F.A.J.A.R Profile picture
Feb 10, 2021 87 tweets 15 min read Read on X
-A THREAD-

SOLO RIDING
Based on a true story
Part II

Selamat membaca.

(Gambar hanya ilustrasi)
#thread #threadhorror #bacahorror #ceritahoror #solo Image
---
Sore itu Majid sedang berdagang di tempat ia biasa mangkal di alun-alun desanya. Keadaan ramai seperti biasanya, banyak pedagang di pinggiran alun-alun. Dilapangan banyak anak-anak yang sedang bermain kesana kemari, dan tak sedikit juga ada pasangan muda mudi yang sedang__ Image
duduk berdua beralaskan tikar yang mereka bawa. Alun-alun itu emang selalu ramai setiap harinya bukan hanya setiap malam minggu saja. Di sebelah kiri sebrang alun-alun terdapat Masjid yang memudahkan masyarakat sekitar untuk beribadah jikalau waktu shalat telah tiba.
Keadaan normal seperti biasanya, dagangan Majid banyak pembelinya karena memang rasanya yang nikmat dan lezat. Bahkan penulis sering beli Mie Ayam/Bakso miliknya, dan pernah juga iseng bertanya darimana dia belajarnya dan ternyata dia di ajarkan oleh Ibunya.
Masuk ke cerita lagi.
---
Tak terasa matahari sudah memancarkan warnanya yang kuning keemasan, tanda sebentar lagi waktu Maghrib akan tiba. Majid yang sedari tadi melayani pelanggan benar-benar di sibukkannya tanpa berhenti. Sepertinya dia butuh seseorang untuk membantunya jikalau banyak pelanggan__
seperti ini, begitulah pikirnya. Di sela-sela waktunya ia sempatkan untum melihat jam di tangannya, dan waktu sudah menunjuk pukul 17:30 sore. Dia sempatkan waktu untuk duduk, karena untuk beberapa saat belum ada pelanggan lagi. Dia melamun meliat kearah sebrang jalan sembari__
menopangkan tangan di dagunya. Dan samar-samar ia seperti melihat seseorang di arah sebrang jalan yang membuat pandangannya terasa aneh, karena orang itu tak seperti orang yang lalu lalang di sebrang jalan lainnya. Ia sedikit mengucek mata karena merasa seperti tak asing dengan__
orang itu, benar saja karena itu adalah kakek-kakek yang ia temui di Pasar tadi pagi. Kakek itu melihat kearah Majid sambil nunjuk-nunjuk dengan tatapan tajam kearahnya, Majid bingung disitu lalu tiba tiba
"Mas..!!!" ada suara perempuan manggil dia seraya nepuk pundaknya Majid
Terkejut dia karena hal itu
"Eh iyo mba pie?"
(Eh iya mba gimana?)
"Pie toh mas, wes tak undangi awit mau kok ra krungu"
(Gimana sih mas, udah tak panggilin daritadi kok gak denger)
"Iyo mba sepurone"
(Iya mba maaf)
"Yo wes ra popo, pesen mie ayam loro yo mas"
(Ya udah gpp, pesan mie ayam dua ya mas)
"Siap mba" di buatlah mie ayam pesenan mba itu. Pas ia sedang membuat mie ayam iseng ngeliat ke arah sebrang jalan, dan ternyata kakek itu sudah tak ada disana. Kemana lagi itu kakek pikirnya, ia merasa aneh sama tingkah laku kakek itu.
Tak mau pikir panjang ia lanjutin membuat mie ayam nya. Waktu pun semakin sore semakin gelap, adzan maghrib sudah berkumandang. Majid menunaikan shalat terlebih dulu dan menitipkan dagangannya ke pak Ali (pedagang jus sampingnya Majid), selepas shalat ia bergantian jaga__
dagangannya pak Ali. Malam itu di laluinya dengan perasaan bahagia karena dagangannya habis tak tersisa seperti hari-hari sebelumnya. Jam menunjuk pukul 21:15 malam, ia pulang lewat Jalan Pa***** yang jarang ia lewati kalau malam. Karena jalan yang biasa ia lewati saat pulang__
sedang ada kecelakaan, sehingga menyebabkan kemacetan parah. Ia mendorong gerobaknya sedikit agak cepat, karena mengingat jalanan yang ia lewati saat ini begitu sepi walau banyak rumah namun saat itu keadaan sedang sepi. Terus ia mendorong gerobak, lama-lama hawa disitu sedikit__ Image
berubah yang tadinya adem sekarang jadi pengap. Aneh emang karena mengingat itu adalah jalan yang ramai perumahan, harusnya tak seperti itu. Terus ia jalan sambil dorong gerobak, lama kelamaan bulu kuduk Majid berdiri. Dari arah belakang terdengar seperti ada suara langkah kaki__
yang mengikutinya berjalan, ia panik dan coba untuk mempercepat langkah kakinya lagi. Dia beranikan diri untuk menolah ke belakang, pas noleh tak ada siapa-siapa di belakangnya sontak ia fokus jalan lagi dan mempercepat jalannya. Suara langkah kaki itu ternyata masih ada, dan__
malah semakin dekat seperti persis berada di belakangnya. Sampai tiba tiba "Buuukkkk!!!!" ada yang menepuk pundaknya dari belakang, terlihat seperti ada tangan seseorang berada tepat di bahu sebelah kanan. Ia berhenti, badan gemetar, keringat dingin sudah bercucuran, lalu__
terbesit suara seseorang bilang "Mas..!!!" ia beranikan diri untuk menolah ke belakang. Ternyata ada seorang bapak-bapak memakai baju koko coklat lengkap dengan sarung dan peci nya, Majid menghela nafas lega disitu sambil bilang syukur, lantas bapak itu bilang
"Mas nengopo kok__
mlakune banter men? Koyo di uber setan"
(Mas kenapa kok jalannya cepat banget? Seperti di kejar setan)
"Mboten pak anu..."
(Tidak pak itu..) belum selesai bicara bapak itu langsung motong omongan Majid
"Mbok yo tarik nafas sek mas, men ngomonge lancar ngono"
(Tarik nafas dulu__
mas, biar ngomongnya lancar)
Tarik nafas lah dia sampai merasa lebih lega
"Iyo pak pie, ene nopo?"
(Iya pak gimana, ada apa?) tanyanya yang sudah mulai agak baikan setelah kejadian kurang mengenakan tadi
"Baksone iseh po ora mas?"
(Baksonya masih apa gak mas?)
"Wes telas pak"
(Udah habis pak)
"Oh ngono toh, yo wes mas suwun"
(Oh gitu ya, ya udah mas makasih)
"Nggih pak"
(Iya pak) Majid pun lanjut jalan lagi dan sampai rumah untungnya tak terjadi lagi kejadian seperti tadi. Dilihat ibunya sedang duduk di bangku teras rumah bersama Amelia dan Ani.
Sepertinya mereka sedang asik mengobrol,
"Assalamu'allaikum, koyoe ene sing seneng iki"
(Assalamu'allaikum, kayanya ada yang seneng ini" sembari memarkirkan gerobak di teras rumah sebelah kiri
"Wa'alaikumsallam" ucap mereka bertiga bersamaan
"Iyo mas iki mba Amel oleh juara siji
lomba nyanyi neng sekolah, iki pialane"
(Iya mas ini mba Amel dapat juara satu lomba nyanyi di sekolah, ini pialanya) seraya menunjukkan piala yang Ani maksudkan
"Alhamdulillah. Yo wes mas nyuwun tulung bantu beresi dagangane mas"
(Alhamdulillah. Ya udah mas minta tolong
bantu beresin dagangannya mas)
"Siiap mas" jawab mereka berdua bersamaan
Kamudian Majid pun duduk di samping ibunya, sedangkan Ani dan Amelia ngeberesin dagangannya Majid untuk di taroh di dapur.
"Jid, mau sore pak Iwan teko rene. Sesuk le ngeterke jam enem esuk jare"
(Jid, tadi sore pak Iwan datang kesini. Besok nganterinnya jam enam pagi katanya) ucap ibunya
"Nggih bu, pak Iwan ngomong opo neh selain iku bu?"
(Iya bu, pak Iwan ngomong apalagi selain itu bu?)
"Uwis, mung ngomong ngono tok"
(Udah, cuma bilang gitu doang) waktupun sudah__
Lanjut habis shalat isya, terimakasih.
Kemarin belum sempat buat di lanjut, karena ada keperluan. Insha allah Part 2 selesai hari ini.
menunjuk pukul setengah 11 malam. Jalan depan rumahnya yang tadinya banyak lalu lalang kendaraan sekarang sudah mulai sepi, Majid dan keluarganya pun sudah masuk ke dalam rumah untuk istirahat. Sebelum tidur ia sempatkan waktu untuk Shalat isya terlebih dulu, dan berdoa meminta__
kelancaran untuk perjalanannya besok. Malam itu hening, hanya ditemani suara jam dinding yang terus berputar. Selepas shalat ia pun langsung beranjak ke kasur untuk mengistirahatkan badannya itu, dan ia pun sekarang sudah terlelap akan tidurnya. Disela-sela tidurnya ia bermimpi__
melihat sosok kuntilanak merah ada di kamarnya, sosok itu berdiri dekat meja kamarnya dengan posisi menghadap persis ke arahnya. Entah mimpi atau bukan, ia melihatnya dengan sangat jelas. Penampilan sosok itu benar-benar sangat mengerikan__
yang membuat ia sangat ketakutan, wajahnya pucat pasi, matanya hitam mengeluarkan darah merah segar, mulutnya menganga dengan kedua taringnya yang panjang, dan kuku-kukunya pun panjang. Sosok itu perlahan mendekati Majid, dia gak bisa apa-apa, tubuhnya kaku tak bisa di gerakan__
mulutnyapun susah untuk bicara. Disitu Majid hanya bisa pasrah tak bisa apa-apa, sosok itu semakin lama semakin mendekat, dan sekarang posisinya sudah ada tepat di atas tubuhnya Majid. Mencoba untuk melawan tapi tak bisa, karena tubuh dan mulut tak bisa ia gerakkan. Kemudian__
sosok itu mulai membungkuk seperti mau menduduki Majid, wajahnya sekarang sudah ada tepat didepan muka Majid. Disitu ia melihat dengan sangat jelas, tangisan pun sudah tak bisa ia bendung lagi, hanya bisa berdoa dalam hati berharap tak terjadi apa-apa. Lalu tiba-tiba__
"Brruukkk!!!!" sosok kuntilanak itu terpental ke dinding kamar sepeti ada sesuatu yang mendorongnya dengan sangat keras, lalu terbesit suara
"Ojo ganggu cucuku"
(Jangan ganggu cucuku) ada suara kakek-kakek dari arah sebelah kanannya Majid, ia tak bisa melihat sosok kakek itu__
karena badan juga lehernya tak bisa ia gerakkan. Sosok kuntilanak itu kemudian pergi menghilang entah kemana, disitu Majid benar-benar sangat bersyukur karena masih bisa di selamatkan. Namun ia tak bisa melihat sosok kakek yang menyelamatkan dia, karena saking lemasnya ia pun__
pingsan. Dan tiba-tiba ia langsung kebangun dari tidurnya dengan keringat yang sudah bercucuran di badannya, entah mimpi atau bukan tapi kejadian itu benar-benar seperti nyata. Dilihatnya jam dinding ternyata sudah jam 4 pagi, ia pun langsung melakukan kegiatan seperti pagi-pagi_
sebelumnya walau masih keingat kejadian semalam. Seumur hidupnya baru kali ini dia mendapatkan mimpi yang seperti itu, dan dia termasuk orang yang gak peka terhadap hal-hal mistis. Sekitar jam 6 kurang, Majid sudah siap untuk pergi kerumahnya pak Iwan. Ibunya pun__
memberikan nasi bungkus untuk sarapan ia di jalan nanti, motor ia panaskan dan sejenak ia duduk di bangku sambil menunggu pak Iwan datang kerumahnya.
"Jid kowe ra popo?"
(Jid kamu gpp?) tanya ibunya yang melihat majid lagi melamun, Majid pun hanya diam tak merespon. Lalu di__
tepuklah pundaknya itu
"Astagfirullah bue, ene opo?"
(Astagfirullah ibu, ada apa?) jawabnya sambil melihat ke arah ibunya
"Kowe ki iseh isuk kok ngelamun, mikiri opo toh le?"
(Kamu ni masih pagi kok ngelamun, mikirin apa sih le?)
"Mboten mikiri opo-opo bue"
(Gak mikirin apa-apa bu) jawabnya meyakinkan
"Yo wes nek ra gelem cerito"
(Ya udah kalo gak mau cerita) jawab ibunya sambil duduk di samping Majid
Tak lama menunggu pak Iwan bersama anaknya pun datang ke rumahnya Majid dengan sepeda ontelnya, dilihat bebawaan anaknya tak terlalu_
banyak hanya satu tas besar yang di gendongnya, mungkin isinya hanya pakaian.
"Assalamu'allaikum" ucap salam hangat pak Iwan
"Wa'alaikumsallam" mereka pun menjawab salamnya
"Pripun jid, wis siap?"
(Gimana jid, udah siap?)
"Alhamdulillah uwis pak, meh mangkat saiki opo?"
(Alhamdulillah udah pak, mau berangkat sekarang apa?)
"Iyo saiki wae jid"
(Iya sekarang aja jid)
"Yo wes pak"
(Iya udah pak)
Kemudian tas Putri ia taroh di depan, Majid hanya membawa tas selempang yang isinya hanya Dompet, HP dan Charger. Makanan dari ibunya ia taroh bagasi__
ia memakai jaket kulit dan celana Jeans hitam serta pakai sepatu dan sarung tangan, karena mengingat perjalanan yang ia tempuh lumayan jauh. Mereka berdua pun siap untuk berangkat, tak lupa untuk pamitan ke ibu dan pak Iwan juga adik-adiknya. Pagi itu cuaca sedang cerah, matahari
pagi begitu sangat menghangatkan badannya. Jalanan ramai seperti biasanya, ia pun mampir ke pom untuk mengisi bahan bakarnya.
"Put, wes maem durung?"
(Put, udah makan belum?) tanyanya
"Durung mas"
(Belum mas)
"Yo wes maem sek yo?"
(Ya udah makan dulu ya?) ajaknya
"Iyo mas"
(Iya mas) Putri mengangguk karena memang perutnya terasa lapar, lalu Majid membawanya ke warung makan dan mereka makan bersama. Majid makan nasi bungkus dari ibunya sedangkan Putri makan nasi pesanannya. Perjalanan mereka masih jauh, untuk sampai disana mungkin memakan_
waktu hinga 6jam an lebih. Selepas sarapan mereka pun melanjutkan perjalanannya, tak lupa membeli minum botolan. Lama mereka berjalan, waktupun sudah menunjukan pukul 9 pagi. Selama di perjalanan itu mereka banyak mengobrol tentang banyak hal. Lalu tiba-tiba ban belakang terasa__
goyang, Majid pun mutusin berhenti dan mengecek. Ternyata ban belakang bocor, terpaksa Majid nuntun motornya karena di sekitar mereka tak ada bengkel motor. Lama ia nuntun masih belum menemukan bengkel motor, karena mengingat posisi mereka sekarang sedang ada di jalan perbukitan.
Kemudian tak lama mereka jalan, di pengkolan depan Putri melihat warung makan yang sampingnya ada bengkel motor.
"Mas iku ene bengkel"
(Mas itu ada bengkel) ucap Putri seraya nunjuk ke arah depan
"Alhamdulillah" ucap syukur Majid sambil menambah kecepatan jalannya agar segera__
sampai di bengkel. Setelah jalan kurang lebih lima menit akhirnya mereka sampai juga di bengkel, kemudian motornya di tambal. Cuaca yang tadinya terang sekarang mulai sedikit agak mendung, beruntung Majid sudah menyiapkan dua mantel di bagasi motornya. Kemudian rintik-rintik__
hujan pun turun, sedangkan motor masih belum selesai di tambal.
"Put, gowo mantel po ora?"
(Put, bawa mantel apa gak?) tanyanya memastikan
"Mboten mas, mas Majid nggowo po ora?"
(Nggak mas, mas majid bawa apa gak?)
"Alhamdulillah nggowo loro"
(Alhamdulillah bawa dua)
"Alhamdulillah" ucapnya dan sambung lagi ia bicara
"Mas iki iseh suwe po ora tekone?"
(Mas ini masih lama apa gak nyampenya?)
"Iseh put, kurang lebih 3-4 jam an. Paling suwi ki neng hutane mengko"
(Masih put, kurang lebih 3-4 jam an. Paling lama di hutannya nanti)
"Mas Majid emang njukut jalur ngendi?"
(Mas Majid emang ngambil jalur mana?)
"Njukut jalur K****** iki"
(Ngambil jalur K****** ini) ucapnya Majid, setelah Majid bilang begitu Putri hanya bisa diam tegang seperti memendam sesuatu. Wajahnya seperti orang ketakutan, namum Majid tak_
Mohon maaf jika ada kata yang salah. 🙏🏻
menyadari akan hal itu. Setelah menunggu beberapa saat, motor akhirnya selesai ditambal dan siap untuk berangkat lagi. Terlihat hujan semakin lama semakin deras, dipakailah mantel yang sudah ia bawa itu.
"Tiati yo mas"
(Hati-hati ya mas) ucap Putri
"Iyo put"
(Iya put) tuturnya
Tak lama mereka jalan, hujanpun semakin lebat sampai kaca helm sedikit agak kabur karena hantaman airnya. Hari itu tak banyak kendaraan yang lewat, hanya ada satu dua mereka berpapasan. Kemudian kabut pun turun, membuat ia was-was mengendarai motornya.
Majid sempat berfikir untuk berhenti, mengingat derasnya hujan dan kabut turun menghalangi pandangannya. Namun ia mengurungkan niatnya itu, karena posisi dia sedang tidak baik untuk berhenti. Tak lama setelah itu majid melihat ada dua jalan ke kiri dan ke kanan, ia pun berhenti__
untuk melihat plang penunjuk jalan. Tertulis arah kiri ke S***** dan kanan ke K******
"Mas tenanan meh njukut dalan K****** nopo?"
(Mas beneran mau ngamb jalan K****** apa?) ucapnya dengan agak sedikit berteriak karena hujan menghalangi jarak pendengarannya
"Iyo put, nek njukut__
S***** kadohen"
(Iya put, kalo ngambil S***** kejauhan) ucapnya dengan sedikit teriak, Putri disitu hanya bisa diam berharap tak terjadi apa-apa karena mengingat sebelumnya pernah lewat jalur K****** yang membuat ia juga temannya mengalami hal buruk disana.
Sedikit penjelasan tentang jalur K****** yang di kenal dengan sebutan Hutan Kematian (samaran). Jadi hutan ini itu jalurnya ekstrem namun kalo mau cepat sampai di kota S******* lewat hutan ini solusinya kalau dari arah kotanya Majid. Di hutan ini banyak sekali Pohon Pinus__
jalurnya naik turun, alasan kenapa disebut Hutan Kematian (samaran) karena di jalur ini sering banyak terjadi kecelakaan baik sepeda motor, mobil, truk, dll. Dan juga pernah ada kasus pembuangan mayat di jalur ini, dan tak jarang pengendara sering di perlihatkan penampakan baik__
siang ataupun malam hari. Kurang lebih seperti itu penjelasannya, oke masuk ke cerita.
~~~~~~
Saat sedang menyalakan motornya dan mau lanjut jalan lagi, Majid di kagetkan oleh suara Klakson mobil truk dari arah jalur K******, ada yang aneh dengan mobil itu. Pikirnya, dia ngelaksonin apaan? di depannya kan tak ada kendaraan lain lalu tiba-tiba mobil itu terguling ke__
kiri. Sontak majid teriak "Heeeiiiii!!!!" disitu Putri kaget
"Mas nengopo?"
(Mas kenapa?) tanyanya heran
Majid nengok ke arah Putri
"Put kae ene mobil truk guling"
(Put itu ada mobil truk terguling) ucapnya sambil nunjuk ke arah jalur K******
"Endi mas, ra ene"
(Mana mas, gak ada) putri heran karena yang Majid tunjuk tak ada apa-apa, lalu Majid pun kembali melihat kearah truk terguling tadi dan betapa terkejutnya ia melihat truk itu sudah tidak ada disana. Majid terdiam heran, tanpa sadar kalau putri sedari tadi menepuk pundaknya untuk_
mengajaknya jalan lagi karena Putri sudah merasa tidak nyaman berhenti lama-lama disana.
"Mas heeiii..!!! Ayo mlaku neh"
(Mas heeiii..!!! Ayo jalan lagi) ucapnya, Majid pun sadar dan segera untuk pergi dari tempat itu. Dinyalakan lah itu motor, ketika Majid hendak belok__
kearah jalur K****** tiba-tiba dari arah jalur S***** ada mobil jeep melaju kencang sambil membunyikan klaksonnya.
"Mas..!!!!" teriak Putri seraya memeluk Majid begitu eratnya. Beruntung dengan sigap Majid langsung mengerem walau sempat ban belakang nya tergelincir, dan hampir__
saja tabrakan itu terjadi.
"Astagfirullah, kowe ra popo put?"
(Astagfirullah, kamu gpp put?) tanya Majid, sedangkan mobil itu sudah jauh dari pandangan mereka.
"Aku ra popo mas, mas Majid pie?"
(Aku gpp mas, mas Majid gimana?)
"Alhamdulillah aku ra popo"
(Alhamdulillah aku gpp)
Majid mutusin untuk berhenti sejenak di pinggir jalan karena mengingat kejadian barusan membuat mereka shock, sedangkan hujan masih turun dengan derasnya. Selang beberapa lama terlihat ada mobil mengarah ke arah mereka, sepertinya itu mobil jeep yang hampir menabrak mereka__
pikirnya. Tak lama mobil itu berhenti, lalu keluar seorang laki-laki yang sudah membawa payung ke arahnya.
"Mas nengopo mandeg neng kene?"
(Mas kenapa berhenti disini?) tanya lelaki itu
"Ora popo mas, gek istirahat iki"
(Gpp mas, lagi istirahat ini)
"Mending lanjut mlaku wae mas_
daerah kene rawan. Lan ojo lewat K****** soale gek ene wit ambruk ngalangi dalan."
(Lebih baik lanjut jalan lagi mas, daerah sini rawan. Dan jangan lewat K****** soalnya lagi ada pohon tumbang ngehalangin jalan.)
"Nggeh mas, matur nuwun wes dikei reti"
(Iya mas, terimakasih udah_
dikasih tau)
"Yo wes mas aku tak lanjut mlaku neh lewat S***** iki"
(Iya udah mas aku tak lanjut jalan lagi lewat S***** ini)
"Nggeh mas"
(Iya mas) tak lama lelaki itu pun balik lagi ke mobilnya dan langsung pergi ninggalin Majid.
"Yo wes put ayo mlaku neh, dewek lewat S***** yoo. Ra popo kan?"
(Ya udah put ayo jalan lagi, kita lewat S***** ya. Gpp kan?)
"Iyo mas ra popo"
(Iya mas gpp) ucapnya dengan raut wajah yang sedikit agak tenang karena tak jadi lewat jalur itu. Walaupun lama tapi__
tak apa asal baik-baik saja di jalan, pikirnya. Kemudian majid pun menyalakan motornya dan lanjut jalan lewat S***** untuk jalur ini sebenarnya sudah tak lewat Hutan lagi, namun akan sedikit memutar jika mau ke kota tujuannya.
~~~~~
Jalan demi jalan ia lewati, hujan yang tadinya deras sekarang sudah sedikit mereda. Perlahan matahari sudah mulai memancarkan cahayanya kembali, yang tadinya ia melewati hutan yang panjang sekarang sudah mulai masuk ke jalanan kota. Dilihat jam sudah menunjuk pukul 12:15__
suara adzan Dzuhur pun sudah mulai menggema, mereka pun berhenti di sebuah Masjid di kota itu sembari beristirahat sejenak.
"Put istirahat sek yo, aku tak shalat sek"
(Put istirahat dulu ya, aku mau shalat dulu)
"Nggeh mas"
(Iya mas)
Jarak mereka ke kota tujuan mungkin sekitar dua jam lagi, harusnya mereka sudah sampai disana jika tadi lewat jalur itu. Selepas shalat mereka sempatkan untuk makan terlebih dulu di sebuah rumah makan sebelum lanjut jalan lagi.
Di rumah makan itu sedang ramai, tempatnya besar dekat dengan sebuah pemancingan ikan. Majid makan dengan lahapnya, mungkin faktor kehujanan di sepanjang hutan tadi membuat rasa laparnya meningkat. Sedangkan Putri makan santai seperti biasa.
Jam sudah menunjuk pukul 13:02 mereka pun lanjut jalan lagi selepas makan, dalam perjalanannya itu tak banyak yang di obrolkan sama mereka. Hanya sesekali saja mereka mengobrol, itupun hanya sebatas obrolan biasa. Setelah beberapa lama akhirnya mereka sampai di tugu bertuliskan__
(Selamat datang di Kota S*******), alangkah leganya Putri karena sudah sampai di kota tujuannya itu. Dan Majid pun bertanya ke Putri
"Meh diterken ngendi iki put?"
(Mau dianterin kemana ini put?)
"Teng mriki mas"
(Kesini mas) ucapnya seraya menunjukkan alamat yang tertera di__
layar Handphone nya.
"Ouh iyo put, ra adoh seko rene kok"
(Ouh iya put, gak jauh dari sini kok) ujarnya
Kemudian ia lanjut jalan lagi dan setelah beberapa lama akhirnya mereka sampai di tempat yang Putri maksud.
"Alhamdulillah wes tekan mas"
(Alhamdulillah udah sampe mas" ucapnya
seraya turun dari motor
"Iyo put alhamdulillah, yo wes aku tak langsung mulih yo ben ra kewengen"
(Iya put alhamdulillah, ya udah aku mau langsung pulang ya biar gak kemaleman)
"Serius mas, emang ra kesel?"
(Serius mas, emang gak capek?) tanyanya
"Ora put, ben ra kewengen soale"
(Nggak put, biar gak kemaleman soalnya)
"Yo wes mas tiati neng ndalan, sepurone wes repotke mas Majid"
(Ya udah mas hati-hati di jalan, maaf udah ngerepotin mas Majid)
"Ora kok put, iki tas se. Yo wes aku tak mulih sek. Assalamualaikum"
(Gak ko put, ini tas nya. Ya udah aku__
mau pulang dulu put. Assalamualaikum) ucapnya sambil dikasihnya tas milik Putri.
"Tiati mas. Wa'alaikumsallam"
(Tiati mas. Wa'alaikumsallam) dinyalakanlah motor itu kemudian Majid lanjut jalan untuk pulang ke rumahnya, saat itu hari sudah mulai sore sekitar jam 15:05 ia pun__
mutusin untuk langsung pulang dari sana. Tak memikirkan keadaan tubuhnya, Majid hanya ingin tak berlama-lama disana karena besok ia harus dagang lagi.
~~~~~
Sesuai dengan judul cerita ini, perjalanan yang sesungguhnya baru akan di mulai di Part 3. Karena keinginannya untuk sampai rumah dengan cepat, ia pun harus mengambil keputusan lewat jalur K****** sendirian. Akan banyak sekali hal aneh yang akan ia dapatkan disana.
Bagi yang mau tau kelanjutan cerita ini, silahkan untuk berkomentar dibawah ini.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with F.A.J.A.R

F.A.J.A.R Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @fajarpra18

Feb 18, 2021
-A THREAD-

SOLO RIDING
Based on a true story
Part IV
End

Selamat membaca

(Gambar hanya ilustrasi)
#thread #threadhorror #bacahorror #ceritahoror #horor #solo Image
Melihat sosok itu terbang ke arahnya, tak ada pilihan lain selain lari. Kini semua seperti tak ada harapan lagi untuknya, tak bisa ia pergi kemanapun dalam keadaan seperti ini. Lari pun tak tau harus kemana, ia benar-benar putus asa saat itu.
Dalam larinya ia sempat kepikiran ibu dan adik-adiknya ingin rasanya ia berada bersama mereka sampai air matapun tak bisa ia keluarkan lagi, tangisan pun sudah tak ada artinya.
Read 79 tweets
Feb 14, 2021
-A THREAD-

SOLO RIDING
Based on a true story
Part III

Selamat membaca

(Gambar hanya ilustrasi)
#thread #threadhorror #bacahorror #ceritahoror #solo Image
~~~~~
Lelah, itulah yang ia rasakan. Namun tak dapat ia pungkiri karena tak bisa berlama-lama disana. Begitulah pikirnya, tanpa ia sadari itu adalah pilihan terburuk dalam hidupnya.
Sore itu angin berhembus dengan kencangnya, suara adzan sudah menggema di berbagai penjuru. Disepanjang jalan banyak ia temui pedagang rambutan, sempat ia berhenti untuk membeli beberapa ikat dan dimasukkannya ke dalam Bagasi.
Read 83 tweets
Feb 9, 2021
-A THREAD-

SOLO RIDING

Based on a true story

Nama dan tempat sudah di samarkan, jika ada kesamaan dalam penamaan tokoh dan tempat saya memohon maaf.

(Gambar hanya ilustrasi)

#thread #threadhorror #bacahorror #ceritahoror #solo Image
Senin, 14 Januari 2019

Kring kring kring!!! Suara alarm nyaring terdengar dari Handphone miliknya, sampai ia pun terbangun dari tidurnya. Dilihatnya waktu sudah menunjuk pukul 4 pagi, ia pun bangun untuk membersihkan diri dan bergegas ke Mushola dekat rumahnya.
Pagi itu masih gelap gulita, namun suara ayam jago sudah berkokok di berbagai penjuru desa kala itu. Selepas membersihkan diri ia tak lupa untuk membangunkan Ibu dan adik-adiknya yang masih terlelap akan tidurnya.
Read 45 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(