KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 43

Hari pertama pembukaan Mekah

Penghalalan darah beberapa penjahat
Rasulullah menghalalkan darah sembilan orang pelaku kejahatan Mekah, Rasulullah memerintahkan agar supaya kesembilan penjahat Mekah dibunuh, walaupun mereka terikat pada tirai Ka’bah
Mereka ialah:
~ Abd al-Uzza bin Khatal
~ Abdullah Ibni Abi Surah
~ Ikrimah bin Abi Jahal
~ Al-Harith bin Nufail bin Wahab
~ Muqis bin Sababah
~ Habbar bin Aswad
~ dua penyanyi wanita milik Ibn Khatal, keduanya ini sering mencaci Rasulullah melalui nyanyian mereka
~ Sarah hamba perempuan milik seorang Bani Abdul Muttalib, dia yang membawa risalah dari Hatib bin Abi Baltaah.
Ada pun Ibni Abi Surah, telah dibawa oleh Utsman ke hadapan Rasulullah, dia menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah, karenanya ia terhindar dari ancaman pembunuhan,
malah Rasul telah menerima pengakuan Islamnya, sebelumnya Rasulullah menangguhkan untuk menerimanya, dengan harapan akan ada org di kalangan sahabat yg bertindak membunuhnya, karena dia sebelumnya sudah memeluk Islam dan ikut berhijrah kemudian dia murtad dan lari pulang ke Mekah
Ikrimah bin Abi Jahal telah melarikan diri ke negeri Yaman, namun isterinya telah berusaha mendapatkan perlindungan, maka Rasulullah pun memberi jaminannya, dgn itu ia telah berusaha utk mendapat kembali suaminya yg lari,setelah bertemu dia turut pulang ke Mekah dan memeluk Islam
Ketika Ibni Khatal ditemui, sedang terikat di tirai Ka’bah, setelah dilaporkan kepada Rasulullah, maka Rasulullah berkata: "Bunuh saja". Maka Ibni Khatal pun dibunuh.
Ada pun Muqais bin Sababah telah dibunuh oleh Namilah bin Abdullah, Muqais sebelumnya telah memeluk Islam,
tiba-tiba terjadi peristiwa, Muqais menyerang seorang lelaki Anshor menyebabkan terbunuhnya lelaki Anshor, kemudian dia murtad dan lari menyertai kaum musyrikin ke Mekah.
Al-Harith merupakan orang yg paling menyakiti Rasulullah ketika di Mekah. Dia telah dibunuh oleh Ali bin Abi Talib.
Habbar bin al-Aswad adalah orang yang menganggu Zainab binti Rasulullah ketika akan berhijrah, dan menyebabkan Zainab terjatuh sehingga terjadi keguguran, namun dia telah lari dari Mekah, kemudian memeluk Islam dan menjadi orang baik.
Seorang dari dua penyanyi telah dibunuh, sedang yang kedua telah diberi jaminan keselamatan, karena dia memeluk Islam, sebagaimana terjadi kepada Sarah yang juga ikut memeluk Islam.
Kata ibnu Hajar:
Abu Ma'syar telah menyebut tentang mereka yang telah dideklarasikan darahnya halal, mereka ialah al-Harith bin Talatil al-Khuzai'e, dia telah dibunuh oleh Ali.
Al-Hakim menyebut bahwa di antara mereka yang dihalalkan darahnya ialah Kaab Zuhair, cerita tentang dia, akhirnya dia memeluk Islam dan bersyair memuji Rasulullah.
Ada pun perihal Wahsyi bin Harb dan Hind binti Utbah berakhir dengan memeluk Islam, sedang Arnab hamba perempuan Ibnu Khatal telah terbunuh, juga Ummu Saad sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu Ishak, dengan itu maka genaplah jumlah mereka yang dibunuh, ketika Pembukaan Mekah.
Safwan bin Umaiyah dan Fudhalah bin Umar memeluk Islam
Safwan bin Umaiyah tidak termasuk di antara tokoh yang dihalalkan darahnya, namun sifatnya sebagai pemimpin besar di dalam masyarakat, membawa dia mengkhawatirkan keselamatan dirinya sendiri, karena itu dia melarikan diri,
dan dimintakan jaminan keamanan dari Rasulullah oleh Umair bin Wahab al-Jumahi. Rasulullah pun menerima. Sebagai tanda atas permintaan Umair itu, Rasulullah memberikan surbannya yang dipakai.
Ketika memasuki kota Mekah. Amir pun segera mendapatkan Safwan yang akan menaiki kapal layar menuju ke negeri Yaman. Amir cepat-cepat menangkap Safwan, dan memberi tahu kepadanya bahwa dia telah meminta kepada Rasulullah untuk memberi waktu kepada Safwan selama dua bulan,
sebelum diputuskan, akan tetapi Rasulullah telah menjawab dengan sabdanya:
"Aku beri empat bulan".
Maka dengan itu Safwan pun memeluk Islam. Sebenarnya isterinya sudah memeluk Islam terlebih dahulu dari dia, dan Rasulullah telah mengakui dengan akad pertama mereka dahulu.
Fudhalah adalah seorang pejuang yang berani, dia telah datang menghampiri Rasulullah ketika sedang berthawaf dengan tujuan untuk membunuh Rasulullah.
Akan tetapi ketika Rasulullah berseiringan dengan Fudhalah, memberi tahu dia tentang rencana jahatnya yang terpendam di dalam hatinya, sehingga dia memeluk Islam.
Hari Kedua Pembukaan Mekah

Pada keesokan hari Rasulullah ﷺ tampil kembali di depan masyarakat Quraisy di Mekah, setelah memuji dan bertahmid kepada Allah, Rasulullah bersabda:
"Wahai manusia sekalian sesungguhnya Allah telah mengharamkan bumi Mekah sejak langit dan bumi ini diciptakan, maka Mekah menjadi haram. Pengharaman Allah itu, sampai dgn tiba hari qiamat. Tidak halal org yg beriman kpd Allah dan hari akhir, menumpahkan darah atau menebang pohon”
Kemudian apabila ada orang yang mempermasalahkan peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah, di Mekah, maka jawab kepada mereka:
“Sebenarnya Allah telah mengizinkan kpd Rasulnya saja dan tdk kpd yg lainnya, itu pun hanya saat tertentu saja, nah kini pengharaman berlaku kembali seperti pada hari kemarin, oleh krn itu kpd semua yg hadir di antara kamu berkewajipan menyampaikan perihal ini kpd yg tdk hadir".
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Tidak mematahkan durinya, tidak membuang buruannya, tidak mengambil barang yang tercecer kecuali orang yang mengenalinya, dan tanah lapangnya tidak bisa untuk buang air (air kecil atau air besar).”
Abbas menyela:
"Wahai Rasulullah kecuali batang Izkhir, karena itu untuk hamba-hamba dan rumah mereka".

Jawab Rasulullah:
"Ya kecuali batang Izkhir".
Peristiwa sebelumnya, Khuza'ah telah membunuh seorang lelaki dari Bani Laith untuk membalas dendam atas pembunuhan seorang anggota qabilah mereka. Sehubungan dengan perkara ini maka,
Rasulullah bersabda:

"Wahai kalian Khuza'ah, hindarkan tanganmu dari pembunuhan, sebenarnya pembunuhan terlalu banyak, walaupun itu bisa memberi manfaat.
Sebelumnya kamu telah membunuh mangsa kamu dan kini biarlah aku yang membayar ganti rugi (pampasan)nya,
akan tetapi siapa pun yang membunuh setelah pemberitahuanku ini, maka keluarganya harus memilih di antara dua pilihan, bila mereka mau darah maka darah pembunuhan, atau bila mereka mau tebusan ganti rugi maka pampasanlah yang harus dibayar".
Dalam riwayat lain;
Maka berdirilah seorang berketurunan Yaman yang dikenali sebagai Abu Syah menyeru:
"Wahai Rasulullah! Tuliskanlah itu untukku",
maka kata Rasulullah: "Ayo tuliskanlah untuk Abu Syah".
Kecurigaan Kaum Anshor

Setelah selesai semua urusan mengenai pembukaan Mekah yang merupakan tanah air dan tanah tumpah darah Rasulullah, maka beberapa orang Anshor mencurigai sesuatu, dan mereka berbisik-bisik di antara mereka:
"Apakah engkau berpendapat, bahwa setelah membantu Rasulullah hingga kembali di tanah airnya ini, akankah Rasulullah kemudian menetap di sini?".
Pada saat itu Rasulullah ﷺ sedang menadah tangannya, berdoa di atas bukit Safa', setelah selesai dari doanya itu kemudian Rasulullah bertanya:
"Apa yang kamu bicarakan tadi?".
Jawab mereka:
"Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah".

Rasulullah ﷺ kemudian mendesak, mengenai apa yang mereka bisikkan itu, sampai kemudian mereka bercerita yang sebenarnya, maka Rasulullah menegaskan:
"Aku berlindung kepada Allah sebenarnya penghidupanku adalah di penghidupanmu dan kematianku adalah di persada kematianmu".
Baiat

Setelah selesai pembukaan Mekah, berkat pertolongan Allah maka tampaklah kebenaran Islam di mata penduduk Mekah dan mereka sudah memastikan, bahwa tidak ada jalan lain menuju kejayaan kecuali dengan Islam, karenanya mereka semua tunduk dan patuh kepada ajaran-ajaran Islam,
mereka semua berkumpul untuk membuat pengakuan taat dan setia dalam baiat

Rasulullah duduk di Bukit Safa dengan semua yg hadir sedang Umar Ibnu Khattab di samping agak ke bawah dari Rasulullah memperhatikan siapa pun yg hadir di situ, semua yg datang membuat baiat dgn Rasulullah
Di dalam kitab "Madarik Tafizil" disebutkan:
Diriwayatkan bahwa setelah Rasulullah ﷺ selesai menerima baiat kaum lelaki, Rasulullah meneruskan baiat untuk kaum wanita.
Rasulullah ﷺ duduk di bukit Safa' sedang Umar bin Khattab duduk di samping Rasulullah membaiat mereka dengan perintah Rasulullah, juga menyampaikan kepada mereka segala sesuatu dari Rasulullah.
Hindun bin Utbah, isteri Abu Sufyan pun datang ke hadapan Rasulullah dengan cara menyamar diri, karena takut Rasulullah akan mengenali dia, karena Hindun bin Utbah masih ingat tindakan kejamnya terhadap Hamzah.
Maka Rasulullah ﷺ berkata:
"Aku membaiatmu untuk tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu pun". Tugas ini dilakukan oleh Umar, dan kata Rasulullah:
"Dan jangan kamu mencuri".
Maka jawab Hindun:
"Sebenarnya Abu Sufyan seorang yang bakhil, bila aku ambil sedikit hartanya dia tidak suka",
menyahut Abu Sufyan: "Apa yang engkau ambil itu halal".
Lalu Rasulullah ﷺ pun tersenyum karena Rasulullah telah mengenali dia katanya: "Engkau Hindun?".

"Ya wahai Rasulullah".
Katanya lagi: "Maafkanlah aku wahai nabi Allah",

maka Rasulullah ﷺ pun memaafkan dia. Kata Rasulullah:
"Dan tidak berzina".
Kata Hindun: "Apakah seorang wanita yang merdeka wajar berzina?".

Jawab Rasulullah: "Dan tidak sekali-kali membunuh anak-anak mereka".
Kata Hindun pula:
"Kami yang memeliharakan mereka sejak kecil lagi, dan Engkaulah yang membunuh mereka setelah dewasa, dan merekalah yang lebih mengetahui hal ini".
Karena anaknya, Hanzalah bin Abi Sufyan telah terbunuh dalam peperangan Badar, Umar ketawa hingga dia terduduk, sedang Rasulullah tersenyum saja.

Kata Rasulullah lagi: "Dan tidak juga melakukan perkara-perkara maksiat".
Jawab Hindun: "Demi Allah kerja maksiat itu suatu yg bodoh dan jelek, sebetulnya apa yg Rasulullah sampaikan itu adalah perintah yg wajar untuk menjadikan akhlak-akhlak mulia"

Selanjutnya kata Rasulullah ﷺ :
"Dan sekali-kali tidak membantah untuk kerja-kerja makruf (kebaikan)"
Kata Hindun: "Demi Allah kami menghadiri majlis dan di dalam hati kami tidak ada sedikit pun rasa durhaka".
Ketika dia pulang ke rumahnya kemudian dia memecahkan berhala-halanya sambil berkata:
"Kami tertipu oleh engkau".
Periode Ketiga

periode pertama: perjuangan dan peperangan
periode kedua: bangsa dan qabilah-qabilah arab berlomba lomba masuk islam.

Ini merupakan periode terakhir dalam perjalanan hidup Rasulullah ﷺ yang
mempertunjukkan pencapaian-pencapaian hasil usaha dakwahnya.
Setelah melalui waktu perjuangan jihad selama 20 tahun, kelelahan, kesengsaraan, peperangan dan pertarungan yang telah menumpahkan darah, semua ini telah Rasulullah ﷺ tempuh.
Pembukaan kota Mekah merupakan kemenangan yang sangat berarti yang telah dicapai oleh kaum muslimin di sepanjang tahun perjuangan mereka, suatu kemenangan yang telah mengubah peta dan urusan perjalanan hidup selanjutnya, serta merubah suasana dan kebiasaan bangsa Arab itu sendiri
Pembukaan itu merupakan garis pemisah antara era lama dan era yg akan datang, di mana sebelumnya bangsa Arab-lah yg menjadi panutan mrk. Penundukkan kaum quraisy dibawah bendera islam dianggap sebagai penghapusan total terhadap pengaruh dan penyembahan berhala di semenanjung Arab
Periode ini dapat dibagi menjadi dua fasa:

PEPERANGAN HUNAIN

Penaklukan kota Mekah terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan satu pukulan yang menyentak, telah membingungkan seluruh bangsa Arab dan menjadikan seluruh qabilah yang berdekatan terkejut,
mereka tidak berdaya untuk menghalanginya. Oleh karena itu mereka menyerah, tidak ada jalan lain selain menerima apa yang terjadi.
Akan tetapi beberapa qabilah yang merasa lebih kuat, ganas dan congkak, seperti suku Hawazin dan Thaqif, dan kemudian beberapa qabilah lain juga mengikutinya, seperti, qabilah Nasr, Jasyam, Saad bin Bakar dan beberapa individu dari Bani Hilal.
Mereka ini dari kelompok Qais Ailan, qabilah-qabilah ini tidak rela menerima kemenangan Islam. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk bersekutu dengan Malik bin Auf Nasri dan membuat keputusan untuk melawan kaum Muslimin.
Pergerakan Musuh dan Persinggahan Autas
Malik bin Auf sebagai pembesar negerinya, memimpin pergerakan untuk memerangi kaum Muslimin, dia membuat keputusan dengan membawa serta semua harta-harta, kaum wanita dan anak-anak mereka.
Kemudian mereka bergerak sampai di Autas, lembah yang terletak di daerah perkampungan Hawazin berdekatan "Hunain". Tetapi lembah Autas bukanlah lembah Hunain, lembah Hunain terletak berdekatan Zi Majaz. Jarak lembah Autas ke Mekah adalah sepuluh batu lebih ke arah Arafah.
Duraid bin Sammah

Ketika Malik bin Auf turun bersama orang banyak di Autas, di antara mereka adalah Duraid bin Sammah, seorang yang usianya sudah lanjut dan buta, akan tetapi memiliki pengetahuan tentang peperangan, berani dan berpengalaman.
Tanya Duraid:
"Di lembah kamu sekarang?"

Jawab yang hadir:
"Kita sekarang di Autas,"
maka kata dia: "Itu adalah tempat baik untuk kuda-kuda", dia berpikir bahwa "tidak ada peristiwa yang menyedihkan dan tanah lapang tidak diserang, tetapi apa itu? aku mendengar suara-suara unta dan teriakan keledai, bahkan kedengaran tangisan anak-anak dan suara kambing"
Jawab mereka: "Sebenarnya Malik bin Auf telah mengerahkan habis-habisan, bersama-sama prajurit adalah kaum wanita, harta-harta dan anak-anak mereka,"

kemudian dia menemui Malik bin Auf dan menanyakan kenapa semua dibawa.
Jawab Malik: "Aku akan menempatkan semua ini di belakang agar setiap tentara tetap bersemangat untuk mempertahankan haknya".
Kata Duraid: "Demi Allah, ini adalah tindakan seorang penggembala kambing, bukan tindakan seorang pemimpin bangsa. Apakah orang kalah dapat membawa pulang sesuatu?
Walaupun semuanya itu milik kau, tetapi tidak memberi faedah apa pun kepada seorang pahlawan selain dari pedang dan tombaknya.

Seandai kau kalah berarti kau telah berbuat sia-sia terhadap keluargamu dan hartamu".
Kemudian dia bertanya kepada qabilah-qabilah lain dan pemimpin-pemimpinnya.
Dan katanya lagi: "Wahai Malik bin Auf, sebenarnya kau belum menyediakan perisai "Huwazin" ke leher-leher kuda-kuda mereka, Ayo letakkan mereka di dalam benteng-benteng negara mereka,
kemudian majulah menghadapi pengikut Muhammad itu dengan kudamu, bila kemenangan berpihak kepadamu maka orang-orangmu akan mengikuti di belakangmu, tapi seandainya kau kalah maka keluargamu dan hartamu masih selamat".
Namun Malik bin Auf enggan mengikuti permintaan Duraid bin Sammah dengan menegaskan: "Demi Allah aku tidak akan lakukan, kau sudah lanjut usia, pemikiranmu pun sudah seperti anak-anak. Demi Allah,
Hawazin mesti mengikuti perintahku, atau aku tusukkan pedangku ini ke perutmu hingga keluar dari belakangmu".

Sebenarnya Malik bin Auf tidak suka Duraid memainkan peranan, yang kelak akan disanjung namanya.

Maka jawab seluruh Hawazin: "Ya kami semua mengikut arahanmu".
Sekali lagi Duraid berkata: "Inilah hari yang belum pernah aku saksikan, sepertinya, aku tidak mau melepas peluang untuk melihat kesudahannya".
Kemudian dia bersyair:

Seandainya aku masih muda
Di medan perang aku maju
Medan pertempuran aku bakar
Tentara aku pimpin
Air mata aku usap
Kini peperangan bagaikan binatang
Ke ruang penyembelihan dituntun
Pengintai Malik bin Auf

Beberapa orang pengintai yang dikirim oleh Malik bin Auf datang kembali kepadanya memberi laporan dalam keadaan suara menggeletar.
Kata Malik bin Auf: "Apa ceritanya?"
Jawab mereka; "Kami dapati tentara serba putih di atas belakang kuda-kuda merah dan putih, kami ketakutan dan inilah laporan kami".
Pengintai Rasulullah

Rasulullah telah mendapat pemberitahuan tentang pergerakan musuh, sebagai tindakan maka Rasulullah mengutus Abi Hadad Aslami, agar dia menyusup masuk ke tengah musuh dan tinggal disana untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai mrk. Abu Hadad pun berangkat
Rasulullah Bergerak Meninggalkan Mekah Menuju ke Hunain

Tanggal enam bulan Syawal tahun kedelapan Hijriah bertepatan dengan hari Sabtu, Rasulullah ﷺ pun bergerak keluar dari Mekah.
Hari itu genap sembilan belas hari Rasulullah memasuki dan berada di Mekah.
Rasulullah bergerak dengan kekuatan sebanyak 12.000 tentara Islam, sepuluh ribu adalah mereka yang berangkat bersama Rasulullah ketika pembukaan Mekah, selebihnya adalah penduduk Mekah, kebanyakan mereka masih baru menganut agama Islam.
Rasulullah ﷺ telah meminjamkan seratus pasang baju besi dengan kelengkapannya. Sebagai pemegang kendali tanggung jawab Mekah, Rasulullah menunjuk Utab bin Usaiyed sebagai amirnya.

Menjelang petang seorang prajurit berkuda telah datang menemui Rasulullah dan berkata:
“Saya telah naik ke bukit itu dan bukit ini, dan saya telah melihat qabilah Hawazin, yang telah bergerak keluar dengan seisi rumah mereka, wanita-wanitanya, unta-unta dan harta-hartanya.”
Rasulullah ﷺ tersenyum mendengar laporan itu sambil berkata:
"Itu adalah harta rampasan untuk kaum muslimin besok".
In syaa Allah, di malam itu secara sukarela Anas bin Abi Mirthad Ghanuwi telah menawarkan dirinya untuk mengawal Rasulullah.
Dalam perjalanan mereka ke "Hunain" tentara Islam melihat pohon besar menghijau yang dikenal dengan sebutan "Zat Anwat". Sudah menjadi adat orang Arab menggantungkan peralatan senjata mereka di situ.
Maka kata seorang tentara kepada Rasulullah:
"Wahai Rasulullah, buatkan untuk kita Zat Anwat, seperti mereka juga mempunyai Zat Anwat.”
Jawab Rasulullah ﷺ:
"Allahu Akbar, Maha Besar Allah, mengapa kamu berkata begitu. Demi Allah yang nyawa Muhammad di tangan-Nya,
kata-katamu itu serupa dengan kata-kata kaum Musa di masa lalu.
Jadikanlah untuk kami tuhan, sebagaimana mereka mempunyai tuhan dan Musa berkata:
Sesungguhnya kamu ini kaum yang jahil, sebetulnya inilah tasyabuh, dan sebenarnya kamu akan mengikuti jalan-jalan orang yang musyrik jahiliyah terdahulu".
Ada juga di antara mereka yang berkata congkak, setelah melihat jumlah tentara yang banyak:
“Di hari ini kita tidak bisa dikalahkan lagi.”
Kata-kata ini tidak disukai oleh Rasulullah ﷺ.
Tentara Islam diserang

Tibalah Tentara Islam di Hunain pada malam Selasa sepuluh hari terakhir bulan Syawal. Malik bin Auf telah sampai di Hunain terlebih dahulu, dia telah menyusun taktik tentaranya di lembah Hunain,
dengan meletakkan kelompok penyerang di sepanjang jalan dan pintu masuk, bahkan di seluruh lereng-lereng bukit Hunain dan lorong-lorongnya, dia memberi petunjuk agar mereka memanah tentara Islam apabila mereka muncul di situ.
Di penghujung malam Rasulullah ﷺ menyusun strategi tentaranya, Rasulullah membagi tentaranya menjadi pasukan-pasukan dan unit-unit, di awal subuh mereka berjalan menuju ke lembah Hunain.
Ketika tentara Islam turun ke lembah, tiba-tiba mereka dihujani anak panah oleh tentara Malik yang telah lama menunggu di situ, serentak unit-unit tentara musuh menyerbu mereka, tentara Islam pun kalang-kabut mundur ke belakang lari tunggang langgang.
Abu Sufyan berkata; "Kekalahan mereka ini tidak akan berhenti, kecuali mereka mundur hingga pesisir Laut Laut Merah.
Dalam keadaan kelam Kabul Jibillah atau Kildah bin Junaid berteriak: "Hari ini sihir Muhammad sudah tidak mempan lagi".
Rasulullah ﷺ mengelak ke sebelah kanan sambil berteriak: "Wahai kalian semua ayo ke sini, aku adalah Rasulullah ﷺ, aku Muhammad Ibni Abdullah". Yang tetap bersama Rasulullah dalam keadaan kritis ini hanya beberapa orang dari kaum Muhajirin dan keluarga Rasulullah.
Dalam situasi yang sangat ktitis ini muncullah keberanian Rasulullah ﷺ yang tidak ada bandingnya. Rasulullah tampil ke depan kaum kafirin dengan menyambuk keledainya sambil berteriak:
“Aku adalah Nabi yang benar, tidak berdusta, Akulah putera Abdul Muttalib”
Abu Sufyan bin Harith kemudian memegang tali keledainya dan Abbas pun dgn kendaraannya, keduanya membantu Rasulullah agar keledai tetap terkendali. Kemudian Rasulullah turun dari keledai dgn tangan memohon kpd Allah sambil berdoa:
“Ya Allah Ya Tuhanku turunkanlah pertolongan Mu”
Tentara Islam Maju Kembali Meneruskan Peperangan

Rasulullah ﷺ meminta pamannya Abbas yang memiliki suara lantang untuk berteriak kepada semua para sahabat dan tentara Islam yang mundur. Kata Abbas:
"Mana dia para sahabat setia?"
Demi Allah, Ketika mereka mendengar teriakan itu, mereka balik ke depan bagaikan kembalinya seekor lembu yang marah.
Jawab mereka semua: "Ya Rasulullah, Ya Rasulullah”
Ada juga orang yang mencoba balik menuju Rasulullah dengan untanya,
namun ontanya sudah tidak berdaya karena sesak, maka ditinggalkan saja tunggangan itu, dengan mengambil pedang, dan perisai, kemudian melesat menuju ke arah teriakan suara".
Setelah terkumpul seratus orang, kemudian mulailah mereka maju untuk menghadapi perlawanan musuh dan terjun dalam peperangan dgn semangat bergelora.
Kemudian terdengar teriakan membahana khusus ditujukan kpd golongan Anshor, lebih khusus lagi kpd golongan Bani Harith bin Khazraj,
dengan demikian kelompok-kelompok Islam mulai tampil ke medan pertempuran lagi, sampai situasi medan pertempuran pulih kembali.
Kini kedua-dua belah pihak saling menyerang pihak lawannya.
Rasulullah melihat ke arah medan pertempuran, nampak begitu sengit dan dasyat, masing-masing pihak ingin segera memenangkan pertempuran.
Rasulullah ﷺ bersabda: "Kini peperangan memuncak"
Kemudian Rasulullah mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah musuh sambil bersabda: "Buta mata kalian".
Dengan izin Allah SWT setiap mata tentara musuh terkena lontaran pasir Rasulullah sehingga membuat mereka kalang kabut dan mundur.
Kekuatan Musuh Terpecah

Tidak berapa lama, setelah Rasulullah ﷺ melemparkan pasir ke muka tentara musuh, tampaklah kekalahan mereka, dari pihak Thaqif tujuh puluh orang tentara terbunuh,
dengan demikian kaum muslimin memenangkan peperangan dan memperoleh harta rampasan dan peralatan senjata musuh termasuk kaum wanitanya menjadi tawanan.
Firman Allah SWT menyebutkan:

لَقَدۡ نَصَرَکُمُ اللّٰہُ فِیۡ مَوَاطِنَ کَثِیۡرَۃٍ ۙ وَّ یَوۡمَ حُنَیۡنٍ ۙ اِذۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ کَثۡرَتُکُمۡ فَلَمۡ تُغۡنِ عَنۡکُمۡ شَیۡئًا وَّ ضَاقَتۡ عَلَیۡکُمُ الۡاَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ ثُمَّ وَلَّیۡتُمۡ مُّدۡبِرِیۡنَ
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun,
dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.
At-Taubah (التوبة) / 9:25
ثُمَّ اَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلٰی رَسُوۡلِہٖ وَ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ اَنۡزَلَ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ عَذَّبَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ وَ ذٰلِکَ جَزَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yg beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yg kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yg kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
At-Taubah 9:26
Pengejaran Musuh

Sebagian musuh yang kalah melarikan diri ke Taif, kelompok lain lari ke Nakhlah, sebagian lagi lari ke Autas.
Rasulullah ﷺ segera mengirim satu unit pemburu yang dipimpin oleh Abu Amir Asya'ari,
di sana terjadi pertempuran seru di antara mereka, di sekitar perkemahan mereka, akhirnya suku musyrikin harus mengakui keunggulan pasukan Islam. Akan tetapi dalam pertempuran ini Abu Amir Asya'ari harus mengalami syahid.
Kelompok tentara Islam yang lain memburu kelompok musyrikin yang lari ke Nakhlah dan pertempuran seru tejadi secara sporadis, tentara Islam akhirnya memenangkan setiap pertempuran.
Duraid bin Sammah akhirnya juga terbunuh, dibunuh oleh Rabiah bin Rafi'e.
Sedang kelompok yang lari ke Taif, Rasulullah sendiri yang memburunya dan di akhir pengejarannya memperoleh rampasan-rampasan perang yang sangat banyak.
Rampasan Perang

Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas:

Enam ribu (6,000) orang tawanan,
dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta,
lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan
empat ribu (4,000) uqiyah emas.
Rasulullah memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di "Ja'ranah", dengan menunjuk Mas'ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai gerakan ghuzwah (invasinya) ke "Ta'if".
Setelah invasi ke Ta'if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya.
HAJJAH WADA'
Haji Terakhir

Tugas dakwah Rasulullah ﷺ sudah mendekati penghujung selesai, penyampaian risalah pun sudah dilaksanakan,
penegakan sebuah syariat baru yang berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada Allah dan tidak ada tuhan selain Allah berdasarkan risalah Muhammad ﷺ telah menjadi kenyataan.
Rasulullah seakan-akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang memberitahu bahwa persinggahan Rasulullah di dunia sudah sampai pada waktu yang telah ditetapkan.

Hal ini nampak ketika Rasulullah mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun ke 10 H
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Muaz:

"Wahai Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku".
Muaz menangis tersedu-sedu karena akan berpisah dengan Rasulullah.
Dengan izin Allah, Rasulullah ﷺ berkesempatan melihat hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan selama dua puluh tahun lebih.
Di ujung bandar Mekah, Rasulullah ﷺ berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam. Rasulullah minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan amanah dan tugas-tugasnya,
menyampaikan risalah dan bertanggungjawab menasihati seluruh umat.

Pada hari itu Rasulullah mengdeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji yg terakhir. Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah, mrk semua ingin menyertai dan mengikuti Rasulullah dalam ibadah hajinya
Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan Zulkaedah, Rasulullah ﷺ siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya, memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya serta menyandang senjatanya.
Setelah sholat dzuhur, Rasulullah ﷺ bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum masuk waktu Ashar. Di sana Rasulullah menunaikan sholat sunat dua rakaat dan bermalam.
Keesokkan harinya setelah sholat Subuh, Rasulullah memberitahukan kepada semua sahabat yg hadir:
"Tadi Malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Allah yg menyabdakan: Sholatlah kamu dilembah yg penuh berkat ini dan niatkanlah wahai Muhammad: Umrah dikerjakan bersama-sama Haji"
Sebelum Rasulullah ﷺ menunaikan sholat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu Rasulullah bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululah.
Aisyah menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasulullah ﷺ membiarkan tanpa membasuhnya dan kemudian menunaikan sholat dzuhur dua rakaat.
Setelah selesai sholat, Rasulullah kemudian bertahlil ditempat sholatnya untuk memulai ibadah haji dan umrah sebagai haji qiran
Setelah itu barulah Rasulullah bergerak dengan menunggangi untanya yg bernama Quswa', di situ Rasulullah bertahlil lagi sedang untanya kemudian bergerak
Rasulullah meneruskan perjalanan suci ini hingga hampir memasuki Mekah, maka Rasulullah bermalam di Tawa.
Keesokkan harinya Rasulullah memasuki Mekah setelah sholat Shubuh, di pagi hari Ahad tanggal empat hari terakhir bulan Dzulhijjah tahun kesepuluh Hijriah.
Selama delapan malam Rasulullah ﷺ menghabiskan waktu untuk perjalanannya yang sederhana itu dan apabila Rasulullah memasuki Masjid Haram, kemudian Rasulullah berthawaf mengelilingi Ka’bah dan melakukan Sa’i di antara Safa dan Marwah, tanpa merubah pakaian ihramnya,
karena Rasulullah dalam mengerjakan haji kali ini secara qiran berserta dengan binatang sembelihannya.

Kemudian Rasulullah ﷺ singgah di Hajjun tanpa mengulangi thowaf melainkan thowaf rukun haji.
Rasulullah menyuruh para sahabat yang tidak mempunyai binatang sembelihan agar menjadikan ihram mereka itu sebagai umrah, dengan berthawaf mengelilingi Ka’bah, dan bersa’i di antara Safa dan Marwah, kemudian mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa.
Tetapi para sahabat ragu-ragu untuk melakukan perintah Rasulullah itu.
Kemudian Rasulullah menegaskan: "Bila maju untuk berbuat sesuatu, aku tidak akan kembali atau menarik kembali qurbanku ini. Dan bila aku tidak mempunyai binatang qurban pasti aku mengganti pakaian ihramku ini.
Ayo! Kamu yang tidak memiliki binatang sembelihan, pakaian ihram segera diganti ". Kemudian mereka mematuhi petunjuk Rasulullah.
Pada hari kedelapan Dzulhijjah yang dikenali juga sebagai hari Tarwiyah, Rasulullah ﷺ bergerak menuju Mina. Di Mina Rasulullah telah menunaikan Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Shubuh.
Rasulullah berhenti di Mina beberapa saat hingga matahari naik barulah Rasulullah berjalan menuju Arafah.

Bersambung besok, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

18 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 44

Hari-Hari Terakhir Rasulullah ﷺ

Khotbah Rasulullah

Sampai di Arafah di kawasan Namirah, Rasulullah ﷺ melihat sebuah kemah yang sudah didirikan untuk beliau. Rasulullah pun singgah sampai matahari terbenam di ufuk barat. Image
Rasulullah ﷺ minta agar unta Quswa' dibawa ke tempatnya, dari situ Rasulullah pun bergerak menuju ke Batan Wadi. Di sana sudah banyak orang berkumpul kurang lebih seratus ribu empat puluh empat orang.
Rasulullah ﷺ berdiri di depan mereka, kemudian menyampaikan khotbahnya:
"Wahai umatku sekalian, dengarlah kata-kataku ini, sebenarnya aku tidak tahu apakah aku masih bisa menemui kalian setelah tahun ini. Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram seperti haramnya hari ini, bulan ini, dan tanah ini.
Read 112 tweets
16 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 42

Orang-orang Munafik

Sementara orang-orang Mukmin dari berbagai kabilah berdatangan untuk bergabung bersama sambil berlomba membawa sedekah ke Madinah, orang-orang munafik malah berbisik-bisik.
Mereka mencari-cari alasan untuk tidak ikut di antara sesama mereka, terdengarlah cemoohan kepada ajakan Rasulullah ﷺ.

"Jangan kalian berangkat dalam keadaan udara panas ini," demikian ajak mereka kepada yang lain.
Tentang perkataan ini turunlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ یَّقُوۡلُ ائۡذَنۡ لِّیۡ وَ لَا تَفۡتِنِّیۡ ؕ اَلَا فِی الۡفِتۡنَۃِ سَقَطُوۡا ؕ وَ اِنَّ جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ بِالۡکٰفِرِیۡنَ
Read 111 tweets
16 Dec
Syuf, afwan ijin ane nambahin ya🙏🏿

Muazin Di Masa Rasulullah SAW

Abdullah bin Ummi Maktum ra merupakan muazin pada masa Nabi Muhammad. Sahabat Nabi ini termasuk Assabiqun al awwalun (orang-orang pertama yang masuk Islam).
Jika dibandingkan beberapa sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali bin Abu Thalib, Abdurahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqass, Zubbair, sahabat Nabi satu ini tidaklah begitu dikenal. Jangankan az Zubbair, bahkan dibandingkan Abu Darda sekali pun.
nama Abdullah jarang sekali ditulis dalam tradisi khazanah Islam, meski ia salah satu generasi as-sabiquna al-awwalun. Ia digambarkan memiliki fisik tak sempurna, sebab matanya tak dapat melihat (buta).
Read 43 tweets
15 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 41

Perang Hunain

Malam Rabu tanggal 10 Syawal pasukan muslim tiba di lembah Hunain. Namun diam-diam Malik bin Auf dan pasukannya sudah tiba lebih dulu di sana. Malik menyusupkan pasukannya di tengah kegelapan malam.
Ia menyebarkan mereka di setiap jalan masuk ceruk tersembunyi dan celah celah bukit.

Selepas sholat subuh Rasulullah ﷺ menyerahkan bendera dan membagi-bagikan tugas kepada setiap komandan. Setelah itu beliau memerintahkan agar pasukan muslim berangkat.
Tiba-tiba saja di dalam keremangan subuh, serangan panah yang gencar dan serentak datang seperti hujan. Pasukan musuh membuka serangan, mereka menyerbu turun didahului oleh seorang laki-laki yang menunggang unta merah. Ia membawa Bendera Hitam di ujung tombak.
Read 86 tweets
14 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 40

Surat Hathib bin Abi Balta'ah

Rasulullah ﷺ memerintahkan semua orang untuk mengadakan persiapan. Beliau memberi tahu bahwa sasaran mereka kali ini adalah Mekah. Beliau pun berdoa:
"Ya Allah buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar ini, hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba."
Namun seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta'ah menulis surat kepada Quraisy tentang rencana ini. Surat itu dibawa oleh Sarah, salah seorang budak wanita yang diberi uang oleh Hathib. Setelah menyembunyikan surat dalam gulungan rambutnya wanita itu pun berangkat.
Read 86 tweets
13 Dec
Mohon maaf tidak ada area abu-abu di dalam agama
Kalau ada ulama yang tidak memberi contoh yang baik bagi umat dan tidak mengikuti akhlak Rasulullah maka tinggalkan, jangan di ikutin hatta cucu Rasulullah sekalipun
Perihal rezim yang sebagian orang menyebutnya “zolim” maka sikap yang perlu di ambil sebagaimana kaedah hadis bukan dengan mengangkat senjata atau melaknatnya
Pemimpin Adalah Cerminan Rakyatnya

Allah berfirman:

وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang2 yg zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yg lain disebabkan apa yg mereka usahakan" (Al-'An`ām: 129)
Read 8 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!