Thread by @mwv_mystic

Dibalik hiruk pikuknya studio televisi yang biasa dipenuhi para talent dan bintang tamu, terselip sudut horror saat ruangan besar ini kosong..

Penghuni Studio Stasiun Televisi

based on true story

a thread

Disclaimer: Lokasi serta narasumber tidak dijelaskan secara detail, karena menyangkut kredibilitas salah satu stasiun televisi nasional dan seorang figur publik yang menjadi narasumber cerita ini

Cerita ini terjadi saat saya berada di lokasi syuting, saat itu saya sedang dalam proses syuting acara stand up comedy di suatu stasiun televisi yang cukup terkenal menayangkan acara tersebut.

Saat itu seingat saya hari Jum’at, dan saya taping untuk ditayangkan hari di hari Minggu-nya. Saat itu jujur saya sedang berada pada posisi kelelahan, saya begadang selama dua hari demi menyelesaikan proyek, baik itu proyek stand up dan proyek kuliah.

Singkat cerita, saya sampai di studio lebih cepat dari biasanya dan juga lebih dulu dari teman-teman produksi yang lain. Biasanya jika saya datang cepat, paling-paling saya menunggu di luar studio, baik itu lobby maupun tempat lain di luar studio,

namun kali ini entah apa yang mendorong saya, saya sangat ingin langsung ke studio.

Sesampainya di studio, ternyata studio itu kosong dan hanya dinyalakan beberapa lampu saja, saya coba masuk ke master control room yang tidak dikunci, alat-alat di sana pun masih dimatikan.

Belum ada seorangpun yang bercokol di sana. Tiba-tiba pintu studio terbuka dan ada petugas kebersihan masuk ke dalam. Ia adalah seorang bapak paruh baya. Saya rajin menyapa orang baik saya mengenalnya atau tidak, dan saat itupun saya menyapa beliau.

"Pak.." ujar saya sambil sedikit menggerakan kepala menunduk. Namun tidak ada jawaban balasan dari si bapak tadi.

Saya kemudian duduk di kursi penonton seraya melihatnya ngepel, namun tiba tiba aja dia tergelincir dan jatuh terduduk.

Karena gak tega, saya mencoba membantunya berdiri, hingga akhirnya saya pegang lengannya terasa keras seakan tidak memiliki kulit dan daging. Hanya sebuah tulang yang dibungkus oleh seragam petugas kebersihan. Wajahnya yang tua itu tersenyum dan mengatakan “terima kasih.”

"Iya.. Hati hati ya pak.." Jawab saya. Tidak sengaja, saya menengok ke arah ember yg dia bawa, air di dalam ember itu terlihat merah kehitaman dan kental.. Saya berpikir mungkin itu cairan pembersih baru, namun sepertinya bukan...karena air tersebut berbau anyir...

Saya mulai curiga di sini, perasaan mulai tidak enak. Akhirnya saya kembali ke kursi penonton.

Tak lama, saya mendengar seperti ada seseorang yang menyalakan tombol-tombol di master control room. “Jangan-jangan kucing! Saya lupa menutup pintunya!” Pikir saya.

Tentu saja saya tidak mau kena masalah hanya karena hal seperti ini..

Saya masuk ke master control room namun saya tidak menemui apa2 disana, semua masih persis sama seperti saat saya tinggalkan tadi.

Dari control room, saya melihat lewat kaca depan dan ternyata bapak2 tdi sudah tidak ada, “cepat sekali bapak itu perginya,” dalam benak saya berbicara.

Tiba2 saja suara tombol on utk kamera serta monitor menyala dgn sendirinya.

Saya kaget luar biasa, siapa yang menyalakan ini?. . Akhirnya kamera menyorot panggung dan terlihat di layar monitor control room.

Tak lama, saya mendengar suara benda berat yg terjatuh dari atas. Namun setelah saya perhatikan, tidak ada apapun yg jatuh disana..

Lalu untuk kedua kalinya ada suara yg terjatuh dri atas. Kali ini saya refleks melihat kearah monitor mencari lokasi benda itu jatuh.. Tapi saat saya sedang melihat layar, sekelebat benda jatuh dan tertangkap kamera!

Yang paling membuat saya lebih kaget lagi adalah "benda" itu ternyata orang berseragam petugas kebersihan tadi yg terjatuh dari atas...

Apa yg terjadi sampai dia terjatuh dari atas??

Saya agak panik. Bapak itu tergeletak disana... Jangan2 bapak-bapak itu jatuh dari atas pas sedang membenarkan lampu atau membersihkan titian besi yg bisa digunakan berjalan di jejeran lampu di atas panggung??!

Saya ingin segera membantunya, namun saya masih syok dan jika saya syok, saya harus menunggu beberapa saat untuk bisa berdiri.

Saat mata saya kembali melirik ke monitor, kaget bukan kepalang wajah bapak-bapak tadi memenuhi monitor seakan wajahnya persis di depan kamera!

Parahnya, wajahnya tidak seperti tadi, skrg layar menampilkan wajah seorang pria yang berdarah-darah dengan telinga yang sudah tidak ada sebelah.. Wajahnya pun tidak utuh.. tengkorak sebelah kanan atasnya pecah sehingga otakknya terlihat.

Saya teriak keras sekali saat itu

Saya sempat menutup mata saking takut dan kagetnya.. lalu setelah beberapa saat, saya kembali membuka mata dan melihat keadaan sekitar..Begitu melihat melalui kaca, bapak-bapak tadi sudah tidak ada, begitupun di monitor, saya masih sangat panik saat itu.... kemana dia????

Saya yakin ada yang tidak beres dengan bapak itu!! Mata saya melihat ke sekeliling.. diruangan sekecil ini, akan sangat mengerikan jika dia muncul dihadapan saya!

Dan apa yang saya takutkan benar benar terjadi...

Saat saya menoleh ke kiri arah pintu masuk control room, secara tiba2 muncul bapak tadi berdiri disana dgn wajah mengerikannya tadi!

Semua begitu cepat, bagaimana bisa dia pindah dri bawah keatas sini? Ini terlalu cepat untuknya bahkan dgn berlari sekalipun!

Saya sadar... ini bukan kerjaan makhluk yang bernapas...

Bapak tadi melangkah ke arah saya, membuat saya mendorong diri ke belakang saat duduk di kursi dan terjatuh. Saya panik! Entah apa yang akan makhluk ini lakukan pada saya!

Saya berteriak, “Allahu Akbar!!!!” namun Bapak tadi justru tertawa menggema..

Tiba tiba saja bagian tubuhnya terjatuh satu persatu ke belakang, bunyinya seperti tulang belulang yang terjatuh... Hanya sampai itu yang saya ingat.. Lalu saya pingsan..

2 jam sebelum syuting, akhirnya ada yg masuk ke dalam studio dan menemukan saya tertidur di lantai master control room. Dia membangunkan saya dan menanyakan kenapa saya tidur di bawah.. tidak mau menimbulkan pertanyaan, saya mengaku tidur karena begadang dua hari.

saya sengaja tidak menceritakan kepada mereka apa yang saya alami saat itu. Saya selalu mecoba untuk sopan bahkan kepada mereka, jika ini memiliki hikmah, sepertinya ini pesan untuk saya memperbaiki diri.

Akhirnya, imbas positifnya adalah sekarang saya lebih berhati-hati terhadap materi stand up yang saya buat. Karena saya kepikiran mereka pun juga menyimak becandaan saya saat di panggung studio itu..

Tamat