1. Akhlak Rasulullah saw. kepada para sahabat dan orang terdekatnya itu sangat mulia sekali. Sekalipun pada pelaku maksiat, Rasulullah tidak membencinya dan mendoakannya agar sadar dan selalu cinta Allah dan Rasul-Nya.
2. Alkisah, di zaman Rasulullah hidup, ada sahabat dan anaknya yang suka mabuk. Menurut ulama, sahabat tersebut bernama Nuaiman. Tidak hanya Nuaiman, anaknya pun biasa mabuk. Ini di antaranya disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.
3. Menurut Imam Ibnu Abdil Barr, Nuaiman itu mabuk sebanyak lebih dari 50 kali. Tapi ia pun dihukum berkali-kali oleh Rasulullah dan sahabat lainnya. Akan tetapi, sahabat Nuaiman ini memiliki kelebihan humor yang menyenangkan, sehingga Rasulullah pun terhibur sebabnya.
4. “Saat itu di Madinah ada seorang lelaki yang selalu mabuk. Ia didatangkan pada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah memukulnya dengan sendal. Para sahabat pun disuruh Rasulullah memukulknya dengan sendal dan ditaburi debu.
5. Saat sudah banyak debunya, seorang sahabat sumpah serapah, “Semoga Allah melaknatimu.” Akan tetapi Rasulullah menegur orang yang mendoakan buruk tersebut, “Jangan begitu, walaupun dia pemabuk tapi dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
6. Dalam kesempatan lain, Rasulullah jg berpesan pd para sahabat, “Jangan kalian membantu setan dgn melaknatnya dan menghinanya.” Mengapa demikian? Orang yg berbuat dosa atau keburukan itu apabila kita benci maka ia akan semakin jauh dari agama.
7. Orang yg sdg terjerumus atau salah itu seharusnya kita rangkul, ingatkan, dan terus kita temani. Menurut Imam Ibnu Hajar, hadis ini juga menolak pendapat orang yang berpandangan bahwa pelaku dosa besar itu dikategorikan sebagai perbuatan kufur.
8. Ini karena terdapat larangan dr Rasulullah utk melaknat dan membenci pelaku dosa besar. Rasulullah malah menyuruh kita utk mendoakan baik pd pelaku maksiat. Namun ini bukan berarti kita boleh mudah dan sembrono terus berulangkali melakukan maskiat tanpa merasa berdosa.
9. Kita harus khawatir ketika dalam keadaan maksiat, usia kita diambil olh Allah sehingga menyebabkan kita meninggal suulkhotimah. Imam Ibnu Athaillah pernah berpesan, "Maksiat yg menumbuhkan rasa hina dan butuh pada Allah itu lebih baik drpd taat yg menyebabkan keangkuhan."

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Ustadz Ahong

Ustadz Ahong Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Ustadz_Ahong

14 Feb
1. Mayoritas ulama berpandangan bahwa semua bagian dari anjing, baik tubuhnya (bila basah) atau air liurnya, itu najis. Tapi mazhab Hanafi berpandangan, tubuh anjing itu tak najis, hanya air liurnya sj yg najis. Mazhab Maliki malah berpandangan bhw semua bagian dr anjing itu suci
2. Kita memandang anjing itu di antaranya dilatarbelakangi mazhab fikih yang dianut ulama negara masyarakat muslim kita berada. Misalnya, di Maroko, Sudan, Tunisia, orang muslim memelihara anjing itu biasa saja, karena rerata mereka bermazhab Maliki.
3. Di Indonesia, karena kebanyakan menganut mazhab Syafii, sebagian masyarakat muslim menganggap tabu terhadap muslim lain yang memelihara anjing, kecuali misalnya anjing penjaga rumah, anjing pelacak, anjing gembala, dan anjing penjaga lahan. Itu hanya makruh, tidak sampai haram
Read 15 tweets
6 Jan
1. Saya dengar ceramah salah seorang ustadz akhir zaman di Youtube mengenai salah satu tanda akhir zaman. Katanya, di antara tanda akhir zaman itu ulama ditangkap-tangkapi. Ia mengutip hadis.
2. Hadis yang dimaksud adalah hadis ini:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ

Hadis ini terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibun Majah, dsb.
3. Nah, Tweeps, hal yang membuat saya tergelitik, ustadz akhir zaman ini menafsiri hadis qabdhul ‘ulama dengan penangkapan para ulama. Walaupun memang dia juga menyebutkan, qabdhul ‘ulama itu Allah mengambil nyawa para ulama alias wafatnya para ulama.
Read 13 tweets
4 Jan
1. Tweeps. Akhir-akhir ini kita disuguhkan dgn narasi bahwa “memerangi” pemerintah yang zalim itu dianjurkan dalam agama. Apakah betul begitu? Sehingga orang yg sampai meninggal memerangi pemerintah dianggap mati syahid.
2. Mati syahid seseorang atau tidak, tentu kita tidak tahu persis. Memang siapa kita memberi label atau bahkan memastikan seseorang mati syahid atau husnul khatimah. Yg bisa kita lakukan hanyalah mendoakan semoga org yg kita doakan meninggal dalam keadaan yg baik.
3. Nah, kembali lagi, apa bener “memerangi” pemerintah yang zalim itu bakalan dijamin mati syahid? Pertama, Rasulullah melarang kita untuk memberontak pada pemerintahan yg sah. Kita hanya dibolehkan mengkritik dgn cara2 yg baik.
Read 8 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!