Hal ini sesuai dengan hadits dengan banyak jalan riwayat diantaranya dari Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah, dst.
Berikut akan saya lampirkan riwayat dari Kitab Hadits Sunan Ibnu Majah.
"Pena (Al-Qalam) akan diangkat dari tiga orang, yaitu orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga baligh dan orang gila hingga berakal atau sadar."
"Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri dan seorang yg berdosa tidak akan memikul dosa orang lain."
Al-Imam Ibnu Katsir menjelaskan:
أن النفوس إنما تجازى بأعمالها إن خيرا فخير، وإن شرا فشر، وأنه لا يحمل من خطيئة أحد على أحد. وهذا من عدله تعالى، كما قال: وإن تدع مثقلة إلى حملها لا يحمل منه شيء ولو كان ذا قربى
Bahwa setiap diri hanya diberi balasan sesuai amalnya. Jika amalnya baik, maka balasannya baik. Tetapi jika amalnya buruk, balasannya pun buruk.
TIADA SEORANG PUN yang akan menanggung dosa orang lain. Hal ini termasuk KEADILAN Allah sebagaimana dalam Firman-Nya:
...
👇🏻
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya."
Satu contoh, orang tua wajib mendidik, mengajarkan dan memerintahkan anaknya untuk sholat di usia dini.
Hal ini tentu saja sebagai sarana kewajiban untuk melatih anak dan mengenalkan syariat islam padanya, sehingga diharapkan kelak dewasa menjadi orang yg cinta pada agamanya.
Dalam lingkup contoh di atas, orang tua wajib mendidik, mengajarkan dan memerintahkan anaknya untuk sholat di usia dini.
Jika kewajiban itu sudah dilaksanakan oleh orang tua maka kewajiban itu akan gugur darinya, entah nantinya anak mengerjakan shalat ataupun tidak.
Akan tetapi jika orang tua tidak menjalankan kewajiban di atas, maka jelas orang tuanya akan berdosa karena tidak menjalankan kewajibannya untuk mendidik, mengajarkan dan memerintah anak untuk sholat.
TAPI jangan pula dosanya ortu dalam lingkup mendidik anak di atas lalu kalian artikan:
"Dosa anak yg belum baligh atau sudah baligh, jika ia ngga mau sholat (atau... isi sendiri) maka dosanya ditanggung dan dilimpahkan pada ortunya."
ngga gitu cara menafsirkannya BAMBAAANK!
Jelas yah man-teman?
Anak yang belum baligh tidak terkena beban syariat (taklif), sehingga perbuatan yang dilakukannya semasa belum baligh tidak akan dicatat sbg dosa demikian pula jika ia telah baligh maka dosanya tidak akan ditanggungkan pada ortunya.
Bagaimana mungkin kita tak GEMBIRA saat gema Sholawat Nabi digaungkan meriah penuh khidmat di seluruh pelosok negeri sbg penghormatan atas waktu lahirnya (Maulid) Baginda Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Bagaimana mungkin kita tak GEMBIRA saat Sirah Agung perjalanan hidup Nabiyyur-Rahmah Sayyidina Muhammad Rasulullah dibacakan pada tiap-tiap majelis yg merayakan Maulid?
Mari saya kisahkan sedikit riwayat keagungan Baginda Nabi.
Anas bin Malik ra, berkata:
Rasulullah datang ke rumah kami dan tidur di atas tempat tidur Ummu Sulaim. Kemudian Ummu Sulaim disuruh pulang dan diberitahu bahwa Nabi sedang tidur di atas tempat tidurnya.
Beliau Kiai Feminis, ulama yg mengkaji perempuan dgn berperspektif keadilan bagi umat manusia, khususnya perempuan. "Fiqh Perempuan” buku yg menjadikan Yai @Huseinmuh553 dikenal dunia.
Mungkin krn bnyk bicara Feminisme jg kurang dikenal org. Wallahualam.
🙏🏼🌹❤
Kemudian dalam Sahih Muslim diriwayatkan dari Anas bin Malik :
"Waktu yang diberikan kepada kami untuk mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, memotong bulu kemaluan adalah tidak lebih dari empat puluh malam."
Kenapa orang brengsek dipanggil anjing?
Padahal anjing punya karakter SETIA.
Kenapa orang tidak punya adab dikatain orang kampung?
Padahal yg dari kampung biasanya LEBIH SOPAN.
Kenapa pengecut dibilang banci?
Padahal banci BERANI melawan stigma.
Manusia terlahir dgn FITRAH sbg makhluk yang berakal, berbudaya & bermartabat. Termasuk bermartabat dalam mempertahankan gengsinya.
Beberapa orang terkesan BUTUH MENCACI untuk menutupi kekurangan diri.
Dia butuh mempersalahkan orang lain untuk menepis kesalahan dirinya.
😌
Sifat fitrah itu perlahan tenggelam oleh ego dan hawa nafsu yg mendominasi situasi. Lalu dia MERASA dirinya hebat dan tidak peduli dampaknya terhadap orang lain.
Dia tidak segan menjadikan sasarannya sebagai objek yg menderita tanpa adanya rasa penyesalan.