

"Memang kenapa pak?"
"Nek ganjil, biasane bakal ono lelembut sing ngetutno, nek iso gowo kayu gawe nggenepi" (Kalau ganjil biasanya bakal ada makhluk halus yang mengikuti, kalau bisa bawa kayu untuk menggenapkan), jawab bapak itu sambil menasehati kami.

"lya pak terimakasih sarannya". Jawab Fajar.
Tidak tau kenapa mendengar itu hatiku tiba-tiba berdetak hebat, aku merinding sekali. Dan ketika kami asyik mengobrol dengan bapak-bapak itu tiba-tiba Dewi agak menjauh, seakan tidak mau berkumpul bersama kami dan bapak-bapak itu.
Setelah kurang lebih 20 menit kami disitu, kami pun berpamitan dengan bapak itu, kami semua bersalaman dengannya, kecuali Dewi.
Ketika kami akan meninggalkan pos 5 tiba-tiba bapak itu berpesan lagi.

"Ojo Iali, nggowo kayu yo mas". (Jangan lupa bawa kayu ya mas)

Mendengar itu aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, padahal waktu itu kan kami ber-6 dengan Dewi?
Aku berflkir, apakah bapak itu tidak melihat Dewi?

Dan aku semakin merasa ada yang tidak beres terhadap Dewi.

Singkat cerita, sampailah kami di pos 7 Jawa Dipa pada pukul setengah 10 malam.

Kami berniat bermalam disitu dan melanjutkan perjalanan ke puncak besok pagi.
Karni mendirikan tenda masing-masing, Dewi membawa tenda sendiri yang berkapasitas 2 orang dan ditempati sendiri.

Setelah tenda selesai didirikan kami semua berkumpul untuk memasak dan makan.

Tapi waktu itu Dewi tidak mau makan dengan alasan tidak lapar.
Setelah selesai makan kami pun masuk tenda untuk tidur.

Fajar, Herman dan Aldi tidur di satu tenda, sedangkan aku dan Maya tidur berdua.
Malam semakin larut, tiba-tiba aku terbangun dari tidurku karena kedinginan, ketika aku terbangun tiba-tiba aku mendengar suara berisik di depan tendaku, karena penasaran aku membuka sedikit pintu tendaku untuk melihat keluar.
Aku benar-benar sangat terkejut ketika melihat keluar, ternyata disitu ada Dewi yang sedang duduk di depan tendanya seorang diri, sambil bermain ranting yang dicoret-coretkan ke tanah.

Aku ingin menyapanya tapi tidak jadi, karena takut.
Aku terus mengintip Dewi dari sela-sela pintu tendaku, lalu tiba-tiba Dewi berdiri dari duduknya dan berjalan kearah sebuah pohon yang jaraknya sedikit jauh dari tendanya. Disitu aku melihat Dewi sedang berbicara entah dengan siapa ia berbicara.
Melihat itu aku semakin ketakutan, tapi disisi lain aku masih penasaran dengan apa yang dilakukan Dewi.

Aku terus melihat Dewi dari seIa-sela pintu tenda.

Tidak lama kemudian Dewi terlihat berlari jauh kedalam hutan hingga aku tidak melihatnya lagi.
Karena takut aku menutup pintu tendaku dan melanjutkan tidur dan bibirku terus melantunkan do'a, agar tidak terjadi apa-apa kepadaku dan teman-temanku hingga akhirnya aku tertidur.
Tepat pukul 4 pagi kami semua bangun. Ketika bangun aku melihat tenda Dewi belum terbuka,lalu aku menyuruh Fajar untuk membangunkan Dewi.

Ketika Fajar mendekati tenda Dewi dan akan membangunkannya tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan Dewi yang tiba-tiba dari dibelakangku.
Spontan aku kaget dengan keberadaan Dewi disitu.

Lalu Fajar bilang,

"Oalah tak kira belum bangun mbak Dewi" Dewi pun menjawab, "Udah mas, tadi habis buang air kecil".
Aku hanya terdiam, karena waktu itu aku melihat raut wajah Dewi tidak terlihat seperti orang bangun tidur dan kedatangan Dewi itu tepat dari arah hutan tempat ia semalam berlari.

Aku benar-benar ketakutan waktu itu terlebih ketika aku melihat Dewi.
Ketika kami sedang beres-beres, tiba-tiba Fajar menemukan sebuah dompet berwarna ungu, melihat itu Fajar mengambilnya dan bertanya pada kami semua apakah ada yang kehilangan dompet, tapi tidak satupun dari kami yang kehilangan dompet.
Karena tidak ada yang kehilangan dompet Fajar membuka dompet itu, ternyata didalam dompet itu terselip kartu identitasnya Dewi. Ternyata pemilik dompet itu adalah Dewi yang tertinggal.
Melihat isi dompetnya berisi surat-surat penting Fajar pun membawanya dan berniat mencarinya di puncak untuk memberikannya.
Singkat cerita, sampailah kami di puncak kurang lebih pukul setengah 10 pagi. Di puncak kami mencari Dewi dan menanyakan kepada pendaki lain apakah ada pendaki wanita yang mengenakan kemeja hitam putih dan memakai ransel warna hijau pupus.
Tapi tidak ada satupun pendaki lain yang melihatnya, hingga akhirnya kami berpencar tapi tetap saja tidak menemuinya.
Karena tidak menemukan Dewi, Fajar membawa dompet itu turun dan berniat mengantarkannya kerumahnya, karena di kartu identitasnya tertulis alamat rumah Dewi yang kebetulan tidakjauh dari tempat kami akan turun nanti.
Waktu sudah menunjukan pukui 11 siang, kami pun bergegas turun melalui jalur Lawang.

Singkat cerita, sampailah kami di padang sabana di jalur pos 3 menuju pos 2.

Sabana disitu sangat luas dan sebelah kiri kami terdapat sebuah bukit yang dinamakan Gunung Lincing.
Sesampai disitu tiba-tiba aku melihat Dewi sedang berjalan jauh di atas Gunung Lincing. Aku memberi tahu teman-temanku dan kemudian berteriak memanggilnya karena ingin mengembalikan dompetnya, tapi Dewi tidak mendengar teriakan kami karena jauh.
Fajar mengajak kami untuk mempercepat langkah kaki agar bisa bertemu Dewi di pos 2, karena di pos 2 itu satu jalur dengan Gunung Lincing.

Sesampai di pos 2 kami menunggu kedatangan Dewi, tapi Dewi tidak kunjung datang.
Kami menunggunya hingga kurang lebih 30 menit, tapi disisi lain kami juga ragu antara belum sampai atau Dewi sudah turun duluan.

Karena lama menunggu kami pun bergegas melanjutkan perjalanan agar segera sampai di basecamp.
Sesampai di basecamp kami bertanya kepada petugas apakah ada seorang pendaki wanita yang mengenakan kemeja hitan putih memakai ransel hijau pupus turun lewat sini.

Tapi petugas basecamp menjawab tidak ada.
Kemudian aku menyarankan Fajar untuk membawa dompet itu dan mengantarkan kerumahnya.
Kami pun turun menggunakan ojek, setelah sampai di pasar Lawang Fajar berniat mengantarkan dompet itu seorang diri dan menyuruh kami menunggu di sebuah warung, karena menurut ojek yang akan ditumpanginya alamat itu berjarak tidak jauh dari pasar Lawang.
Karena penasaran dengan Dewi, aku ingin ikut mengantarkan dompet itu bersama Fajar dan Fajar tidak keberatan kalau aku ikut. Berangkatlah kami ke alamat Dewi, sesampai di alamat tersebut Fajar meminta tukang ojek untuk menunggunya.
Fajar mengetuk pintu rumahnya dan yang membukakan pintu adalah ibunya.

Fajar bertanya pada ibunya Dewi,

"Maaf apa benar ini rumahnya mbak Dewi?" "Benar, mas dan mbak ini temannya ya?"jawab lbunya Dewi.
Iya bu, tadi kita sempat bertemu mbak Dewi di gunung dan menemukan dompet ini tertinggal di gunung" jawab Fajar sambil menunjukan dompet yang ditemukannya tadi.

Mendengar itu ibunya Dewi menyuruh kami masuk dan mempersilahkan kami duduk di ruang tamu.
Ibunya Dewi menyuguhkan minuman dingin lalu kemudian berkata,

"Mas, mbak terima kasih sudah mau mengantarkan dompetnya Dewi"

"Iya bu sama-sama, memang mbak Dewi belum sampai rumah ya?" jawab Fajar.

Lalu sambil berlinang air mata ibunya Dewi bercerita kepada kami berdua,
"Minggu lalu Dewi pamit sama ibu untuk mendaki ke Gunung Arjuno dan ibu mengizinkan, setelah Dewi adalah anak sulung ibu.
Setelah pulang dari gunung Dewi sempat hilang pada ibu kalau dia kehilangan dompet ini di gunung, karena teledor ibu sempat memarahinya, soalnya waktu itu surat-surat kendara’an ada di dompetnya Dewi semua.
Keesokan harinya Dewi kecelakaan ketika akan pergi kerumah temannya untuk mengajaknya kembali ke gunung mencari dompetnya dan nyawanya Dewi tidak terselamatkan.
Dewi sudah meninggal 2 hari yang lalu, dan ibu sangat menyesal sudah memarahi Dewi waktu itu.

Mendengar ceritanya ibu itu kami berdua syok dan turut berduka cita.

Ternyata Dewi yang kami temui di gunung itu buka Dewi yang sebenarnya,
Kami berdua pun berpamitan dengan Ibunya Dewi untuk pulang, kami kembali ke pasar Lawang dan bersepakat untuk tidak menceritakan hal ini kepada teman-teman lainya dulu sebelum sampai di rumah.
Yang menjadi pertanyaan, kalau dilihat dari hari pendakiannya Dewi minggu lalu, harusnya dompet itu sudah ditemukan oleh rombongan

pendaki lain, tapi kenapa waktu itu rombongan mereka yang menemukannya?.

.. END
Sekian thread kali ini semoga dapat diambil muatan baiknya dan dibuang muatan buruknya. Jangan takut untuk mencoba mendaki gunung asal peralatan safety,teman berpengalaman dan mental yang kuat dijamin pendakian aman. Dan jangan lupa jaga sopan santun di Gunung/hutan tersebut.
Bro buat kalian yang suka ngeliat suka tentang pendakian gunung, cek lah youtube saya ini tentang video dokumentasi saya mendaki gunung dan menceritakan tentang kisah horor juga. Jangan lupa subscribe ya

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Rama KomaruZaman🇮🇩

Rama KomaruZaman🇮🇩 Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @RamaKomaruzamn

1 Oct


PENDAKIAN MISTIS
GUNUNG KERINCI

⠀A THREAD

@bacahorror #bacahorror
Cerita bersumber dari instagram : Exploregunung_
Dan narasumber Instagram : (@buruhbirokrasi)
Karena tanggung magrib aku up abis magrib ya, titip-titip dulu aja hehe
Read 54 tweets
28 Sep


PENDAKIAN MISTIS
"MENGGENDONG KUNTIL ANAK
DIGUNUNG LAWU"

⠀A THREAD

@bacahorror #bacahorror
Sebuah cerita kiriman dari pengikut saya difanspage. Cerita ini berasal dari FF, dia minta disensorin namanya.
Oke aku mulai jam 7an sambil nunggu rame
Read 38 tweets
24 Sep


TERSESAT DIGUNUNG CIREMAI
TAHUN 2008

A THREAD⠀⠀

@bacahoror #bacahorror
Sebuah kisah nyata dari seorang yang bernama patrick
Karena disini mati lampu dan kebetulan hp saya juga low jadi mulai cerita aga maleman deh sambil nunggu rame juga hehe
Read 68 tweets
23 Sep
Sungguh indahnya masa-masa dulu yang sebelum mempunyai banyak masalah, kebutuhan dan juga belum kenal namanya cinta. ImageImageImageImage
Pulang sekolah biasanya sepatu dijing-jing dan jalan ramean ImageImageImageImage
Hujanan bareng temen-teman adalah suatu kebahagiaan yang tiada tara walaupun pulangnya diomelin sama ema. Janjian pun langsung kerumah nyamper gaperlu chat-chat segala ImageImageImageImage
Read 4 tweets
21 Sep


BERTEMU KAKEk-KAKEK UMUR 582
TAHUN DIGUNUNG SANGGAR
BUANA

A THREAD⠀⠀ Image
Sebuah cerita dari Damar gie, dia juga punya channel youtube juga kalian boleh mampir kali aja suka sama video-videonya youtube.com/channel/UC6yZM…
Aku up abisa magrib yaa, sambil nunggu rame juga. Soalnya mati lampu disini hehe
Read 70 tweets
17 Sep


HANTU MUKA BERLUMUT DAN SUARA GAMELA DI GUNUNG
CIKURAY (PART 2)

A THREAD ⠀⠀ Image
Kisah lanjutan dari thread yang ini, terornya masih berkelanjutan ternyata
Yang belum baca bagian pertamanya silahkan baca dulu
Read 54 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!