Mohon maaf tidak ada area abu-abu di dalam agama
Kalau ada ulama yang tidak memberi contoh yang baik bagi umat dan tidak mengikuti akhlak Rasulullah maka tinggalkan, jangan di ikutin hatta cucu Rasulullah sekalipun
Perihal rezim yang sebagian orang menyebutnya “zolim” maka sikap yang perlu di ambil sebagaimana kaedah hadis bukan dengan mengangkat senjata atau melaknatnya
"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang2 yg zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yg lain disebabkan apa yg mereka usahakan" (Al-'An`ām: 129)
Ketika Al-Hafidz As-Suyuthi menafsirkan ayat ini, beliau mencantumkan hadis berikut:
ﻛﻤﺎ ﺗﻜﻮﻧﻮا ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺆﻣﺮ ﻋﻠﻴﻜﻢ
"Sebagaimana keadaan kalian, seperti itulah pemimpin kalian" (HR Al-Baihaqi)
Demikian pula penafsiran ulama Salaf, A'masy:
ﺇﺫا ﻓﺴﺪ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻣﺮ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺷﺮاﺭﻫﻢ
"Jika keadaan manusia sudah rusak maka yang jadi pemimpin adalah orang yang buruk" (Tafsir Ad-Dur Al-Mantsur)
Kalau kita mengutuk sana sini dengan menuduh para pemimpin di semua tingkatan adalah jelek, itu karena kita semuanya memang demikian keadaannya. Oleh karenanya dahulu para Sahabat terdiri dari orang-orang mulia maka yang terpilih menjadi pemimpin
seperti Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar, Sayidina Utsman dan Sayidina Ali.
Sebab Rasulullah telah berhasil mendidik pribadi-pribadi yang luar biasa.
Mendidik umat inilah yang terus dilanjutkan perannya oleh ormas-ormas Islam seperti NU dan Muhamadiyah
Bukan dengan mengajari umat untuk membenci, memfitnah dan mencaci maki
Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹☕️
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Malam Rabu tanggal 10 Syawal pasukan muslim tiba di lembah Hunain. Namun diam-diam Malik bin Auf dan pasukannya sudah tiba lebih dulu di sana. Malik menyusupkan pasukannya di tengah kegelapan malam.
Ia menyebarkan mereka di setiap jalan masuk ceruk tersembunyi dan celah celah bukit.
Selepas sholat subuh Rasulullah ﷺ menyerahkan bendera dan membagi-bagikan tugas kepada setiap komandan. Setelah itu beliau memerintahkan agar pasukan muslim berangkat.
Tiba-tiba saja di dalam keremangan subuh, serangan panah yang gencar dan serentak datang seperti hujan. Pasukan musuh membuka serangan, mereka menyerbu turun didahului oleh seorang laki-laki yang menunggang unta merah. Ia membawa Bendera Hitam di ujung tombak.
"Ya Allah buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar ini, hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba."
Namun seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta'ah menulis surat kepada Quraisy tentang rencana ini. Surat itu dibawa oleh Sarah, salah seorang budak wanita yang diberi uang oleh Hathib. Setelah menyembunyikan surat dalam gulungan rambutnya wanita itu pun berangkat.
Ketika kaum muslimin yang hijrah ke Habasyah tiba kembali ke Madinah, sekali lagi Rasulullah ﷺ melihat beberapa dari mereka biasa hidup enak tanpa bekerja.
Maklum selama di Habasyah, mereka hidup dari pemberian-pemberian Najashi yang baik budi. Di Madinah, sebagian mereka bahkan hidup dari zakat. Maka Rasulullah ﷺ pun menganjurkan agar mereka mau bekerja.
"Orang miskin itu bukanlah orang yang tidak mendapatkan satu atau dua suap makanan, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta kekayaan dan merasa malu meminta-minta kepada orang lain secara paksa," demikian nasihat Rasulullah ﷺ kepada orang-orang itu.
Selain itu Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada Najasyi, raja Habasyah yang menerima kaum muslimin yang mengungsi ke negerinya. Amir bin Umayyah adh Dhamri menyampaikan surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi:
Bismillahirohmanirohim
Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi pemimpin Habasyah (Habsyi). Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma ba'd.
Aku memuji bagi tuan kepada Allah yang tiada ilah selain Nya.
Dialah penguasa yang Maha Suci, yang memberi kesejahteraan memberi perlindungan dan yang berkuasa.
Aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah roh Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, dan menjaga kehormatan diri lalu dia mengandung Isa
Tidak lama kemudian datanglah Abu Bashir dengan membawa pedang terhunus. Abu Bashir tahu bahwa Rasulullah ﷺ sangat teguh memegang perjanjian. Jika saat itu ia menetap di Madinah, Rasulullah pasti akan memulangkannya kembali.
Maka Abu Bashirpun berkata:
"Rasulullah, jaminan Tuan sudah terpenuhi dan Allah sudah melaksanakannya buat tuan. Tuan menyerahkan saya ke tangan mereka dan dengan agama saya ini saya tetap bertahan supaya saya jangan dianiaya atau dipermainkan karena keyakinan agama saya ini."
Setelah berkata begitu Abu Bashir pergi meninggalkan Madinah. Rasulullah ﷺ tahu maksud Abu Bashir. Beliau pun memandang kagum orang itu karena keberaniannya. Dalam hati Rasulullah ﷺ mengharapkan Abu Bashir mempunyai anak buah.
Jika Allah memudahkan bagimu mengerjakan sholat malam, maka janganlah memandang rendah orang yang tidur
Jika Allah memberi kekuatan kepadamu untuk berpuasa. Maka janganlah memandang rendah orang-orang yang tidak berpuasa dengan tatapan menghinakan
Jika Allah memudahkan bagimu untuk berjihad. Maka janganlah kamu memandang rendah orang orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan
Jika Allah memudahkanmu dalam mengais rizki. Maka jangan memandang rendah orang orang yang berhutang dan kurang rizekinya. Dengan pandangan yang mengejek dan mencela. Karna harta benda adalah titipan alloh yang suatu saat akan di pertanggung jawabkan.