A.I. Fermadi (Didit Galaraka) Profile picture
Nov 11, 2020 63 tweets 10 min read Read on X
-THREAD HOROR-

RUMAH DINAS: NGARAGA SUKMA I
“Kita harus kesana, Gue minta Lu lakukan itu lagi.” Ucap Dodi dengan penuh keyakinan. Image
Peringatan: Cerita ini adalah lanjutan dari cerita "Akibat pasang susuk" yang dipost oleh Akun @Bagihoror . bagi yang ingin baca part pertamanya bisa kalian lihat di link ini:
1.
2.
enjoy the horror....
Isak tangis istrinya memupuk kekesalan bagi Dodi. Wajahnya yang memerah mengilustrasikan kepulan asap tebal di kepalanya. Bola matanya seakan ingin melompat keluar mengejar sesuatu yang mengambil Yudha. Marah... benar-benar marah.
Sekar yang berada dipelukannya, mendengar menjadi betapa kerasnya detak jantung suaminya itu.
Dalam amarahnya yang memuncak, Dodi tetap berusaha untuk lemah lembut kepada Sekar. Ia tak mau belahan jiwanya itu terluapkan amarahnya.

“Nanti kita cari, Aku tau siapa pelakunya.” Ucap getar bibir Dodi yang berusaha melembutkan suaranya.
***

Dodi diberitahu oleh sesepuh daerah, semua tentang sejarah rumah itu. Ternyata rumah itu mempunyai sejarah yang cukup membuat sukma Dodi diangkat lalu dijatuhkan. Lantas mengapa perusahaan tempat Dodi memilihkan rumah itu untuknya? Entahlah.
Yang pasti kawasan sekitar rumah itu cukup strategis untuk keluarga. Seperti pusat perbelanjaan, area wisata, dan lainnya dekat kawasan rumah itu. Mungkin itu yang menyebabkan Pak Tono, Bos tempat Dodi bekerja memilihkan rumah itu untuknya.
Pak Tono tidak memikirkan hal mistis yang berada di daerah itu. Lagian, ia adalah seorang yang skeptis—tidak percaya—akan hal-hal mistis. Di antara keterpaksaan dan rasa bersyukur mendapat rumah, campur aduk menjadi satu terasa oleh Dodi.
Sesepuh itu bercerita, daerah itu 30 tahun sebelumnya adalah sebuah hutan belantara dan menjadi tempat yang paling angker. Karena, disana terdapat sebuah gerbang alam gaib, yang dimana gerbang gaib tersebut bertepatan dengan rumah yang saat itu Dodi tempati.
Banyak jin yang berlalu lalang di area itu. Tak segan, siang hari yang menjadi hal tidak mungkin untuk para jin menunjukkan eksistensinya kepada manusia, mereka malah semakin menunjukan bahwa “mereka” itu ada.
Semua petaka di area itu berawal dari seorang pemuda yang nekat membuka kembali segel yang menutup gerbang alam gaib itu, untuk kepentingan pribadinya memperoleh ilmu hitam. Awalnya, gerbang itu ditutup oleh seorang manusia sakti yang bernama Ki Panca Agung.
Beliau menutup gerbang itu setelah bertarung sengit dengan Ki Badra –sosok raja jin jahat di area itu dengan perwujudan setengah manusia dan setengah naga Rambutnya panjang dan bermahkota
sedangkan dari pinggang ke bawah berwujud tubuh naga yang mempunyai kaki dengan kuku-kuku yang tajam. Sosok Ki Badra ini mempunyai perawakan besar dan panjang tubuh naganya bisa sampai mencapai 45 meter dengan diameter 5 kali paha orang dewasa—.
Ki Panca Agung memukul mundur Ki Badra, lalu menyegel gerbang alam gaib itu dengan ditancapkannya sebuah kuku pancanaka di sebuah tanah lapang yang dikerumuni pepohonan. Kuku itu tidak terlihat secara kasat mata.
Ia diselimuti ajian dari Ki Panca Agung yang ampuh sehingga membuatnya tak terlihat. Hanya dua orang yang bisa membuka kembali segel gerbang alam gaib itu. Ia adalah Ki Panca Agung sendiri dan Mbah Rompang.
Mbah Rompang adalah teman dari Ki Panca Agung yang di kemudian hari ia berkhianat dan menjadi guru dari seorang pemuda yang akan membuka kembali segel itu.
Ki Badra mempunyai istri bernama Nyai Garwani—Ia yang disebut-sebut luthfi agar tidak ikut campur dengan urusannya ketika akan memusnahkan kuntilanak hitam yang menyerupai Yani—Sosoknya adalah seorang Putri Ular.
Mendengar penjelasan tak masuk akal itu, awalnya memang ditolak mentah-mentah oleh isi kepala Dodi. Penjelasan sesepuh itu tak lebih dari angin lewat baginya ketika itu. Hingga akhirnya Dodi merasakan sendiri gangguan demi gangguan yang hebat ia alami.
Sukmanya pernah dibawa oleh Ki Badra. Beruntung ada Luthfi, ia sedia membantu Dodi untuk mendapatkan Sukmanya kembali, sebelum sukmanya itu dieksekusi.
***

Sekar pingsan. Ia tak sanggup menahan kesedihannya. Dengan penuh kasih sayang, Dodi membopong tubuh istrinya itu lalu membaringkannya di atas ranjang. Lantas Dodi tergesa-gesa menuju ke area belakang rumah dengan tatapan yang penuh amarah,
diarahkannya ke pojokan ruangan yang terdapat jemuran disana.
Baju-baju Yudha masih tergantung rapi di jemuran itu. Surupnya surya tak mampu menyurutkan segala kedongkolan yang ada. Dengan segenap jiwa raganya Dodi berkata, “Aku musnahkan kerajaan kalian.” Ia sangat yakin.
Karena saking tak rela anaknya diambil, ia terlupa kalau ilmunya tak cukup untuk memusnahkan sebuah kerajaan gaib.
Suara panggilan Ilahi terdengar dari setiap penjuru. Panggilan itu sedikit menentramkan gejolak amarahnya. Ia pun meninggalkan tempat itu dan bergegas mengambil wudhu. Setiap percikan air yang membasuhi, membuatnya semakin menemukan ketenangan.
Sampai akhirnya dengan lantang, Ia bertakbir berharap semoga masalah cepat berlalu.
Dodi shalat di samping ranjang yang di atasnya terbaring seorang ibu yang malang tak mau lagi kehilangan anaknya. Sekar masih tak sadarkan diri. Dodi lantas berdoa supaya Sekar cepat membaik dan dipermudah urusannya dalam mendapatkan Yudha kembali.
“Malem ini juga Lu harus ke rumah gue, keadaan genting!”
Belum sempat Luthfi menjawab, telfon sudah ditutup oleh Dodi.
Dodi duduk di samping Sekar sambil tak jarang, keringat dingin yang keluar dari kening Sekar dilap olehnya, “Aku harus jadi suami yang baik.” Gumam Dodi dalam hati. Ia harus menahan semua beban dan menentramkan keluarganya.
“Assalaamu’alaykum, Dod.” Terdengar dari luar suara yang terburu-buru uluk salam. Dodi kenal betul suara itu. Luthfi sudah datang.

Dikecupnya kening Sekar sambil berbisik halus, “Aku pasti bisa dapetin Yudha”.
Dodi berjalan ke pintu masuk rumah lalu dengan cepat membukanya.

“Ada apa sih Dod? Lu kenapa?” Tanya Lutfhi panik. Dahinya mengerenyit.
Dodi mempersilakannya masuk. Mereka duduk di sofa yang berada di tengah ruangan, ditemani lampu temaram sehingga menambah suasana semakin mencekam.
“Si Kampret Badra berulah lagi.” Tatapan tajamnya mampu mengisyaratkan arti buruk oleh Lutfhi.
Luthfi terlihat menghela nafas panjang.
“Kita harus kesana, Gue minta Lu lakukan itu lagi.” Ucap Dodi dengan penuh keyakinan.
Dodi beranjak pergi ke kamar untuk mengambil sepucuk kertas lalu menulis sesuatu untuk Sekar.
“Sayang, Kalo kamu bangun, tolong jangan ngedeketin tubuh aku sama Luthfi! Kita mau ambil Yudha.”
Sepucuk pesan itu Ia taruh tepat di samping Sekar. Semua resiko siap ia tanggung meskipun nyawa Ia taruhkan. Yang terpenting adalah keselamatan anaknya.
Dodi dan Luthfi berjalan menuju area belakang rumah dan mereka duduk bersila, tepat didekat jemuran pakaian untuk melaksanakan ritual mereka melepaskan sukma. Dodi mengetahui, disanalah gerbang gaib itu berada.
Tak ada jalan lain di dalam pikiran Dodi selain mengambil langsung ke alam tempat Ki Badra bersemayam dengan dibantu oleh Luthfi.
Mereka berdua fokus dalam keheningan. Suara jangkrik di malam hari seakan menambah kekhusyuan. Semeliwir angin berhembus dari punggung bagian bawah menuju tengkuk, nafas terasa sesak dan tercium bau seperti tembikar dibakar.
Dodi dan Lutfhi berhasil merangsek masuk ke alam “mereka”.
Gerbang kerajaan yang terbuat dari tanah liat itu sudah berada di depan mata, Sengatan matahari memberi dahi Dodi sedikit berkeringat. Dua penjaga bertubuh gempal dengan gada di tangannya berdiri tegap di kanan dan kiri gerbang kerajaan. Dodi mengingat kedua penjaga itu.
Merekalah yang hampir menghancurkan sukmanya dulu, sebelum akhirnya diselamatkan oleh Luthfi.
“Ada perlu apa kalian?” Tanya salah satu penjaga dengan suara bak petir yang menggelegar.
“Aku mau ambil anakku.” Suara menggelegar itu tak menciutkan nyali Dodi.
Tanpa basa-basi, kedua penjaga itu mengambil ancang-ancang mengayunkan gada mereka untuk memukul Dodi. Dodi yang gelagapan melihat Luthfi seakan menarik sesuatu dari balik punggungnya kemudian mengacungkannya ke hadapan kedua penjaga itu.
Benda itu tak bisa dilihat jelas oleh Dodi, karena terlalu menyilaukan. Setelah Luthfi mengeluarkan benda itu, tanpa alasan yang jelas kedua penjaga itu lenyap seketika menjadi kepulan asap. Luthfi pun bergegas menyimpan benda itu kembali ke belakang punggungnya.
Benda itu terlihat seperti pedang, tapi lebih kecil. Dodi tidak bisa memastikan itu benda apa karena terlalu menyilaukan baginya. Luthfi menyelamatkannya lagi. Dodi berhutang banyak pada Luthfi. Mereka akhirnya bisa masuk ke area lebih dalam.
Gerbang yang terbuat dari tanah liat tadi ternyata bukanlah gerbang utama. Kini mereka dihadapkan dengan gerbang lagi, yang ukurannya dua kali lebih besar dari gerbang pertama. Aroma khas dari bebatuan yang terkena sinar matahari pun tercium jelas.
Gerbang kedua itu juga ternyata dijaga oleh dua penjaga yang ukuran badannya lebih besar pula. Kedua penjaga itu berdiri di atas dipan yang juga terbuat dari batu yang terletak di kanan dan kiri gerbang.
“Fi, mungkin ini gerbang utamanya.” Tatapan Dodi begitu yakin melihat ukurannya yang lebih besar dari sebelumnya.
“Ini baru kedua. Gerbang ketiga entar, baru gerbang utama.” Ucap Luthfi dengan santai.
Lagi-lagi salah satu dari penjaga itu menanyakan hal yang sama kepada Dodi, dengan apa yang ditanyakan oleh penjaga sebelumnya. Dodi pun menjawab dengan jawaban, tekad, dan kegigihan yang sama seperti sebelumnya.
“Itu bukan anakmu, itu anaknya Kangjeng Ratu Garwani.” Ucap penjaga yang lainnya.
“Bajingan kalian! Itu anak saya.” Amarah Dodi tak bisa terbendung setelah menerima pernyataan seperti itu. Siapa orang tua yang rela anaknya diakui sebagai anak Jin?
Kedua kakinya berontak. Seperti memerintahkannya untuk berlari memaksakan masuk melewati gerbang kedua itu, tapi seketika tubuh Dodi terpental jauh setelah dihempaskan oleh salah satu penjaga itu. Dodi tidak bisa memasuki gerbang itu dengan mudah.

***
Sekar tersadar dari pingsannya. Sesuatu menggelitik pipi kirinya sehingga ia merasakan sedikit gatal. Didapatinya sepucuk kertas yang bertuliskan pesan khusus dari Dodi.
Ia lantas memeriksa seluruh ruangan dan akhirnya menemukan tubuh Dodi dan Luthfi di area belakang rumah. “Uhukk!” Terlihat Dodi terbatuk dengan tubuh yang terbungkuk dan raut wajah menahan sakit.
Sekar ingin menghampirinya karena kasihan akan tetapi, ia mengurungkan niatnya itu karena teringat pesan yang Dodi tuliskan di atas selembar kertas itu, ia khawatir kalau ia mendekat, Yudha tidak akan pernah terselamatkan.
Akhirnya, Sekar membiarkan Dodi dan Luthfi melaksanakan tugasnya. Kini, tugas Sekar hanyalah membersihkan tubuhnya yang sudah tercium sedikit bau kecut itu. Ia hanya berpasrah dan berharap semuanya baik-baik saja.
Dalam benaknya masih terus merindukan keberadaan Yudha. “Siapa yang menyusuinya? Siapa yang berada di sisinya saat ini?”
Lamunan demi lamunan, prasangka demi prasangka terus terlintas dalam pikiran Sekar. Semakin Ia berprasangka, semakin Ia merasakan sakit yang menekan dadanya.
Sesak yang dirasa tak mampu diindahkan. “Mmhh?” seketika fokusnya teralihkan, alisnya beradu, hidungnya mengendus ke sekitar ruangan.
Sekar mencium seperti bau terbakar. Hidungnya terus memberi komando untuk mencari sumber bau itu, tempat pertama yang Ia periksa adalah dapur. Karena Ia khawatir kompor dalam keadaan menyala dan membakar yang ada di sekitarnya. Tak ditemukan apa-apa disana.
Keadaan kompor pun tidak menyala dan tidak ada api disana.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with A.I. Fermadi (Didit Galaraka)

A.I. Fermadi (Didit Galaraka) Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @diditgalaraka

Aug 19, 2021
-THREAD HOROR-

SELENDANG PUTIH

@bagihoror
@bacahoror
@IDN_Horor
@HorrorBaca
@horrornesia
@HorrorTweetID Image
Malem jumat nih, guys. Kali ini gw bakal post cerita pendek. Yang ringan-ringan aja, tapi semoga tetep menghibur.
Judulnya "Selendang Putih"
Read 75 tweets
Feb 19, 2021
-THREAD HOROR-

LELEMBUT GUNUNG CIKURAY [BERTEMU ARWAH PENDAKI]

PART 2 [END]
[BASED ON TRUE STORY]
@Bagihoror
@bacahoror
@IDN_Horor
@HorrorBaca
@horrornesia
@HorrorTweetID
#lelembutgunungcikuray Image
Kuputuskan melanjutkan perjalanan menuju Pos 4. Di tengah-tengah perjalanan, suasana kembali tidak beres. Aku merasa diikuti oleh seseorang dari belakang.
Read 94 tweets
Feb 16, 2021
-THREAD HOROR-

LELEMBUT GUNUNG CIKURAY [BERTEMU ARWAH PENDAKI]

[BASED ON TRUE STORY]
@Bagihoror
@bacahoror
@IDN_Horor
@HorrorBaca
@horrornesia
@HorrorTweetID Image
Oke, sambil nunggu kekosongan gue diskusi sama narasumber di cerita pendakian yang gue maksud sebelumnya, gue post dulu cerita pendakian yang lain. semoga asupan horor kalian terpenuhi
Gue disclaimer dulu.
Cerita ini adalah pure cerita yang gue tulis dan gue kembangin, yang gue dapet dari salah seorang narasumber di facebook beberapa bulan lalu.
Read 57 tweets
Feb 4, 2021
-THREAD HOROR-

KUALAT GUNUNG MERAPI BAB 10

TAMAT ....

[BASED ON TRUE STORY]
@bagihoror
@bacahoror
@IDN_Horor
@HorrorBaca
@horrornesia
@HorrorTweetID
“Maksud, Mbok?” aku mengerutkan dahi. Pelukanku kulepas.

“Yoyo yang menyelamatkan kamu dan yang lainnya.” tuturnya begitu lembut.

“Yoyo juga sudah berusaha menyelamatkan dua orang kekasih itu. tapi kesalahan mereka terlalu berat.” Lanjutnya.
Jujur, misteri di dalam kepalaku bertambah. Belum sempat kupecahkan misteri yang diutarakan Mbah Wongso, aku sudah diberi isyarat lain oleh Mbok Irah malam itu.
Read 91 tweets
Feb 4, 2021
-THREAD HOROR-

KUALAT GUNUNG MERAPI BAB 9

[BASED ON TRUE STORY]
@bagihoror
@bacahoror
@IDN_Horor
@HorrorBaca
@horrornesia
@HorrorTweetID
Begitu melihat mobil Mas Irwan memasuki kawasan basecamp, Gundil bergegas berlari menghampiri mobil. Tanpa parkir, Gundil memberi isyarat dari jauh untuk segera masuk ke dalam mobil.
Tanpa pikir panjang, aku mengangkat tubuh Yoyo untuk dapat segera didudukkan di dalam mobil. Begitupun dengan Ibang dan Kucay. Mereka mengangkat tubuh Mulki dan Desti, lalu mendudukkannya secara bersilangan di dalam mobil.
Read 96 tweets
Feb 4, 2021
-THREAD HOROR-

KUALAT GUNUNG MERAPI BAB 8

[BASED ON TRUE STORY]
@bagihoror
@bacahoror
@IDN_Horor
@HorrorBaca
@horrornesia
@HorrorTweetID
Cerita ini bakal gue lanjut. Semoga saja bisa dipost sampe tamat hari ini.
Retweet dulu guys.
Suara ayam berkokok membangunkan tidur lelapku.

........

Ah, suara alarm HP-ku ternyata. Aku kira, seekor ayam bisa mendaki begitu jauhnya hingga mencapai Pasar Bubrah. Memang sengaja aku pasang nada kokok ayam supaya terdengar klasik.
Read 110 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(