Ilmu bagai senjata.
Jika satu2nya ilmu yang kau miliki hanyalah PALU, maka kau akan melihat segala permasalahan kehidupan sbg hal yg layak untuk dipalu.
Setiap keadaan yang mengelilingi kehidupan kita tak pernah lepas dari eksistensi Tuhan.
Pada hakikatnya ngaji itu ditujukan untuk memperluas cakrawala ilmu kita dalam mengenal Allah, mengenal keagungan sifat2Nya, keluasan ilmuNya, mengenal ayat2 Qauliyah & KauniyahNya, dst.
Juga utk mengenal risalah kenabian, mengenal keagungan pribadi & akhlak Rasulullah, mengenal berbagai hukum & sunnah.
Baik secara Qauli, Fi'li maupun Taqririyah yg menjadi ilmu dan telah diajarkan Nabi kepada para sahabat, ahlul bait, dst hingga Al-ulama waratsatul anbiya.
Dari situlah kita akan mampu mencontoh dan meneladani akhlak Baginda Rasulullah utk diamalkan sbg perilaku keseharian dlm kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat.
Mampu menyikapi & mencari solusi ketika ada permasalahan thdp diri, keluarga & lingkungan kita.
Dengan begitu, kita akan mampu mengenal kesejatian pribadi dalam jiwa (nafs), ruh dan jasad.
Mengenal kelebihan dan kekurangan diri kita, mengenal sifat2 baik & sifat2 buruk diri kita, mengetahui tugas2 yang Allah berikan kpd kita saat ditiupkannya ruh dalam jasad.
Dengan itu pula kita mengenal sifat-sifat Allah yang termanifestasi dalam diri, pun juga mengenal sifat2 setan, bagian2 nafsu, dan berbagai penyakit hati yang melekat dalam diri.
Sehingga nantinya kita bijak mampu mengontrol diri thdp situasi yg ada di sekeliling kita. #Ngaji
Bayangkan saja, andai setiap kita mampu mengamalkan satu Kalamullah yaitu "Bismillahirrahmanirrahim".
Melakukan segala sesuatu dgn mengagungkan asma Allah & merefleksikan sifat Allah yg Maha Rahman-Rahim dalam kehidupan nyata.
Niscaya tidak akan ada pertikaian di dunia ini.
Namun hal itu tentu MUSTAHIL dilakukan oleh semua orang.
Kenapa?
Sebab ada karakter jahat dan karakter baik dalam setiap diri manusia.
Lha wong membaca tweet orang aja kalau NGGA SENANG, jempolnya langsung gatel NGETIK HUJATAN.
Iya apa iya? 😄🤭
Tentu saja kita sendiri yg menentukan apakah akan menggunakan karakter yg dominan baik atau buruk.
Sama halnya ketika orang yg kau cinta kena musibah, spontan terucap doa.
Tapi saat orang yg kau benci kena musibah, spontan terucap "SYUKURIN LOE KENA AZAB!"
Cek Tab Replies!
Pun andai saja semua orang memahami betapa agungnya hakikat ucapan salam, tentu TIDAK ADA pertikaian di muka bumi ini.
Nyatanya masih banyak dari kita yg lalai saat diperintahkan untuk menebar dan mengucapkan salam, yaitu Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ucapan salam yg sering kita dengar dan ucapkan sejak kecil TIDAK HANYA menjadi doa tapi juga sbg wujud penghormatan serta wujud cinta dari & kepada orang yg ada di hadapan kita.
Sering diartikan "semoga keselamatan & rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah untukmu"
Mbah yai @kyai_ambleg menjelaskan, ucapan salam bukanlah hal yg main2 atau sekedar ucapan basa-basi.
Ketika kita mengucap salam atau menjawab salam, maka kukuhkan pada diri ini bahwa orang yg ada di hadapanmu kau jamin SELAMAT dari gangguan kejahatan atas lidah dan tanganmu!
Siapa hayo di sini...
Yang selalu mengawali dengan salam Assalamualaikum, tapi...
terus dilanjutkan dengan niat menyakiti, mencari kesalahan atau menjatuhkan? dieksekusi dengan kata2 yang kurang baik? ditutup dengan merasa lebih baik dan lebih mulia dari orang di depan kita?
Rasulullah bersabda,
"Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman & tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang apabila dikerjakan niscaya kalian akan saling mencintai?
Dalam Sahih Bukhari diriwayatkan bahwa Allah memberi perintah kpd Adam,
"Pergilah dan ucapkan salam kpd para malaikat yg duduk itu, dengarkan bacaan salam mereka, sebab itu sebagai salam penghormatanmu dan anak cucu keturunanmu. Adam pun mengucapkan Assalamu'alaikum" ... dst.
Karena itulah saat kita mengucap salam atau menjawab salam, hal itu bukan hanya menjadi doa, bentuk cinta dan penghormatan.
Tetapi juga menjadi pengukuhan pada diri bahwa orang yg ada di hadapanmu kau jamin keselamatannya dari gangguan kejahatan atas lidah & tanganmu. #Ngaji
Terakhir,
Semoga Allah membimbing kita semua kepada berbagai hal yang mampu mendekatkan diri kepada-Nya, menjadikan kita sbg hamba yg diridhai-Nya hingga Allah senantiasa meliputi awal-akhir hidup kita dengan kebaikan-Nya.
Lembaga Fatwa Mesir (Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah), sudah sejak lama mengeluarkan Fatwa atas KEBOLEHAN mengucapkan "selamat" atas perayaan hari besar keagamaan umat beragama lain.
Bahkan dikatakan, hal itu termasuk dari KEBAIKAN DALAM ISLAM.
Buat teman-teman #CeritaGuruAdeirra yang belum bisa baca Arabic, saya sediakan short-link untuk web dar-alifta sehingga bisa langsung dicopas via google translate.
Semua perangai, tabiat, ucapan, perbuatan, kebiasaan, kelakuan yg diperbuat oleh manusia dalam kehidupan sehari-harinya adalah CERMINAN dari AKHLAKnya.
Banyak orang ngomong bahwa hal itu TAK BISA diubah.
Mengertilah, suatu perbuatan yg dilakukan berulang-ulang hingga jadi kebiasaan maka akan menjadi KARAKTER tabiat pada dirinya, entah itu kebiasaan baik atau kebiasaan buruk.
Banyak orang ngomong, karakter ini udah dari nenek moyangku, tidak bisa diubah.
Tabiat manusia yg dilengkapi akal & nurani, dibekali rajin sholat, baca Al-Quran, haji berkali2 TAPI mulutnya tak henti memaki, berkata keji, siap ngebom, siap memenggal kepala org lain, siap perang.
Sebenarnya manusia apa bukan?
Masa levelnya di bawah hewan buas?
~A THREAD~
Jelas bahwa Allah berfirman dalam surah Al-A'raf 33,
Katakanlah: Tuhanku hanya MENGHARAMKAN perbuatan yg KEJI, baik yg nampak ataupun yg tersembunyi, dan perbuatan DOSA, melanggar HAK MANUSIA tanpa alasan ug benar, ...dst.
Hal ini sesuai dengan hadits dengan banyak jalan riwayat diantaranya dari Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah, dst.
Berikut akan saya lampirkan riwayat dari Kitab Hadits Sunan Ibnu Majah.