Naikin sales dengan prediksi konsumen yang hamil 🤰
.
.
.
A thread
Mimin yakin kita semua setuju deh kalau bisnis bisa banget naikin sales nya dengan melakukan consumer analytics. Dulu mimin udah pernah bahas nih tentang consumer analytics, kalian bisa cek disini yaa
Kalau kemarin kita bahas gimana sih caranya pakai consumer analytics, sekarang saatnya kita lihat contoh kesuksesan penggunaan consumer analytics ini.
Kayanya udah biasa ya kalau bisnis itu bangun strategi marketing khusus buat calon konsumennya berdasarkan consumer analytics. Misalkan ada coffee shop, wajar kalau dia ngelakuin marketing untuk misalnya, narik orang-orang yang suka kopi dan nongkrong.
Tapi gimana dengan supermarket? Kan barang yang dijual nya itu banyak banget dan terlalu bervariasi. Gimana cara supermarket narik calon konsumen buat belanja di tempatnya dan menjadi konsumen tetap?
Jawabannya adalah dengan memberikan kupon ke ibu hamil! 🤩
Loh, kok kesannya ga nyambung ya? Ngasih kupon ke ibu hamil bisa ningkatin sales supermarket berkali kali lipat?
Yes, walaupun terdengar ga nyambung, tapi strategi ini berhasil membuat Target menjadi salah satu retailer terbesar di US. Mari kita bedah strategi-strategi Target!
Pada tahun 2002, Andrew Pole, seorang ahli statistik yang baru saja bekerja di Target diminta untuk membuat model yang dapat menentukan konsumen mana saja yang sedang hamil.
Target sadar bahwa calon orang tua merupakan kelompok konsumen yang paling berharga bagi supermarket. Biasanya, calon orang tua baru cenderung membeli kebutuhan anak di toko yang berbeda-beda.
Misal, mau beli baju bayi ya ke toko khusus baju bayi. Mau beli mainan bayi, ya ke toko mainan. Calon orangtua baru ini biasanya cuma ke supermarket buat beli tisu toilet, sabun cuci piring, intinya ga bakal nyari kebutuhan ibu hamil dan bayi di Target.
Padahal, Target menjual semua kebutuhan bayi dengan lengkap. Target jual kebutuhan bayi, kebutuhan ibu hamil, kebutuhan rumah tangga, sampai barang elektronik. Nah, Target ingin para calon orangtua ini tau kalau Target itu bisa jadi one stop solution mereka.
Dengan belanja kebutuhan bayi di Target, calon orangtua ini kan pasti bakal keliling 1 supermarket. Nah, jadilah mereka ga hanya beli kebutuhan bayi aja, tapi juga beli jus, beli buah, sabun pembersih, ya intinya beli barang barang di luar kebutuhan bayi dan ibu hamil.
Setelah tau kalo ‘oh Target nih jual semuanya ya’, kemungkinan besar calon orangtua ini bakal belanja terus di Target.
Kunci dari strategi ini adalah, Target harus bisa mengetahui bahwa ada konsumennya yang lagi hamil sedini mungkin dan sebelum mereka melahirkan. Kenapa sih harus sedini mungkin?
Kalau Target tau siapa aja konsumen yang bakal jadi orang tua ketika konsumennya udah melahirkan, udah terlalu banyak kompetitor yang menawarkan kebutuhan bayi dari a - z. Jadi Target harus cepat ngedeteksi siapa aja konsumennya yang lagi hamil biar ga keduluan kompetitor
Ga hanya itu aja, konsumen yang lagi menjalani trimester kedua tuh biasanya mulai ngebeli barang-barang baru kaya vitamin buat kehamilan, baju hamil, lotion yang ga berbau, dll
Kalau Target bisa ngedeteksi konsumen yang lagi hamil di trimester kedua dan menyakinkan kalau semua kebutuhan baru mereka ini bisa dibeli di Target, konsumen ini bakal loyal deh ke Target selama bertahun-tahun.
Terus gimana caranya Target tau konsumennya lagi hamil atau engga?
Coba, kalo kalian pergi ke supermarket gitu dan mau bayar kadang suka ditanyain kan ‘ada membernya ga kak?’ dan biasanya orang - orang yang jadi member itu punya kartu member, ya kan?
Gitu juga dengan Target, mereka punya sistem ‘member’. Setiap member memiliki ‘Guest ID’ dan dari sinilah Target jadi bisa ngetrack pembelian konsumennya.
Ga hanya itu aja, kartu member ini kan juga ‘terikat’ sama credit card yang dipake sama konsumen. Coba aja kalau kalian mau bayar di supermarket terus ngasih kartu member, kasir bakal scan / swipe kartu member itu kan?
Terus abis kalian serahin kartu member, kan kalian bayar tuh, bisa cash / pake kartu kredit. Nah, maka dari itu Target ini juga bisa tau data demografi konsumennya karena kartu member ini ‘terikat’ sama kartu kredit para member.
Terus kalau yang belanja barang barang dari target secara online gimana? Ya sama juga, kalau belanja online kan kita harus punya akun. Nah, akun online ini juga akan punya ‘Guest ID’ dan bisa dilihat deh spending behaviour penggunanya gimana
Dari data pembelian ini, Target akan ngeliat apa aja sih barang-barang yang dibeli sama membernya. Target membuat ‘pregnancy prediction’ score berdasarkan 25 produk yang sering dibeli oleh para konsumen.
Target tau kalau spending behaviour orang-orang itu cenderung sama, kecuali dalam momen khusus, misalkan ketika baru pindah kota, lulus kuliah, dan kalau dalam kasus ini, jadi orangtua baru. Target bisa ngeliat nih apakah ada perubahan spending behaviour dari membernya
Contohnya gini, misalkan Amel, 23 tahun, dan di bulan Maret, Amel beli lotion, tas yang cukup besar sampai bisa dijadiin tas popok, beli suplemen zinc, magnesium, dan karpet warna biru. Target bisa prediksi 87% kemungkinan Amel lagi hamil dan akan melahirkan di bulan Agustus
Iya, karena dilihat dari data pembelian member, otomatis kan ada data waktu pembeliannya juga, makanya model ini juga bisa mengestimasi kapan mereka melahirkan. Keren ga tuhh
Lalu dari data ini, Target bisa ngelakuin apa?
Ya kasih kupon lahhh! Jadi setelah tau kira kira siapa aja sih konsumennya yang lagi hamil, Target akan mengirimkan katalog promosi baik via email atau dikirim ke rumah. Isi katalog promosinya ini ya tentunya barang barang kebutuhan ibu hamil dan kebutuhan bayi
Gimana caranya biar konsumen ini ga ‘freak out’ ketika dapet katalog isinya promo barang ibu dan anak padahal dia ga ngasih tau ke Target kalau ‘eh gua hamil loh’
Nah, jadi Target mendesain katalog promosi ini biar ga terkesan ini katalog khusus konsumen yang lagi hamil. Di dalam katalog itu, ditaruhlah barang-barang yang ga berhubungan sama kebutuhan ibu dan anak
Misal disamping promo pampers, ditaruh promo minuman bersoda atau promo baju bayi ditaruh di sebelah promo gelas wine. Intinya diselipin promo barang-barang yang ga bakal dibeli sama ibu hamil, jadi kesannya katalog itu isinya promo random
Dengan cara ini, para ibu hamil ngira kalau katalog yang diterimanya itu sama kaya katalog yang diterima orang lain. Selama Target ga membuat para ibu hamil ini ‘freak out’, kemungkinan besar kupon promosi tsb bakal digunakan dan menguntungkan Target deh
Memang sih ini menjadi kontroversi karena menyangkut privasi konsumen juga kan. Tapi, ketika Target menawarkan ‘member card’ kepada konsumen, konsumen kan harus menandatangani terms and conditions nya juga tuh, dan biasanya disitu dijelaskan mengenai kebijakan data konsumen.
Tapi, kadang konsumen ga baca full terms and conditionsnya. Nah, ini bisa jadi pembelajaran juga buat kita sebagai konsumen untuk membiasakan baca terms and condition sebelum menyetujui suatu hal.
Oh iya, sebagai ‘kompensasi’ nya, Target menawarkan diskon sebesar 5% untuk segala jenis pembelian kepada para membernya ini. Kalau kalian mau tau lebih lanjut tentang privacy policy nya Target, kalian bisa cek di target.com/c/target-priva…
Dan kalau misalkan kalian tertarik gimana sih cara ngelakuiin consumer analytics biar revenue bisnis meroket, langsung aja belajar bareng Pacmann.AI di non-degree program Business Intelligence
Ga hanya diajarin soal ngolah data, kalian juga bakal belajar basic Business Intelligence loh sama Pacmann! Jadi bisa lebih mendalami consumer analytics lagi dehhh! Yuk, batch 3 udah dibuka loh dan ada potongan 300k bagi 10 pendaftar pertama. Daftar di bit.ly/PendaftaranNon… ya!
Awas terciduk melanggar aturan lalu lintas sama AI 🚨⚠️
Penerapan Genetic Algorithm
.
.
.
A thread
Udah pada tau belom nihh kalau sekarang di Indonesia udah nerapin tilang elektronik? Jadi walaupun ga ada polisi lalu lintas, kalian tetap bisa keciduk loh kalau melakukan pelanggaran 😅
Loh, kok ga ada polisi tapi bisa ketilang? Emangnya siapa deh yang ngawasin?
Mengembangkang produk Machine Learning di dalam perusahaan (Part II): Feature Engineering Principal
.
.
.
A Thread
Haloo guys kali ini kita bakal lanjut nih bahas hal-hal yang dibutuhin buat mengembangkan produk machine learning di perusahaan, yukk ikutin !
Di thread ini mimin akan menjelaskan fase lanjutan setelah kemarin kita bahas Machine Learning Pipeline. Eits bagi yang ketinggalan jangan sedih, bisa langsung cek disini nihh
Alasan untuk tidur lebih banyak menurut Pak Bayes
.
.
.
A thread buat kalian kaum rebahan:)
Mimin yakin banget pasti para kaum rebahan langsung pada melek pas baca judul threadnya, iya banget atau iya ajaa? Supaya punya jawaban konkrit kalau ditanya kenapa tidur terus, yuk simak thread mimin ini!😎
Pernah gak sih kamu merasa udah tidur secukupnya, tapi badan tetap berasa lelah besoknya?
Dear followers dan warganet twitter. Kali ini kami mau share info terkait lowongan kerja yang sedang kami buka. Jadi kali ini kami sedang membuka posisi ML Researcher - Course Lecturer (pacmann.io/careers#ml-res…)
Nah, ini deskripsi pekerjaannya: 1. Kami ingin teman-teman untuk melakukan studi literatur dari State of The Art Machine Learning dan Statistics, mengerti cara algoritmanya bekerja dan mengimplementasikan di kasus industri, dan mampu untuk menjelaskan secara detil.
2. Dari hasil studi literatur tadi, kami ingin teman-teman untuk menyampaikan materi tersebut ke peserta kami.
Belajar buat nambah ilmu atau buat ngodein HRD?🧐
.
.
.
A thread
Siapa yang disini masih menuntut ilmu / mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi? Anyway, entah kalian masih menempuh pendidikan / mau melanjutkannya, mimin penasaran deh, apa sih yang mendorong kalian buat nuntut ilmu?
Pada dasarnya, ada 2 pandangan tentang pendidikan, pertama itu human capital, dan kedua itu signaling. Kalau kalian nuntut ilmu buat nambah pengetahuan, bisa dikatakan kalau kalian memandang pendidikan sebagai human capital