Kemenangan Umat Islam di Pertempuran Keresztes 1596; Tukang Masak dan Penjaga Kandang Kuda Pun Ikut Bertempur
#TodayinHistory Ada banyak episode sejarah yang memang belum sampai kepada kita. Bisa jadi karena kita sendirilah yang enggan untuk menelisik dan membaca lebih lama.
Panglima Kaum Muslimin, Sultan Mehmed III tadinya merencanakan untuk mundur, namun ia meminta pendapat dari seorang Ulama bernama Syaikh Sa'duddin Efendi. Maka sang Syaikh menasihati agar Sultan harus melanjutkan perjuangan ini sampai akhir.
Dalam Buku Târikh Ad Daulah Al Utsmaniyah karya Yilmaz Oztina Jilid 1 hal. 349, Syaikh Sa'duddin Efendi berkata, "Jangan sampai tentara melihat rajanya ketakutan. Sungguh perjuangan harus berlanjut dan tak akan ada kekalahan. Aku yakin ruh Rasul melihat mereka yang berjuang."
Pada hari selanjutnya, pertempuran semakin berkecamuk. Pasukan Austria telah mencapai tenda Sultan, yang dikelilingi oleh wazir dan para Ulama.
Sementara beberapa pasukan mencoba memasuki tenda Sultan, tentara Austria lainnya memecahkan diri dari pasukan, mencari barang jarahan.
Nah, melihat posisi pasukan musuh yang mulai kacau balau, Pasukan Muslimin bergerak membalas.
Semua elemen pasukan Muslimin mulai dari Pengurus kuda, juru masak, pembuat tenda membalas para penjarah dengan senjata apa pun yang dapat mereka temukan, termasuk sendok juru masak.
Pasukan Eropa terkejut dan mundur dalam kebingungan. Teriakan "musuh melarikan diri!" dari tenda belakang terdengar oleh pasukan Utsmani yang masih bertempur di garis depan yang nyaris seperti kalah perang. Dorongan moral tersebut memungkinkan mereka memulihkan pertempuran.
Dengan aksi besar artileri, pasukan Utsmani memulai serangan besar-besaran ke arah musuh di depan dan mengepung tentara Austria-Transylvania, mengarahkan mereka ke titik terdesak.
Pada akhirnya, kemenangan Allah takdirkan untuk Kaum Muslimin, dengan cara yang unik dan istimewa. Semua elemen, bahkan tukang masak ikut berjihad dengan sendok dan pancinya, pembuat tenda berjuang bahkan hanya berbekal balok kayu dan palu kecilnya. Hasilnya, Utsmani menang.
Sultan Mehmed III mengirim surat kemenangan ke Istanbul, menyampaikan berita tentang penaklukan Kastil Eger (Erlau) dan kemenangan di Pertempuran Keresztes. Surat itu mencapai Istanbul pada bulan Oktober dan ada perayaan publik dan pertemuan publik yang diselenggarakan di kota.
Referensi : 1. Yilmaz Oztina, Târikh Ad Daulah Al Utsmaniyah Jilid 1 hal. 436 2. Al Qarmani, Târikh Salathin Ali Utsman hal. 63-64 3. Mahmoud Abu Fadhl, Ma'rakah Hacova
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Perkembangan Wilayah Negara Utsmaniyah Dari Masa ke Masa
Negara Utsmaniyah adalah sebuah kekuatan umat Islam yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara antara abad ke-14 dan awal abad ke-20.
Didirikan pada akhir abad ke-13 di Anatolia barat laut di kota Söğüt oleh Osman I.
Bermula sejak 1299 sampai dengan 1924 —sekitar 6¼ abad lamanya— negara ini banyak berkiprah dalam menebar dakwah Islam dan menjaga eksistensi Kaum Muslimin di banyak lapisan dunia.
Selama abad 16 dan 17, pada puncak kekuasaannya, di bawah pemerintahan Sultan Suleiman, Negara Utsmaniyah menjelma menjadi negara multinasional dan multibahasa yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Eropa Tengah, Asia Barat, sebagian Eropa Timur, Kaukasus dan Afrika Utara
Apa yang jadi ancaman terbesar Zionisme di Palestina?
Jawabannya; mereka tidak takut pada siapapun kecuali umat Islam. Al Hasyr ayat 13, "Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu (Muslimin) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang² yang tidak mengerti."
Seorang Politisi zionis suatu hari menyiarkan lewat radio pada tanggal 5 bulan September tahun 1976,
"Yahudi dan kawan-kawannya harus menyadari bahwa; bahaya terbesar bagi israel adalah kembalinya ruh Islam pada jiwa kaum Muslimin....
"... Setiap pemuja Israel harus melakukan pengorbanan terbesar untuk mengkerdilkan semangat keislaman kaum Muslimin. Jika Umat Islam telah kembali bangkit, bukan hanya israel yang akan kena imbasnya. Eropa pun akan kena!"
Hari ini dalam sejarah :
Wafatnya Buya Hamka, 24 Juli 1981
Beliau memang sudah tiada, namun karya-karyanya yang ramai dibincangkan dan dibaca membuat kita merasakan kehadirannya di tengah pentas kehidupan bangsa kita hari-hari ini.
Sobat semuanya, Hamka mendapatkan pendidikan agamanya mulai usia 7 tahun bermula di Sekolah Dasar Maninjau.
Namun tak sampai usai, kemudian di usianya yang 10 tahun, ayahnya mendirikan Sekolah Thawalib di Padang Panjang. Di situlah Hamka untuk pertama kali mendalami bahasa Arab.
Beliau memang tak tamat sekolah dasar, namun kemampuan autodidak-nya membuat Hamka menjadi referensi bagi kawan-kawan dan bahkan orang-orang tua.
Sejak kecil sudah dilahapnya ilmu Filsafat, sastra, sejarah, sosiologi hingga politik. Banyak literatur penting Timur dan Barat.
Asiyah binti Muzahim ini inspirasi banget. Beliau wanita yang berdiri tegak melawan kezaliman Fir'aun.
Sebab ia tahu mana yang benar. Namun yang membedakannya dengan yang lain adalah; ia meyakini kebenaran itu dan hidupnya ia curahkan demi merealisasikannya. Ketauhidan.
Firaun disebut 74 kali dalam Qur'an sebagai pelajaran buat kita. Dia, seorang yang memiliki segalanya, kuasa Mesir di tangannya, jutaan tentara dan infrastruktur yang tiada bandingnya.
Penjahat itu disebut berkali-kali supaya kita tahu; banyak orang jatuh karena fitnah kuasa.
Namun di sisinya ada satu tokoh yang membuat kita takjub dengan keberaniannya untuk melakukan perubahan bahkan di tengah istana sang diktator.
Asiyah binti Muzahim, istri Firaun sendiri memutuskan untuk beriman pada Allah dengan segala konsekuensinya.
Ada seorang sahabat Rasulullah ﷺ yang larinya cepet, bahkan seorang diri bisa menyusul pasukan berkuda. Siapakah beliau?
Namanya Salamah bin Al Akwa, yang digelari Rasulullah sebagai "infanteri terbaik." Bagaimana kisahnya?
Hayo, siapa yang baru dengar nama ini?
Nama beliau memang tidak setenar Sa'ad bin Abi Waqqash yang merupakan pemanah pertama dalam Islam, juga tidak sesering kita mendengar Zubair bin Awwam yang merupakan penghunus pedang pertama dalam Islam....
Beliau adalah sahabat Anshar, dan satu angkatan dengan sahabat-sahabat junior seperti Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, juga Abdullah bin Abbas.
Meskipun di masa Rasul sahabat ini masih muda, tapi keberaniannya dan kemampuan fisiknya jangan ditanyakan. Keren abis, masyaAllah!