✍️B’lajar bersama
DR.Habib Muhsin Labib

KETURUNAN NABI SAW TIDAK DIKECUALIKAN
DARI PRINSIP KEADILAN DAN HUKUM

(Bagian 1)
Judul di atas sengaja dipilih sebagai deklarasi penolakan terhadap segala interpretasi dari teks ayat dan riwayat yang mencoba menganulir secara implisit predikat sakral dan posisi eksklusif Ahlulbait sebagai himpunan manusia suci dengan Nabi SAW sebagai pemuncaknya.
Penegasan ini perlu dilakukan demi mempertahankan prinsip keadilan dan kesetaraan sebagai cermin penghormatan kepada akal sehat.
Artikel ini ditulis sejak semula demi membuktikan bahwa Islam bukan agama satu klan dan bukan senarai folklor, bukan produk borjuisme yang membangun aristokrasi di balik traktat dan teks-teks yang diunduh tanpa menyertakan silogisme,
tapi agama yang dianut justru karena selaras dengan logika dan etika serta mengkonfirmasi keadilan dan kesetaraan dan memerangi preferensi dan diskriminasi.
Sedemikian fundamentalnya keadilan, sehingga beribu teks dengan segala otentisitasnya yang gradual takkan bisa diandalkan untuk meruntuhkannya.
Terdapat beberapa riwayat yang ditafsirkan oleh sebagian orang di kalangan Syiah yang malas berpikir adil dan rasional mengira teks semata bisa dijadikan sebagai dasar anggapan bahwa Allah SWT menganugerahkan ampunan (taubat) atas...
setiap orang berdosa dan menyimpang dari keturunan Nabi SAW sebelum kematiannya, dan tidak mati sebelum dibersihkan dari semua dosanya dan dampak-dampaknya. Salah satu teks yang mengesankan preferensi tanpa prestasi bagi dzurriyah tercantum dalam Maani Al-Akhbar hal. 392.
Teks-teks sejenis ini kerap dijadikan sebagai sarana justifikasi aneka tindakan negatif dan destruktif dengan segala dampak yang sangat luas karena masyarakat relijius yang telah dijejali doktrin hanya pasrah setiap kali menjadi korban,
apalagi dalam skala nasional akibat dari pemahaman irrasional terhadap teks yang berisi anjuran penghormatan dan kepatuhan kepada para keturunan yang dikira Ahlulbait yang ditetapkan suci dalam Al-Quran.
Penafsiran di atas yang menjadi pembentuk fallasi dan kerancuan pemahaman tentang pola relasi Ahlulbait dengan dzuriyah Nabi SAW dikritisi oleh sejumlah pemikir dari perspektif rasional yang disertai argumen tekstual dalam beberapa catatan sebagai berikut :
Pertama :
Meskipun yakin bahwa anugerah Tuhan tidak terbatas dan karunia-Nya tidak tidak terhitung jumlahnya, kami juga yakin sepenuhnya bahwa semua karuniaNya tidaklah sia-sia, dan anugerah-Nya tidak diberikan dengan karuniaNya tidak diberikan secara sembarangan,
tetapi diatur oleh hukum kebijaksanaan dan keadilan. Sudah jelas bagi kita bahwa tidak ada hubungan kekerabatan antara Tuhan dan siapa pun baik dari keturunan para nabi maupun dari keturunan para perusak.
Orang-orang dari keturunan para nabi tentu mempunyai potensi lebih besar dalan menerima hidayah sesuai hukum warisan genetik dan mendapatkan pendidikan yang baik. Namun itu tidak berarti mereka telah ditetapkan sebagai penhuni surga dan dimustahilkan sebagai warga neraka.
Allah berfirman "Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung...👇
dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah." (QS. Annisa : 23) dan "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."
(QS. Az-Zalzalah : 7-8)
Kedua ayat ini, serta ayat lainnya menegaskan hukum umum yang tidak menerima pengecualian, karena pengecualian bertentangan dengan keadilan dan kebijaksanaannya.
Selaraskah dengan keadilan Tuhan Yang Maha Esa bagi dua orang - misalnya - untuk diadili pada Hari Kebangkitan salah satunya adalah keturunan Rasulullah SAW dan lainnya bukan keturunannya namun keduanya setara dalam kekufuran dan penyimpangan secara konsisten,...
lalu dikeluarkan vonis neraka karena kekufuran dan penyimpangannya dan vonis surga atas seorang dari keturunan Nabi hanya karena cucu Nabi?
Apakah yg dijatuhi vonis neraka tak pantas memprotes: Ya Tuhan, org alawi itu tdk mengungguliku dlm iman atau amal, lalu mengapa Kau masukkan dia ke surga dan Kau masukkan aku ke neraka?
Anda jg dpt ajukan pertanyaan ini dgn cara lain, logiskah bila dua org dimasukkan ke surga,
salah satunya karena ketakwaan dan jerih payahnya dalam amal baik namun tidak memperoleh karunia hubungan biologis dengan Nabi, sedangkan lainnya dimasukkan ke surga karena keturunan Nabi SAW? Apakah keputusan ini selaras dengan keadilan Allah SWT?!
Kedua:
Prinsip yang dikonfirmasi oleh akal sehat ini sama dengan yang ditegaskan dalam banyak teks suci yang bersumber dari Nabi SAW dan para imam dari Ahl al-Bayt AS.
Salah sabtu sabda beliau adalah "Hai Bani Hasyim jgn menghadapku dgn mengandalkan nasab ketika orang2 slain kalian menghadapku dgn membawa amal mereka.
(Al-Kasysyaf, juz 1, hal. 314, Takhrij Al-Akhbar Az-Zaila'i, juz 1, hal. 91, Kanz Ad-Daqa'id karya Al-Mayhadi juz 1, hal. 349).
Pada bagian akhir hadis ini berdasarkan sejumlah sumber, Nabi SAW bersabda, "Aku sama sekali bukanlah bekal kalian kelak. (Ahkam Al-Qur'an karya Al-Jazshashah, juz 1, hal. 102).
Diriwayatkan,"Siapa yg lambat amalnya, garis keturunannya tdk akan mempercepatnya."
(Ahkam AlQuran, juz 1,
hal.102,
AlMajazat AnNabawiyah,
hal.402, Musnad Ahmad, juz 2, hal.252, Shahih Muslim, juz 8, hal. 71, Nahjul Balaghah kompilasi Syarif Radhi,
juz 4, hal.6 dlm rwyt Imam Ali)
Al-Qur'an mengatakan kepada kita bahwa anak seorang Nabi,
Nuh as. meninggal dalam kekufuran dan hubungan kekerabatannya dengan Nabi tak menyelamatkannya dari kecelakaan di dunia dan siksa di akhirat.
Allah berfirman, "Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.
Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.”
Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.”
Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim. Dan Nuh memohon kpd Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janjiMu itu pasti benar.
Engkau adalah hakim yang paling adil. Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya).
Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (Hud : 42 - 47). Hubungan biologis tak menganulir ketentuan permanen.
Allah SWT menetapkan melalui sebuah surah bahwa paman Nabi SAW sebagai penghuni neraka. "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka)." (Al-Masad : 3).
Anak-anak Nabi Muhammad SAW tidak dikecualikan dari ketentuan umum Allah yang berlaku atas anak-anak para nabi sebelumnya. Itulah prinsip keadilan dan kebijaksanaan Allah.
Akhir kata, ajaran yg menyamakan hubungan biologis yg merupakan karunia determinan dgn prestasi jerih payah kebajikan, bahkan menjadikan kekerabatan semata sbagai jaminan penghapusan dosa tak hanya tak layak dianut tapi patut dicampakkan ke keranjang mitos.

(Bersambung) 🙏✍️📚☕️

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Bakr Smith

Bakr Smith Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @BakarSmith

15 Dec
☕️✍️
DR.Habib Muhsin
Labib AsSaggaf

SURPLUS NASEHAT,
DEFISIT INTROSPEKSI

Berkat medsos perbuatan yang paling digemari karena terlihat bijak, mudah, gratis dan bisa menaikkan pamor di mata banyak orang adalah menasehati.
Ia cukup ditulis dan disebar.
Menasehati terlihat bijak karena selalu memuat arahan kebaikan dan kebijaksanaan sehingga pemberi kerap dianggap oleh penerima nasehat telah melaksanakan nasehat itu
Menasehati adalah perbuatan mudah karena tak perlu bekal ilmu khusus selain hanya memindahkan dan menyalin petuah yang tersedia untuk disampaikan meski tak melaksanakannya.
Read 15 tweets
15 Dec
✍️Bib @muhsinlabib

KEDERMAWANAN TANPA SYARAT KESAMAAN KEYAKINAN

Nabi Ibrahim dikenal sbagai org yg sngt dermawan dan penggemar tamu. Stiap hari dia hanya makan bila ditemani tamu. Stiap tiba wkt makan dia slalu berdiri depan rumah mengajak pelintas jalan utk menemaninya makan.
Bila tak menemukan tamu, dia mengelilingi pasar bahkan hingga pintu keluar kota.

Saking gemarnya mengundang tamu, dua malaikat berpenampilan dua manusia yang mengunjunginya ditawari makan hidangan seekor kambing namun menolaknya.
Kebiasan Ibrahim AS yang melampaui tak standar umum kedermawanan ini mengundang penasaran banyak orang.

Seperti biasanya suatu hari Ibrahim AS menyapa seorang musafir yang melintas depan rumahnya brahim pun lalu mempersilakan mampir untuk makan bersama.
Read 11 tweets
14 Dec
✍️DR.Habib @muhsinlabib
INSIDEN TOL CIKAMPEK ANTARA PRO DAN KONTRA

Insiden bersenjata di tol Cikampek KM 50 bbrp hari lalu yg mengakibatkan terbunuhnya 6 orang disikapi s’cara beragam antara pro dan kontra oleh individu-individu dlm komunitas Syiah meski dgn selisih prosentase.
Fakta ini terlihat jelas
di Medsos.

Keragaman sikap ini patut diapresiasi krn mencerminkan kesadaran konstitusional stiap individu Syiah sbagai warga negara dlm menyikapi stiap fenomena sosial & politik
di Tanah Air dgn mnanggung sgala konsekuensinya scara moral & konstitusional
Karenanya, masyarakat umum dan Pemerintah serta pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut juga setiap individu Syiah mestinya memahami bahwa komunitas ini menjunjung tinggi kemandirian individual dalam menyikapi setiap fenomena sosial dan politik di Tanah Air.
Read 7 tweets
13 Dec
✍️DR.Habib @muhsinlabib

CIUM TANGAN

Tak pernah terlintas di benak saya sebelumnya bayangan mengupas tema cium tangan. Namun setelah memperhatikan polemik kecil di kolom comment di bawah foto yg saya share, saya terdorong utk memberikan perspektif ttg tema tak fundamental ini. ImageImage
Cium tangan diawali oleh orang yang menerima salam, kemudian tangannya dipegang oleh orang tersebut, dan telapak tangannya menghadap ke bawah; atau diawali dengan orang yang memberikan salam, kemudian ia mengulurkan tangannya,
dan tangan tersebut diterima dengan cara digenggam oleh orang yang ia beri salam. Tangan kadang dicium dengan hidung sbgmn di Hadramaut dan di Indonesia, dan kadang dgn bibir atau dikecup sperti dlm masyarakat aristokrat Eropa, skarang malah cium tangan hanya ditempelkan di pipi.
Read 16 tweets
12 Dec
HABIB BUKAN AHLULBAIT

Ahlulbait dan Itrah dengan kesucian dan hak kepatuhan yang telah ditetapkan oleh Nabi dalam banyak hadis jalur Ahlusunnah sebagai orang-orang suci yang wajib dihormati dan dipatuhi terduga direduksi dan dikaburkan oleh para kroni dinasti Abbasiyah.
Desakralisasi dan pengaburan tidak dilakukan dengan penafian posisi Ahlulbait (karena ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi tentang keutaman Ahlulbait terlalu banyak) namun dengan dialihkan ke dzuriyah keturunan Nabi SAW.
Tidak hanya itu, para penguasa dinasti Abbasiah berupaya memberikan gelar sayyid kepada seluruh Bani Hasyim sebagai justifikasi dan legitimasi teologis atas kekuasaannya.
Read 22 tweets
11 Dec
INSIDEN TOL CIKAMPEK ANTARA PRO DAN KONTRA

Insiden bersenjata di tol Cikampek KM 50 bbrp hari lalu yg kemdian terbunuhnya 6 org disikapi scara beragam antara pro dan kontra oleh individu-individu dlm komunitas Syiah meski dgn slisih prosentase. Fakta ini terlihat jelas di medsos
Keragaman sikap ini patut diapresiasi karena mencerminkan kesadaran konstitusional setiap individu Syiah sebagai warga negara dalam menyikapi setiap fenomena sosial dan politik di Tanah Air dengan menanggung segala konsekuensinya secara moral dan konstitusional.
Karenanya, masyarakat umum dan Pemerintah serta pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut juga setiap individu Syiah mestinya memahami bahwa komunitas ini menjunjung tinggi kemandirian individual dalam menyikapi setiap fenomena sosial dan politik di Tanah Air.
Read 7 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!