Logos ID Profile picture
27 Dec, 12 tweets, 2 min read
“Bagaimana kita mengetahui sesuatu?”

Pertanyaan yang sangat epistemologis. Kali ini Logos membahas fenomenologi Edmund Husserl.

A thread!
Edmund Husserl adalah salah satu filsuf yang cukup berpengaruh dalam sejarah filsafat, terutama filsafat pascamodern. Ia dikenal karena pemikirannya yang disebut sebagai “Fenomenologi”.
Pemikiran Husserl berangkat dari kritiknya terhadap pemikiran Rene Descartes. Sebagaimana kita ketahui, Descartes terkenal dengan kalimatnya “cogito ergo sum” (aku berpikir, maka aku ada).

Gimana sih kritik Husserl pada Descartes?
Descartes dikenal sebagai seorang pencetus rasionalisme, yaitu suatu paham yang meyakini bahwa pengetahuan berasal dari rasio. Dalam upayanya dalam memahami “apa yang ada”, Descartes menemukan bahwa...
...satu-satunya yang pasti ada adalah “aku yang berpikir (sadar)”. Sedangkan, apa yang ada di luar “diriku” hanya pikiranku belaka.

Dengan demikian, lahirlah kalimat yang terkenal, yaitu “aku berpikir, maka aku ada”.

Lalu, apa kritik Husserl atas pernyataan tersebut?
Pada dasarnya, Husserl setuju bahwa “aku yang berpikir (sadar)” adalah fakta yang tak tergoyahkan. Akan tetapi, bagi Husserl, pernyataan tersebut belum selesai. Seharusnya, menurut Husserl, pernyataan tersebut berbunyi “aku yang berpikir tentang sesuatu”.
Bagi Husserl, kesadaran atau aktivitas berpikir selalu mengarah pada sesuatu. Tidak mungkin kita berpikir tanpa memikirkan sesuatu. Nah, konsep itu disebut dengan “keterarahan” atau “Intensionalitas”.
Lebih lanjut, Husserl menyatakan bahwa pengetahuan terjadi kesadaran dengan realitas. Realitas yang dibicarakan Husserl adalah “apa yang tampak”.

Apa konsekuensi dari pernyataan tersebut?
Konsekuensi dari pernyataan tersebut adalah upaya Husserl untuk kembali pada apa yang benar-benar tampak atau Lebenswelt. Dengan kembali pada apa yang tampak, Husserl menolak representasi.
Dalam fenomenologi, untuk mengetahui suatu objek, kita perlu mengamati objek tersebut secara langsung, bukan mengamati gambar atau wakil dari objek tersebut. Karena, gambar atau wakil dari suatu objek merupakan sebuah representasi.
Bagi Husserl, representasi selalu terkait dengan latar waktu, tempat, dan sosial-budaya tertentu. Dengan demikian, representasi dapat “mengaburkan” pandangan kita.

Nah, nantinya, pemikiran ini mempengaruhi Heidegger dan Derrida.
Konten oleh @eaxxdr

Sumber:
1. Pengantar Filsafat (K. Bertens, J. Ohoitimur, dan M. Dua)

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Logos ID

Logos ID Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @logos_id

26 Dec
[LIVE UPDATE] Saat ini tengah berlangsung webinar Logos bersama @raikala bertemakan Sastra Indonesia dan Perempuan. Livestream sekarang melalui link berikut! 🥳
Dalam sejarah sastra Indonesia, perbincangan (dan perdebatan) tidak hanya berputar dalam hal teknik penulisan. Namun, lebih dari itu, persoalan Keperempuanan juga merupakan bagian dari sejarah sastra Indonesia.

#LogosWebinar
Di Indonesia, penulis perempuan jarang terekspos oleh publik. Hal tersebut tentu saja bukan hanya persoalan "pembaca yang malas", tapi terdapat persoalan struktural yang menyangkut nilai-nilai dan kepentingan.

#LogosWebinar
Read 5 tweets
5 Dec
Honjok merupakan seni hidup sendiri/menikmati fenomena kesendirian ala anak muda Korea. Bukan hanya sekadar me-time, Honjok ini juga biasa berlanjut sampai hidup melajang seumur hidup.

Mari kita mengenal lebih jauh tentang Honjok!

- a thread!
Ketika mendengar "anak muda Korea", kita biasa langsung terpikir dunia entertainment, BTS, drama Startup, IU, atau mungkin dunia akademisnya yang sangat maju.

Tetapi sisi lain kehidupan anak muda Korea menunjukkan hal yang berbeda, jauh dari hingar bingar manusia, kesendirian.
Honjok merupakan sebuah keadaan di mana seseorang melakukan segala sesuatu sendiri. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan generasi muda Korea yang mandiri dan lebih suka melakukan segalanya sendirian.
Read 10 tweets
4 Dec
Ikigai merupakan sebuah istilah dari negara Jepang untuk menjelaskan kesenangan & makna kehidupan.

Apa yang gua suka? Apa yang bisa gua lakuin dengan baik? Apakah kemampuan gua layak dapat bayaran? Apa yang dibutuhkan dunia dari gua?

Mari kita membahas Ikigai!

- a thread!
Etos kerja di Jepang mungkin dapat dibilang unik, mereka sangat terbiasa dengan kondisi sushi-zume, sebuah kondisi di mana para pekerja kantoran berdesak-desakan pada pagi hari di kereta komuter. Kemudian, bekerja setengah mati dan pulang ke rumah tengah malam.
Bagaimana warga Jepang dapat bertahan dalam situasi ini? Salah satu rahasianya ialah apa yang disebut-sebut sebagai Ikigai.
Read 9 tweets
22 Nov
Buku How Democracies Die yang sedang diperbincangkan karena unggahan Gubernur @aniesbaswedan sebenarnya cukup menarik.

Logos akan membahas 2 poin dalam buku ini: tanda-tanda otoritarianisme dan peran partai politik sebagai gatekeeper.

- a thread!
Buku ini dibuat oleh 2 orang political scientist dari Universitas Harvard bernama Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.

Karya yang terbit tahun 2018 ini bercerita tentang bagaimana pemimpin terpilih dapat menumbangkan proses demokrasi untuk meningkatkan kekuasaan mereka.
Terpilihnya Donald Trump 4 tahun lalu memicu banyak diskusi tentang nasib demokrasi Amerika. Apakah terpilihnya tokoh seperti Donald Trump — outsider yang tak berpengalaman dengan naluri otoriter — menunjukkan bahwa demokrasi di AS sedang mengalami kemunduran?
Read 19 tweets
22 Nov
“Batas bahasaku adalah batas pikiranku.” Demikianlah pernyataan Wittgenstein tentang relasi antara pikiran, bahasa, dan dunia.

Kali ini, Logos membahas palingan bahasa dalam filsafat analitik dan pengaruhnya pada linguistik pragmatik.

A thread.
Pada dasarnya, palingan bahasa merupakan penanda dari lahirnya filsafat analitik. Filsafat analitik merupakan sebuah respon atas Idealisme yang mendominasi filsafat barat. Menurut filsuf analitik, karya-karya filsafat idealis dipenuhi dengan penggunaan bahasa yang “gelap”.
Dalam thread sebelumnya perihal palingan bahasa dalam filsafat kontinental, kita telah memahami bahwa palingan bahasa bukanlah upaya memikirkan dunia, melainkan memikirkan cara memikirkan dunia.

Read 17 tweets
21 Nov
[LIVE UPDATE] Saat ini tengah berlangsung webinar Logos berkolaborasi dengan @magdaleneid dengan tema Media dan Gender. Yuk, ikuti live streamingnya melalui tautan berikut!
Media dan kultur pop merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi masyarakat. Wacana atau nilai-nilai yang direpresentasikan oleh media dapat membentuk masyarakat.

#LogosWebinar
Berdasarkan survey UNESCO, representasi perempuan di media hanya menyentuh angka 10%. Kemudian, hanya 4% publikasi di media yang melawan stereotipe gender. Hal tersebut diperparah dengan fakta bahwa 20% ekspert yang diwawancarai oleh media adalah laki-laki.

#LogosWebinar
Read 13 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!