Berkat medsos perbuatan yang paling digemari karena terlihat bijak, mudah, gratis dan bisa menaikkan pamor di mata banyak orang adalah menasehati.
Ia cukup ditulis dan disebar.
Menasehati terlihat bijak karena selalu memuat arahan kebaikan dan kebijaksanaan sehingga pemberi kerap dianggap oleh penerima nasehat telah melaksanakan nasehat itu
Menasehati adalah perbuatan mudah karena tak perlu bekal ilmu khusus selain hanya memindahkan dan menyalin petuah yang tersedia untuk disampaikan meski tak melaksanakannya.
Menasehati adalah perbuatan baik minim biaya yang berbeda dengan memberikan sedekah kepada orang miskin, menjenguk orang sakit dan menolong orang teraniaya yang biasanya berisiko.
Menasehati adalah perbuatan yang bisa dimanipulasi untuk menyudutkan seseorang bila dilakukan di tengah publik dan ditujukan kepada seseorang dengan isyarat tertentu, apalagi didasarkan pada praduga atau info tidak valid.
Tapi perbuatan yang paling dibenci karena kerap dijadikan cara mengungguli, menyindir dan mengintervensi urusan orang adalah menasehati.
Nasehat serumpun dengan tausiyah, renungan, mauidhoh, ceramah dan semacamnya, yang karena terlalu banyak disampaikan oleh orang-orang kualitas moralnya tidak lebih baik dari yang dinasehati dan seolah menjadi sekadar gaya hidup virtual sudah menjadi klise yang menjemukan.
Karena hampir seluruh konten nasehat, tausiyah dan semacamnya adalah hal-hal yang disadari dengan akal sehat atau disampaikan berulang kali, nasehat aktual lebih efektif dan lebih dipercaya ketimbang verbal dan tekstual,
apalagi umumnya nasehat verbal dan tekstual bersifat umum, retorikal dan tidak kontekstual dan tidak aplikatif dengan dua konten andalan yg kerap ngambang dan tidak solutif, yaitu sabar bila mengalami kesulitan dan kesusahan; dan syukur kala memperoleh kemudahan dan kebahagiaan.
Tentu saja, niat baik tetap terhitung sebagai kebaikan. Tapi menasehati adalah perbuatan yang bersyarat orang lain sebagai objek. Karenanya, niat baik tidaklah cukup.
Ia adalah salah satu bagian dari amr makruf dan nahi munkar yang bila tak memenuhi syarat-syarat normatifnya, tak hanya tak berpahala, namun bisa menjadi investasi dosa.
Salah satu elemen penting dalam nasehat yang efektif adalah sarana. Salah satu sarananya adalah pilihan kata atau diksi. Selain sarana, metode atau cara, otoritas dan akseptabilitas, tempat, waktu dan objek yang tepat.
Sebenarnya ada sebuah kebaikan yang relatif lebih aman dari menasehati, yaitu menyampaikan gagasan rasional tentang keyakinan yang bisa dijadikan bahan baku oleh pembaca untuk menasehati diri sendiri.
Kita dianjurkan saling menasehati sebagai isyarat untuk mengurangi menasehati secara sepihak agar posisi setara tetap terjaga. Memberi nasehat semata bukan tolok keunggulan moral.
Sejumlah manusia yang telah melewati jerat-jerat mahiyah dan diketahui secara faktual keunggulan kualitas moral dan spiritualnya dianjurkan untuk menasehati dengan hati, akal dan raga sebelum ucapan dan tulisan.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
KETURUNAN NABI SAW TIDAK DIKECUALIKAN
DARI PRINSIP KEADILAN DAN HUKUM
(Bagian 1)
Judul di atas sengaja dipilih sebagai deklarasi penolakan terhadap segala interpretasi dari teks ayat dan riwayat yang mencoba menganulir secara implisit predikat sakral dan posisi eksklusif Ahlulbait sebagai himpunan manusia suci dengan Nabi SAW sebagai pemuncaknya.
Penegasan ini perlu dilakukan demi mempertahankan prinsip keadilan dan kesetaraan sebagai cermin penghormatan kepada akal sehat.
Nabi Ibrahim dikenal sbagai org yg sngt dermawan dan penggemar tamu. Stiap hari dia hanya makan bila ditemani tamu. Stiap tiba wkt makan dia slalu berdiri depan rumah mengajak pelintas jalan utk menemaninya makan.
Bila tak menemukan tamu, dia mengelilingi pasar bahkan hingga pintu keluar kota.
Saking gemarnya mengundang tamu, dua malaikat berpenampilan dua manusia yang mengunjunginya ditawari makan hidangan seekor kambing namun menolaknya.
Kebiasan Ibrahim AS yang melampaui tak standar umum kedermawanan ini mengundang penasaran banyak orang.
Seperti biasanya suatu hari Ibrahim AS menyapa seorang musafir yang melintas depan rumahnya brahim pun lalu mempersilakan mampir untuk makan bersama.
✍️DR.Habib @muhsinlabib
INSIDEN TOL CIKAMPEK ANTARA PRO DAN KONTRA
Insiden bersenjata di tol Cikampek KM 50 bbrp hari lalu yg mengakibatkan terbunuhnya 6 orang disikapi s’cara beragam antara pro dan kontra oleh individu-individu dlm komunitas Syiah meski dgn selisih prosentase.
Fakta ini terlihat jelas
di Medsos.
Keragaman sikap ini patut diapresiasi krn mencerminkan kesadaran konstitusional stiap individu Syiah sbagai warga negara dlm menyikapi stiap fenomena sosial & politik
di Tanah Air dgn mnanggung sgala konsekuensinya scara moral & konstitusional
Karenanya, masyarakat umum dan Pemerintah serta pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut juga setiap individu Syiah mestinya memahami bahwa komunitas ini menjunjung tinggi kemandirian individual dalam menyikapi setiap fenomena sosial dan politik di Tanah Air.
Tak pernah terlintas di benak saya sebelumnya bayangan mengupas tema cium tangan. Namun setelah memperhatikan polemik kecil di kolom comment di bawah foto yg saya share, saya terdorong utk memberikan perspektif ttg tema tak fundamental ini.
Cium tangan diawali oleh orang yang menerima salam, kemudian tangannya dipegang oleh orang tersebut, dan telapak tangannya menghadap ke bawah; atau diawali dengan orang yang memberikan salam, kemudian ia mengulurkan tangannya,
dan tangan tersebut diterima dengan cara digenggam oleh orang yang ia beri salam. Tangan kadang dicium dengan hidung sbgmn di Hadramaut dan di Indonesia, dan kadang dgn bibir atau dikecup sperti dlm masyarakat aristokrat Eropa, skarang malah cium tangan hanya ditempelkan di pipi.
Ahlulbait dan Itrah dengan kesucian dan hak kepatuhan yang telah ditetapkan oleh Nabi dalam banyak hadis jalur Ahlusunnah sebagai orang-orang suci yang wajib dihormati dan dipatuhi terduga direduksi dan dikaburkan oleh para kroni dinasti Abbasiyah.
Desakralisasi dan pengaburan tidak dilakukan dengan penafian posisi Ahlulbait (karena ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi tentang keutaman Ahlulbait terlalu banyak) namun dengan dialihkan ke dzuriyah keturunan Nabi SAW.
Tidak hanya itu, para penguasa dinasti Abbasiah berupaya memberikan gelar sayyid kepada seluruh Bani Hasyim sebagai justifikasi dan legitimasi teologis atas kekuasaannya.
Insiden bersenjata di tol Cikampek KM 50 bbrp hari lalu yg kemdian terbunuhnya 6 org disikapi scara beragam antara pro dan kontra oleh individu-individu dlm komunitas Syiah meski dgn slisih prosentase. Fakta ini terlihat jelas di medsos
Keragaman sikap ini patut diapresiasi karena mencerminkan kesadaran konstitusional setiap individu Syiah sebagai warga negara dalam menyikapi setiap fenomena sosial dan politik di Tanah Air dengan menanggung segala konsekuensinya secara moral dan konstitusional.
Karenanya, masyarakat umum dan Pemerintah serta pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut juga setiap individu Syiah mestinya memahami bahwa komunitas ini menjunjung tinggi kemandirian individual dalam menyikapi setiap fenomena sosial dan politik di Tanah Air.