Ketika bangsa berjalan maju dan sibuk mencari banyak hal baru, kita berbalik arah. Kita pungut kembali apa yang lama tak kita bicarakan.
Ketika saudara kita di luar sana sibuk bicara teknologi, kita agama. Mereka berbicara masa depan adalah pencapaian otak super manusia, kita surga.
Mereka berjalan bergegas dan ngebut, kita sibuk berdebat akidah.
Bila benar kita tak ingin tertinggal dan gagal sebagai bangsa adalah ketakutan kita bersama, perkara hukum Efpei dan para pentolannya harus dibuat tuntas. Cara berpikir mereka sangat tak sejalan dengan takdir bagaimana seharusnnya manusia.
Takdir manusia sebagai sang penerima anugerah akal juga budi. Mengedepankan olah akal untuk semakin menjadi lebih pintar dan olah budi agar semakin mengenal apa itu kemanusiaan, adalah seharusnya kita ketika beragama. Bukan seperti ternak yang hanya mengekor.
Kaum itu hanya sibuk beragama namun lupa bagaimana bertuhan.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Mungkinkah orang berhutang tidak bersiap dan yakin dapat membayarnya? Perhitungan ketat dan hati-hati biasanya dibuat oleh dia yang memberi hutang demikian pula pada dia yang akan berhutang.
Itulah gambaran paling sedehana apa yang sedang dilakukan penyidik pada kasus Rizieq yang hari ini resmi ditahan.
Berapa pun masa tahanan yang ditetapkan kepada Rizieq, adalah bentuk hutang penyidik kepada putusan pengadilan nanti.
Keyakinan penyidik bahwa hukuman yang akan ditimpakan pada Rizieq pasti lebih besar dibanding hutang pemenjaraan rijik yang di bon terlebih dahulu sejak hari ini.
Sepertinya dia akan ditahan hingga 60 hari ke depan.
Semi outonomous dlm Mercedes Benz S450 yg sudah cukup banyak beredar di Indonesia adalah tentang kecanggihan sebuah sistem menyetir secara otomatis dpt dilakukan. Itu dapat dilakukan dgn syarat marka jalan kita bagus.
Dulu Cruise Control pernah mampu membuat kita kagum. Para teknisi dari Jerman telah memanfaatkan ilmu modern berbasis komputer melakukan hal itu dengan baik.
Tesla, perusahaan mobil elektrik milik Elon Musk bahkan sudah mencobanya tahun 2018. Bukan semi outonomous, uji coba murni tanpa pengemudi dilakukan bersama google.
Hari ini, taksi tanpa pengemudi sudah bukan pemandangan luar biasa. Singapore, Jepang, hingga China punya itu.
Dengan muka tertunduk, dia susuri koridor sempit menuju tempat dimana penyidik telah menunggunya. Gontai tubuhnya, lemas langkahnya, jauh sekali dengan kabar burung tentang sosoknya dulu.
Tatapan kosong, sinyal bahwa keperkasaannya telah runtuh terlihat sangat jelas. Tak bernyali, mungkin itu kalimat paling tepat membuat gambaran sosoknya kini.
Kotor suara biasa keluar dari mulutnya tak lagi terdengar. Garang intonasi yang dibuat setiap kotbah tak lagi ada jejak tampak dapat ditelusuri dari gesturnya. Dia sudah kalah.
Beberapa tahun yang lalu, banyak orang bilang mimpi kita ketinggian, ketika presiden mencanangkan akan membuat negara ini menjadi salah satu produsen mobil listrik dunia.
Para skeptis mencibir dengan sinis. Apalagi para pembencinya, mereka tertawa terbahak bahak. Mereka meremehkan bangsa ini.
Tahun 2019, tiba-tiba Hartarto, menteri Perindustrian, dalam sebuah forum memperkirakan bahwa tahun 2025 jumlah mobil listrik di Indonesia akan setara dengan 20% dari 2 juta unit uang ada. Artinya akan ada 400.000 unit mobil listrik di Indonesia.
BUKAN DEBAT MULUT ADU JAHIL MENGANDALKAN DALIL
.
.
.
Belum terlalu lama, pada tahun 2016 sebuah mobil tanpa hadirnya pengemudi sudah dicoba google. Hari ini di beberapa tempat mobil seperti itu sudah bukan lagi menjadi pemandangan aneh.
5G yang modalnya lebih banyak dimiliki China akan lebih memberi dampak menakjubkan bagaimana otonomous sebuah perangkat di mobil semakin membuat kita dibuat mudah.
Teknologi berkembang fantastis, sulit bagi kita menebak secepat apa dia bergerak. Teknologi nano contohnya, pada tingkat molekul dan atom, desain material dengan mudah akan dibuat menjadi mungkin.