KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 33

Juwairiyah binti Harits

Sejumlah1500 pasukan muslim diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk bergerak dengan cepat sehingga musuh kesulitan mengetahui di mana pasukan Rasulullah ﷺ berada.
Kemudian di sebuah tempat yang memang sudah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ saat meninjau musuh, pasukan muslim menyerang dengan kecepatan tinggi secepat kilat. Pertempuran itu terjadi di Medan terbuka.
Hujan panah jarak jauh pasukan muslim membuat musuh tercerai-berai, sehingga begitu pasukan utama muslim tiba, dengan mudah mereka membuat kocar-kacir barisan musuh.
Pada akhir pertempuran 200 orang prajurit Bani Musthaliq tertawan. Sejumlah harta berupa unta, kuda dan barang-barang lain dapat direbut. Al Haris komandan tertinggi musuh, jatuh tersungkur dihantam panah. Putrinya ikut menjadi tawanan.
Para tawanan dan harta dibagi-bagikan kepada pasukan. Putri Al Haris bernama Barrah menjadi bagian seorang muslim yg miskin. Muslim ini menghendaki keluarga Barrah menebusnya dgn harta. Namun Barrah sudah tdk mempunyai apa2 lagi. Karena itu, Barrah menemui Rasulullah dan mengadu:
"Saya adalah Putri Al Haris pemimpin Bani Musthaliq. Lelaki yang menawan saya lebih menginginkan harta daripada menjadikan saya istri atau budaknya, bantulah saya untuk memerdekakan diri saya."
Rasulullah berpikir dalam-dalam. Apabila Barrah dibebaskan dan kembali ke tengah kaumnya,ia sangat mungkin akan membangkitkan kaumnya untuk membalas kekalahan mrk. Rasulullah mengetahui dari wajah Barrah yg matanya memancarkan kecerdasan dan keberanian bahwa ia bukan gadis biasa
Dia akan mampu menerjang berbagai rintangan.

"Apa kamu mau jalan keluar yang lebih baik dari itu?" tanya Rasulullah.

"Apa itu?"

"Aku akan membayar uang tebusan mu, lalu akan menikahimu."
Barras setuju dan ia masuk Islam. Setelah menjadi istri Rasulullah ﷺ, namanya menjadi Juwairiyah. Kini Bani Musthaliq sekutu dekat orang quraisy, menjadi sekutu dekat Rasulullah ﷺ berkat pernikahan ini. Mereka merasa terhormat tuan putrinya menjadi istri Rasulullah.
Setelah itu, banyaklah kaum Bani Musthaliq yang memeluk Islam. Subhanallah.
Hasutan Abdullah bin Ubay

Setelah memetik kemenangan gemilang itu. Pasukan muslim kembali berbaris pulang ke Madinah. Di Telaga Al Muraisy mereka singgah sebentar untuk beristirahat dan memberi minum ternak.
Ditempat itu terjadi pertengkaran antara pelayan Umar bin Khattab bernama Jahjah Bin Said Al Ghifari dgn Sinan bin Webr Al Jasni. Keduanya saling bertengkar hebat, Sinan berteriak memanggil kaumnya

"Wahai kaum Anshar!"

Jahjah pun membalas dgn teriakan:

"Wahai kaum Muhajirin!"
Orang-orang pun berdatangan termasuk Abdullah bin Ubay, Dengan berang, Abdullah bin Ubay berkata kepada orang-orang munafik yang mengelilinginya
"Mereka (Muhajirin) adalah menyaingi dan mengungguli kita di negeri kita sendiri. Demi Allah antara kita dan orang-orang Quraisy ini (Rasulullah ﷺ dan kaum Muhajirin adalah suku Quraisy) tak ubahnya seperti yang dikatakan orang, "Gemukkan anjingmu agar menerkammu!" Demi Allah,
jika kita telah sampai di Madinah, orang yang mulia pasti akan mengusir kaum yang hina (Muhajirin)!"

Zaid bin Arqam mendengar kata-kata yang sangat berbahaya ini lalu ia cepat-cepat melaporkan hal itu kepada Rasulullah ﷺ.
Mendengar itu Umar bin Khattab yang berada di samping Rasulullah berkata:

"Wahai Rasulullah, perintahkan saja Abbad bin Bisyr untuk membunuh Abdullah bin Ubay!"
Rasulullah ﷺ menjawab:
"Bagaimana, wahai Umar jika kelak orang-orang bicara bahwa Muhammad telah membunuh salah seorang sahabatnya? tidak aku tidak akan membunuhnya!"
Seketika itu juga Rasulullah ﷺ mengeluarkan perintah agar kaum muslimin segera berangkat. Walau dengan keheranan karena belum cukup beristirahat pada hari sepanas itu, kaum muslimin segera mengikuti perintah Rasulullah ﷺ.
Hari itu Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin berjalan terus melampaui malam sampai keesokan harinya. Ketika Rasulullah memerintahkan pasukannya berhenti untuk beristirahat semua orang jatuh tertidur karena begitu lelah.
Rasulullah ﷺ sengaja mengajak pasukannya berjalan terus sehari semalam agar kelelahan, ini akan membuat semua orang melupakan hasutan Abdullah bin Ubay yang mengatakan bahwa nanti di Madinah orang Anshar akan mengusir kaum Muhajirin.
Surat Al Munafiqun

Saat itu turunlah Surat Al Munafiqun:

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka berkata: Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yg kuat akan mengusir orang2 yg lemah dari padanya. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang2 mukmin, tetapi orang2 munafik itu tiada mengetahui.
Al-Munafiqun (63:8)
Sesampainya di Madinah, putra Abdullah bin Ubay yang juga bernama Abdullah, menemui Rasulullah ﷺ.

"Ya, Rasulullah," panggil Abdullah:
"Saya dengar Tuan ingin membunuh ayahku. Jika benar Tuan ingin melakukannya, perintahkanlah aku. Aku bersedia membawa kepalanya di hadapanmu.
Demi Allah, tidak ada orang dari suku Khazraj yang dikenal lebih baik sikapnya kepada orangtuanya daripada aku. Aku takut engkau akan memerintahkan orang selain aku untuk membunuhnya sehingga jiwaku tidak tahan melihat pembunuh ayahku berjalan di tengah masyarakat,
lalu aku membunuhnya pula. Ini berarti aku membunuh seorang mukmin karena seorang kafir sehingga aku menjadi penghuni neraka."

Akan tetapi, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Bahkan kita akan bertindak lemah lembut dan berlaku baik kepadanya selama dia masih tinggal bersama kita."
Justru setelah itu, sempitlah ruang gerak Abdullah bin Ubay. Setiap kali ia mengemukakan pendapat, seketika itu pula kaumnya menentang dan mengencamnya.

Melihat keadaan itu, Rasulullah ﷺ bertanya sambil tersenyum kepada Umar bin Khattab:
"Bagaimana pandanganmu sekarang, wahai Umar? Demi Allah, seandainya engkau membunuhnya pada hari kau katakan kepadaku, 'Bunuhlah dia' niscaya orang-orang akan ribut. Namun, seandainya aku perintahkan kamu untuk membunuhnya sekarang, apakah kamu akan membunuhnya juga?"
Rasulullah ﷺ bertanya demikian karena saat itu lidah bercabang Abdullah bin Ubay sudah habis kekuatannya. Tidak usah dibunuh pun ia sudah sama sekali tidak berdaya.

Umar Bin Khattab pun mengakui pandangan jauh Rasulullah ﷺ
"Demi Allah, aku telah mengetahui bahwa keputusan Rasulullah ﷺ lebih besar berkahnya daripada pendapatku."

Masya Allah
Bunda Aisyah Kehilangan Kalung

Dalam perjalanan pulang ke Madinah setelah melawan Bani Musthaliq inilah, terjadi suatu peristiwa yang mengganggu ketentraman hati Rasulullah ﷺ. Kejadian ini mengenai istri Rasulullah ﷺ yang ikut dalam peperangan kali ini, yaitu Aisyah.
Penuturan Aisyah:
kejadian ini, setelah selesai peperangan, Rasulullah ﷺ bergegas pulang dan memerintahkan orang-orang agar segera berangkat pada malam hari. Pada saat semua orang sedang berkemas-kemas hendak berangkat aku keluar untuk membuang hajat,
kemudian aku kembali hendak bergabung dengan rombongan. Pada saat itu kuraba raba kalung di leher ku, ternyata sudah tak ada lagi. Kemudian aku kembali lagi ke tempat aku mau buang hajat tadi, untuk mencari-cari kalung hingga dapat ku temukan kembali.
Pada saat aku sedang mencari-cari kalung, datanglah orang-orang yang bertugas melayani unta tungganganku. Mereka sudah siap segala-galanya, mereka menduga aku telah berada di dalam haudaj (rumah kecil yang terpasang di punggung unta), sebagaimana dalam perjalanan.
Oleh sebab itu haudaj mereka angkat, kemudian diikatkan pada punggung unta. Mereka sama sekali tidak menduga bahwa aku tidak berada di dalam haudaj, karena itu mereka segera memegang tali kekang lalu mulai berangkat!
Ketika aku kembali ke tempat perkemahan tidak ku jumpai seorang pun yang masih tinggal. Semua telah berangkat.

Dengan berselimutkan jilbab Aku berbaring di tempat itu. Aku berpikir pada saat mereka mencari-cari aku tentu mereka akan kembali ke tempatku.
Demi Allah pada saat aku sedang berbaring tiba-tiba Shafwan bin Mu'atthal lewat. Agaknya ia bertugas di belakang pasukan. Dari kejauhan, ia melihat bayang-bayangku. Ia mendekat lalu berdiri di depanku. Ia sudah melihat dan mengenalku sebelum kaum wanita dikenakan wajib berhijab.
Ketika melihatku, Ia berucap:

"Innalillahi wa innailaihi roojiun! Istri Rasulullah?" Aku pun terbangun oleh ucapannya itu. Aku tetap menutup diriku dengan jilbabku.
"Demi Allah, saya tidak mengucapkan satu kalimat pun dan aku tidak mendengar ucapan dari nya kecuali ucapan innalillahi wa innailaihi roojiun itu.
Kemudian dia merendahkan untanya lalu aku menaiki unta itu ia berangkat menuntun unta kendaraan yg aku naiki sampai kami tiba di Nahri Adh Dhahirah tempat pasukan turun beristirahat."

Disinilah mulai tersiar fitnah tentang diriku. Fitnah ini bersumber dr mulut Abdullah bin Ubay
Aisyah Jatuh Sakit

"Lihat Mengapa istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berjalan bersama orang yang bukan muhrimnya?" seru Abdullah bin Ubay. Mungkinkah mereka ternyata saling menyukai?"
Beberapa orang muslim termakan oleh hasutan ini sehingga berita bohong itu tersiar dgn cepat. Kali ini, bukan saja oleh Abdullah bin Ubay, tetapi juga diperkuat oleh orang2 lain. Aisyah sendiri tdk mengetahui adanya berita bohong itu krn beliau jatuh sakit begitu tiba di Madinah.
Aisyah menuturkan:
"Setibanya di Madinah, kesehatanku terganggu selama sebulan. Saat itu rupanya orang-orang sudah banyak mendesas-desuskan berita bohong itu, sedangkan aku belum mendengar sesuatu mengenainya.
Hanya saja, aku tidak melihat kelembutan dari Rasulullah ﷺ yang biasa ku rasakan ketika aku sakit. Beliau hanya masuk lalu mengucapkan salam dan bertanya:

"Bagaimana keadaanmu?"
Setelah agak sehat, aku keluar pada suatu malam bersama ummy Masthah untuk membuang hajat. Waktu itu kami belum membuat kakus. Pada saat kami pulang tiba-tiba kaki ummu Masthah terantuk hingga kesakitan dan terlontar ucapan dari mulutnya, "Celaka si Masthah!"
Ia pun ku tegur:

"Alangkah buruknya ucapanmu itu mengenai seseorang dari kaum Muhajirin yang turut serta dalam Perang Badar!"

Ummu Masthah bertanya,

"Apakah anda tidak mendengar apa yang dikatakannya?"
Ia kemudian menceritakan kepadaku berita bohong yang tersiar sehingga sakitku bertambah parah....
Malam itu aku menangis hingga pagi. Air mataku terus menetes dan aku tak dapat tidur.

Rasulullah ﷺ meminta pendapat para sahabatnya tentang Aisyah:
"Wahai Rasulullah, Para istrimu adalah keluargamu kami tidak mengetahui tentang mereka kecuali kebaikan," jawab para sahabat.

Rasulullah ﷺ memanggil Bariroh pelayan perempuan bunda Aisyah. Rasulullah ﷺ bertanya:

"Apakah kamu melihat sesuatu yang mencurigakan dari Aisyah?"
Barirah berkata, bahwa ia tidak mengetahui Aisyah kecuali bahwa Aisyah adalah orang yang sangat baik, akhirnya Rasulullah ﷺ berdiri di atas mimbar.
Rasulullah pun Terganggu

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wahai kaum muslimin siapa yang akan membela ku dari laki-laki yang telah menyakiti keluargaku (dengan menyebarkan berita bohong)? Demi Allah, aku tidak mengetahui dari keluargaku kecuali yang baik.
Sesungguhnya mereka orang-orang yang menyebarkan berita bohong itu telah menyebut nama seorang laki-laki (shofwan) yang aku tidak mengenal yaitu kecuali sebagai orang yang baik."
Berita bohong tersebut telah menyakiti hati Rasulullah ﷺ dan keluarganya. Kemudian Rasulullah ﷺ datang mengunjungi Aisyah yang saat itu memang sedang dirawat di rumah orangtuanya.
Aisyah menuturkan. Kemudian Rasulullah ﷺ datang ke rumahku. Saat itu Ayah Ibuku berada di rumah. Ayah Ibuku menyangka bahwa tangisku telah menghancurluluhkan hatiku. Sejak tersiar berita bohong itu, Rasulullah ﷺ tidak pernah duduk di sisiku.
Selama sebulan dia tidak mendapatkan wahyu tentang diriku. Ketika duduk Rasulullah ﷺ membaca puji syukur ke hadirat Allah lalu bersabda:
"Ya Aisyah aku telah mendengar mengenai apa yang dibicarakan orang tentang dirimu. Jika engkau tidak bersalah Allah pasti akan membebaskan dirimu. Jika engkau telah melakukan dosa minta ampun kepada Allah dan bertobatlah kepada Nya."
Selesai Rasulullah ﷺ mengucapkan itu, tanpa kurasakan, air mataku bertambah bercucuran. Kemudian aku katakan kepada Ayahku:

"Ayah, berilah jawaban kepada Rasulullah ﷺ mengenai diriku."

Ayahku menjawab,
"Demi Allah aku tidak tahu bagaimana harus menjawab."
Aku katakan pula kepada Ibuku:
"Ibuku berilah jawaban mengenai diriku"

Dia pun menjawab:
"Demi Allah aku tidak tahu bagaimana harus menjawab."
Lalu aku berkata:
"Demi Allah Sesungguhnya kalian telah mendengarkan itu, sehingga kalian telah membenarkannya. Jika aku katakan kepada kalian bahwa aku tidak bersalah, Allah Maha Mengetahui bahwa aku tidak bersalah. Pasti kalian akan membenarkan aku.
Demi Allah aku tidak menemukan perumpamaan untuk diriku dan kalian, kecuali sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Yusuf Alaihissalam, "Sebaiknya aku bersabar kepada Allah sajalah aku mohon pertolongan atas apa yang kalian lukiskan."
Air mata Abu Bakar pun berlinang ketika putrinya difitnah. Dia berkata:

"Demi Allah belum pernah disebut-sebut ada persoalan semacam ini pada masa jahiliyah, padahal ketika itu orang tidak menyembah Allah.
Tetapi sekarang pada masa memancarkan sinar Kemuliaan Islam orang-orang mengabarkan berita bohong seperti ini kepada keluarga kita!"
Firman Allah yang di tunggu-tunggu pun turun

Setelah itu Aisyah berbaring di atas tempat tidur, ia dalam keadaan lemah. Saat itu mendadak Rasulullah ﷺ juga terkulai lemah karena Allah sedang menurunkan firmannya. Keringat beliau bercucuran karena beratnya Wahyu yang diturunkan
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya.
Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.
Surah An-Nur (24:11)
لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَٰذَا إِفْكٌ مُبِينٌ
Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.
Surah An-Nur (24:12)
لَوْلَا جَاءُوا عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ ۚ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَٰئِكَ عِنْدَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.
Surah An-Nur (24:13)
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.
Surah An-Nur (24:14)
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.
Surah An-Nur (24:15)
وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُمْ مَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَتَكَلَّمَ بِهَٰذَا سُبْحَانَكَ هَٰذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.
Surah An-Nur (24:16)
يَعِظُكُمُ اللَّهُ أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.
Surah An-Nur (24:17)
وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Surah An-Nur (24:18)
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
Surah An-Nur (24:19)
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan sekiranya tidak karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).
Surah An-Nur (24:20)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ
مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan,
maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidak karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya,
tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Surah An-Nur (24:21)
Setelah menerima wahyu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memandang Aisyah dengan tersenyum sambil bersabda, "Bergembiralah, ya Aisyah Sesungguhnya Allah telah membebaskan kamu."
Ibu Aisyah berkata:
"Berdiri dan berterimakasihlah kepada Rasulullah ﷺ.

Aisyah menjawab, "Tidak. demi Allah aku tidak akan berterima kasih kepada Rasulullah ﷺ, Sebab aku tidak akan memuji siapa pun kecuali Allah. Karena Dia-lah yang menurunkan pembebasanku."
Sebelum peristiwa itu Abu Bakar membiayai Masthah karena kekerabatannya dan kemiskinannya. Namun setelah peristiwa itu Abu Bakar berkata:

"Demi Allah saya tidak akan membayarnya lagi karena ucapannya kepada Aisyah."

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah orang-orang yg mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yg miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.
Mendengar firman ini Abu Bakar berkata:

"Demi Allah sungguh aku ingin mendapat ampunan Allah."

Setelah itu ia kembali membiayai Masthah. Sementara itu Rasulullah ﷺ segera membacakan firman Allah itu kepada kaum muslimin.
Para penyebar fitnah yaitu Masthah bin Utsatsah, Hasan bin Tsabit dan Hamnah binti Jahsy, dihukum hadd (didera) sebanyak 80 kali cambukan.

Yahudi Menghasut.!

Selain orang Quraisy yang menyembah berhala, pihak lain yang paling keras memusuhi kaum muslimin adalah orang Yahudi.
Para pemuka Yahudi Bani Nadhir yang telah terusir tidak tinggal diam dari tempat tinggal mereka yang baru di Khaibar, mereka mulai melancarkan permusuhan. Rencana baru para Yahudi ini adalah menghasut orang-orang Arab agar memerangi Madinah.
Para pemuka Bani Nadhir datang ke Mekah menemui para Pembesar Quraisy.

"Pasukan kami akan bergabung dengan tuan-tuan untuk menyerang Madinah," kata para pemuka Yahudi.

"Bagaimana dengan Yahudi Bani Quraizhah yang masih tinggal di Madinah" tanya seorang Pembesar Quraisy.
Mereka tinggal di Madinah sekedar untuk mengelabui Muhammad. Kalau tuan-tuan sudah datang mereka akan bergabung dengan tuan-tuan."
Orang-orang Quraisy masih terlihat ragu. Perselisihan mereka dengan Rasulullah ﷺ dimulai karena ajaran Islam mengajak orang menyembah Allah dan melarang bersujud pada berhala.
Bukankah orang Yahudi juga mengaku bahwa Tuhan mereka adalah Allah? Orang Quraisy ingin mengetahui pendapat Yahudi tentang ajaran Islam.
"Tuan-tuan Yahudi,"
"Tuan-tuan adalah golongan ahli kitab yang mula-mula, lebih dulu dari orang Nasrani dan muslim. Menurut tuan-tuan Siapakah yang lebih baik, agama kami yang menyembah berhala atau agama Muhammad?"
Seharusnya orang Yahudi menjawab bahwa agama Rasulullah lebih baik karena orang Yahudi juga menyembah Allah.Namun karena kebenciannya yg sangat kepada kaum muslimin, orang Yahudi Bani Nadhir menjawab

"Tentu agama tuan-tuan yg lebih baik, sebab tuan-tuan yg lebih benar dari dia”
Allah menurunkan Firman dalam surat An-Nisa ayat 51-52 yg mengecam pernyataan orang Yahudi itu

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
Surah An-Nisa' (4:51)
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَمَنْ يَلْعَنِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا

Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barang siapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
Surah An-Nisa' (4:52)
Pasukan Ahzab

Setelah itu, para pemuka Yahudi itu pergi berkeliling menemui para pemimpin kabilah Ghatafan serta semua pihak yang ingin membalas dendam kepada kaum muslimin.
Orang-orang Yahudi ini sangat aktif menghimpun dukungan, mereka memuji-muji berhala Quraisy dan menjanjikan bahwa kali ini pasukan muslim pasti akan bisa di habisi sampai ke akar-akarnya.
Usaha keras ini berhasil. Puncaknya berangkatlah 10000 orang Pasukan gabungan berbagai suku Arab yang memusuhi kaum muslimin.
4000 orang di antaranya adalah orang-orang Quraisy, selebihnya adalah dari suku-suku Qois Ailan, Banu Fazarah, Asyja Sulai, Banu Saad, dan lain-lain.

Bersambung besok, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

4 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 34

Pemimpin seluruh pasukan ini adalah Abu Sufyan dengan kesepakatan bahwa jika sudah tiba di Madinah tampuk kepemimpinan akan digilir setiap hari kepada setiap pemimpin suku yang lain. Image
Orang-orang Mekah termasuk anak-anak dan kaum wanitanya bersorak-sorai mengiringi kepergian pasukan raksasa itu. Abu Sufyan kini bisa tersenyum.
"Muhammad dan Madinah akan tumpah," pikir Abu Sufyan.
"Tidak ada suatu kekuatan pun yang bisa membendung pasukan sebanyak ini. Cuma dua pilihan bagi Muhammad, bertahan sampai mati di kotanya atau pergi mengungsi ke tempat yang jauh!"
Read 78 tweets
2 Dec
Perbedaan Iblis Dengan Extrimis Jihadis Agamis

Misi Iblis memasukkan sebanyak-banyaknya manusia kedalam NERAKA.

Misi Extrimis Jihadis Agamis menghabisi semua orang yang dia kapirkan.
Karna konon menurut pemahaman mereka " Darah Kapir Halal "
Pertanyaan nya?

Jika orang -orang yang dia kapir-kapir kan itu dia bunuh,maka akan banyak orang yang mati dalam keadaan kapir.
Artinya jika mereka mati dalam keadaan kapir berarti otomatis masuk NERAKA.
Semakin banyak orang yang dia bunuh dan dianggap sebagai kapir oleh mereka,maka semakin banyak yang masuk NERAKA.
Read 4 tweets
2 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 32

Bani Nadhir Terusir

Huyya bin Akhtab pemimpin Bani Nadhir mengirimkan utusan kepada Rasulullah ﷺ untuk mengatakan:

"Kami tidak akan keluar dari tempat tinggal kami berbuatlah menurut kehendakmu!"
Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya bertakbir dan berangkat ke perkampungan Bani Nadhir bendera pasukan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, sedangkan pemerintahan Madinah dipercayakan kepada Ibnu Ummi Maktum.
Duabelas malam lamanya pasukan muslim mengepung dan bertempur. Orang-orang Bani Nadhir bertempur dengan gigih dari rumah ke rumah. Setiap kali sebuah rumah sudah tidak bisa dipertahankan mereka robohkan rumah itu dan mundur ke rumah berikutnya.
Read 59 tweets
1 Dec
Islam Mengharamkan Pembunuhan Terhadap Orang Kafir Selama Mereka Tidak Memerangi Islam

(Fikih Sirah Nabawiyah
Syech Al Buthi)

Kisah Rasulullah (Sirah Nabawi) yg setiap hari saya kisahkan,sama dgn Sirah Nabawi karangan Al Buthi hanya saja beliau menambahkan fikih dalm karanganya
Siapapun yang mengucapkan kalimat syahadat, harus diakui sebagai muslim, dijaga darah harta dan harga dirinya, tak peduli apapun itikad yang tersembunyi di hatinya.
Rasulullaah ﷺ berulang ulang menyalahkan tindakan Usamah bin Zaid, yang dalam peperangan sempat membunuh musuh padahal musuh sudah mengucap syahadat, karena diduga kalimat syahadat itu diucapkan sekedar cari selamat dari pedang.
Read 28 tweets
1 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 31

Peristiwa Ar Raji

Rasulullah ﷺ selalu siap mengirim para sahabatnya untuk mengajarkan Islam kepada setiap suku yang memerlukan. Karena itu dengan prasangka baik Rasulullah memenuhi permintaan Bani Hudzail.
Saat itu utusan Hudzail berkata:
"Muhammad di kalangan kami ada beberapa orang Islam, kirimkanlah beberapa orang sahabat Tuan bersama kami yang kelak akan dapat mengajarkan hukum Islam dan Alquran kepada kami.”
Enam orang sahabat besar diutus dan pergi bersama rombongan penjemput dari Hudzail.
Penghianatan terjadi ketika mereka sampai di pangkalan air Ar Raji milik Bani Hudzail, Enam orang sahabat itu dikepung.
Read 77 tweets
30 Nov
Jangan Merubah Kalimat Azan Tanpa Persetuan Nabi SAW

Di zaman Nabi Muhammad SAW, beliau tidak pernah memasukkan kata Jihad dalam Azan?

Kalimat azan sudah pakem diajarkan oleh Nabi. Kalau pun ada Sahabat Bilal menambah Azan saat Subuh itupun krn Nabi masih hidup dan menyetujui
Fikih Azan

Azan dalam fikih disyartiatkan dengan redaksi yang kita kenal selama ini. Redaksi itu tidak boleh ditambah atau dikurangi. Hanya saja dalam shalat subuh ada tambahan redaksi yang juga kita kenal, yaitu "Ash-shalatu khairun minan-naum".
Redaksi ini dikenal dengan istilah tatswib yang disunnahkan diucapkan setiap subuh. Landasan tambahan ini adalah hadis nabi tentu saja. Lalu apakah boleh tatswib ditambahkan di selain shalat subuh? Mayoritas ulama menjawab tidak boleh, itu bid'ah.
Read 13 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!