Seandainya yang berbicara adalah Dahlan Iskhan atau Ignatius Jonan, mungkin itu akan terdengar enak. Terdengar pas antara musik dan vokal dalam jalinan harmonis sebuah komposisi.
Ketika pada peringatan Hari Pers, Jokowi ingin pemerintah dikritik. Yang "nyamber" koq ya Sudjiwo Tejo, partai Demokrat, PKS hingga YLBHI.
Trus kritik mereka, baik nada maupun lyric-nya bisa-bisanya sama. Tertibkan buzzer.
Ini seperti jeruk makan jeruk.
Buzzer adalah fenomena. Belum ada kajian pasti ini benar atau salah. Ini seperti proses alamiah atas jawaban spontan kita terhadap perubahan jaman.
📷TheMindsJournal
Ini tentang jawaban para pelaku "pasar" pada era digital di mana informasi jug ujug terhidang didepan mata kita bahkan tanpa kita ingin..
Ini dunia baru di mana semuanya bergerak tanpa batas dengan kecepatan yang tak kita sanggup menterjemahkannya apalagi mengikuti.
📷Coub
Ini tentang masa transisi sekaligus perubahan dan kita gagap.
"Adakah hal logis dapat tersaji dalam gagap?"
Dulu, kita memiliki kemewahan untuk bisa menelaah sesuatu hal yang baru dan kita berkonsentrasi. Kini, berhenti adalah tertinggal.
📷nprdotorg
Baik informasi, perkembangan teknologi hingga media tempat kita berinteraksi pun seolah tak kenal apa itu berhenti. Dia tak lagi punya sifat sabar. Tak ada ruang tunggu.
Media mainstream sudah pasti bubar.
📷Society6dotcom
Sama dengan travel agent dan banyak jenis usaha yang sudah dilindas dan mati, skill kita pun sebagai manusia akan dilibas oleh robot.
Hanya masalah waktu, dan anehnya cara kita bersiap tak sedikit pun terlihat sedang mengarah ke sana.
📷ArtStation
Perang dgn drone sdh menjadi cerita biasa. Tentara dlm bentuk robot sudah dibangun & siap diturunkan. Artificial Intellegence merampok semua milik berharga kita.
Isu kita hari ini adalah buzzer yg akan menghambat proses demokrasi. Saya pun tak senang.
📷janedavieswatercolours
Siapa senang Departemen Kesehatan kita (misalnya) menggaji para buzzer dengan perintah menguasai media dan kita hanya dapat cerita suksesnya saja padahal ketika kita ke rumah sakit kesenjangan terjadi?
📷ZenYandrex
Kita ga bisa protes karena setiap protes, protes kita langsung hilang oleh sistem yang ada? Tertumpuk dan tenggelam kalah oleh cuitan buzzer?
Itu kondisi di mana kita sudah dan sedang akan menuju dan kita tak siap.
📷RedBubble
Namun, apakah media mainstream tak pula berlaku hal yang sama hari ini? Media mainstream tak berpihak dan dibayar?
📷SaatchiArt
Kita sama-sama sedang tak mengerti dan namun, Tedjo, PKS, Demokrat dan YLBHI sudah kalah perang dan hari ini minta ampun dan minta istirahat dulu namun alasan dipakai adalah "atur buzzer mu!".
Sangat mungkin, tenaga dan duitnya kalah kuat. Itu saja alasan yang belum tentu benar dan namun paling logis.
Alasan lain, mereka yang senang memuji dan mendukung Presidennya, jauh lebih banyak yang bukan bayaran.
📷pngtree
Mereka pendukung murni dan berharap Presidennya jangan diganggu apalagi dilengserkan.
Himbauan Tedjo dan kawan-kawan tak akan bermakna apa pun karena posisi mereka kemarin sangat benderang sebagai bagian tak suka Presiden.
Paling tidak, rekam jejak digitalnya mudah diunggah kembali to?
Mungkin berbeda bila Jonan atau Dahlan, atau Ahok misalnya yang meminta itu.
"Trus maksudnya apa tulisan ini?"
📷BoredPanda
Tedjo, PKS, Demokrat dan YLBHI, kalian tak pantas minta Presiden menertibkan buzzernya. Kalian memohon dengan tangan kanan tapi tangan kiri kalian tetap menyerang.
📷Behance
Lagipula, apa pun namanya, pendukung militan Presiden terlalu banyak, dan anda semua telah berburuk sangka seolah semua orang yang bersuara baik bagi Presiden adalah bayaran.
📷Johnholcroft
Siapa sanggup memerintahkan stop bela Jokowi pada para militannya yang tak berbayar sementara kalian masih terus sibuk menyerangnya?
Kibarkan saja bendera putih, dan kita ikrarkan kesepakatan bersama demi membangun negara ini.
Beri kesempatan Presiden bekerja sesuai perintah UU karena dia sudah terpilih hingga 2024.
Kritik yg harus dikritik demi baik bersama negara ini. Jangan minta presiden mundur dengan #gantipresiden lagi yak? Ga baik, Tuhan tidak senang dengan cara-cara seperti itu...
📷TonyBates
SAYA JUGA GA SENANG, KARENA CARA-CARA ITU NORAK TAUK!!!
.
.
.
.
📷AngelMonne
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Wis luwih saka sewulan saben dina minggu ing gerbang kedatangan Bandara Schipol, ana simbah kakung mapag penumpang pesawat Garuda sing mabur saka Jakarta.
Mripate prasasat tanpa kedep nyawang penumpang sing metu saka gerbang kedatangan, utamane penumpang wanita.
Ing ngarep lawang metune penumpang, ana cafe sing biasane dinggo andok wong kang lagi mapag penumpang.
Sawise krasa kesel simbah kakung mau banjur pesen kopi sadurunge dheweke mulih. Makasiswi ayu sing ngewangi kerja dadi pelayan cafe ora iso nahan rasa penasarane.
SATOE INDONESIA TANPA SEKAT
.
.
.
Menanti Indonesia Menjadi Mercusuar Dunia
.
.
Ibarat sebuah mesin, Indonesia adalah V6. Mesin besar dengan power besar dan torsi yang seharusnya juga besar. Itu mesin dengan spec dan DNA balap.
Negara ini memiliki garis pantai terpanjang nomer 2 di dunia. Nomer 6 terluas ZEE nya, dan nomer 13 terluas sebagai wilayahnya. Sangat besar, sangat potensial sebagai salah satu pemimpin dunia.
Jumlah penduduknya, Indonesia menempati urutan nomer 4 dunia.
"Bagaimana dengan prestasinya?"
Ibarat mesin pada mobil, V6 yang dimilikinya ternyata tak pernah bisa bekerja sebagai mana mestinya. Banyak hal tak bekerja dengan baik pada mesin itu.
Bangga akan kebesaran masa lalu kita tanpa memahami esensi kenapa nenek kita jaman itu mampu mencapai titik mengagumkan tersebut, adalah kesia-siaan.
📷SonyaYulianti
Majapahit dengan segala kebesarannya hingga kekuasaan dan pengaruhnya tercatat sebagai salah satu kerajaan terbesar di dunia, adalah tentang sejarah masa lalu kita.
Bangga?
Menjadi sangat besar dan kemudian disegani bukan cerita sehari dan besok jadi. Bukan hari ini warga biasa, besok jadi ketua partai. Bukan warisan, itu tentang perjuangan.