Cramming students head with facts should not be the main activity in education.
What is necessary to be the focus of teacher is teaching students how to think (to identify, analyze, evaluate, and construct argument) and prepare them to be a "self-directed thinker and learner".
Cuitan di atas merupakan refleksi terhadap pidato Albert Einstein pada 15 Oktober 1931 di State University of New York (Universitas Negeri New York) di Albany dalam rangka peringatan 300 tahun pendidikan tinggi Amerika.
Tulisan-tulisan dan pidato-pidato Albert Einstein lainnya dapat diunduh dan dipelajari melalui tautan berikut:
Dalam buku "Einstein: His Life and Times", ada yang menarik mengenai pandangan Einstein terkait pendidikan.
Jadi, waktu Eintein ada di Amerika, Thomas Edison lagi bikin gaduh Amerika dengan opininya tentang the uselessness of college education.
Einstein merespon terhadap pernyataan bombastisnya si Edison:
“It is not so very important for a person to learn facts. For that he does not really need a college. He can learn them from books. *
* The value of an education in a liberal arts college is not the learning of many facts, but the training of the mind to think something that cannot be learned from textbooks.”
(Halaman 185 dari buku "Einstein: His Life and Times" by Philipp Frank)
Buku "Einstein: His Life and Times"-nya bisa diunduh dan dipelajari melalui tautan berikut:
Yang pelu digarisbawahi sepertinya bagian yang ini:
"... The value of an education in a liberal arts college is not the learning of many facts, but the training of the mind to think something that cannot be learned from textbooks.”
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Salah satu output pembelajaran Berpikir Kritis adalah mampu mengidentifikasi argumen dan menganalisis validitas dari argumen tersebut.
Nah. Seiring dengan makin banyaknya informasi yang membanjiri kita, kemampuan menganalisis validitas suatu argumen/klaim ini jadi makin penting.
Argumen tuh apa sih?
Jadi: (1) Pernyataan adalah segala hal yang dinyatakan, baik secara lisan, tulisan, dll. (2) Proposisi adalah pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah, namun tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan.
(3) Premis adalah proposisi yang akan dijadikan elemen dalam pengambilan kesimpulan. (4) Kesimpulan adalah proposisi yang merupakan hasil akhir dari proses penyimpulan dari premis-premisnya. (5) Argumen adalah satu pake premis-premis dan kesimpulannya.
Ada 3 model kerangka berpikir yang sering digunakan untuk mengategorikan dan menguraikan berbagai hal, yaitu (1) Model diagram venn (2) Model mind mapping (3) Model matriks
Contoh 1.
Model: Diagram venn
Topik: Pengategorian kemungkinan hubungan antara sains dan sosial sains yang akan dipetakan berdasarkan definisi keduanya
Indikator kinerja suatu kelompok itu tergantung pada tujuan adanya kelompok tersebut.
Kalo tujuan stafsus milenial ini adalah membantu Presiden menyusun kebijakan publik (KP), maka indikator kinerjanya adalah seberapa besar kontribusi mereka dalam membantu Presiden menyusun KP.
(1) Kenapa "persepsi publik terhadap masing-masing stafsus milenial" dijadikan sebagai indikator kinerja?
(2) Kenapa "aksi nyata masing-masing stafsus milenial" dijadikan sebagai indikator kinerja?
(3) Apa hubungan antara "persepsi publik terhadap masing-masing stafsus milenial" dan "aksi nyata masing-masing stafsus milenial" terhadap tujuan adanya stafsus milenial itu sendiri (yakni membantu Presiden menyusun kebijakan publik)?
Sebagian abang nasgor (nasi goreng) memastikan apakah nasgor bikinan mereka udah pas atau belum sebelum disajikan ke pembeli dengan cara mencicipi nasgornya secuil.
Jadi, secuil nasgor ini adalah sampel yang dianggap sebagai perwakilan dari populasi nasgor secara keseluruhan. 🍛
Populasi adalah seluruh objek yang diteliti dan sampel adalah perwakilan dari populasi.
Dalam kasus nasi goreng bikinan si abang ini, maka populasi adalah nasi goreng secara keseluruhan dan sampel adalah secuil nasi goreng yang beliau cicipi.
Jadi, abang nasi goreng ini pada dasarnya sedang melakukan analisis statistika inferensial dengan menganalisis rasa secuil nasgor (sampel) lalu menginferensikannya (menyimpulkan-menggeneralisasi) sebagai rasa nasgor secara keseluruhan (populatif).
Uraian pada flowchart tersebut hanya menjelaskan 3 hal, yaitu (1) proposisi tunggal dan majemuk (konjungtif, disjungtif, implikatif, dan biimplikatif); (2) quantifier (universal dan existential); dan (3) penarikan kesimpulan (modus ponens, modus tollens, dan silogisme hipotetik).