Renungan Natal

Tiga tahun berturut-turut saya ditanyakan tentang fenomena yang sama. Pastor, kok ada-ada saja Saudara-Saudari kita yang mempermasalahkan ucapan selamat Natal. Ada juga yang tidak senang jika ada yang merayakan Natal. Apa tanggapan Pastor? Ikuti UTAS berikut:
1.Kepada para penanya, saya minta permisi agar terlebih dahulu bercerita yang lain saja. Ya, tentang Kitab Suci. Tentang Injil. Tentang Kabar Gembira! Umumnya, mereka mempersilakan saya. Mula-mula ajak mereka membaca Injil Matius 1: 18-25 & 2: 1-16, kemudian Injil Lukas 2: 1-12.
2.Dalam perikop-perikop ini saya fokus pada kelahiran Yesus dan sikap Raja Herodes. Khusus renungan perikop Injil Matius, saya tertarik dengan tafsiran teolog H. Leo Boles dalam bukunya: “A Commentary on the Gospel According to Mattew” (1936).
Dia yang lahir, Immanuel!

3.Yesus yang lahir itu, Immanuel, Allah menyertai kita. Luar biasa, bukan? Manusia yang terpisah dari Allah karena dosa Adam dan Hawa, kini mau didamaikan kembali oleh sang Immanuel itu.
4. Saat Dia lahir di tengah kita, Yesus menebus dosa dan mengangkat kembali kita, manusia, agar tak terpuruk melulu dalam dosa. Seharusnya kita bersukacita, bukan? Karena Dia, kita yang bertobat lepas dari kematian kekal. Saatnya tiba, kita akan dibangkitkan oleh Dia!
5.Yesus yang lahir itu memiliki dua kodrat: Ia manusia sekaligus Tuhan (Flp.2: 5-11). Dari sini kita paham bahwa tiada yang mustahil bagi Allah.
6. RencanaNya tetap tak mungkin kita selami semuanya. Tapi sebenarnya telah diberitahukan kepada kita. Persoalannya bukan lagi semuanya kita paham, tetapi kita mengimaninya. Ini lebih penting.
7. Dalam Injil Lukas 2:1-14, kita sadar bahwa Yesus lahir dalam keadaan serba sederhana, di tempat yang dapat dijangkau oleh masyarakat umum. Ini simbol kerendahan hati Allah mendekati manusia.
8. Tuhan Yesus tidak lahir di istana raja yang dijaga ketat oleh tentara Romawi, yang hanya dapat dikunjungi oleh orang-orang tertentu, yang punya jabatan. Tidak! Yesus lahir di “kandang ternak” di mana rombongan manusia tidur bersama kuda-kuda mereka!
9.Yesus lahir saat Yusuf dan Maria sedang mengikuti perintah Kaisar Agustus agar semua warga mendaftarkan dirinya di kampung halaman leluhur mereka, Betlehem. Maka Yusuf berangkat dari Nazaret ke Betlehem (Yudea) untuk mendaftarkan diri bersama Maria tunangannya.
10. Anda sudah bisa menebak, saat itu kampung Betlehem dipenuhi banyak orang. Tempat penginapan penuh. Ketika Maria melahirkan, tak ada lagi tempat penginapan. Ia akhirnya melahirkan di tempat di mana berkumpul banyak orang yang membawa serta kuda dan hewan tunggangan mereka.
11.Wajarlah jika di situ ada palungan tempat makan bagi kuda tunggangan. Jadi, Yesus lahir di tempat istirahat banyak orang, semacam stasiun titik kumpul rombongan karavan.
12.Apakah Yesus kebetulan lahir saat Yusuf dan Maria mengikuti perintah Kaisar Agustus? Tentu tidak. Ada rencana Ilahi di dalamnya. Yesus lahir di Betlehem, di tempat umum, agar Yesus dapat menyapa dan disapa oleh sebanyak mungkin orang.
13.Tidak heran jika akhirnya para gembala tidak sulit menemukan tempat kelahiran Yesus dan menyembah sang Bayi (Yesus) dengan persembahan berharga zaman itu: emas, kemenyan dan mur.
14.Peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem hendak menunjukkan bahwa Yesus lahir untuk semua orang, Ia mau bersahabat kepada siapapun (bdk. Yohanes 15:14-15). Yesus yang lahir adalah Raja Damai.
15.Ia datang ke dunia bukan untuk menghakimi manusia, tetapi merobohkan tembok pemisah, yakni perseteruan (Ef 2: 14) yang memecah belah umat manusia.
Herodes & Kebencian

16.Dalam Matius 2: 1-12, Herodes tidak gembira mendengar kabar kelahiran Yesus. Herodes dikuasai amarah kebencian. Ia berniat membunuh Yesus, sang Mesias itu. H. Leo Boles menjelaskan, Herodes itu memang punya tabiat bengis, terbiasa hidup dalam kebencian.
17.Kakek istrinya ia bunuh. Ipar dan istrinya sendiri ia bunuh. Pun pula ia habisi anak tertuanya. Bahkan karena ia kecewa kepada orang majus yang tak memberitahukan keberadaan Yesus, Herodes tersulut amarah. Ia membunuh anak-anak di Betlehem! Ia anut budaya kematian!
18. Dari mana kebencian itu? Yang pasti bukan dari Allah, tetapi dari kuasa si jahat, dari kefasikan dan kuasa gelap. Tetapi, tak usah takut dengan fenomena itu. Tak usah juga menghakimi mereka yang benci Natal, benci kelahiran Yesus.
19. Mengampuni mereka merupakan jalan kerendahan hati, sumber kekuatan umat Kristiani. Jangan ragu dan surut langkah kita menyambut kelahiran Yesus. Kita perlu belajar dari orang-orang majus.
20. Kebencian dan ancaman yang dilancarkan Herodes, tak menyurutkan langkah orang-orang Majus menemui Sang Mesias. Kegembiraan dan kegelisahan menyambut kelahiran Yesus sebagai tanda bahwa yang lahir bukanlah manusia biasa, Ia Sang Immanuel, Tuhan beserta kita.
Mari Bersukacitalah….

21.Lalu saya balik bertanya kepada para penanya: apakah Natal istimewa bagi Anda? Saya sangat senang karena semunya merasakan apa yang saya rasakan: Natal itu istimewa! Mengapa? Salah satu jawabannya kita temukan dalam Yes 9: 1-6.
22.“Seorang Anak telah lahir bagi kita, seorang Putra telah diberikan kepada kita […] Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”. Sosok Anak di sini adalah Yesus sang Raja Damai. Jadi, pantaslah kita bersuka-cita menyambutNya karena Dia Raja Damai!
23.Yesus yang lahir adalah Terang. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan melihat Terang yang besar. Terang itu membuka mata kita melihat kebaikan dan melaksanakannya. Terang itu menggerakkan hati kita akan kebenaran. Di sini, ada misi Yesus: menjadi Terang bagi semua orang.
24. Oleh karena itu, Natal menjadi istimewa bagi kita jika kita mampu melihat dan berjalan dalam terang: keadilan, kebenaran dan kedamaian. Penindasan akan reda jika semakin banyak orang yang berlaku adil, menegakkan kebenaran dan menjadi juru damai.
25. Bagi umat Kristiani, merayakan Natal berarti bersyukur karena telah dan akan berjuang menyebarkan kedamaian, merajut persahabatan yang terkoyak oleh kebencian dan keegoisan manusia.
26.Yesus yang lahir itu, mewartakan kabar gembira dan kehendak BapaNya bukan hanya dengan slogan, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.
27.Setelah saya berbicara panjang lebar mengenai kisah kelahiran Yesus, saya bertanya kepada mereka: Bapa-Ibu, apakah saya perlu menjawab pertanyaan Anda? Rupanya mereka menjawab: tak usah Pastor.
28.Kini kami mengerti bahwa kita mesti melawan keegoisan kita, menyingkirkan kebencian dari dalam hati kita dan menyebarkan sukacita kepada semua orang. Yesus yang lahir itu, Immanuel, Allah beserta kita.
29. Yesus yang lahir itu, Juru Selamat manusia, menebus kita dari belenggu dosa. Tanya-jawab itu, kami tutup dengan doa, lalu saya memberkati mereka. Selamat merayakan Natal. Tuhan memberkati kita.
Maaf ada typo, seharusnya:

13.Tidak heran jika akhirnya para gembala tidak sulit menemukan tempat kelahiran Yesus dan orang Majus menyembah sang Bayi (Yesus) dengan persembahan berharga zaman itu: emas, kemenyan dan mur.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Pastor Postinus Gulö, OSC

Pastor Postinus Gulö, OSC Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @PostinusGul

27 Sep
Apa TUJUAN perkawinan menurut ajaran Katolik? Berdasarkan kanon 1055, ada 3 (tiga) tujuan perkawinan Katolik, yaitu: kebaikan suami-istri, kelahiran anak dan pendidikan anak. Mari kita ulas satu per satu dalam UTAS berikut.

Foto ilustrasi: Pasutri Muneli Gulö & Liria Waruwu
1. Gereja memandang sangat penting bagi orang Katolik memahami dan menghidupi ketiga tujuan perkawinan ini.
2 Maka, ketika org Katolik melangsungkan perkawinan beda agama (Katolik dengan non-baptis) atau beda Gereja (Katolik dengan Protestan), kesediaan mau mengenal & memahami tujuan perkawinan mrp salah satu syarat yg hrs dipenuhi sebelum melangsungkan perkawinan (Kan. 1125, no.3).
Read 26 tweets
26 Sep
"Keluarga, Tempat Pengampunan", demikian Paus Fransiskus berulang-ulang menyemangati keluarga-keluarga di seluruh dunia. Penggalan kalimat itu merupakan terjemahan dari "FAMIGLIA, LUOGO DI PERDONO". Apa kata Paus Fransiskus mengenai keluarga dan pengampunan? Ikuti UTAS berikut. Image
1.Tak ada keluarga sempurna. Kita tak punya orang tua yang sempurna. Kitapun tidaklah sempurna. Anda tak menikahi pribadi yang sempurna. Kita tak punya anak-anak yang sempurna. Kita mengeluh tentang orang lain.
2. Kita pernah dikecewakan dan mengecewakan orang lain. Oleh karena itu, tak ada perkawinan yang sehat atau keluarga yang sehat tanpa melakukan pengampunan.
Read 8 tweets
25 Sep
Apa ciri-ciri hakiki esensial perkawinan dalam ajaran Gereja Katolik? Jawabannya: UNITAS dan INDISSOLUBILITAS. Bagaimana memahami dan menghidupinya?

Ikuti UTAS berikut....
1. Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) kanon 1056, Gereja mengajarkan dua ciri hakiki esensial perkawinan: unitas dan indissolubilitas. Disebut “ciri hakiki esensial” oleh karena hal itu sangat mendasar/pokok, tidak boleh tidak ada.
2. Maka, Gereja melalui kanon 1101 §2 menegaskan bahwa bila salah satu atau kedua (calon) suami-istri dengan kemauan dan tindakan positif mengecualikan (meniadakan, menolak) salah satu ciri hakiki esensial perkawinan, ia (mereka) melangsungkan perkawinan dengan tidak sah.
Read 17 tweets
18 Sep
Yesus meminta para murid dan pengikutNya MENGAMPUNI TANPA BATAS (Matius 18:21-35). Harus mengampuni 70x7 kali, dalam arti seperti "tuan" yang mengampuni hambanya yg berhutang 10 ribu talenta. 1 talenta = 6 ribu dinar. 1 dinar = 1 hari upah kerja. 10 ribu talenta = 60 juta dinar. Image
1. Nilai 10 ribu talenta itu sangat besar. 10 ribu talenta = 60 juta hari upah kerja. Tidak mungkin ada orang yang mencapai 60 juta hari di dunia ini. Dengan kata lain, PENGAMPUNAN yang diharapkan Yesus adalah tanpa batas.
2. Jadi, memahami pengampunan 70 X 7 kali bukan berarti hanya sampai 490 kali, tetapi justru TANPA BATAS, yang diumpakan dengan pengampunan hutang sebesar 10 ribu talenta atau 60 juta hari upah kerja.
Read 5 tweets
14 Sep
Pesta Salib Suci, 14 September merupakan kesempatan berahmat untuk "in Exaltatione Sanctae Crucis" (Peninggian Salib Suci) di mana Yesus Kristus TERSALIB di sana. Image
1. Tradisi penghormatan Salib bermula sekitar abad ke-4 saat Santa Helena (Ibu dari Kaisar Konstantinus) menemukan Salib Asli Yesus Kristus.

Sumber foto: slideplayer.com/slide/7981883/ Image
2. Santa Helena tidak hanya berhenti MENEMUKAN SALIB, tetapi ia juga MEWARTAKAN KRISTUS yang TERSALIB dan BANGKIT. Maka, St. Helena membangun Basilika di atas Makam Yesus. Tradisi penghormatan Salib Suci pun menyebar ke Eropa.

Foto: newdailycompass.com/en/saint-helena Image
Read 8 tweets
13 Sep
Kata “koalisi” berasal dari kata Latin “coalitus”, yang berarti: semua elemen bertumbuh bersama-sama, persekutuan/persahabatan.
1. Kata “coalitus” merupakan bentukan dari kata “coalescere” atau “coalesce” bersatu, tumbuh bersama, menjadi satu dalam pertumbuhan.
2. Dalam dunia politik, koalisi dapat diartikan: persatuan sementara dari sukarelawan, partai, rakyat, dan organisasi kemasyarakatan lainnya untuk mencapai tujuan bersama.
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!