Mohon maaf, Bang @juliusibrani sebenarnya matra dunia maya bagi tentara, bukan kegenitan kembali ke masa lalu. apalagi kembali ke era Orba bagi TNI. Kebetulan aku ngajar Cyberspace & Digital Diplomacy, dari apa yg kupelajari, wacana tentara masuk ke dunia maya itu sejak 2001.
Indonesia justru terlambat, sebenarnya. Apalagi kalau dibandingkan dgn China, US dan Russia. Di kelas Cyberspace & Digital Diplomacy, misalnya teman-teman mahasiswa belajar dan juga meneliti bgm belum mumpuni dan tergagapnya State Actor kita.
Konsep cyberspace di mana di dalamnya ada cyber sovereignty, cyber security maupun cyber defense di @Kemhan_RI jauh tertinggal. Bahkan dari pentest yg dilakukan teman-temannya Mas @FahrurrojiFahmi di kelas, security-nya lebih payah dibanding @Kemlu_RI. Paling bagus ya @BSSN_RI
Begitu juga tentara atau TNI. Kemampuan di dunia maya sebenarnya juga kurang mumpuni. Kalau kita monitoring dan evaluasi secara dekat. Tentu bukan cuma kemampuan posting di twitter, pakai bot / akun anonim scr serentak, tapi ketahuan Pak Deputi @madisnur lho.
Kalau TNI ingin kembangkan cyberarmy atau cybertroops, aku dukung. Tapi please, jangan cuma mentok pada kemampuan medioker para buzzer di Twitter. Namun hrs juga punya kemampuan surveillance, tracking, penetrating, hacking, cybersabotage, DDOS, AI, dll.
TNI, yg berdasarkan UU, punya kewajiban mempertahankan kedaulatan Republik ini, hrsnya juga punya kemampuan "perang" yg sama di cyberspace. Misalnya bisa gak TNI memastikan semua web dan jejaring terkait critical infrastructure kita diamankan dari ATHG yg sedang/akan menyerang?
Bisa gak TNI, memastikan keamanan "Obvitnas" kita di dunia cyber? Semisal memastikan jaringan SCADA-nya PLN, jaringan logistiknya Pertamina, jaringan keamanan ATR seluruh bandara, dll? Yg kalau ada negara/pihak iseng, tinggal ketik cheat / <IT IS TOO EASY> /* Case closed. Kelar!
Oh ya tentu, sekali lagi wilayah pertempuran TNI di cyberspace, atau cyberwar, itu please jangan direduksi dengan Twitwar, apalagi Twitwar antar dua teman yg sebenarnya lagi kangen. Tapi cyberwar betulan. Di sini kemampuannya HARUS lebih dari sekedar skrinsyut, lalu viralkan!
Tulisan di @ForeignAffairs 2013 tentang Cyberwar & Peace ini menurutku lumayan bisa dipakai sbg referensi utk hal ini. Di sini ada catatan menarik bahwa kemampuan "Hacking Can Reduce Real-World Violence" - yg seharusnya dikuasai oleh real cyberarmy. foreignaffairs.com/articles/2013-…
How to Compete in Cyberspace: Cyber Command’s New Approach yg ditulis oleh @CYBERCOM_DIRNSA & @sultanofcyber itu intinya: Proactive Defense, Defending Forward, From Doctrine to Results, Ahead of the Curve, & GOING FORWARD!
Nah, buat yg tertarik belajar cyberspace & digital diplomacy sila merapat ke study club-nya Mas @bimantorokus, Mas @FahrurrojiFahmi dkk.
Ini light version, dari kelasku yg "Challenging" (céléng-njing) banget! 🤣
Gak usah khawatir, sanad kami sampai ke Mbah @ismailfahmi kok 😁
Ini tugas biasa (bukan UTS apalagi UAS) dari bojonya Madame @erlisaes, yg disubmit salah satu mahasiwa di kelas. Ternyata bisa juga jadi artikel jurnal. 😇
Ya tugasnya memang se-challenging itu... 🤪🤪🤪
Nah ini. Guruku, Mbah @ismailfahmi langsung berikan paparan ttg influence ops di @Puspen_TNI. Sekaligus pertegas bhw TNI memang punya perhatian thd hal ini, bukan sekedar “genit”.
Oh ya terkait Influence Ops, jadi ingat thesis mahasiswi bimbinganku, Mbak @nurullrzky 😎
Dgn syarat masuk ga gampang, kuliah, punya ijazah. Berarti semua Imam/Ustadz pro Pemerintah dong? Blm tentu. Sefrioui, Imam radikal, sblm terbukti di pengadilan broadcast WA "Bela Agama" & provokasi Anzorov utk bunuh Samuel Paty, dibiarkan saja.
Cek 👇🏽
Jadi gini lho gaes, Imam Abdelhakim Sefrioui, dgn segala hormat, Imam betulan, ngerti Qur'an & hadits. Tp interpretasinya dianggap radikal bagi banyak kalangan. Bukan Muallaf atau artis hijrah anyaran. Beliau msh boleh jadi Imam Masjid, ceramah sblm kasus teror thd Samuel Paty.
Sbg santrinya Mbah @ismailfahmi, yg pernah belajar Politik Prancis di Prancis, dan ngajar Politik Prancis di MK Politik Eropa Barat #Erobar di @FISIP_UI, coba jelaskan berdasarkan apa yg kupahami & kupelajari.
[A Thread]
Aku belajar & tinggal 6 thn di Prancis, selesaikan Master & Doktoralku di sana. Aku cukup paham ttg Politik Prancis - yg memang kupelajari di Kampus, plus budaya & bahasanya. Tapi, sesuai pesan Mbah @ismailfahmi: We don't claim to be neutral, but we insist on being truthful
Politik Prancis, itu cukup unik. Sangat khas. Dalam politik dalam negeri dikenal spektrum ideologis: mulai dari Ekstrim Kanan Mentok, Kanan, Kanan Tengah, Tengah, Kiri Moderat, Kiri, Kiri Radikal/Ekstrim Kiri.
Tapi utk memudahkan dibagi 3 saja: Kanan, Tengah, Kiri
@ismailfahmi@EmmanuelMacron Sabar Mbah @ismailfahmi, santrimu ini mencoba mengulang-nonton lagi, biar sesuai pesan Mbah “We don't claim to be neutral, but we insist on being truthful.” 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
@EmmanuelMacron tegaskan lagi, « Le problème n’est pas la laïcité. La laïcité, c'est la liberté de croire ou de ne pas croire, la possibilité d'exercer son culte à partir du moment où l'ordre public est assuré. »
@ismailfahmi@EmmanuelMacron Masih ttg laïcité - yang buatku berbeda dgn sekulerisme. Laïcité itu dari kata dasar « laïc » atau « laïque » yg merupakan antonim atau lawan kata dari « clérical » atau « cléricale ».
Mbah @ismailfahmi, apakah pidato @EmmanuelMacron yang ini - yang aku dengar bareng @sheikarauf - yang disalahartikan? Itu pidato tgl 2 Oktober 2020 yg lalu. Sedangkan pidato beliau kemarin, tentang “Nous sommes unis”, kita bersatu, itu jelaskan ttg Liberté, Égalité & Fraternité.
Kalau pidato yg terakhir, ttg “Nous sommes unis” - Kita bersatu - sebagai “rendre hommage national à Samuel Patty” - mengenang/hormati korban teroris Pak Samuel, dan setahuku di situ gak ada penghinaan thd agama, CMIIW Mbah @ismailfahmi.
@EmmanuelMacron pidato di situ, « Rien ne nous fera reculer, jamais. » - Tak ada yang membuat kita mundur, tak akan pernah.
Ada siapa di balik Omnibus Law? Mbuh siapa, tapi yang jelas ada Mas @aniesbaswedan di Satgas bersama 127 org yg lain. Mohon maaf sekadar mengingatkan bhw 2024 itu dekat dan para politisi itu bisa&biasa makan nasi goreng bareng semeja meskipun kabarnya bersitegang lho gaes.🙏🏻🙏🏼🙏🏽
Dan tentu ada Mas Ponakannya Om, yang pas Pilkada DKI dukung siapa hayo? Eh, sampai sekarang ding. Hiya, hiya, hiya...
Monggo dipendeliki. Tanya mereka satu per satu yang ada di Satgas Omnibus Law itu, kalau kita keberatan. Silakan mention aja mereka, biar mereka jelaskan ke kita.
Tepat 3 tahun 11 bulan 9 hari sebelum akhirnya Inggris keluar dari Uni Eropa atau 4 bulan sebelum Referendum, berdasarkan algoritma dan tentu saja wirid, terawanganku sbg tukang rewangnya Gus @GPAnsor_Satu Alhamdulillah presisi. #KawanDosen#PGSD#SantriNU