Dari kemarin kalian ribut soal Bu Risma rangkap jabatan, sampai gak tau kalo "ohitorisama" atau solo culture lagi tren di Jepang.
Banyak penduduk Jepang yg mulai normalize pergi ke bar, travelling, makan di restoran, hingga karaoke, semuanya dilakukan sendirian. Anti sirkel2an.
Sekitar 10 tahun lalu, banyak orang Jepang yg malu kalo terlihat sendirian. Seperti di kantin sekolah, misalnya. Saking malunya, ada yg sampe makan di toilet loh.
Sampe ada istilah yg dikenal sbg "benjo meshi" atau "toilet lunch". Saking ga pengennya terlihat sendirian.
Namun situasi ini perlahan berubah. Salah satunya yg dialami oleh Miki Tateishi, salah satu bartender yg bekerja di Bar Hitori.
Bar Hitori merupakan bar dunia malam di daerah Shinjuku yg didesain khusus buat para solo drinkers. Padahal umumnya orang Jepang minum2 berkelompok.
Tateishi mengatakan kalo beberapa orang enjoy menikmati kesendirian. Konsep bar "solo only" ini membantu pengunjung yg mungkin gak suka sama keramaian dan pengen tenang aja.
Suasana privat kyk gitu membuat customer juga lebih nyaman berinteraksi ke sesama solo drinkers disana.
Kai Sugiyama, 29 tahun, pelanggan tetap bar Hitori, juga mengatakan kalo culture semacam ini jarang ada sebetulnya.
Menurutnya, orang Jepang hidupnya suka berkelompok. Jadi melakukan sesuatu biasanya rame-rame biar asik. Jd solo culture ini merupakan hal yg baru baginya.
Hitori sendiri punya makna "satu orang" - yg menjelaskan branding mereka untuk mengakomodasi pelanggan yg pengen enjoy sendirian.
Mulai dari bar, restoran, hingga travel, ada opsi baru bagi mereka yg pengen nikmati itu sendirian. Ini yg kemudian dikenal dgn OHITORISAMA.
Ohitorisama movement ini didefinisikan sbg orang yg secara tegas pengen melakukan sesuatu sendirian. Bodo amat sama kata orang lain.
Banyak hashtag "ohitorisama" dlm hufuf Jepang di IG, dan Anda akan lihat serangkaian foto orang2 Jepang yg melakukan aktivitasnya sendirian.
Buat negara barat, misalnya, sendirian mgkn hal biasa. Tapi bagi negara yg culture nya suka hidup berkelompok, tentu ini jd persoalan kompleks.
Apalagi Jepang wilayahnya kecil. Lebih kecil dari California dan 125 juta orang ndusel semua disitu. Maka, space jd barang premium.
Motoko Matsushita, konsultan senior di Nomura Research Institute, mengatakan kalo social media juga berperan mendikte kehidupan bermasyarakat.
Jumlah likes atau followers jd judgement value seseorang. Ini menyebabkan orang kalo terlihat sendirian malah jd kena stigma negatif.
Dalam kasus "benji meshi" atau "toilet lunch" tadi, sociologist dari Osaka University, Daisuke Tsuji mengatakan kalo murid2 makan di toilet sekolah BUKAN karna mereka gak suka makan sendirian.
Tapi mereka GAK MAU orang lain menilai kalo dia kesepian dan gak punya teman.
Bukti culture di Jepang mengalami pergeseran ini ya dari angka kelahiran tahun kemarin. Hanya 864,000 jiwa saja - angka terendah mereka sejak 1899.
Sedangkan angka orang yg hidup sendirian di rumah/apartemen bertambah 10%. Dari 25% pada tahun 1995 jd lebih dari 35% pada 2015.
Erika Miura, 22 tahun, yg juga pelanggan tetap bar Hotori ini termasuk senior dalam ohitorisama movement.
Gak hanya drinking, dia juga suka main ski sendirian. Nonton bioskop sendirian. Sampe karaoke pun sendirian. Karna sendirian membuatnya terasa lebih bebas.
Hal yg sama dirasakan Go Yamaguchi, customer jasa karaoke di 1Kara. Dia mengatakan lebih suka karaoke sendirian karna dia gak perlu antri nungguin giliran nyanyi.
Dia juga malu kalo suaranya jelek. Kalo sendirian, dia ngerasa pede nyanyi lagu apapun yg dia suka.
Riset yg dilakukan Arakawa pada tahun 2018 menunjukkan 1 dari 3 orang yg udah married suka sesekali travelling sendirian.
Arakawa juga menjelaskan kalo "super solo society", kelompok generasi muda yg gak mau married, akan jd tren di banyak negara. Ga cuman di Jepang.
Apakah salah? Ya ndak juga. Daripada maksain terus minder, ya kalo merasa gak sanggup, mending mundur aja. Berarti dia emg bukan segmennya cewek highly educated.
Sama kayak iphone tadi. Kalo emang gak sanggup beli, ya gpp. Cari yg sesuai sama finansialmu. Yg terjangkau olehmu.
Semakin premium suatu barang, maka consumer yg jd segmennya semakin spesifik. Kalo iphone td jelas segmennya kelompok yg punya duit lebih, which is gak semua orang bisa gitu.
Pun demikian cewek tadi. Makin tinggi pendidikannya, makin terbatas segmen yg cocok disana.
Dari kemarin pd ribut Rachel Vennya lepas jilbab, sampai gak tau kalo artis-artis K-Pop yg gak begitu populer itu kasian gaes.
Berbeda dgn BTS atau Blackpink yg udah global superstar dan tetep kuat meski dihantam pandemi, yg kurang populer ini skrg pd kelimpungan.
Gap antara global superstar dan grup K-Pop biasa sebelumnya ndak pernah separah ini.
Terlebih situasi semacam ini diperburuk dgn adanya pandemi yg jd pukulan besar buat industri musik di seluruh dunia. Jadi ndak cuman industri K-Pop aja yg terpukul krna pandemi ini.
Global K-Pop groups mampu melebarkan fanbase mereka di beberapa bulan terakhir via online gigs ataupun aktivitas lainnya.
Namun bagi grup lain, seperti Girls Alert misalnya, konser mereka dicancel dan tayangan mereka di tv ditunda krna aturan social distancing.
Dari kemarin pada ribut antrian rapid test di bandara, sampai gak tau kalo Nicaragua senin kemarin mengesahkan UU yg basically MELARANG kubu oposisi ikut kontes pemilihan presiden di tahun 2021 mendatang.
Maklum... UU ini bisa sah karna DPR sana didominasi kubu pemerintah jg :))
UU ini memberikan pemerintah Nicaragua power dan lampu hijau untuk secara sepihak menyatakan rakyat sebagai teroris dan provokator pemberontakan.
Memberi label mereka pengkhianat nusa bangsa dan melarang keikutsertaan mereka dalam pemilu pemilihan presiden.
Sebetulnya Presiden Nicaragua, Daniel Ortega, udah make label ini kepada SELURUH kubu oposisi dan para pemimpin gerakan demo besar2an anti pemerintah pada tahun 2018 kemarin.
UU yang disahkan ini tujuannya untuk nyapu bersih sisa kerikil yg bisa jd penghalang lanjutnya rezim.
Okay kita udah terlalu sibuk ributin "joke" nya Coki, sampai gak tau kalo China diam-diam menguasai sektor kelautan.
@ABC News melaporkan sebanyak +- 17,000 armada 'gelap' kapal-kapal milik China tersebar di banyak belahan dunia untuk mengeruk hasil laut secara besar-besaran.
Ketika melihat armada besar kapal milik China melintas di dekat Galapagos Marine Reserve, pemerintah Ekuador membunyikan alarm tanda bahaya.
Mereka bahkan secara resmi meminta bantuan The United States Coast Guards untuk mengawasi aktivitas kapal-kapal "asing" itu disana.
Kenapa sampe minta bantuan US Coast Guard? Karna rombongan China yg datang itu sebanyak 350 KAPAL.
Melebihi jumlah armada kapal angkatan laut yg dimiliki oleh Ekuador, Peru, dan Chile sekaligus.
Petinggi US Coast Guard ndak bs jelaskan pasti semasif apa itu nangkep ikannya.