A thread

Sejarah :

-Fitnah Ibnu Muthi'-

Dalam sejarah Islam, kejadian Al Harrah adalah kejadian yg sangat terkenal sekaligus sangat menyedihkan. Orang yg mendengarnya akan berlindung kepada Allah darinya.
Tragedi ini bermula ketika Yazid bin Mu'awiyah menjabat sebagai khalifah setelah ayahnya, terdengar berita2 buruk tentang Yazid, khususnya tentang tuduhan2 maksiat yg dilakukannya. Berita inipun sampai pula kepada sebagian kaum muslimin, diantaranya adalah Abdullah bin Muthi'.
Ringkas cerita, Ibnu Muthi' bertekad mencabut bai'atnya terhadap Yazid dan melakukan kudeta. Maka ia mengultimatum Yazid dan mengajaknya untuk taat kepada Allah dan diberi waktu 3 hari.
Sepulang mereka ke Madinah, 'Abdullah bin Muthi' bersama rekan2nya mendatangi Muhammad bin Hanafiyyah, putra Ali bin Abi Tholib radhiallahu 'anhu. Beliau adalah seorang ulama Madinah waktu itu. Ibnu Muthi'dan komplotannya dari kalangan khawarij menginginkan agar beliau bergabung-
bersama-sama memberontak terhadap Yazid, namun beliau menolak ajakan tersebut.

Berkatalah Ibnu Muthi' : "sesungguhnya Yazid meminum khamr, meninggalkan sholat, dan melanggar hukum Allah.
Muhammad bin Hanafiyyah berkata : "saya tidak melihat padanya apa yg kalian sebutkan, dan saya pernah mendatanginya, bahkan tinggal disana, justru yg saya lihat adalah dia selalu menjaga sholat, mencari kebaikan, bertanya masalah fiqh, dan berpegang kuat pada sunnah.
Mereka berkata : "itu dibuat-buat karena dia sedang berada dihadapanmu".

Muhammad bin Hanafiyyah berkata : "Apa yg dia takuti dan harapkan dariku sehingga ia harus menampakan kekhusu'annya dihadapanku? Apakah ia menampakan dihadapan kalian meminum khamr?...
jika dia menampakan kepada kalian demikian berarti kalian sama dengan dia, tetapi jika tidak maka tidak halal bagi kalian bersaksi tentangnya sesuatu yg tidak kalian ketahui".
Mereka berkata : "sesungguhnya menurut kami benar meskipun kami tidak melihatnya".

Beliau menjawab : "Allah menolak yg demikian pada orang yg bersaksi. Saya tidak ikut2an dalam urusan kalian sedikitpun."
Mereka berkata : "Mungkin engkau tidak suka kalau yg memimpin adalah orang selainmu, jika demikian kami jadikan engkau pemimpin kami."
Beliau menjawab : "saya tidak menghalalkan upaya pemberontakan ini sebagaimana kaian inginkan dariku, baik saya diposisi sebagai pemimpin atau orang yg dipimpin."
Mereka berkata : "Dulu engkau ikut bersama ayahmu berperang dalam perang shiffin."

Beliau menjawab : "Datangkan kepadaku orang yg seperti ayahku, baik daru sisi ilmu maupun ketaatan, maka aku akan memerangi mereka sebagaimana ayahku memeranginya."
Mereka berkata : "kalau begitu perintahkan kedua anakmu, yaitu Abul Qosim dan Qosim untuk berperang bersama kami."

Beliau menjawab : "kalau aku memerintahkan keduanya, maka tentunya aku juga akan berperang."
Mereka berkata : "kalau begitu bangkitlah bersama kami untuk sekedar menganjurkan orang agar mau berperang bersama kami."

Beliau menjawab : "Subhanallah..! Apakah aku alan memerintahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yg tidak melakukan dan merdhoinya...
..kalau demikian halnya maka berarti saya bukan penasehat yg jujur kepada hamba2 Allah."

Mereka berkata : "kalau begitu kami akan membencimu."
Beliau berkata : "kalau begitu aku akan tetap memerintahkan manusia untuk bertaqwa kepada Allah dan tidak mencari keridhaan makhluk dengan kemurkaan Allah."
Setelah kejadian itu Muhammad bin Al-Hanafiyyah pergi ke Makkah untuk menghindari fitnah. Kemudian Abdullah bin Umar mendatangi Ibnu Muthi', maka Ibnu Muthi' berkata : "berikan bantal kepada Abu Abdurrahman !."
Ibnu Umar menjawab : "saya tidak datang kepadamu untuk duduk, akan tetapi aku datang untuk memberitahukan kepadamu sebuah hadits yg pernah ku dengar dari Rasulullah ﷺ bahwasanya beliau bersabda :
"Barangsiapa tangannya dari bai'at, ia akan bertemu Allah dalam keadaan..
..tidak memiliki hujjah, dan barangsiapa yg meninggal dunia, sedang tidak ada bai'at dilehernya, maka dia akan meninggal seperti meninggalnya orang2 jahiliyah."

📚 Shahih Muslim
Ibnu Katsir menuturkan : "ketika penduduk Madinah keluar dari keta'atan terhadap Yazid, dan menjadikan Ibnu Muthi' dan Hanzhalah sebagai pemimpin mereka, mereka tidak menyebutkan nama Yazid kecuali bahwa Yazid peminum khamr dan melakukan hal2 yg kotor.
Sedang 'Abdullah bin Umar dan banyak keluarga Nabi ﷺ tidak mencabut bai'at dari Yazid bin Mu'awiyah. Ibnu Umar bahkan mengumpulkan anak2 dan keluarganya kemudian berkata : "sungguh kita telah berbai'at kepada orang ini diatas dasar bai'at dan karena Allah dan Rasul-Nya..
...dan sungguh aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : "Sungguh orang yg berkhianat, nnti pada hari kiamat akan ditancapkan untuknya sebuah bendera, lalu dikatakan ini adalah pengkhianat terhadap fulan.

📚Musnad Ahmad

📚Sunan Abu Dawud

📚Sunan At-Tirmidzi
Disalin dari buku : MEREKA ADALAH TERORIS

Karya : Ustadz Luqman Ba'abduh.

- Wallahul Musta'an-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Ittiba' Salaf

Ittiba' Salaf Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @_Ittiba

18 Nov
A thread

~ Laa Adri/Tidak Tau ~

Teliti sebelum menjawab sebuah pertanyaan merupakan potret dari kehati-hatian seorang mu'min, terlebih dalam perkara agama. Image
Seorang ulama besar sekelas Imam Malik bin Anas rohimahullah berkata :

“Aku tidak akan berfatwa kecuali sudah ada tujuh puluh orang yg bersaksi bahwa aku pantas dalam hal itu.”

📚 Siyarul A’lam An Nubala’,Imam Adz Dzahaby 8/ 96
Khalid bin Khildasy pernah bercerita ;

“Aku pernah mengajukan empat puluh pertanyaan kepada Imam Malik Rahimahullah, beliau tidak menjawab kecuali lima pertanyaan saja."
Read 13 tweets
18 Nov
Serius pingin nanya akh :

1. Apakah keharaman tersebut bersifat mutlak?

2. Bagaimana tanggapan anda terhadap celaan dan hujatan dari Imam2 besar dibawah ini ?

Tapi afwan, sebelum anda menjawab, tolong sertakan dalil pada setiap jawaban. Bukan asumsi dan pendapat pribadi.
✅ Celaan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang Khawarij dengan menyebut mereka Anjing2 neraka :

كلاب النار شر قتلى تحت أديم السماء خير قتلى من قتلوه
“Mereka adalah anjing-anjing neraka; seburuk-buruknya makhluk yang terbunuh di bawah kolong langit, sedang sebaik-baiknya makhluk yang terbunuh adalah yang dibunuh oleh mereka.”

📚 HR. At-Tirmidzi, (no. 3000), dari Abu Umamah Al-Bahili -radhiyallahu’anhu.
Read 10 tweets
12 Nov
Celaan itu tidak bisa disalahkan secara mutlak, sebab dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat banyak sekali ayat dan hadits berupa celaan kepada orang2 yg menyimpang dari jalan yg benar.
Maka yang pantas dicela mesti dicela, adapun yg salah kalau kita mencela yg tidak pantas dicela.

Bukankah sering kita baca dalam Al-Qur’an calaan terhadap orang2 yg menyekutukan Allah ta’ala ?
Demikian pula dalam As-Sunnah, terdapat sejumlah hadits yg mencela sebagian kaum muslimin, seperti sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang Khawarij:

كلاب النار شر قتلى تحت أديم السماء خير قتلى من قتلوه
Read 24 tweets
12 Nov
Mari bersatu diatas al Qur'an wa as Sunnah sebagaimana yg ditapaki salaf ash sholeh . Tiga generasi terbaik dari ummat ini telah sampai pada kejayaannya bukan karena disebabkan oleh partai atau hizbiyah, bukan pula dikarenakan nasab dan ashobiyah, melainkan ittiba'ur Rasul.
Imam Malik rahimahullah mengatakan :

" لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها…"

" Tidak akan menjadi baik generasi umat yang terakhir ini, kecuali dengan apa yang telah menjadikan baik generasi pertamanya."

📚 Iqtidha shirathal mustaqim, 2 / 762
Ya ikhwani fiddin..

Tdk ada jalan

Di kehidupan ini, dhohirnya kita melihat, tetapi haqiqatnya kita buta.

Maka menjadi wajib bagi kita utk tetap berpegang pada mereka dalam hal aqidah, manhaj, muamalah, muasarah dan amaliah2 yg telah dijelaskan dlm hadits & atsar yg shahih.
Read 4 tweets
11 Nov
Lantas bagaimana dengan nama IBNU RUSYD ?

Inipun akan berujung pada dua tokoh ;

1. Ibnu Rusyd Ulama fiqh dari kalangan Mazhab Maliki.

2. Ibnu Rusyd ahlul kalam dan seorang filushuf. Image
✅ Ibnu Rusyd al-Jadd Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Maliky, kakek dari Ibnu Rusyd al-Failasuf. Beliau lahir tahun 450 H dan wafat tahun 520 H di Cordoba, termasuk ulama fiqih madzhab Maliky di Cordoba.
Karya beliau diantaranya :

📚 Al-Bayan wa at-Tahshil

📚 Al-Muqaddimat al Mumahhadat
Read 10 tweets
11 Nov
Sama halnya dengan perbedaan antara dua tokoh semisal Ibnu al-Arabi dan Ibnu Arabi. Yg satu ahlul fiqh dari kalangan Malikiyyah, dan satunya lagi ahlul bid'ah dengan pahamannya yg menyimpang.

Berikut biografi singkat 2 tokoh tersebut :
✅ Ibnu al-Arabi al-Maliky.

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad al-Ma’arify al-Isybily al-Maliky atau yg lebih terkenal dengan sebutan Abu Bakar Ibnu al-Arabi al-Qadhi, lahir di Isybiliyah tahun 468 H dan wafat tahun 543 H.
Beliau termasuk ulama besar dari Madzhab Maliky.

karyanya :

📚 Ahkam al-Qur’an

📚 Al-Awashim min al-Qawashim.
Read 6 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!