SEJAK DIKABULKANNYA DOA NABI ﷺ DI MESJID, MAKA SETIAP MUSIBAH TIDAK ADA HUBUNGANNYA LAGI DENGAN DOSA SUATU KAUM
Hukuman dosa suatu kaum akan ditangguhkan sampai hari kiamat, kecuali dosa durhaka kepada orang tua dan dosa berzina, sesuai hadist yang berhubungan tentang itu.
Seperti kita ketahui, bahwa musibah yang menimpa seseorang bisa memiliki tiga makna: 1. Ujian kenaikan tingkat, seperti sakitnya Nabi Ayyub selama 7 tahun. 2. Penghapusan dosa bagi yang sabar 3. Hukuman bagi pendosa dan musuh Tuhan.
Nah, yang nomor 3 sudah tidak diberlakukan lagi sejak doa Nabi di Mesjid Ijabah. Jika diperlakukan, tentunya Israel yang zalim, bakal dihancurkan lebih dulu.
SYAHDAN.
Suatu saat Rasulullah ﷺ berdoa di mesjid IJABAH, dengan doa yang seperti dituturkan beliau ﷺ
" Aku memohon kepada Tuhanku 3 hal, maka Allah mengabulkan dua doaku dan menolak yang satu:
1. Aku memohon agar kaumku tidak dihancurkan (tersebab dosa-dosanya) dengan kelaparan, maka Allah mengabulkannya.
2. Aku memohon agar kaumku tidak dihancurkan dengan tenggelam (seperti kaum Nuh as), maka Allah pun mengabulkannya.
3. Aku memohon agar kaumku tidak saling bertikai satu sama lain, maka Allah pun TIDAK mengabulkannya
HR.Muslim
Mudah-mudahan saudara kita di Kalimantan Selatan sabar akan segala musibah yg terjadi, yg wafat dinilai syahid dan yg menderita diampuni segala dosa-dosanya
Ya Raab 🤲🏿
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Muhammad ﷺ dan Abul Ash bin Rabi'
Sebelum Nabi Muhammad ﷺ diangkat menjadi Rasul, Abul Ash bin Rabi’ menghadap beliau ﷺ
“Saya ingin menikahi Zainab, putri sulung Anda”
Nabi Muhammad ﷺ menjawab : “Aku tak mau melakukannya sebelum meminta izin padanya”.
Nabi menyampaikannya pada Zainab:
“Anak pamanmu mendatangiku dan menyebut-nyebut namamu. Apakah engkau rela ia menjadi suamimu?”
Wajahnya memerah dan ia tersenyum. Malu-malu.
Nabi ﷺ kemudian menikahkan Zainab dengan Abul Ash.
"Bermulalah dahsyatnya sebuah kisah cinta". Tiba masanya muncul sebuah masalah baru.
Yaitu, terkait diutusnya Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah.
Memasuki tahun ke-2 Hijriyah Kota Madinah semakin sesak dipenuhi oleh manusia yang bersiap-siap untuk menyambut Perang Badar.
Rasulullah ﷺ melakukan pemeriksaan akhir pada pasukan pertama yang akan berangkat di bawah komandonya sendiri. Terlihat di sana, ada seorang anak kecil yang belum genap berusia 12 tahun. Di tangannya terdapat sebilah pedang yang sama panjangnya dengan tubuhnya.
Ia mendekat ke arah Rasulullah ﷺ lalu berkata, “Aku akan menjadi pelindungmu, ya Rasulullah. Izinkanlah aku turut serta bersamamu dan berperang melawan musuh-musuh Allah di bawah panjimu.”
Lalu Rasulullah ﷺ melihat anak ini dengan perasaan senang dan kagum.
Satu-satunya hadits dimana Nabiﷺ menegaskan bahwa “inilah sunnahku” justeru tidak berkaitan dengan masalah akidah atau ibadah sama sekali, melainkan dalam masalah kesucian hati
Perhatikan hadits yg diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya berikut ini:
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda padaku: “Ananda, kalau engkau bisa setiap pagi dan sore hari, di dalam hatimu tidak ada rasa benci pada siapapun juga maka lakukanlah. Ananda, inilah sunnahku.
Siapa yang menghidupkan sunnahku berarti ia mencintaiku. Siapa yang mencintaiku ia akan bersamaku di surga.”
Abdullah ibn Mas’ud dan Bersedakah Untuk Suami Yang Faqir
Ibnu Mas’ud termasuk salah satu sahabat, dari sekian banyak sahabat yang mengumpulkan al Qur'an langsung dari "lisan" Rasulullah ﷺ
Imam Bukhari meriwayatkan atsar bahwa Ibnu Mas’ud bersumpah : "Demi Allah Yang tidak ada Ilah selain-Nya. Tidaklah satu surat pun yg diturunkan dari Kitabullah, kecuali saya mengetahui, di mana surat itu diturunkan.
Dan tidak ada satu ayat pun dari Kitabullah kecuali mengetahui, kepada siapa ayat itu diturunkan. Sekiranya aku tahu, ada orang yang lebih mengetahui tentang Kitabullah dan tempatnya bisa ditempuh oleh Unta, maka niscaya aku akan berangkat menemuinya."
Suatu ketika seorang Santri baru, yang masih lugu sedang mengikuti pengajian kitab Fathul Izar.
Setelah pengajian selesai ia pun bertanya mengenai hal-hal yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
👦: Pak Ustadz JIMA' itu artinya apa?
👳: JIMA' itu ya, MENAIKI
👦: Kalo DZAKAR ?
👳: DZAKAR itu, ya BURUNG
👦: Kalau FARJI apa Pak Ust..?
👳: FARJI itu, artinya TAHU
👦: Kalo INZAL pak, apa artinya?
👳: INZAL itu KELUAR
👦: Kalo ANAH?
👳: emm.. 'ANAH itu RUMPUT udah ya 😓
👦: satu lagi pak Ustad HASYAFAH apa artinya?
👳: oh HASYAFAH itu artinya HELM 😁
Dari sekian banyak kelebihan Sayidina usman, apa yang paling dikenang para sahabat Nabi dan para Ahlillah tentang Sayyidina usman? Jawabanya adalah kecintaannya pada Alquran dan khidmahnya pada Alquran
Ikatan Sayyidina Usman dengan Alquran itu spesial. Mungkin ikatannya bisa disamakan dengan ikatan Sayidina Ali dengan ruh tasawuf, Sayidina Umar dengan ruh syariat, dan Sayyidina Abu Bakar dengan hakikat muhammadiyah.
Beliau lah yang menjadi salah satu penulis mushaf saat wahyu diturunkan, betapa sering Sayyidina Muhammad SAW berkata padanya saat wahyu turun "tulislah wahai usaimu(panggilan sayang Nabi SAW padanya)"