Kemudian beliau menguatkan argumennya dan berkata,
"Allah Subhanahu wa ta'ala menyebutkan ini utk memberikan sedikit stretching dasar bahwa manusia dengan semua permintaan & gelisah2 kebebasannya itu biarlah saja terus duduk dan NGAREP sesuatu yang tak mungkin dia dapatkan".
Bisa jadi yang dimaksud oleh sang ustad tertuju pada "para feminis", sesuai konteks webinarnya.
Kemudian Beliau mengutip surah Al-Qiyamah ayat 36, dan Beliau memberi penjelasan atas ayat itu:
👇🏻
"Menyangka-kah manusia itu, apakah mereka manusia itu, yang mengimani kebebasan itu, yang menganggap kebebasan itu adalah bagian dari dirinya yang terlahir bersama dirinya, menyangka AY YUTRAKA SUDAN, Allah tinggalkan ia begitu saja dalam keadaan SUDAN."
Beliau menjelaskan,
Sudan artinya adalah hidup tanpa kekang, lepas, bebas, lakukan apa saja yang ia mau.
Kemudian Beliau mengutip perkataan Imam Syafii dalam kitab Al-Umm seperti yang kita semua bisa dengar pada video youtube tsb pada menit 1:41:55 – 1:45:45.
Ok, ngga usah baper.
Mari kita beri pembanding kritis, agar sudut pandang & tafsiran tak hanya satu sisi lalu digeneralisasikan pada para feminis.
Apa yg dikatakan Beliau dlm menit di atas, menjadi seolah-olah para feminis itu ORANG YG DITINGGALKAN OLEH TUHAN. #Feminisme
SANGAT BERBAHAYA jika sebuah ayat dikutip tanpa dijelaskan kesesuaian dan interpretasi ayatnya.
Hal ini berbahaya bagi para awam dalam memahami dan menerapkan maksud ayatnya.
Supaya mudah mengikuti alur thread ini, maka akan saya coba rinci satu demi satu penjelasannya.
🙏🏼
WARNING!
Thread ini akan sangat panjang dan hanya ditujukan untuk teman-teman #CeritaGuruAdeirra yg memang ingin belajar dan memperkaya cakrawala ilmunya.
Bagi kalian yang hanya ingin iseng-iseng, caper-caper, lebih baik jangan membacanya daripada timbul BAPER & sakit hati.
Kita mulai dengan APA ITU Al-Hurriyah?
Al-Hurriyah adalah kebebasan dan atau kemerdekaan.
Prinsip dari Al-Hurriyah ini bertumpu pada tauhid, bahwa manusia hanya boleh tunduk pada Sang Pencipta dan tidak boleh tunduk ataupun melakukan penghambaan pada selain Sang Pencipta.
Nilai Al-Hurriyah ini sangat dijunjung tinggi oleh Islam terutama dalam wilayah Muamalah.
Sebab Al-Hurriyah dapat menyelamatkan manusia dari segala bentuk tekanan, paksaan, penjajahan, dst.
Maka cakupan wilayah Al-Hurriyah menjadi sangat, sangat, sangat luas.
Diantaranya yaitu kebebasan utk menentukan nilai luhur dirinya, bebas bermartabat, berpendapat, bekerja, berkarya .... dst. Dari yang sekian banyak adalah kebebasan beragama.
HAH, kebebasan beragama?
Yah, Al-Baqarah 256,
"TIDAK ADA paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)"
Begitu juga difirmankan dalam surah Yunus 99,
"Dan JIKALAU Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.
Maka apakah kamu (hendak) MEMAKSA manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?"
Selain itu, batasan yang ada dalam Syara' juga bertujuan agar KEMASLAHATAN, kedamaian & keharmonisan sosial bermasyarakat tetap bisa berjalan sesuai kadar norma pada masing-masing adat dan budaya setempat.
Akan saya beri contoh agar mudah memahami maksud penjelasannya.
Dalam kehidupan sosial, kita boleh bermaksud baik untuk berkunjung ke rumah siapa saja, bahkan ke rumah mantan sekalipun.
Namun agama memberi batas untuk meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya sebelum kita memasuki rumah tersebut.
(Baca Surah An-Nur 27).
Contoh lagi:
Kita boleh memakan makanan APA SAJA di dunia ini, dan Surah Al-Baqarah 168 memberi batasan yaitu makanan yang halal lagi baik.
Maka yang "tidak halal & tidak baik" yah jangan dimakan. Apalagi sampe makan teman, terlebih makan uang rakyat.
Ya kan?
Sedikit saya mengutip pandangan Buya Yai Husein Muhammad @Huseinmuh553.
Kemerdekaan atau Kebebasan dalam maknanya yang sejati dan luas adalah situasi batin yang TERLEPAS dari segala rasa yang menghimpit, yang menekan dan yang menderitakan jiwa, pikiran dan gerak manusia ....
Oleh sebab itu, segala bentuk kebudayaan, peradaban & setiap sistem kehidupan yg menghalangi, membatasi, yg memenjarakan & memperbudak manusia harus dihapuskan dan dilenyapkan dari muka bumi, karena tidak sesuai dengan hakikat manusia.
Nah dari konteks dan penjelasan Al-Hurriyah ini bisa kita tarik pada feminisme.
Singkatnya, ...
Kamu sebagai perempuan, sudahkah dipandang dan diperlakukan adil serta bermartabat oleh keluargamu, lingkunganmu, norma budayamu, tafsiran agamamu?
Ataukah sekelilingmu masih berprinsip pada eksplisit dogmatis yang mana perempuan itu inferior & laki-laki itu SUPERIOR dengan berbagai ego maskulinitas dan segala alur stereotype gendernya?
Contoh:
Memasak, beres2 rumah, momong anak adalah TUGAS istri, BUKAN tugas suami.
Berapa banyak perempuan dibayang-bayangi dogma, semisal:
"udah deh NGGA USAH sekolah tinggi2, toh ntar kawin kerjaannya HANYA ngurusi suami & dapur."
Berapa banyak?
Berapa banyak perempuan yg awalnya berkarir mapan, saat berumah tangga "DIPAKSA" utk meninggalkan karirnya?
Berapa banyak perempuan jomblo "dipaksa" menikah dengan dalih agama biar ortunya ngga lagi nanggung dosa anak.
Karena dosanya akan ditanggung suami setelah menikah?
BERAPA BANYAK?
Pun dalam lingkup profesi semisal, Nurse hanya cocok untuk perempuan... dst.
SEKALI LAGI.
Thread ini akan sangat panjang dan hanya ditujukan untuk teman-teman #CeritaGuruAdeirra yang memang ingin belajar dan memperkaya cakrawala ilmunya.
Bagi kalian yang hanya ingin iseng-iseng, lebih baik jangan membacanya daripada timbul baper dan sakit hati.
😌
Sekarang kita masuk pada pembahasan tafsir dan APAKAH BENAR tafsiran Sang Ustad sudah sesuai?
Allah berfirman dalam Al-Qiyamah 36,
أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَٰنُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?"
Cermati penjelasan Sang Ustad pada video Youtube khususnya pada menit 1:41:55 – 1:45:45.
Perlu dipahami bahwa Surah Al-Qiyamah ayat 36 TIDAK BERDIRI SENDIRI dan tidak bisa ditafsirkan hanya dgn ayat 36 saja.
Apalagi HANYA mengambil lafadz Sudan utk disematkan pada Feminis.
Ini adalah cara-cara yg TIDAK BENAR dlm mengartikan, menjelaskan, lalu menerapkan makna ayatnya.
Judul surahnya aja udah Al-Qiyamah dan ada 40 ayat di dalamnya. Maka harus dibaca kesesuaian ayatnya, karena ayat satu dengan ayat sesudahnya hingga ayat ke-40 saling berhubungan.
Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan,
سميت سورة القيامة لافتتاحها بالقسم الإلهي بها ، لتعظيمها ، وإثبات حدوثها والرد على منكريها
Surah ini dinamakan Al-Qiyamah karena dimulai sumpah Allah dengan keagungan hari kiamat, pembuktian kejadiannya & sanggahan pada orang yg ingkar.
Yah namanya Al-Qiyamah, pastilah memberitakan kedahsyatan dan keagungan hari kiamat.
Digambarkan berbagai keadaan mulai dari kematian hingga hari kebangkitan bagi siapa saja, sekaligus jawaban Allah bagi orang yang mendustakan Allah, RasulNya dan mengingkari hari kebangkitan.
"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?"
A-yahsabu, apakah mengira/menyangka.
Siapa yg mengira? yaitu Al-Insan/manusia.
Apa yang manusia kira?
Yaitu ay-yutraka sudan bahwa dibiarkan/ditinggalkan sia-sia begitu saja.
PERTANYAANNYA:
Siapakah Al-Insan (manusia) yang dimaksud Allah dalam surah Al-Qiyamah ayat 36?
Dengan itu pula, Al-Insan bisa menjadi makhluk paling taat yang derajatnya melebihi malaikat sekaligus bisa menjadi makhluk paling INGKAR kepada Allah Ta'ala, sehingga derajatnya lebih rendah dari hewan, setan dan iblis.
Sudah Paham mengapa Allah memakai lafadz Al-Insan?
Lalu siapakah Al-Insan yang dimaksud Allah dalam Surah Al-Qiyamah 36?
Yaitu Manusia yang INGKAR kepada Allah, ingkar kepada RasulNya dan mengingkari hari kebangkitan. Mereka menyangkal dengan lidahnya dan ia menolak kebenaran-kebenaran itu dengan hatinya.
Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat, tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran), kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong)."
(Al-Qiyamah 30-33)
Pada ayat 31, Imam Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya,
قوله تعالى : «فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّىٰ» أي : لم يصدق أبو جهل ولم يصل
Firman Allah "Fa la shaddaqa wa la shalla",
yang dimaksud adalah Abu Jahal tidak mau membenarkan dan tidak mau mengerjakan shalat.
وقيل : يرجع هذا إلى الإنسان في أول السورة
Dan ada juga yang mengatakan bahwa ini kembali pada Al-insan di awal surah.
Nah berarti, atas petunjuk itu maka kita harus melihat Surah Al-Qiyamah ayat 1-4, yang mana lafadz Al-insan ada pada ayat ke-3.
"Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?"
(Al-Qiyamah 3)
Imam Al-Qurthubi mengatakan,
"Al-Insan (Manusia) di sini adalah orang kafir yg mendustakan hari kebangkitan."
Tafsir Al-Qurthubi & Al-Munir mengisahkan, ayat ini turun saat 'Adi bin Rabi'ah berkata pada Rasulullah,
"Wahai Muhammad, ceritakan kepadaku tentang hari kiamat, bagaimana keadaan kami dan kejadiannya?"
Maka Rasulullah pun mengabarkannya.
Yah, sayangnya orang itu INGKAR.
Dia berkata,
"Seandainya melihat hari itu, aku tidak percaya kepadamu wahai Muhammad & tidak mengimani hari itu. Apakah Allah akan menyatukan tulang-belulang?"
Pendapat lain mengatakan, ayat ini turun ttg Abu Jahal yg mengingkari hari kebangkitan.
Maka turunlah ayat ini.
Dari peristiwa itulah Allah bertanya utk mengingkari, plus menjawab dgn ayat,
"Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna."
(Al Qiyamah 3-4)
Sampai sini sudah jelas siapakah Al-Insan yang Allah maksud dalam Surah Al-Qiyamah?
Udah pada jelas belom?
Atau malah puyeng membaca penjelasan yang panjang?
Baiklah, kita rehat sejenak yah.
Mijetin jempol, Ngademin mata sambil refill cemilan & dengerin lagu.
Sekarang lanjut pada Firman Allah,
"Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu." - "Kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu."
(Al-Qiyamah 34-35).
Dua ayat di atas adalah ancaman Allah yang tegas terhadap orang-orang yang ingkar kepada Allah, RasulNya dan hari kebangkitan.
Ada yang pernah berpikir mengapa lafadz ayat di atas sampai diulang 4x?
"Biarlah ibu kalian kehilangan kalian",
Ibnu Abi Kabsyah (Rasulullah) telah memberitahukan pada kalian bahwa penjaga neraka ada sembilan belas, sementara jumlah kalian banyak dan berani.
Apakah tiap sepuluh orang dari kalian tak mampu memukul seorang dari penjaga neraka?
فقال أبو الأسود بن كلدة الجمحي : لا يهولنكم التسعة عشر أنا أدفع بمنكبي الأيمن عشرة من الملائكة وبمنكبي الأيسر التسعة ثم تمرون إلى الجنة يقولها مستهزئا
Dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan setelah mendengar ayat itu, berkatalah Abul Aswad bin Kaladah:
Abul Aswad berkata dengan nada mengejek:
"Jangan biarkan jumlah sembilan belas malaikat itu menakuti kalian, aku akan mengangkat 10 malaikat di bahu kananku dan 9 malaikat sisanya di bahu kiriku sehingga kalian bisa langsung menuju surga."
Hebat yah, sombong tingkat dewa.
Imam Qurthubi meriwayatkan,
Suatu hari Rasulullah keluar dari masjid, dan Abu Jahal menghadangnya dekat pintu Bani Makhzum.
Rasulullah pun memegang tangan Abu Jahal mengguncangnya satu atau dua kali dan berucap "Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu"
Mendengar itu Abu Jahal berkata,
"Apakah kamu mengancamku?
Demi Tuhan sesungguhnya aku adalah orang yang PALING MULIA di lembah ini".
Maka turunlah Firman Allah Surah Al-Qiyamah 34-35 seperti apa yang Rasulullah ucapkan kepada Abu Jahal.
Ini adalah kata-kata ancaman.
Dalam Tafsir Al-Munir juga diriwayatkan kisah senada dari Qatadah, Al-Kalbi & Muqatil berkata
Rasulullah memegang tangan Abu Jahal kemudian berkata,
"Kecelakaanlah bagimu kemudian kecelakaanlah bagimu"
Maknanya sia-sia, tidak dibebani syari'at, tidak dibalas dan tidak dihisab.
Ini mencakup berulangnya balasan atas taklif yang terjadi di akhirat. Dan ini adalah dalil terjadinya hari kebangkitan dan balasan untuk setiap amal.
Dengan demikian makna utuh ayat 36 menjadi,
Apakah Al-Insan (manusia) mengira, ia dibiarkan di dunia begitu saja, tidak mendapatkan perintah, larangan, tidak dicegah, tidak dihisab dan tidak dihukum saat di akhirat disebabkan amal perbuatannya?
Dugaan itu bertentangan dgn keadilan dan hikmah, sebab harus ada balasan shg tidak sama antara orang mukmin dan kafir, yang taat dan maksiat.
Hikmah Illahi menunda pembalasan hingga akhirat, tidak menyegerakan agar ada kesempatan di usia kehidupan utk beriman & berbuat baik.
KAN hehehe.
Jadi makna ayat keseluruhan tertuju pada Al-Insan (manusia) yg manakah?
Ini belum saya masukkan tambahan keterangan dari Tafsir Ibnu Katsir & Ath-Thabari.
Tapi akan saya lampirkan keterangan dari Imam Syafi'i ttg nukilan ustad terkait "La yu'mar wa la yunha".
Kesimpulannya,
Ayat 36 adalah dalil sekaligus menyanggah pendapat orang yang ingkar kepada Allah, RasulNya dan hari kebangkitan. Karena itulah dalam ayat 37-40 disebutkan hal penciptaan manusia dari permulaannya hingga akhir surah Al-Qiyamah.
Kemudian dalam video webinar itu, menit 1:51:30 – 1:52:40, disimpulkan seakan-akan feminis-feminisme adalah gerakan yang menghancurkan epistemologi syariat dan para feminis adalah orang-orang yang gagal dalam iman.
Duh Duh ...
Perlu dipahami, Pelaku Feminisme itu tidak hanya perempuan. Banyak juga Laki-laki yg membela hak dan kesetaraan gender terhadap perempuan.
Bahkan diantaranya adalah Kyai dan Ulama, yg justru menerapkan Feminisme dengan prinsip dan kaidah Islam.
Oh Nanti dulu bosque!
Tak semudah itu menjustifikasi gagalnya keimanan orang lain.
😆
Bahkan beberapa pesantren Jawa sudah mengkaji kembali tafsiran ayat suci dan menerapkannya untuk mengangkat & memperjuangkan hak2 perempuan.
Kaget yah ada pesantren yang mengangkat kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan? Feminis!
Jangan kaget.
Jangan baper.
ini hanya pembanding kritis Part-1 yang saya tulis, dan masih ada beberapa part lagi sebagai pembanding dalam konteks Feminis - Feminisme.
Terakhir,
Tidak semua feminis itu beragama Islam. Ada juga yang beragama selain Islam.
Tidak semua feminis itu buruk. Banyak juga yang lurus bersandar pada perspektif Islam.
Sebagaimana tidak semua ulama itu baik dan lurus. BANYAK JUGA ulama yg melenceng dan buruk (su').
Maka teruntuk semua yang pro & kontra terhadap Feminis - Feminisme, tolong pelajarilah definisi, kerangka berpikir dan apa saja yg diperjuangkan oleh feminis dalam perspektif yg lurus dan benar.
Islam benar-benar memuliakan perempuan dengan berbagai haknya. #CeritaGuruAdeirra
Islam tidak pernah mendiskriminasi dan merendahkan martabat perempuan. Islam justru memuliakan perempuan dibanding laki-laki.
Maka jangan gunakan agama sebagai alat untuk berbuat sewenang-wenang merendahkan martabat perempuan.
Lembaga Fatwa Mesir (Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah), sudah sejak lama mengeluarkan Fatwa atas KEBOLEHAN mengucapkan "selamat" atas perayaan hari besar keagamaan umat beragama lain.
Bahkan dikatakan, hal itu termasuk dari KEBAIKAN DALAM ISLAM.
Buat teman-teman #CeritaGuruAdeirra yang belum bisa baca Arabic, saya sediakan short-link untuk web dar-alifta sehingga bisa langsung dicopas via google translate.
Semua perangai, tabiat, ucapan, perbuatan, kebiasaan, kelakuan yg diperbuat oleh manusia dalam kehidupan sehari-harinya adalah CERMINAN dari AKHLAKnya.
Banyak orang ngomong bahwa hal itu TAK BISA diubah.
Mengertilah, suatu perbuatan yg dilakukan berulang-ulang hingga jadi kebiasaan maka akan menjadi KARAKTER tabiat pada dirinya, entah itu kebiasaan baik atau kebiasaan buruk.
Banyak orang ngomong, karakter ini udah dari nenek moyangku, tidak bisa diubah.
Tabiat manusia yg dilengkapi akal & nurani, dibekali rajin sholat, baca Al-Quran, haji berkali2 TAPI mulutnya tak henti memaki, berkata keji, siap ngebom, siap memenggal kepala org lain, siap perang.
Sebenarnya manusia apa bukan?
Masa levelnya di bawah hewan buas?
~A THREAD~
Jelas bahwa Allah berfirman dalam surah Al-A'raf 33,
Katakanlah: Tuhanku hanya MENGHARAMKAN perbuatan yg KEJI, baik yg nampak ataupun yg tersembunyi, dan perbuatan DOSA, melanggar HAK MANUSIA tanpa alasan ug benar, ...dst.
Hal ini sesuai dengan hadits dengan banyak jalan riwayat diantaranya dari Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah, dst.
Berikut akan saya lampirkan riwayat dari Kitab Hadits Sunan Ibnu Majah.
Bagaimana mungkin kita tak GEMBIRA saat gema Sholawat Nabi digaungkan meriah penuh khidmat di seluruh pelosok negeri sbg penghormatan atas waktu lahirnya (Maulid) Baginda Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Bagaimana mungkin kita tak GEMBIRA saat Sirah Agung perjalanan hidup Nabiyyur-Rahmah Sayyidina Muhammad Rasulullah dibacakan pada tiap-tiap majelis yg merayakan Maulid?
Mari saya kisahkan sedikit riwayat keagungan Baginda Nabi.
Anas bin Malik ra, berkata:
Rasulullah datang ke rumah kami dan tidur di atas tempat tidur Ummu Sulaim. Kemudian Ummu Sulaim disuruh pulang dan diberitahu bahwa Nabi sedang tidur di atas tempat tidurnya.