Saudara, Saudari, hari ini kita mengawali masa Prapaskah. Prapaskah adalah masa pertobatan. Kita dipanggil untuk menyadari kedosaan, bertobat dan menerima pengampunan dari Tuhan. Berpuasa selama 40 hari perlu disertai dengan pendalaman iman, doa, berpantang dan berbuat amal. Image
1. Apa makna Abu?

Hari ini kita ditandai dengan abu, yang disertai Sabda Tuhan: “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mark 1: 15); atau “Ingatlah bahwa engkau adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (Kej 3: 19; Pengkhotbah 3: 20). Image
2. Ditandai dengan abu, bukan sekadar ritual, tetapi ada makna penting yang mesti terwujud dalam hidup kita. Abu melambangkan penyesalan atas dosa dan kesadaran bahwa kita tidak abadi, berasal dari debu dan akan kembali ke debu.
3. Melalui ritual penerimaan Abu, kita diajak untuk melakukan pertobatan, ikut merasakan kesengsaraan Tuhan dan dengan hati dan budi yang bersih kita menyongsong Paskah, hari Kebangkitan Tuhan Yesus, hari kemenangan Tuhan Yesus dari dunia orang mati!
4. Ketika manusia pertama – Adam dan Hawa – jatuh dalam dosa, Tuhan Allah menyadarkan Adam dan Hawa bahwa mereka debu dan akan kembali menjadi debu (Kej 3: 19). Tuhan Allah yang menciptakan mereka dari debu tanah.
5. Manusia mesti menyadari kefanaan, ketidak-abadian mereka di bumi ini, dengan penegasan: engkau akan kembali menjadi debu. Hanya ketika kita sudah kembali menjadi debu, kemudian dibangkitkan oleh Tuhan Allah, kita memperoleh kehidupan kekal.
6. Penggunaan abu sebagai simbol penyesalan dan pertobatan atas dosa-dosa dikisahkan berkali-kali dalam Perjanjian Lama. Misalnya, kisah Ayub dalam perjanjian lama (Ayb 42: 6) menyatakan penyesalannya atas dosa yang telah ia buat di hadapan Allah dengan duduk dalam debu dan abu.
7. Dengan penyesalan dan pertobatan itu, Ayub dipulihkan hidupnya oleh Tuhan Allah. Nabi Daniel pun memohon belaskahian dari Tuhan atas dosa-dosanya dan dosa-dosa umatnya, dengan berkata:
8. Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Kami telah berbuat dosa dan salah. Tapi pada Tuhanlah ada kesayangan dan keampunan (Dan 9:3-10).
9. Saatnya kembali kepada Tuhan Allah

Bertobat berarti kembali memperbaharui diri, kembali kepada Tuhan Allah sang sumber “air hidup” harapan dan berusaha mendengarkan dan melaksanakan kehendakNya.
10. Itulah yang kita dengarkan dalam bacaan pertama hari ini (Yoel 2:12-18): Sekarang,” beginilah firman Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu, dan jangan pakaianmu.
11. Penyesalan atas dosa, berpuasa, berpantang merupakan tindakan membangun komitmen untuk bertobat. Tapi pertobatan tidak sebatas pertobatan lahiriah tapi juga secara rohaniah. Lebih dari itu, pertobatan tidak berhenti pada refleksi tetapi juga tampak dalam aksi.
12. Saya ingat kisah inspiratif. Bonus orang kaya dan rajin berdoa. Ia begitu iba melihat tetangganya yang miskin, tinggal di gubuk. Ia pun mengingat tetangganya itu dalam doa-doanya. Dalam doanya Bonus memohon kepada Tuhan: Tuhan, tolonglah tetanggaku ini, begitu miskin.
13. Setelah Bonus berkali-kali berdoa yang sama, Tuhan Allah menampakan diri kepada Bonus dan berkata: Bonus, engkau melimpah harta, banyak talenta, dengan keahliannmu engkau gampang mencari nafkah. Engkaulah perpanjangan tanganKu menolong tetanggmu itu. Tolonglag dia.
14. Lihat, berdoa saja tidak cukup, iba hati tidak cukup. Kita mesti sampai pada aksi nyata. Jika engkau meminta Tuhan menolong sesamamu, renungkanlah apakah Anda telah tergerak hati untuk menolongnya?
15. Jika engkau memohon kepada Tuhan Allah agar ia peduli pada tetanggamu, kepada anak-anak Anda, kepada orangtua Anda, renungkanlah apakah Anda telah peduli kepada mereka?
16. Saudara-saudara, dalam pertobatan kita mesti sampai pada pemahaman akan kehendak Allah. Lalu kita wujudkan dalam aksi nyata. Orang beriman, tidak sekadar saleh berdoa, tetapi tergerak beraksi nyata.
17. Kita berpuasa, berpantang, mengurangi makan daging, mengurangi makan ini dan itu, mengurangi jajan. Tapi tidak berhenti di situ, kita sisihkan sebagian yang kita punya sebagai aksi puasa kita, menolong mereka yang sangat membutuhkan. Semakin beriman, semakin peduli, berbagi.
18. Aksi puasa, menolong orang lain merupakan wujud kepeduliaan kita. Bapa Paus Fransiskus pernah menegaskan bahwa ketidak-pedulian merusak persahabatan dan persaudaraan umat manusia. Ketidak-peduliaan ini bagaikan Covid-19 yang mengancam kehidupan manusia.
19. Masa Prapaskah menjadi masa penuh rahmat manakala kita memberikan diri kita berdamai dengan Allah, dengan menyadari segala dosa, kesalahan, dan kekurangan kita.
20. Dengan bertobat dan berharap pengampunan dari Tuhan Allah, kita mengimani bahwa Allah kita adalah Allah Penyelamat (2 Korintus 5: 20-6: 2).
21. Apa yang harus kita lakukan selama masa prapaskah? Dari bacaan Injil hari ini (Mat 6: 1-6, 16-18), ada beberapa hal yang perlu kita lakukan.

Pertama, memberi sedekah, beramal kepada mereka yang membutuhkan.
22. Tetapi perbuatan amal, pemberian sedekah diberikan dengan tulus, bukan agar dipuji, tidak show off, tidak betindak munafik: tidak berkata, lihat aku hebat, jika aku tidak menolongnya ia terkapar mati! Jauhkanlah dalam diri kita segala keangkuhan ini.
23. Kedua, rajin berdoa. Dalam doa pun kita diminta untuk “berpantang” atas kesombongan rohani. Tidak berdoa di tikungan jalan raya agar dilihat orang. Kita berdoa untuk mendengarkan kehendak Allah dan melaksanakannya dalam hidup kita.
24. Ketiga, berpuasa dan berpantang. Berpuasa dan berpantang tidak sekadar mengurangi makan, berpantang, pada kesukaan kita, misalnya. Berpuasa dan berpantang mesti berakar dalam pertobatan dari dalam, pertobatan hati yang terwujud dalam aksi nyata.
25. Orang yang setia kepada Tuhan, adalah mereka yang setia berpuasa dan berpantang untuk tidak berbuat dosa di hadirat Tuhan.
26. Ingatlah pesan Paus Fransiskus: “Selama masa pertobatan ini, marilah kita memperbarui iman kita, menimba dari “air hidup” harapan, dan dengan hati terbuka menerima kasih Allah, yang menjadikan kita saudara dan saudari di dalam Kristus”.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Pastor Postinus Gulö, OSC

Pastor Postinus Gulö, OSC Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @PostinusGul

17 Feb
Paus pada Misa Rabu Abu: ‘Prapaskah adalah perjalanan kembali kepada Tuhan’ postinus.wordpress.com/2021/02/17/pau…
1. Paus Fransiskus merayakan Misa pada Rabu Abu (17/2/2021) di Basilika Santo Petrus, Vatikan, dan mengajak umat Kristiani untuk mengalami Prapaskah sebagai perjalanan kembali menuju Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
2. Ketika Gereja memulai masa suci Prapaskah, Paus Fransiskus merayakan Misa Rabu Abu, dengan pemberkatan dan pengenaan abu.
Read 18 tweets
15 Feb
Pesan Prapaskah 2021 Paus Fransiskus:

"Dalam perjalanan Prapaskah kita menuju Paskah, marilah kita mengingat Dia yang “telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib” (Flp 2:8)".

Ikuti UTAS dalam bentuk JPG
Read 9 tweets
4 Jan
Dari abad ke abad, Gereja Katolik (GK) setia mengajarkan bahwa ikatan perkawinan hanya berakhir dengan kematian. Dalam ajaran GK perkawinan bersifat unitas (monogami), indissolubilitas (tak terceraikan), dan antara yg dibaptis, bersifat sakramental.

Foto:catholicregister.org
1. Perkawinan bukan semata-mata urusan manusia, budaya, sosial. Perkawinan tidak hanya dipahami sebagai KONTRAK, yg dapat diakhiri manusia. Perkawinan adalah PERJANJIAN (foedus, covenant), seperti perjanjian Allah kpd manusia, Kristus kepada Gereja. Allah mahasetia kpd manusia.
2. Perkawinan itu begitu suci dan luhur. Perkawinan tidak hanya atas kehendak seorang pria dan seorang perempuan. Tetapi, terutama Tuhan Allah sendiri yang menghendaki dan mengadakan perkawinan (bdk. Kej 1: 26-28; Mark 10: 6-9).
Read 42 tweets
1 Jan
Bacaan I pada Misa besok, 2 Januari 2020 diambil dari 1Yoh 2:22-28.

1 Yoh 2:22: Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
1Yoh 2:23: Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa.

1 Yoh 2:24a: Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu.
1 Yoh 2: 24b: Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.

1Yoh 2:25: Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.
Read 7 tweets
1 Jan
Para sahabat yg menginspirasi selama 2020, a.l: Gus @na_dirs Romo Zu @ZuAndreas Katomin @KatolikG Romo @edyprasscj Gus @ulil Gus @Husen_Jafar Bu @AlissaWahid Prof @mohmahfudmd Jubir Presiden Bpk @fadjroeL selamat Tahun Baru. Semoga di tahun 2021 kita sehat dan terberkati. Image
👍 Selamat tahun baru juga untuk Mba @PFTee yg setia membagikan kutipan Kitab Suci, Sis Jum @Gyoucancallme yg humoris😅 mirip-mirip Romo @romobusyet dan Romo @albertus_scj yg memperkaya kita dgn ide-ide filosofis.
👍 Selamat tahun baru juga untuk Suster @YohanaEvita @luvicaosa @SrBethanyFSP yang setia mempromosikan panggilan menjadi Suster yang bahagia dan ramah🙏. Selamat tahun baru untuk Ibu @WidyoLita yg berbagi tips parenting, Mba Anjar @berajasenja yg hangat menyapa🙏
Read 7 tweets
24 Dec 20
Renungan Natal

Tiga tahun berturut-turut saya ditanyakan tentang fenomena yang sama. Pastor, kok ada-ada saja Saudara-Saudari kita yang mempermasalahkan ucapan selamat Natal. Ada juga yang tidak senang jika ada yang merayakan Natal. Apa tanggapan Pastor? Ikuti UTAS berikut:
1.Kepada para penanya, saya minta permisi agar terlebih dahulu bercerita yang lain saja. Ya, tentang Kitab Suci. Tentang Injil. Tentang Kabar Gembira! Umumnya, mereka mempersilakan saya. Mula-mula ajak mereka membaca Injil Matius 1: 18-25 & 2: 1-16, kemudian Injil Lukas 2: 1-12.
2.Dalam perikop-perikop ini saya fokus pada kelahiran Yesus dan sikap Raja Herodes. Khusus renungan perikop Injil Matius, saya tertarik dengan tafsiran teolog H. Leo Boles dalam bukunya: “A Commentary on the Gospel According to Mattew” (1936).
Read 32 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!