KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 31

Peristiwa Ar Raji

Rasulullah ﷺ selalu siap mengirim para sahabatnya untuk mengajarkan Islam kepada setiap suku yang memerlukan. Karena itu dengan prasangka baik Rasulullah memenuhi permintaan Bani Hudzail.
Saat itu utusan Hudzail berkata:
"Muhammad di kalangan kami ada beberapa orang Islam, kirimkanlah beberapa orang sahabat Tuan bersama kami yang kelak akan dapat mengajarkan hukum Islam dan Alquran kepada kami.”
Enam orang sahabat besar diutus dan pergi bersama rombongan penjemput dari Hudzail.
Penghianatan terjadi ketika mereka sampai di pangkalan air Ar Raji milik Bani Hudzail, Enam orang sahabat itu dikepung.
Begitu sadar bahwa mereka masuk dalam perangkap, keenam dai itu mencabut pedang. Hanya senjata itu yang mereka bawa namun di wajah mereka tidak terlihat terasa gentar sedikit pun.
Orang-orang Hudzail berkata:

"Demi Tuhan, kami tidak ingin membunuh kalian. Kalian akan kami jual kepada penduduk Mekah sebagai tawanan. Kami berjanji Atas nama Tuhan kami bahwa kami tidak bermaksud membunuh kalian, karena itu menyerahlah."
Keenam sahabat itu saling berpandangan mereka menyadari bahwa apabila mereka dibawa ke Mekah sebagai tawanan, mereka pasti akan disiksa habis-habisan dan dibunuh. Itu berarti penghianatan besar yang lebih berat daripada pembunuhan biasa.
Setelah saling sepakat dalam hati, salah seorang sahabat menjawab:

"Kami tidak akan menyerah, lakukan apa yang kalian mau kami sudah siap bertarung membela kehormatan agama dan nabi kami."
Maka orang-orang Hudzail yang jauh lebih banyak jumlahnya itu pun menyerang. Keenam sahabat itu bertarung dengan gigih, pedang mereka ayunkan dengan tangkas untuk menebas hujan panah atau menangkis tusukan tombak.
Pertarungan tidak seimbang itu pun berakhir, tiga orang syahid dan tiga orang lagi berhasil ditangkap hidup-hidup.

Mereka yang ditangkap itu adalah Abdullah bin Thariq, Zaid bin Adatsinah, dan Khubaib bin Adiy. Kemudian mereka segera dibelenggu dengan kuat dan dibawa ke Mekah.
Namun ditengah jalan Abdullah bin Thariq berhasil melepaskan diri dari pengikat

"Harus ada yg memberitahu Rasulullah tentang penghianatan ini" demikian pikir Abdullah

"Aku harus berusaha meloloskan diri namun jika gagal aku sudah siap menyusul ketiga temanku yg lain ke akhirat”
Zaid bin Adatsinah

Abdullah bin Thariq menyerang seorang pengawal dan berhasil merebut pedangnya. Dengan pedang itu ia berusaha merebut seekor kuda, namun orang-orang Hudhail segera pulih dari rasa terkejutnya. Mereka mengambil batu dan melempari Abdullah dari belakang.
Batu-batu sebesar kepalan tangan menghantam tubuh dan kepala sahabat mulia itu. Abdullah jatuh bersimbah darah dan gugur dalam keadaan yang sangat diimpikan setiap muslim. Syahid membela agama.
Kedua tawanan yang lain terus dibawa ke Mekah dan dijual. Zaid bin Adatsinah dijual kepada Shafwan bin Umayyah.

"Aku akan membunuhnya sebagai balasan terbunuhnya ayahku di tangan mereka," geram Safwan dengan mata menyala-nyala.
Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf dibunuh Bilal bin Rabah dalam Perang Badar

"Nastas” panggil Shafwan dgn keras

Seorang Budak berbadan tegap datang

"Siksa dan bunuh orang ini”perintah Shafwan kepada Nastas

"Bawa dia ke tempat di mana semua orang bisa melihatnya!" ujar Shafwan
Zaid pun diseret-seret melalui jalan-jalan di Mekah. Sebagian orang menyoraki dan mencemoohnya. Sebagian lain menaruh kagum, dalam hati melihat ketabahan Zaid. Tak terlihat sedikit pun rasa takut di wajah Zaid.
Di tengah siksaan itu, Zaid tetap tampak berwibawa dan teguh seperti Bukit Cadas.
Di tempat Zaid akan dibunuh, Abu Sufyan datang mendekat.

"Zaid, orang segagah engkau tidak pantas mati begini," ujar Abu Sufyan.
"Bersediakah engkau memberikan tempatmu itu pada Muhammad? dia-lah yang harus dipenggal lehernya, sedang kau dapat kembali kepada keluargamu!"

Zaid menatap Abu Sufyan seakan heran dengan pertanyaan itu.

"Tidak," jawab Zaid.
"Seandainya Rasulullah ﷺ di tempatnya sekarang ini akan menderita karena tertusuk duri sekali pun, sedang aku ada di tempat keluargaku, aku tidak akan rela!"

Abu Sufyan terpana sambil menggeleng kagum. Ia berkata:
"Belum pernah aku melihat seorang begitu mencintai sahabatnya sedemikian rupa seperti sahabat-sahabat Muhammad mencintai Muhammad."

Zaid pun dipenggal. Ia gugur sebagai syahid yang memegang teguh amanat Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Tabrani dari Ibnu Abbas Rasulullah ﷺ bersabda ; “sekuat-kuat ikatan iman adalah persaudaraan karena Allah, cinta karena Allah dan membenci karena Allah”
Khubaib bin Adiy

Khubaib bin Adiy sedang berada di dalam penjara. Orang-orang Mekah menyeretnya keluar untuk disalib di hadapan umum.

Sebelum naik kayu salib, Khubaib bertanya:

"Dapatkah kamu membiarkan aku sekedar melakukan shalat dua rakaat?"
Permintaan itu dikabulkan. Khubaib melakukan sholat dua rokaat dengan baik dan sempurna. Setelah sholat ia membalikkan badannya, menghadapi semua orang. Lalu berkata:
"Kalau bukan karena kamu akan menyangka aku sengaja memperlambat karena takut dibunuh, niscaya aku masih akan shalat lebih banyak lagi."

Setelah itu, orang-orang Quraisy menaikkan ke atas tunggak kayu

Dengan mata sayu, Khubaib memandangi orang2 yg menontonnya sambil berseru:
"Ya Allah hitungkan jumlah mereka itu, binasakan mereka dalam keadaan tercerai berai, jangan biarkan hidup seorang pun!"

Mendengar suara yg keras itu, para penonton gemetar. Sebagian dari mrk bahkan merebahkan diri seolah-olah takut terkena kutukan.
Sesudah itu Khubaib dibunuh.
Seperti halnya Zaid, Khubaib pun gugur sebagai syahid yang memegang teguh amanat Allah SWT. Dua roh suci ini melayang memasuki surga yang dijanjikan.
Seandainya mau, terus saja mereka dapat menyelamatkan diri mereka. Keduanya tinggal berkata bahwa mereka akan kembali ke agama nenek moyang, dan orang-orang Quraisy bersenang hati menerima para prajurit segagah mereka.
Namun keyakinan keduanya kepada Allah dan hari kemudian sudah sedemikian tinggi. Keimanan mereka sudah sekokoh karang dan tidak bisa lagi dikikis oleh siksaan atau tawaran harta duniawi.
Mereka melihat maut bukan sebagai akhir segalanya, namun justru sebagai cita-cita hidup di dunia ini. Lagi pula mereka yakin bahwa darah mereka yang tumpah akan memanggil-manggil saudara-saudara muslim mereka supaya memasuki Kota Mekah sebagai pemenang.
Saudara-saudara muslim mereka akan menghancurkan pertahanan dan perbuatan syirik. Kesucian sebagai rumah Allah akan dipulihkan. Tidak ada lagi nama berhala yang disebut kecuali nama-nama Allah yang Mahasuci.
Rasulullah Berduka

Rasa duka menyelimuti Madinah, awan tampak bergumpal-gumpal. Mendung dihati Rasulullah dan kaum muslimin membuahkan air mata duka yg membasahi pipi. Penyair Rasulullah, Hasan bin Tsabit membacakan syair-syair duka utk mengenang kepergian enam orang syuhada itu
Beban di benak Rasulullah terus bertambah berat. Beliau khawatir kejadian seperti itu akan terulang lagi. Orang-orang Arab yang masih membenci kaum muslimin akan terdorong melakukan hal serupa di kemudian hari.
Tiba-tiba datanglah Abu Bara Amir bin Malik seorang pemuka masyarakat di daerah Najd. Rasulullah ﷺ pun menawarkan kepadanya, agar ia mau memeluk agama yg mulia ini. Namun Abu Bara menolak.

Meskipun demikian Abu Bara tidak menunjukkan sikap yg memusuhi Islam. Ia bahkan berkata:
"Muhammad saya mempersilahkan engkau mengutus sahabat-sahabatmu ka Najd dan mengajak mereka itu mau menerima ajaranmu.
Saya berharap banyak orang yang akan memeluk Islam."
Ini adalah sebuah peluang besar, namun Rasulullah ﷺ masih khawatir. Beliau takut akan terjadi penghianatan lagi terhadap para sahabatnya. Dia tidak bisa segera menjawab permintaan Abu bara. Melihat keraguan di wajah Rasulullah ﷺ. Abu Bara pun mengerti.
"Saya menjamin mereka!" tegas Abu Bara.
"Kirimkanlah utusan ke sana untuk mengajak mereka menerima ajaranMu"

Rasulullah ﷺ melihat kejujuran di mata Abu Bara, beliau juga tahu bahwa Abu Bara adalah orang yang dapat dipercaya.
Dia adalah orang yang ditaati masyarakatnya. Setiap kata-katanya akan dituruti orang-orang Najd. Siapa pun yang sudah pernah diberikan perlindungan oleh Abu Bara, tidak pernah diganggu oleh orang lain.
Berdasarkan pertimbangan ini dan peluang besar berkembangnya Islam di Jazirah Arabia. Rasulullah ﷺ memanggil Al Mundir bin Amr dari bani Sa'idah. Beliau menugasi Al Mundir memimpin 70 orang muslim pilihan untuk menyebarkan ajaran Islam di Najd.
Rombongan dai itu pun berangkat dengan penuh harap akan datangnya kebaikan. Apakah benar mereka akan diterima dengan baik atau sebaliknya, malah dikhianati.
Tragedi Bi'ir Maunah

Ketika tiba di Najd, tepatnya di Bi'ir Ma'unah, ke 70 muslim itu berhenti. Daerah itu terletak di antara wilayah Bani Amir dan Bani Sulaim. Al Mundir mengutus Haram bin Milhan menemui Amir bin Ath Thufail, pemimpin bani Sulaim.
Haram ditugasi menyampaikan surat Rasulullah ﷺ kepada pemimpin-pemimpin Najd, Namun Amir bin Ath Thufail sama sekali tidak membaca surat Rasulullah ﷺ itu. Ia bahkan memerintahkan agar Haram bin Milhan dibunuh.
Setelah itu Amir meminta bantuan Bani Amir untuk membunuh kaum muslimin yang lain. Bani Amir menolak karena mereka adalah suku Abu Bara. Mereka tidak ingin melanggar perlindungan yang diberikan pemimpin mereka sendiri.
Amir bin Ath Thufail cepat berpaling ke suku-suku Najd yang lain. Beberapa suku menyatakan dukungan atas penghianatan Amir. Dengan cepat mereka berkumpul dan berangkat mengepung sahabat-sahabat Rasulullah ﷺ di Bi'ir Mau'nah.
Mulai curiga karena Haram bin Milham tidak kunjung kembali, kaum muslimin di Bi'ir Mau'nah mulai meningkatkan kewaspadaan. Namun segala tindakan untuk menarik diri dari tempat itu sudah terlambat, karena dari segala penjuru para prajurit Najd muncul mengepung.
Segera saja kaum muslimin mencabut pedang dan siap bertarung. Pertempuran tdk seimbang segera pecah. Para Dai itu bertempur mati-matian tanpa sedikit pun niat untuk menyerah. Al Mundir yg saat itu tengah menengok ternak yg menjadi perbekalan mrk, berlari dan terjun ke pertempuran
Hampir seluruh sahabat Rasulullah ﷺ di Bi'ir Mau'nah gugur kecuali dua orang.

Kaab bin Said disangka telah mati, namun begitu pasukan Najd pulang, Ka'ab bangun dan pulang ke Madinah dengan tubuh di penuhi luka.
Satu orang lagi bernama Amir bin Umayyah.
Di tengah perjalanan pulang ke Madinah Amir bin Umayyah bertemu dua orang yang mencurigakan. Dikiranya kedua orang itu termasuk pasukan yang menyergap dan membunuh para sahabatnya. Pada tengah malam Amir menyerang dan berhasil membunuh kedua orang itu.
Sampai di Madinah Amir mengakui semuanya, termasuk dua orang yang ia bunuh. Namun kedua orang itu ternyata bukanlah musuh. Mereka justru termasuk suku bani Amir yang telah terikat perjanjian jiwar atau bertetangga baik dengan kaum muslimin.
Membayar Diyat

Alangkah berdukanya Rasulullah ﷺ. Pilu yg amat sangat terasa oleh Beliau akibat pembantaian itu. Alangkah susah payahnya beliau menahan duka cita Dengan lirih Beliau berkata ini adalah tanggung jawab Abu Bara, sudah sejak semula aku berat hati dan khawatir sekali
Abu Bara juga sangat terkejut. Terpukul sekali dengan penghianatan yang dilakukan Amir bin Ath Thufail. Abu Bara merasa amat terhina, tidak disangkanya Amir bin Ath Thufile melanggar perlindungan yang diberikan kepada kaum muslimin.
Tindakan itu sama dengan mencoreng arang di dahi Abu Bara, Anak Abu bara sangat memahami perasaan ayahnya. Pemuda bernama Rabi'a itu bangkit.

"Aku akan menghukum Amir bin Ath thufail dengan kedua tanganku sendiri."
Setelah berkata begitu Rabi'a pun pergi sambil memanggul tombak. Sampai di tempat Amir bin Ath Thufail, Rabi'a menghampiri orang itu. Dengan mata menyala. Tanpa sempat dicegah siapa pun, Rabi'a menghantamkan tombaknya. Dan Amir bin AthThufail pun rubuh.
Begitu dalamnya duka cita Rasulullah atas kematian para sahabatnya sampai 30 Hari penuh beliau harus mendoakan mereka. Dalam doa yg dibacakan setiap selesai sholat subuh itu, beliau juga berdoa, semoga Allah mengadakan pembalasan terhadap mereka yg telah membunuh para sahabatnya
Namun di tengah duka yang begitu dalam Rasulullah ﷺ tidak lupa untuk berbuat adil. Begitu mendengar bahwa ada dua orang sahabat kaum muslimin yang terbunuh dengan tangan Amir bin Umayyah, Rasulullah ﷺ segera berkata:
"Engkau telah membunuh dua orang berarti aku harus membayar diyat (uang tebusan) kepada keluarga mereka."

Peristiwa Bi'ir Maunah ini menimbulkan keberanian di hati musuh-musuh kaum muslimin di Madinah.
Gugurnya para sahabat Rasulullah ini membuat orang2 Yahudi bani Nadhir semakin berani. Padahal setelah Bani Qainuqa terusir. Bani Nadhir lebih memilih diam krn dicekam ketakutan. Namun setelah perang Uhud dan terakhir di tragedi di Bi'ir Maunah mereka mulai bertindak lebih berani
Mereka menunggu kesempatan untuk membunuh Rasulullah ﷺ sendiri.
Tanpa mereka duga kesempatan itu segera datang.
Pengkhianatan Yahudi

Sesuai dengan perjanjian antara kaum muslimin dan orang Yahudi. Bani Nadhir diharuskan ikut membayar diyat yang harus dibayarkan kaum muslimin kepada keluarga orang yang terbunuh dari bani Amir.
Karena itulah Rasulullah ﷺ datang ke tempat Bani Nadhir di Quba. Beliau disertai 10 sahabat terkemuka di antaranya Abu Bakar, Umar Bin Khattab, dan Ali Bin Abi Thalib. Setelah sholat berjamaah di Masjid Quba, Rasulullah ﷺ dan rombongannya memasuki perkampungan Bani Nadhir.
Setelah mengetahui maksud kedatangan beliau orang-orang Bani Nadhir menunjukkan wajah yang manis

"Kami akan membantumu Muhammad, sekarang duduklah di sini biar kami menyiapkan dulu keperluanmu."
Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya duduk di tepi rumah beratap tinggi milik salah seorang Yahudi.

Sementara itu orang-orang Bani Nadhir tidak menyiapkan uang untuk membantu membayar diyat, melainkan malah berkasak-kusuk perihal rencana jahat mereka.
"Tidak ada lagi kesempatan sebagus ini untuk membunuh Muhammad," ucapan salah seorang pemuka Yahudi.

"Engkau benar," ujar seorang Yahudi lain dengan mata berkilat.
"Pada waktu lain, sangat susah membunuh Muhammad karena ia selalu berada di tengah-tengah sahabatnya. Kini justru Muhammad datang di tengah kita. Jika kita biarkan kesempatan ini akan berlalu begitu saja."
Akhirnya orang-orang Yahudi itu sepakat untuk membunuh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

"Namun bagaimana cara kita membunuh dia?" tanya seorang kebingungan.
Semua terdiam sejenak, lalu seseorang yang berwajah licik berjalan mengambil batu penggilingan yang besar dan berat sambil berkata:

"Siapakah di antara kalian yang mau mengambil batu penggilingan ini, lalu naik ke atap rumah dan menjatuhkannya ke kepala Muhammad sampai remuk?"
Majulah seseorang yang paling jahat di antara mereka Amir bin Jahsy. "Aku!"

"Jangan lakukan itu!" cegah Sallam bin Miskam. Rupanya ia salah satu orang yang berpikiran jernih di tempat itu.
"Demi Allah, Allah pasti memberi tahu Muhammad tentang rencana kita. Sesungguhnya, perbuatan itu merupakan pelanggaran terhadap perjanjian antara kita dan dia!"

Namun yang lain tidak peduli, mereka tetap menjalankan rencana jahat itu.
Rasulullah Selamat

Jibril pun turun memberitahu Rasulullah ﷺ tentang rencana jahat itu. Seketika itu juga beliau bangkit dan pergi dengan cepat seolah-olah ada sesuatu keperluan. Para sahabat yang menyertai beliau sama sekali tidak diberi tahu apa-apa.
Karena itu mereka menunggu Rasulullah ﷺ kembali.

Kini giliran orang-orang Yahudi yang kebingungan. Mendadak saja rencana mereka gagal karena itu mereka bermanis-manis wajah kepada para sahabat yang menunggu untuk menghilangkan kesan buruk.
Setelah cukup lama menunggu Rasulullah tidak kembali, para sahabat Rasulullah memutuskan untuk pulang mencari beliau. Mereka menemukan Rasulullah ﷺ telah berada di masjid Madinah.

"Ya Rasulullah, tiba-tiba saja Tuan pergi sedangkan kami tak menyadari," kata para sahabat.
Rasulullah ﷺ tahu rencana jahat Yahudi Bani Nadhir terhadap dirinya. Beliau pun memanggil Muhammad bin Maslamah untuk menyampaikan pesan beliau kepada Bani Nadhir.

Muhammad bin Maslamah berkata di hadapan orang-orang Yahudi:
"Tinggalkan Madinah dan jangan hidup bertetangga dengan ku. Kuberi waktu 10 hari. Siapa saja yang masih ku temui setelah itu akan ku penggal lehernya."
Bani Nadhir pun tercekam rasa takut dan bingung. Tidak ada pilihan lain bagi mereka selain menyiapkan diri untuk pergi. Mereka mulai mengemas barang-barang ke atas unta-unta mereka.

Ketika Abdullah bin Ubay datang. Gembong orang-orang munafik itu berkata:
"Kuatkan hati kalian bertahanlah dan jangan tinggalkan rumah kalian. Aku mempunyai dua ribu orang yang siap bergabung di benteng kalian. Mereka siap mati demi membela kalian.
Jika kalian diusir, kami juga akan pergi bersama kalian dan sekali-kali kami tidak akan patuh kepada seseorang untuk menyusahkan kalian. Jika kalian diperangi, pasti kami akan membantu kalian.
Orang-orang Bani Quraizhah dan sekutu kalian dari Ghatafan tentu juga akan mengeluarkan bantuan kepada kalian."

Mendengar ini orang-orang Bani Nadhir pun mengurungkan niatnya untuk pergi. Rasa percaya diri mereka bangkit dan mereka pun siap bertempur.
Tindakan Yahudi Bani Nadir adalah pelanggaran perjanjian damai dengan kaum muslimin, dari Alquran disimpulkan bahwa kaum muslimin harus menyatakan perang dengan pihak yang berkhianat pada perjanjian
dan kaum muslimin harus membatalkan perjanjian dengan pihak yang terlihat patuh pada perjanjian tetapi terus menerus merongrong dan menimbulkan bahaya.

Bani Nadhir Terusir..!

Bersambung besok, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

3 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 33

Juwairiyah binti Harits

Sejumlah1500 pasukan muslim diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk bergerak dengan cepat sehingga musuh kesulitan mengetahui di mana pasukan Rasulullah ﷺ berada. Image
Kemudian di sebuah tempat yang memang sudah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ saat meninjau musuh, pasukan muslim menyerang dengan kecepatan tinggi secepat kilat. Pertempuran itu terjadi di Medan terbuka.
Hujan panah jarak jauh pasukan muslim membuat musuh tercerai-berai, sehingga begitu pasukan utama muslim tiba, dengan mudah mereka membuat kocar-kacir barisan musuh.
Read 104 tweets
2 Dec
Perbedaan Iblis Dengan Extrimis Jihadis Agamis

Misi Iblis memasukkan sebanyak-banyaknya manusia kedalam NERAKA.

Misi Extrimis Jihadis Agamis menghabisi semua orang yang dia kapirkan.
Karna konon menurut pemahaman mereka " Darah Kapir Halal "
Pertanyaan nya?

Jika orang -orang yang dia kapir-kapir kan itu dia bunuh,maka akan banyak orang yang mati dalam keadaan kapir.
Artinya jika mereka mati dalam keadaan kapir berarti otomatis masuk NERAKA.
Semakin banyak orang yang dia bunuh dan dianggap sebagai kapir oleh mereka,maka semakin banyak yang masuk NERAKA.
Read 4 tweets
2 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 32

Bani Nadhir Terusir

Huyya bin Akhtab pemimpin Bani Nadhir mengirimkan utusan kepada Rasulullah ﷺ untuk mengatakan:

"Kami tidak akan keluar dari tempat tinggal kami berbuatlah menurut kehendakmu!" Image
Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya bertakbir dan berangkat ke perkampungan Bani Nadhir bendera pasukan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, sedangkan pemerintahan Madinah dipercayakan kepada Ibnu Ummi Maktum.
Duabelas malam lamanya pasukan muslim mengepung dan bertempur. Orang-orang Bani Nadhir bertempur dengan gigih dari rumah ke rumah. Setiap kali sebuah rumah sudah tidak bisa dipertahankan mereka robohkan rumah itu dan mundur ke rumah berikutnya.
Read 59 tweets
1 Dec
Islam Mengharamkan Pembunuhan Terhadap Orang Kafir Selama Mereka Tidak Memerangi Islam

(Fikih Sirah Nabawiyah
Syech Al Buthi)

Kisah Rasulullah (Sirah Nabawi) yg setiap hari saya kisahkan,sama dgn Sirah Nabawi karangan Al Buthi hanya saja beliau menambahkan fikih dalm karanganya Image
Siapapun yang mengucapkan kalimat syahadat, harus diakui sebagai muslim, dijaga darah harta dan harga dirinya, tak peduli apapun itikad yang tersembunyi di hatinya.
Rasulullaah ﷺ berulang ulang menyalahkan tindakan Usamah bin Zaid, yang dalam peperangan sempat membunuh musuh padahal musuh sudah mengucap syahadat, karena diduga kalimat syahadat itu diucapkan sekedar cari selamat dari pedang.
Read 28 tweets
30 Nov
Jangan Merubah Kalimat Azan Tanpa Persetuan Nabi SAW

Di zaman Nabi Muhammad SAW, beliau tidak pernah memasukkan kata Jihad dalam Azan?

Kalimat azan sudah pakem diajarkan oleh Nabi. Kalau pun ada Sahabat Bilal menambah Azan saat Subuh itupun krn Nabi masih hidup dan menyetujui
Fikih Azan

Azan dalam fikih disyartiatkan dengan redaksi yang kita kenal selama ini. Redaksi itu tidak boleh ditambah atau dikurangi. Hanya saja dalam shalat subuh ada tambahan redaksi yang juga kita kenal, yaitu "Ash-shalatu khairun minan-naum".
Redaksi ini dikenal dengan istilah tatswib yang disunnahkan diucapkan setiap subuh. Landasan tambahan ini adalah hadis nabi tentu saja. Lalu apakah boleh tatswib ditambahkan di selain shalat subuh? Mayoritas ulama menjawab tidak boleh, itu bid'ah.
Read 13 tweets
30 Nov
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 30

Dukacita untuk Hamzah

Tidak cukup menganiaya mayat Hamzah. Hindun binti Utbah bersama wanita-wanita lain menganiaya mayat kaum muslimin. Melihat semua itu Abu Sufyan menghampiri seorang muslim dan berkata:
"Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan. Akan tetapi aku sungguh tidak senang juga tidak benci. Aku tidak melarang, juga tidak memerintahkan."
Selesai menguburkan mayat-mayat temannya sendiri Quraisy pun pergi. Sekarang, kaum muslimin kembali ke garis depan untuk menshalatkan dan menguburkan mayat-mayat para syuhada. Rasulullah ﷺ berkeliling medan tempur mencari jasad pamannya, Hamzah.
Read 72 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!