CREDIT CARDS – Is it SAFE or DANGEROUS To Your Personal Finance?
Beragam macam pro kontra terkait penggunaan kartu kredit.
Ada yg mengatakan bakalan boros nih. Ada pula yg mengatakan efektif buat di saat emergency.
Yuk kita ulas dgn lebih komperehensif.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Seperti biasa, sebelum kita masuk inti bahasan, yuk kita survey dulu.
Bagi yg punya kartu kredit, apa kira2 yg jd alasan kalian buat punya kartu tersebut?
Kalo menurut uraian @Investopedia, kartu kredit dipahami sebagai kartu yg diberikan bank atau lembaga jasa keuangan, yg memungkinkan penggunanya “meminjam” uang untuk transaksi pembelian barang dan jasa.
Spefisiknya di merchants yg menerima kartu kredit sbg alat pembayaran.
Yang perlu ditekankan, layanan kartu kredit mengharuskan penggunanya untuk MEMBAYAR sejumlah uang yg dia “pinjamkan”, termasuk biaya bunga, biaya admin lain-lain, baik sebelum atau saat lewat jatuh temponya.
Ada term and condition yg benar2 harus dipahami nasabah.
Merujuk survey yg dibuat oleh @TheAscentPub dari 1,001 responden pemilik kartu kredit, 54% orang memiliki akses kartu kredit pertamanya pada usia 18-20 tahun.
29.8% mendapatkannya di usia 21-24 tahun.
Hanya 4.2% yang mendapatkannya di bawah usia 18 tahun.
Lebih lanjut dijabarkan, seseorang idealnya mendapatkan kartu kredit pertamanya paling muda saat mereka berusia 19 tahun.
Dan paling tua setidak-tidaknya saat usia 25 tahun.
Kalo tujuannya buat naikin rating credit score, memang disarankan punya saat usia muda.
Sebanyak 63% berpendapat kalo orang tua sebaiknya mengizinkan anaknya menggunakan kartu kredit mereka sebagai bentuk edukasi financial planning.
Ngajarin anak pola spending yg sehat seperti apa.
Jadi mereka kelak bisa bertanggungjawab atas perilaku spending mereka sendiri.
Ndak sedikit juga yg menganggap kartu kredit itu berbahaya.
Khususnya kalo sampe kita terjebak utang. Bener2 bisa mengacaukan finansial.
Karena itu setidaknya 1 dari 10 orang responden sampai menyarankan kita JANGAN pernah buka akun kredit.
Kalian termasuk yg mana? 😁
Secara rata2, 49.3% responden meyakini bahwa mereka punya finansial yg sehat. Kelompok finansial sehat tertinggi ada pada usia 18-20 tahun.
Definisi finansial sehat disini diukur dari : saldo tabungan, jumlah dana pensiun, gaji bulanan, kemampuan manage utang/cicilan, dll.
Di Indonesia sendiri, orang bisa punya lebih dari satu kartu kredit.
Menurut data riset @brilionet dan @JakpatApp, yg punya 1 kartu kredit ada sekitar 54% responden, 29% punya dua kartu, 10% punya sampai tiga, dan hanya 6% yang bisa punya 4 atau lebih kartu kredit.
Menurut @Marketing_co_id, 59% millennial Indonesia suka transaksi non tunai.
63% dari mereka mengatakan kalo butuh kartu kredit.
Untuk apa?
44% mengatakan buat program diskon, cashback, dan program cicilan. 44% yg gak butuh bilang bisa potensi pemborosan.
Sebanyak 42% responden menjadikan cashback, diskon, dan program cicilan sbg pertimbangan utama mereka dalam memutuskan untuk punya kartu kredit.
36% karna bebas biaya tahunan.
Dan 22% karna pertimbangan suku bunga rendah.
Mayoritas pengeluaran kartu kredit digunakan untuk alat elektronik (27%), makanan dan minuman (25%), perjalanan wisata (23%), hingga layanan stream music (5%).
53% orang punya limit kredit sampai 5-10 juta, 18% punya limit 10-15 juta, dan hanya 12% saja yg punya limit >30 juta.
Bank tentu tidak asal acc pengajuan kartu kredit seseorang.
Bank melakukan serangkaian penilaian untuk menentukan seberapa tinggi resiko kalo Anda dikasih kartu kredit? Berapa limit yg dikasih? Berapa suku bunga nya?
Assesment ini disebut dengan Credit Score. (@USAGov)
@NerdWallet menjelaskan beragam positif negative kita memiliki kartu kredit. Kita bahas yg positif dulu.
1). Convenience
Faktor kemudahan jelas jd alasan mengapa kartu kredit diminati.
Anda bisa transaksi dimanapun kapanpun pake Visa/Mastercard TANPA perlu bawa selembar uang.
2). Rewards
Beberapa bank biasanya memberikan pemegang kartu kredit rewards, seperti point, voucher belanja, atau cashback dari rupiah yg Anda keluarkan.
Memang Anda belanja bukan buat nimbun rewards tersebut, tapi kan tetep seneng dapet feedback/apresiasi kyk gitu.
3). Increasing credit score
Dengan sering melakukan transaksi dan pembayaran yg selalu on time, Anda akan mencatat history kredit yg positif.
Dan itu kemudian berdampak pd credit score Anda. Semakin bagus credit scores Anda, semakin mudah Anda untuk mengajukan pinjaman/cicilan.
3). Emergency Funds
Kartu kredit juga bisa berguna buat emergency funds.
Misal, Anda harus beli sesuatu yg urgent di tanggal tua. Gajian masih seminggu lagi.
Nah, kartu kredit bisa jadi alternative Anda buat melakukan transaksi.
Meskipun terlihat menguntungkan, namun kita harus tetep aware sama resiko penggunaan kartu kredit. Diantaranya adalah :
1). Bunga
Kartu kredit biasanya akan membebankan biaya bunga. Nah, umumnya bunga yg dibebankan tuh lumayan. Jd tentu Anda akan keluar duit ekstra.
2). Overspending
Kemudahan transaksi menggunakan kartu kredit seringkali membuat orang lupa daratan.
Gak sadar kalo belanjaannya sudah melebihi jauh dari batas budgetnya.
Jadi, sangat sangat disarankan buat bikin alokasi budget kredit maksimal yg diizinkan.
3). Denda Jatuh Tempo
Tiap tagihan kredit pada dasarnya memiliki tanggal jatuh tempo yang harus Anda perhatikan.
Keterlambatan pembayaran melebihi batas jatuh tempo akan membuat Anda kena denda tambahan.
Dan itu buat sebagian orang nominalnya lumayan, gaes.
4). Damaged Reputation
Kalo pembayaran tepat waktu bisa meningkatkan credit scores Anda, maka keterlambatan Anda bisa merusak credit scores Anda juga.
Ini berdampak pada sulitnya Anda dapet acc kalo kelak pengen ngajuin kredit/cicilan lain. Trust dari Bank pd Anda menurun.
CONCLUSION
Kunci penggunaan kartu kredit sebetulnya ada pada KEDISIPLINAN.
Disiplin manage alokasi budget, disiplin dlm spending, dan disiplin saat bayar tagihan.
Untuk bisa seperti itu, maka kita perlu mengukur kekuatan finansial kita. Sejauh mana batas spending yg diizinkan?
Sebelum memutuskan ingin menggunakan kartu kredit, pertimbangkan ulang kegunaannya untuk apa, seberapa stabil penghasilan kita, dan kalo perlu di list juga item-item apa saja yang HANYA boleh dibeli pake kartu kredit.
Sehingga cash flow kita pun bisa ter-manage dengan baik.
Jadi kalo ditanya apakah punya kartu kredit itu aman atau membahayakan??
Semua kembali pada gimana kita bisa BIJAK dalam melakukan spending, manage budget, dan kedisiplinan dlm membayar tagihan sebelum jatuh tempo.
Sampai ketemu di tulisan selanjutnya.
[THREAD – END]
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Okay kita udah terlalu sibuk ributin "joke" nya Coki, sampai gak tau kalo China diam-diam menguasai sektor kelautan.
@ABC News melaporkan sebanyak +- 17,000 armada 'gelap' kapal-kapal milik China tersebar di banyak belahan dunia untuk mengeruk hasil laut secara besar-besaran.
Ketika melihat armada besar kapal milik China melintas di dekat Galapagos Marine Reserve, pemerintah Ekuador membunyikan alarm tanda bahaya.
Mereka bahkan secara resmi meminta bantuan The United States Coast Guards untuk mengawasi aktivitas kapal-kapal "asing" itu disana.
Kenapa sampe minta bantuan US Coast Guard? Karna rombongan China yg datang itu sebanyak 350 KAPAL.
Melebihi jumlah armada kapal angkatan laut yg dimiliki oleh Ekuador, Peru, dan Chile sekaligus.
Petinggi US Coast Guard ndak bs jelaskan pasti semasif apa itu nangkep ikannya.
Dari sini kemudian muncul persepsi tentang defisini kecantikan.
Harus tinggi jenjang, gak boleh gendut, tetek gede kalo perlu, kulit putih, berotot kekar, brewok tipis, dll.
Giliran ada karakter orang gemuk misalnya. Perannya cuman sbg badut. Buat lucu-lucuan mereka yg cakep.
Pun karakter superhero klasik juga sama. Cowok ceweknya digambarkan punya badan yg body goals semua. Superman badannya abs semua. Catwoman badannya byuh dibuat menggoda.
Bahkan Hulk yg gembul pun digambarkan berotot. Hahaha.
Aku selama ini emang suka ngomel sama pemerintah, tapi aku emoh keseret benci yg bikin orang jd dungu.
Terkait vaksin, Anda harus pahami bahwa handle supply chain itu bukan perkara mudah. Apalagi Indonesia negara kepulauan. Challenge nya lebih gede lagi.
Memastikan 265 juta jiwa tersupply vaksin semua setidak-tidaknya butuh waktu 6-12 bulan.
Terutama kalo kita mempertimbangkan lead time produksi massal, shipment impor, handling di gudang, baru kemudian di distribusikan ke tiap RS atau puskesmas.
Untuk produksi massal sendiri perlu memperhatikan ketersediaan material dan kemasannya. Belom lagi kalo product defect dan gak lolos spesifikasi standar yg jadi patokan quality control.
Jadi emang supply chain itu ribet dan bukan perkara gampang.
SEXUALIZED ADVERTISING – Does Physical Attractiveness Matter?
Banyak perdebatan yg bicara ttg efektifitas visual seseorang dlm menaikkan penjualan. Namun faktanya, sampai saat ini strategi itu masih terus dipakai.
Gimana kita melihat ini dlm perspektif ilmu marketing?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Dengan menyebut nama Allah yg Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Menurut kalian, apa yg menjadi alasan beberapa perusahaan membutuhkan jasa seperti Sales Promotion Girl dalam program aktivitas marketing mereka?
Penggunaan SPG diatas sebetulnya sama dengan konsep sexualized advertising, dimana mereka menggunakan tampilan visual seseorang untuk menarik perhatian Anda.
Meskipun itu bukan bagian dari elemen yg berkaitan dgn produk atau jasa Anda.
Karna malem ini aku lagi pengen main PS, jadi kujelaskan to the point aja.
Dalam tulisan ini, nanti Anda akan mengenal tiga konsep :
1). Evngelism Marketing
2). Brand Exposure
3). Subliminal Message Marketing
Kalo menurut data global market fast food pada 2019 dari @TechCrunch, Mc Donald masih menempati peringkat pertama global market fast food (21,4%). Bandingkan dengan Burger King yg hanya mencapai (1,2%) market global aja.
Lantas, artinya apa??
Semakin besar marketnya, semakin banyak gerainya, semakin banyak karyawan yg perlu dihidupin, bukan?
Menurut uraian @MeatPoultry, Pandemic covid-19 terbukti mukul global sales McDonald sampai 24%. Salah satu sebabnya adalah customer McD didominasi mereka yg suka nongki disitu.