Itu pasti saya kasih hadiah karena dia ulang tahun, dan itu bukan cuma satu orang, tapi semua yang ulang tahun selama semester itu.
Cuma emang pasti bikin overthink, LOL.
Jadi, saya tipe dosen yang kayak Sinterklas (mungkin?), suka bagi-bagi hadiah, tapi hadiahnya buku kok, buku apa pun, bisa jadi berhubungan dengan humas atau buku-buku bagus yang pernah saya baca. Niatnya emang supaya anak-anak mau banyak baca buku.
Tapi kalau pulang dari Rusia, saya juga biasanya bawa cokelat buat sekelas, bagi-bagi kebahagiaan (karena biasanya saya ke Rusia di tengah semester, LOL), atau kasih kuis, yang jawab dengan benar nanti dapat hadiah khusus.
Itu sedikit keceriaan di kelas. Kenapa begitu? Karena saya belajar dari dosen saya begitu. Saya dulu punya dosen yang baik-baik, ada yang suka kasih hadiah, suka kasih suvenir, lebih dari itu ... memberi itu rasanya memang ada kesenangan tersendiri.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pagi! Mungkin di antara kalian, angkatan 2019, 2020, atau 2021 ada yang mau kuliah di Rusia? Atau mungkin kalian yang sudah lulus S-1 mau melanjutkan S-2 di Rusia? Berikut saya jelaskan panduan dan dokumen apa saja yang dibutuhkan.
Setiap tahun, pemerintah Rusia membuka pendaftaran program kuliah berbeasiswa untuk para mahasiswa asing. Program beasiswa dibuka untuk jenjang pendidikan S-1 hingga S-3.
Sebagai gambaran, jumlah kuota yang diberikan untuk pelajar Indonesia selama beberapa tahun terakhir sebanyak 161 orang. Jumlah ini sudah mencakup jenjang pendidikan S-1, S-2, dan S-3. Meski begitu, pendaftaran kali ini cukup singkat.
Jalan-jalan, tepatnya jalan-jalan ke SMA-SMA se-Jabodebek (enggak termasuk Tangerang karena dulu lumayan enggak terjamah, Google Maps baru mulai dikembangkan).
Biasanya, dulu kami bawa tim publikasi, tetapi kadang saya harus presentasi sendirian di aula sekolah di hadapan ratusan siswa kelas XII, dan itu kesan yang enggak pernah terlupakan.
Selama kuliah itu, saya mengunjungi banyak sekolah, ada yang besar, kecil, terpencil, berada di pusat kemacetan, di gang sempit, macam-macam.
Bukan berarti saya enggak suka di jurusan Ilmu Komunikasi. Kalau tidak di Komunikasi UI, mungkin saya tidak seperti sekarang ini. Namun, jauh di dalam hati, saya selalu tertarik dengan politik luar negeri dan diplomasi.
Sewaktu kuliah, banyak teman HI yang ikut konferensi sana-sini di luar negeri. Saya selalu senang mendengar kisah mereka dan, tentu saja, kagum.
Secara terjemahan, “free sex” memang berarti seks bebas. Orang Indonesia memahami istilah tersebut sebagai aktivitas seksual yang tidak terikat atau tidak terbatas pada aturan pernikahan.
Pertanyaannya, adakah istilah “free sex” dalam bahasa Inggris?