P E R E M P U A N
.
.
.

Ismail Marzuki dalam lagunya menyematkan kalimat "Halus wanita bak sutra dewangga, senyummu meruntuhkan mahkota".

Dewangga adalah senirupa tekstil. Bisa berupa rajutan dapat pula dalam bentuk lukisan di atas kain tersebut.
Sutra dewangga berbicara tentang keelokan seni diatas halus sebuah kain sutra yang konon terkenal sangat lembut. Ada dua perkara ingin ditegaskan dalam sekaligus pada kalimat lagu Ismail Marzuki.
Keelokan dan kehalusan itu terkadang, bahkan sangat sering mampu meruntuhkan sebuah kekuasaan. Bukan dengan seribu atau selaksa pasukan menara gading itu runtuh, hanya dari senyum seorang perempuan.
Liar kita dalam berkhayal akan membawa ini dalam banyak perspektif. Namun saya lebih senang memaknainya sebagai cara perempuan hadir pada sebuah peristiwa yang justru sering terlihat mampu menyelesaikan sebuah kemustahilan.
Bukan dengan pandai cara para lelaki berkata-kata, bukan pula otot mengangkat beban tertampak. Wanita hadir dengan caranya sendiri yang tak dimiliki oleh kaum Hawa sebagai sang kodrat superior.
Dan benar, kemustahilan itu hadir saat ini. Saat bencana mendera negara ini, saat para lelaki "ora kerjo dipekso negoro". Saat para lelaki menjadi marah karena kelemahannya dibuat telanjang dan tak tau harus berbuat apa.
Spontan alamiah takdir milik kaum sekunder merangsak keluar. Beras yg menipis & mahal diganti karbohidrat yang lain. Dedaunan di belakang rumah yg kemarin tak pernah dilirik, diolah dgn cara baru. Tekstur daging dihadirkan dalam olahan kreatif menggunakan jenis sayuran dan jamur.
Bukan hanya tentang apa yang harus dimakan hari ini, uang halal yang kemarin tak terpikirkan pun dicarinya dengan cara kreatif.
Berbeda dengan kaum lelaki yang cenderung mudah berubah menjadi gampang marah ketika ketidakberdayaannya terpapar dan terlihat telanjang, amuk dalam sikap lelaki tertampak. Tidak dengan perempuan.
Tanpa menunjukkan dua lengannya yang tak harus berotot, tanpa banyak kata terucap dari mulutnya dia bergerak dan menyelesaikan apa yang menurut suami mustahil. Anak tetap dapat sekolah, makanan selalu tersedia diatas meja dan terkadang,
asap sebagai obat stres suami pun masih terlihat ngebul.

Entah dari mana kekuatan itu datang. Namun itu selalu hadir ketika sang kepala keluarga terkulai tak berdaya. Perempuan mengambil alih semua beban tanpa pernah harus merasa berjasa dan lantas menjadi pahlawan.
Tidak.., dia tetap orang nomor dua.

Dia tetap strata lebih rendah dalam kasta dibuat dan diyakini sebagian pihak. Paling tidak, hal itu sedang ingin kembali digaungkan dan maka dogma agama harus diungkit. Dibuat kembali eksis dalam ancaman neraka dan sebab orang lain masuk.
Sedemikian hebatnya perempuan, hingga dogma "surga runtuh" akibat SALAH si perempuan penting untuk dihadirkan kembali pada negara ini.

Beruntung negara ini pernah punya sosok perempuan teladan, Kartini. Seorang visioner, seorang yang berpikir melampaui jamannya.
Diajarkan pada banyak perempuan Indonesia tentang bagaimana cara memberontak dengan elegan. Berontak tak selalu tentang sebelah tangan mengepal dan tangan yang lain memanggul senjata.
Enlightment, pencerahan pikiran dari keterkungkungan fisik yang dialaminya melahirkan sikap kritis yang kita kenal dari surat-suratnya.
Pikiran kritisnya bukan saja menyeberangi samudra luas hingga di benua eropa, di negeri Belanda itu dibicarakan, itu tentang pikiran hebat seorang perempuan yang melampaui samudra kemustahilan.
Pikiran-pikiran seperti itu bahkan jauh lebih maju dibanding budaya Belanda dan Eropa tentang bagaimana status dan seharusnya perempuan.
.
.

Tulisan-tulisannya menginspirasi banyak pihak. Pandangannya sebagai seorang perempuan telah jauh melampaui logika kaumnya saat itu.
Sikap kritisnya, membuka jendela baru bagi cara pandang bagaimana seharusnya menjadi perempuan.
.
.
Hari ini kita didorong mundur. Perempuan sebagai "kanca wingking" (harus di rumah) sepertinya kembali mendapat tempat di negeri ini.
Upah surga sebagai bonus menanti bagi mereka yang tunduk & patuh kembali BERGEMA bahkan setelah ratusan tahun lalu dilupakan.

Haruskah kita?🤔🤔

Selamat hari Kartini.....

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

22 Apr
CERITA TENTANG EL KENTHIR BASS'EDAN
.
.
.

Pada Kamis (16/7/2020) melalui unggahan videonya, Gus Miftah tampak datang ke Kantor Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Mengenakan masker, keduanya ngobrol santai. Image
"Saya hari ini bersama Mas Anies. Njenengan iki (Anda ini) Arab apa Jawa sih mas?" tanya Gus Miftah yang memakai blangkon hitam berstrip hijau.

"Wong Yogjo (Orang Yogya) senengane gudeg (hobinya makan gudeg)," jawab Anies dengan logat Jawa Jogja yang kental.
Unggahan itu cepat menuai reaksi.

Menjadi pribumi memang dibutuhkan ketika ingin nyapres meski tak ada aturan tertulis atas hal tersebut. Itu lebih tampak seperti demi mendapat dukungan. Image
Read 16 tweets
22 Apr
INTERMEZZO ALA AHOK DAN JOKOWI
.
.
.

Tanpa pengawalan berarti, presiden Jokowi berkunjung ke rumah BTP alias Ahok saat mantan Gubernur yang saat ini menjabat sebagai Komut Pertamina merayakan natalan dirumahnya. Image
"Selamat natal pak Ahok...." sapa presiden sambil mengulurkan tangannya."

"Ampun deh... presiden sempet-sempetnya datang kerumah gue....jadi ga enak nich"

Itulah Ahok, ketika protokoler sudah lepas, keakraban langsung menjadi kesehariannya.
Lo, gue sebagai cara dia berbincang sudah otomatis meluncur bebas dari mulutnya.

"Masuk, masuk pak.....!!" Sambil tergopoh Ahok menarik tangan preaiden yang tadi menyalaminya.

"Sudah kemana aja pak?"

"Ya cuma kesini aja to pak Ahok.... masa kerumah bu Vero...😂😂?" Image
Read 12 tweets
21 Apr
BERITA DUKA | datang dari AL kita. Salah satu kapal selam yang dimilikinya dikabarkan hilang atau terputus kontak. Kapal ini sedang dalam misi latihan di utara pulau Bali dan salah satunya adalah uji coba penembakan torpedo. Image
Seperti dilansir Reuters, Rabu (21/4/2021), kapal selam itu tidak melapor kembali usai latihan.
Kapal selam berukuran panjang 60 meter dan lebar 6 meter ini didukung oleh mesin diesel elektrik yang terdiri dari 4 mesin dan 1 shaft menghasilkan 4.600 shp dan dapat melesat dengan kecepatan hingga 21,5 knot. Image
Read 7 tweets
20 Apr
Dulu, kita pernah abai terhadap hal sepele seperti toleran terhadap tip (uang rokok) saat membuat KTP atau surat keterangan apapun di instansi. Hasilnya budaya korup menjadi milik kita.
Dulu, kita juga menganggap sepele tentang bagaimana penetrasi sikap intoleran di sekolah dan hari ini hampir seluruh sekolah negeri di Indonesia justru digunakan sebagai tempat penyemaian bagi bibit itu.
Dulu, kita juga toleran dengan hal sepele seperti saat pemilihan Ketua RT, RW, OSIS hingga Ketua Senat Mahasiswa harus terkait agama dengan sang calon, kini segala hal harus dibuat dan selalu dikaitkan dengan agama.
Read 7 tweets
20 Apr
KETIKA NIKEL | telah berubah wajah menjadi baterai dan baterai menjadi mobil listrik dan kemudian kita menjadi tuan rumah atas prestasi seperti itu, Malaysia pasti bukan lawan kita.
KETIKA CPO | kita menjadi 100% green gassoline (pertamax cs) green diesel (solar), 100% LPG, dan 100% green avtur, dan produk itu diterima luas oleh pasar, Singapore akan melirik kita dengan pandang mata iri.
KETIKA INDONESIA | menjadi bagian penting atas rantai pasok dunia dalam industri berteknologi tinggi atas akibat pandai rakyatnya dalam mengolah berlimpahnya sumber daya alam, bukan Malaysia bukan Singapore hormat, tapi masyarakat dunia.
Read 4 tweets
19 Apr
TINKY WINKY DIPSY LALA (TEM) POO
.
.
.
.

Berpelukan….
.
.

Sebesar apakah Bukit Algoritma akan menjadi hingga majalah Tempo edisi terbaru, BAHKAN PADA EDISI 50 TAHUN USIANYA, sengaja dan secara khusus memampang bukit itu pada cover depan pada terbitan terbarunya?

@_AnakKolong
Atau, nama Budiman Sudjatmiko Kah menjadi bidikannya?

Hmmm…. pasti bukan perkara kecil apalagi sepele bila sekelas Tempo harus mengungkitnya. Apalagi dijadikan sampul. Ini terlihat seperti ada unsur sengaja dibuat belok ke arah politik.
Padahal sampai detik ini peristiwa tersebut masih terasa lebih kuat gaung investasinya dibanding unsur politis. Masih terkait dgn kita mencari tau siapa dibalik investor yg nekad nyeburin duit 18 triliunnya pada proyek yg juga masih lebih banyak menyimpan tanya dibanding jawab.
Read 29 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!