KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian ke 11

Jawaban Kaum Muslimin

Saat itu, yang menjadi juru bicara kaum Muslimin adalah sepupu Rasulullah yang amat tampan, Ja'far bin Abu Thalib.
“Paduka Raja," Ucap Ja'far penuh hormat,
“ketika itu, kami masyarakat yang bodoh, kami menyembah berhala, bangkai pun kami makan, segala kejahatan kami lakukan, memutuskan hubungan dengan kerabat, dengan tetangga pun kami tidak baik, yang kuat menindas yang lemah.
Demikian keadaan kami sampai Tuhan mengutus seorang utusan-Nya dari kalangan kami yang sudah kami kenal asal-usulnya. Dia jujur, dapat dipercaya, dan bersih pula.
Dia mengajak kami menyembah Allah Yang Mahatunggal, meninggalkan batu-batu dan patung-patung yang selama ini kami dan nenek moyang kami menyembah.
Dia menganjurkan kami untuk tidak berdusta, untuk berperilaku jujur, mengadakan hubungan baik dengan keluarga dan tetangga, menyudahi pertumpahan darah, serta menghentikan perbuatan terlarang lainnya.
Dia melarang kami melakukan segala kejahatan dan menggunakan kata-kata dusta, melarang memakan harta anak yatim, dan melarang mencemarkan perempuan-perempuan bersih.
Dia minta kami menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Selanjutnya, kami disuruh melakukan shalat, zakat, dan shaum (lalu Ja'far menyebut beberapa ketentuan Islam)
Kami pun membenarkannya. Kami turut segala yg diperintahkan Allah. Lalu, yg kami sembah hanya Allah Yang Mahatunggal, tidak menyekutukan-Nya dengan apa dan siapa pun juga
Segala yg diharamkan kami jauhi dan yg dihalalkan kami lakukan. Oleh krn itulah, masyarakat memusuhi kami, menyiksa kami, dan menghasut kami, dan supaya kami meninggalkan agama kami dan kembali menyembah berhala supaya kami membenarkan segala keburukan yg pernah kami lakukan dulu
Oleh krn mrk memaksa kami, menganiaya kami, menekan kami, dan menghalang-halangi kami dari agama kami, maka kami pun keluar, pergi ke negeri Tuan ini. Tuan jugalah yg menjadi pilihan kami. Senang sekali kami berada didekat Tuan, dengan harapan, disini tdk akan ada penganiayaan."
Najasyi mendengarkan penuh dengan kesungguhan, lalu katanya, “Adakah ajaran Tuhan yang dibawanya itu yang dapat Tuan-tuan bacakan kepada kami?"

Surat Maryam

“Ya," jawab Ja'far.
Lalu, ia membaca surat Maryam, ayat 29-33:
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا*

maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?

Surah Maryam (19:29)
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا*

Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi

Surah Maryam (19:30)
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا*

dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup

Maryam (19:31)
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا*

dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka

Surah Maryam (19:32)
وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا*

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.

Surah Maryam (19:33)
Ayat-ayat Al-Qur'an itu membenarkan kitab Injil. Semua pemuka istana dibuat terkejut. Mereka berkata:

“Itu kata-kata yang keluar dari sumber yang mengeluarkan kata-kata Isa Al Masih."

Penuh haru, Najasyi membenarkan para pembesar istananya,
“Kata-kata ini dan yang dibawa oleh Musa, keluar dari sumber cahaya yang sama."

Najasyi berpaling kepada kedua utusan Quraisy

“Pergilah. Kami takkan menyerahkan mereka kepada Tuan-Tuan!"
Kaum Muslimin saling berpandangan penuh syukur. Sementara itu, Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabi'ah berjalan keluar istana dengan wajah murung.

“Tidak bisa begini," keluh Abdullah.
“Tidak bisa kita jauh-jauh datang kesini untuk kemudian pulang dengan tangan hampa dan terhina."
Amr bin Ash, yg terkenal lihai dalam bersiasat merenung sejenak

“Rasanya, aku masih punya siasat lain," katanya. “Namun, biar kita kembali esok hari Biarkan para pengikut Muhammad itu merasa senang. Besok, akan kita kejutkan mrk dgn pertanyaan yg akan kita ajukan kepada Najasyi”
Kaum Muslimin Menang

Siasat para utusan Quraisy itu sederhana saja.
“Paduka" kata mereka kepada Najasyi keesokan harinya, sesungguhnya kaum Muslimin menuduh keji terhadap Isa anak Maryam."

Mendengar itu, Najasyi terkejut. Dia langsung memanggil Ja'far dan teman-temannya.
“Benarkah kalian menuduh Isa anak Maryam dengan tuduhan yg jelek?" tanya Najasyi

Ja'far kembali menjawab dengan tenang. “Tentang dia, pendapat adalah seperti yang dikatakan Nabi kami. "Dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Ruh-Nya dan firman-Nya yang disampaikan perawan Maryam”
Najasyi turun dari singgasananya dengan mata berbinar gembira. Dia mengambil sebuah tongkat dan membuat garis lurus diatas tanah.

“Antara agama Tuan-Tuan dan agama kami," katanya penuh gembira bercampur haru, “sebenarnya tidak lebih dari garis ini."
Nyata bagi Najasyi bahwa kaum Muslimin mengakui Nabi Isa, mengenal adanya Kristen, dan menyembah Allah.

Kedua utusan Quraisy pun pulang dengan tangan hampa. Tidak ada celah bagi tuduhan atau siasat yang mereka lancarkan.
Kenyataan pahit ini akan segera sampai kepada para pemuka Quraisy di Mekah.

Setelah itu kaum Muslimin tinggal di Habasyah dengan perasaan aman dan tentram.
Sempat Kembali

Kaum muslimin yg berhijrah ke Habasyah sempat kembali ke mekah krn mendengar berita bahwa org Quraisy sudah tdk terlalu keras memusuhi Rasulullah dan pengikutnya. Namun, ketika mengetahui org Quraisy malah bersikap semakin keras, mrk kembali berhijrah ke Habasyah
Di Mekah, para pembesar Quraisy, Abu Jahal, Abu Sufyan bin Harb, Abu Lahab, Utbah bin Rabi'ah, Walid bin Mughirah, dan Ummayah bin Khalaf mengundang Rasulullah ke pertemuan mrk. Sejenak, hati Rasulullah penuh harapan, mungkin lewat pertemuan hari ini mrk akan tersentuh oleh Islam
Alangkah kecewanya Rasulullah ketika lagi-lagi yg mrk tawarkan kepadanya adalah soal harta dan kekuasaan Beliau diam sejenak, lalu berkata:

”Apa yg kalian katakan sama sekali tidak pernah terlintas dalam lubuk hatiku. Aku datang memenuhi ajakan kalian utk mengadakan perundingan.
Tidak ada maksud sama sekali untuk mencari harta kekayaan, tidak pula kemuliaan, dan kekuasaan
Allah telah mengutus diriku sebagai utusan bagi kalian semua. Jika kalian mau menerima ajaran-ajaran yang kubawa, hal itu merupakan keberuntungan kalian di dunia dan di akhirat.
Jika kalian semua menolak, aku akan bersabar hingga Allah memutuskan persoalan yang terjadi di antara aku dan kalian."

Para pembesar Quraisy itu mengerutkan kening. Lagi-lagi Muhammad bicara tentang Tuhannya. Salah seorang di antara mereka pun akhirnya bicara:
“Marilah antara kami dan engkau mengadakan kerja sama dalam persoalan ketuhanan ini. Jika yang kami sembah lebih baik daripada yg kamu sembah, kami akan memperoleh keuntungan darinya. Jika yg engkau sembah lebih baik dari yg kami sembah, engkau akan memperoleh keuntungan darinya”
Orang itu menarik napas sejenak, lalu melanjutkan lagi:

“Maka, engkau harus menyembah tuhan-tuhan kami dan menjalankan perintah-perintahnya. Kami akan menyembah Tuhanmu dan menjalankan perintah-Nya."
Rasulullah tidak menunggu sejenak pun untuk menanggapi. Beliau mengutip sebuah ayat Al Qur'an (surah Al-Kafirun),

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

Surah Al-Kafirun (109:2)
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Surah Al-Kafirun (109:3)

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah

Surah Al-Kafirun (109:4)
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Surah Al-Kafirun (109:5)

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

Surah Al-Kafirun (109:6)
Perundingan pun buntu. Para pembesar Quraisy itu merasa tidak ada jalan lagi untuk melakukan perubahan. Mereka merasa harus mengambil tindakan keras! Begitu kerasnya sampai Muhammad dan pengikutnya akan meminta ampun kepada mereka!
Pemboikotan

“Dan Kalian bayangkan!" seru seorang pemuka Quraisy kepada yang lainnya. “Jumlah pengikut Muhammad kian bertambah! Budak-budak kita telah berani mengangkat muka di hadapan tuan-tuannya sebab mereka dilindungi para pengikut Muhammad yang kaya raya!
Jika kita menyiksa budak itu, pasti datang salah seorang pengikut Muhammad yang tanpa berat hati akan membebaskan mereka!"

“Itu yang membuatku khawatir!" sahut yang lain
“bayangkan jika jumlah budak yg dibebaskan itu makin banyak dan mrk diberi senjata, kita pasti akan kewalahan menghadapinya

Pembesar yg lain terdiam. Mereka mengakui ancaman besar itu

“Sejak Hamzah & Umar mengikuti Muhammad, kita benar-benar kekurangan kekuatan" keluh seseorang
Kata-kata itu menyakitkan dan membuka luka lama. Bagi para pembesar itu, puluhan budak yang masuk Islam tidak sebanding dengan keislaman seorang Hamzah atau Umar.

“Muhammad tidak akan berdaya kalau keluarganya dari Bani Hasyim tidak melindunginya!" geram seseorang.
“Ya, Bani Hasyim pun belum semuanya jadi pengikut Muhammad, mereka harus menerima akibatnya! Kita boikot mereka semua! Jangan beri mereka kesempatan untuk mencari nafkah! Kita buat mereka semua miskin dan sengsara!"
Seruan itu disambut ramai oleh para pembesar. Akhirnya, mereka mengeluarkan sebuah pengumuman yang mereka tulis di atas sebuah lembaran. Isinya melarang seluruh manusia menjalin hubungan pernikahan dan jual beli dengan Bani Hasyim. Lembaran itu mereka gantungkan di dinding Ka'bah
Keesokan harinya, penduduk Mekah menjadi gempar. Keputusan ini akan membuat Bani Hasyim terkucil, kelaparan dan tertekan.
Derita Pemboikotan

Pemboikotan kecil-kecilan terhadap kaum Muslimin sebenarnya telah lama dijalankan. Kalau ada seseorang saudagar menjadi Muslim, Abu Jahal akan mengatakan, “Akan kami boikot barang-barangmu dan mengubahmu sampai jadi pengemis."
Rasulullah ﷺ, Bani Hasyim dan kaum Muslimin diasingkan ke dalam Syi'ib, benteng kecil milik Abu Thalib. Kaum Quraisy menegaskan bahwa jika Bani Hasyim menyerahkan Rasulullah ﷺ, pemboikotan kepada mereka akan dicabut.
Namun, bukannya merasa takut, Bani Hasyim malah semakin setia kepada Rasulullah ﷺ yang merupakan anggota keluarga mereka.

Pemboikotan ini berjalan tiga tahun lamanya. Selama itu, hanya musim haji saja Rasulullah ﷺ dan para pengikutnya bebas berdakwah keluar Syi'ib.
Itu pun selalu diikuti Abu Lahab sambil mengolok-olok Rasulullah ﷺ dengan kata-kata kasar. Pada musim haji itu, Mekah ramai didatangi para peziarah dari pelosok jazirah.
Akibat adanya pelarangan hubungan dagang, saat itu, Rasulullah ﷺ tidak dapat membeli makanan yang cukup. Pada waktu-waktu yang sulit, mereka sering terpaksa makan daun daunan dan kulit-kulit pohon yang tipis. Anak-anak menangis pada malam hari karena kelaparan.
Semetara itu, orang-orang dewasa mengganjal perutnya dengan batu agar tidak masuk angin.

Perbuatan kejam itu juga menimbulkan rasa kasihan sebagian orang Quraisy. Apalagi yang memiliki hubungan saudara dengan Bani Hasyim.
Orang-orang itu sering dengan berbagai cara menolong keluarga mereka didalam Syi'ib.
Suatu ketika Abu Jahal sedang meronda di sekitar Syi'ib, memergoki Hakim bin Hisyam bin Khuwailid dan budak laki-lakinya berusaha meyelundupkan gamdum dan makanan lain untuk bibinya yang tidak lain Sayyidah Khadijah istri Rasulullah
Tanpa ampun, Abu Jahal memukuli budak laki-laki itu dan merampas karung gandumnya.

“Aku bersumpah..!!” teriak Abu Jahal terengah-engah sambil terus memukul. “Aku bersumpah tidak seorang pun dapat menyelundupkan makanan kepada Muhammad!"
Pada saat itu, Al Bakhtari datang sambil berseru kepada Abu Jahal. “Hei makanan ini tadinya milik bibinya. Bibinya lalu mengirimkan kepadanya, mengapa engkau melarangnya mengantarkan makanan tersebut kepada bibinya lagi?"
Kemudian keduanya berkelahi Abu Jahal terluka karena dipukul dengan tulang unta.
Syi'ib Abu Thalib

Syi'ib Abu Thalib, tempat kaum muslimin digiring, dikurung dan dijaga, dikelilingi dinding batu tinggi yang tidak dapat dipanjat. Letaknya di Bukit Abu Qubays, sebelah timur Mekah.
Pintu masuknya berupa celah sempit dengan tinggi kurang dari dua meter yang hanya dapat dimasuki unta dengan susah payah.
Derita di Pengasingan

“Ibuuu aku lapar," tangis seorang anak di dalam Syi'ib.

“Besok ya nak! Besok kita dapat kiriman makanan," jawab ibunya.

“Tidak mau, aku mau makan sekaraaaang..!” Karena tidak kuat menahan perutnya yang perih, anak itu menangis dan menjerit-jerit.
Tangis dan jerit anak-anak terdengar hampir setiap malam dari dalam Syi'ib. Sebagian penduduk Mekah mulai tidak tega melihat penderitaan Bani Hasyim, tetapi mereka takut untuk membantu.
Ada empat ratus org keluarga Bani Hasyim yg bertahan didalam Syi'ib. Kehidupan mrk begitu keras dan penuh dgn kekurangan, tetapi tdk satupun yg berniat mengkhianati Rasulullah Padahal, tdk semua anggota keluarga telah memeluk Islam, termasuk Abu Thalib, sang pemimpin Bani Hasyim
Kehadiran Rasulullah ﷺ di tengah-tengah mereka sudah cukup membuat mereka lupa akan segala kecemasan dan membuat mereka selalu berbahagia. Mereka mengerti bahwa Allah telah memilih mereka untuk melindungi utusan-Nya dari semua musuh.
Bagi Bani Hasyim, itu sebuah kehormatan yang membuat mereka tidak mau menukar Rasulullah dengan apa pun, bahkan dengan sebuah kerajaan sekali pun. Mereka bahkan menjalankan tahun-tahun pengasingan yang pahit itu dengan rasa bangga.
Tidak satu pun dari empat ratus orang itu berniat untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Padahal, mereka tidak tahu kapan pengasingan itu akan berakhir. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dijalani dengan penuh harapan.
Mereka semua sudah bertekad mengikuti Rasulullah ﷺ kemana pun. Mereka lebih suka menjadi tawanan dari pada bebas tanpa Rasulullah. Bagi mereka, hidup tanpa Rasulullah ﷺ adalah hidup yang tidak layak di jalani.
Selama masa-masa sulit itu, ada sosok penting selain Rasulullah ﷺ yang menjadi sosok teladan bagi semua penghuni Syi'ib, bagaimana mereka harus menjalani hidup dengan penuh ketabahan.
Ketabahan Sayyidah Khadijah

Khadijah-lah yang menjadi teladan bagi semua orang pada saat saat sulit itu. Beliau adalah keturunan bangsawan dan dibesarkan dalam lingkungan yang mewah. Namun, ketika harus meninggalkan rumahnya yang luas dan tinggal di lembah yang sempit.
Khadijah sama sekali tidak menunjukkan keengganan. Beliau mengumpulkan segala kekuatan, keberanian, kemampuan, serta bangkit penuh semangat.
Pada saat-saat itu, air adalah hadiah yang sangat berharga. Khadijah memberikan kepada Ali bin Abu Thalib keping-keping emas untuk membeli air yang kemudian beliau bagikan secara merata kepada semua yang membutuhkan.
Khadijah adalah bidadari pelindung bagi kaumnya. Beliau amat memerhatikan nasib anak-anak, keluarga Bani Hasyim. Setiap kali ada bahan makanan yang berhasil di dapatkan, Khadijah mengatur agar anak-anak mendapatkannya lebih dahulu daripada orang dewasa.
Setelah itu, beliau mendahulukan kepentingan para orang tua dibandingkan kepentingannya sendiri.

Khadijah selalu menjadikan sabar dan shalat sebagai sumber kekuatannya. Beliau memohon pertolongan Allah setiap saat.
Ketika berdoa, Khadijah tidak hanya mendapatkan pertolongan, tetapi juga keberanian, kekuatan, kedamaian, ketenangan dan kepuasan.

Selama tiga tahun di pengasingan itu, kekayaan Khadijah yang berlimpah itu habis. Sebagian besar harta itu digunakan untuk membeli air.
Beliau amat berbahagia karena dapat menggunakan kekayaannya itu untuk menyelamatkan hamba Allah yang paling mulia, Muhammad ﷺ dan keluarganya.
Beliau menganggap semua itu adalah sebuah kehormatan, sehingga sangat mensyukurinya.
Di tengah-tengah bencana dan kesusahan itu, Khadijah tetap tegar dalam keimanan. Hal itulah yang menjadi sumber kekuatan yang tidak tergoyahkan bagi orang-orang di sekitar beliau. Khadijah selalu berhubungan dengan Allah lewat shalat. Shalat adalah rahasia keberanian beliau.
Perilaku beliau yang tenang dan lembut menjadi pendorong (kekuatan) bagi seluruh anggota Bani Hasyim di tengah-tengah kesulitan itu.
Perhiasan Terindah di Dunia

Islam sangat memuliakan kaum wanita.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seindah-indahnya perhiasan di muka bumi ini adalah wanita sholihah."
Hikmahnya "Wanita adalah tiang sebuah bangsa. Apabila wanitanya baik, baik pulalah suatu bangsa. Namun, apabila wanitanya jelek, jelek pulalah bangsa itu."
Harta Abu Bakar

Ketika masuk Islam,Abu Bakar memiliki harta sebanyak 50.000 dirham Beliau membebaskan 7 budak dgn 400 dirham per org. Jadi uang beliau terpakai sebanyak 2.800 dirham, sbagian besar sisanya dipergunakan utk mempertahankan hidup bersama kaum muslimin didalam Syi'ib
Thufail Ad Dausi

Di tengah-tengah kesulitan itu, Rasulullah yang tidak pernah menyerah, sedikit demi sedikit terus mendapatkan kemenangan. Suatu hari, datanglah seorang bangsawan dan penyair cendekia dari luar Mekah, bernama Thufail Ad Dausi.
Seketika itu juga, orang Quraisy memberinya peringatan

“Hati-hati terhadap Muhammad, jangan dengar kata-katanya. Dia telah memecah belah orang dgn keluarganya. Kami takut jika kamu mendengarnya, kaum mu juga akan terpecah-belah. Hati-hati dan jangan sekali-kali mendengarkannya!”
Diperingatkan seperti itu, membuat Thufail penasaran

“aku adalah cendikiawan & penyair. Aku dapat mengenal mana yg baik & mana yg buruk. Apa salahnya kalau aku mendengarkan sendiri apa yg akan dikatakan org itu? Jika ternyata baik akan aku terima, kalau buruk akan kutinggalkan”
Setelah berfikir begitu, Thufail Ad Dausi mengikuti Rasulullah sampai ke rumahnya.

“Tuan benarkah Anda seperti dituduhkan orang?" tanya Thufail,
“Apa yang Anda bawa dan Anda sampaikan kepada mereka?"
Rasulullah menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Hati Thufail segera luluh dan dia pun memeluk Islam. Ketika kemudian ia kembali kepada kaumnya, sebagian mereka langsung memeluk Islam, sebagian yang lain tampak ragu.
Selain Thufail ada dua puluh orang yang diutus masyarakat beragama Nasrani untuk mencari tahu tentang Rasulullah. Begitu bertemu dan berbincang dengan beliau, mereka langsung menyambut, menerima, dan beriman kepada beliau

Orang-orang Quraisy menjadi geram dan memaki-maki mereka.
“Kalian ini utusan yang gagal! Kalian disuruh oleh masyarakat seagamamu mencari berita tentang orang itu. Sebelum kamu kenal benar-benar siapa dia, agama kamu sudah kamu tinggalkan dan lalu percaya saja apa yang dikatakannya."
Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Akhnas

Melihat orang-orang di luar Mekah seperti Thufail Ad Dausi dan orang-orang Nasrani memeluk Islam, para Pembesar Quraisy yang paling gigih memusuhi Rasulullah pun jadi bertanya-tanya,
“Benarkah yang dibawa Muhammad itu benar?"

Diam-diam Abu Sufyan pergi pada suatu malam mendekati kediaman Rasulullah. Dia tahu Rasulullah selalu bangun malam dan membaca Alquran.
Saat Abu Sufyan mendengar ayat-ayat Alquran dibacakan, begitu tenang dan damai hatinya. Suara Rasulullah yang merdu menggema di kalbunya.

Fajar pun tiba dan Abu Sufyan bergegas pulang. Namun saat itu, dia memergoki Abu Jahal juga sedang mendengarkan bacaan Rasulullah.
Mereka saling pandang tanpa mampu berkata, lewatlah Akhnas bin Syariq. Rupanya, Akhnas pun diam-diam pergi mendengarkan Rasulullah membaca Alquran. Mereka bertiga pun saling menyalahkan.
“Kejadian ini tidak boleh terulang lagi," ujar salah satu dari mereka.
“Jika masyarakat kita tahu, kedudukan kita akan lemah dan mereka akan berpihak kepada Muhammad."
Ketiganya pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu.
Namun, pada malam berikutnya, mereka terbawa perasaannya masing-masing seperti kemarin. Tanpa dapat menolak bisikan hati, mereka kembali ke tempat semalam dan mendengarkan ayat Alquran dibacakan.
Hampir Fajar, mereka mereka bertemu dan saling menyalahkan lagi.

Perbuatan itu terulang lagi pada malam ketiga. Ketika mereka saling bertemu pada waktu fajar, kembali mereka saling tuduh.
Rasa takut kemudian timbul di hati masing masing.
Mereka takut kehilangan kedudukan jika masyarakatnya memeluk Islam. Rasa takut inilah yang membuat mereka berteguh hati untuk membuang jauh-jauh perasaan tenang dan damai yang mereka rasakan saat mendengar bacaan Alquran.
Setelah itu, tidak seorang pun dari mereka yang kembali ke rumah Rasulullah pada tengah malam untuk mendengarkan beliau secara diam-diam.

Bersambung besok, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi 🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

31 Oct
Pesan Habib Ali Al-Jufri Tentang Boikot Dan Penghinaan Atas Nabi

Kairo, 12 Rabiul Awwal 1442/29 Oktober 2020

Boikot Sejati, Saya akan memberi tahu Anda apa yang perlu kami boikot. Kita perlu memboikot karakter buruk, pornografi, tren fesyen, ideologi palsu,
penghormatan terhadap apapun selain Sang Pencipta dan ketidakpedulian yang kita derita. Ada hati dan jiwa yang haus akan cahaya Nabi Muhammad saw, tapi kita gagal menyebarkannya. Siapa pun dapat berteriak dan berteriak dan membuat suara - "mereka memukul kita, mari kita balas!"
Siapapun bisa melakukan ini tapi bisakah kamu tetap teguh di jalan Muhammad? Mampukah Anda menyalurkan cinta dan kesetiaan itu kepada Nabi ﷺ untuk mengimplementasikan ajarannya di rumah Anda?
Read 19 tweets
30 Oct
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian ke 10

Berita untuk Umar

Umar melanjutkan langkahnya menuju Darul Arqam.
“Sudah jelas, Muhammad-lah yang menyebabkan semua kesengsaraan ini! Aku harus membunuhnya agar Mekah kembali damai dan tenang. Mengenai Hamzah, aku akan bertarung dengannya.
Aku yang mati atau Hamzah yang mati, itu tidak terlalu membuatku risau."

Tiba-tiba, lamunannya buyar ketika Nu'aim bin Abdullah menegurnya, “Hendak kemana, wahai putra Khattab?"
“Aku akan menemui Muhammad! Dia yang menukar agama nenek moyang kita. Dia yang memecah belah masyarakat Quraisy. Dia memiliki banyak angan-angan bodoh. Dia yang mencaci tuhan-tuhan kita. Untuk semua kesalahannya itu, aku akan menebas lehernya!"
Read 65 tweets
29 Oct
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian Ke 9

Darul Arqam

Waktu terus berjalan. Kegigihan dakwah Rasulullah ﷺ mulai berbuah, sedikit demi sedikit, para pemeluk Islam mulai bertambah. Rumah Rasulullah yang kecil itu mulai terasa sempit.
“Ya Rasulullah, alangkah baiknya jika kita memindahkan tempat pertemuan ke rumahku” usul Arqam “Rumahku cukup luas untuk menampung jumlah kita yg sudah puluhan orang. Lagi pula, letaknya ada di puncak bukit. Orang-orang jahat tidak mudah mencapai tempat itu untuk mengganggu kita”
Rasulullah pun setuju Oleh krn itu, pertemuan setiap malam pun pindah ke rumah Arqam. Sebagian pemeluk Islam waktu itu adalah orang-orang lemah: para budak, buruh, org miskin, perempuan-perempuan fakir, serta org tertindas. Sisanya adalah golongan org terpelajar dan pedagang kaya
Read 89 tweets
28 Oct
KISAH RASULULLAH SAW

Bagian ke 8

Minta Mukjizat

Bersungguh-sungguh atau hanya sekedar mengejek, orang-orang Quraisy sering meminta mukjizat kepada Rasulullah.
“Kalau Tuhanmu bisa menurunkan mukjizat, kami pasti akan beriman kepadamu!" demikian seru salah seorang dari mereka kepada Rasulullah.

“Muhammad! Kalau engkau benar benar Rasulullah, mintalah Tuhan agar menyulap Bukit Shafa dan Marwa menjadi bukit-bukit emas!" seru yang lain.
“Ya, itu benar! Tetapi kalau Tuhanmu tidak sanggup membuat bukit emas, cobalah turunkan ayat-ayat Allah itu dalam sebuah kitab yang diturunkan langsung dari langit! Itu pun sudah akan membuat kami beriman!"
Read 83 tweets
27 Oct
Thoriqoh Alawiyah

Habib Abu Bakar Al Adny Al Mahsyur berkata :

Thoriqoh kami adalah thoriqoh Sayyidina Ali bin Abu Thalib karamallahu wajhah yaitu thoriqoh yang di saat berkuasa tidak menjajah dan tidak merasa berkuasa.
Thoriqoh kami adalah thoriqoh Sayyidina Hasan ra., yaitu thoriqoh yang mengalah untuk kebaikan umat Islam

Thoriqoh kami adalah thoriqoh Sayyidina Husain ra., yaitu thoriqoh yang berani melawan kemungkaran hinggga tetes darah penghabisan
Thoriqoh kami adalah thoriqoh Sayyidina Ali Zainal Abidin ra., yaitu thoriqoh yang pemaaf dan tak pendendam kepada orang yang telah membunuh keluarganya di depan mata beliau sendiri
Read 5 tweets
27 Oct
KISAH RASULULLAH SAW

Bagian ke 7

Orang yang Berselimut

Muhammad yang kini telah menjadi Rasulullah terbangun karena mendengar Malaikat Jibril membawakan wahyu kepadanya.

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ

Hai orang yang berkemul (berselimut)

(QS: Al-Muddassir 74:1)
قُمْ فَأَنْذِرْ

bangunlah, lalu berilah peringatan! (74:2)

وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ

dan Tuhanmu agungkanlah! (74:3)

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

dan pakaianmu bersihkanlah, (74:4)

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ

dan perbuatan dosa tinggalkanlah, (74:5)
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ

dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. (74:6)

وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ

Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (74:7)
Read 98 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!