Dalam video ada ilustrasi sederhana bahwa dengan asumsi jumlah anggota 700.000 orang dan masing-masing menempatkan iuran Rp. 10 ribu - maka akan tersedia aset bersama (mutual) yang dapat digunakan untuk menalangi bila ada yang sakit.
700.000 x Rp. 10 ribu = Rp. 7 Miliar.
Lalu ada disebutkan bahwa talangan maksimum Rp. 100 Juta. Ini disebut sebagai klaim maksimum dari aset bersama oleh satu anggota.
Jadi dari dana yang Rp. 7 Miliar - andai ada SATU orang mengambil klaim maksimum - maka dana tersisa menjadi Rp. 6,9 Miliar.
Bila dana ini dibagi dengan 700 ribu anggota - maka saldo tiap orang akan berkurang menjadi Rp. 9.857 dari iuran semula yang Rp. 10 Ribu.
Saya ulangi: jadi turun sebesar Rp. 143 untuk menalangi SATU klaim maksimum (penyakit kritis) yang makan biaya Rp. 100 juta.
Ini berarti besaran klaim maksimum yang bisa ditanggung adalah sebesar 1,43% dari seluruh aset bersama kontribusi modal dari 700 ribu anggota.
Di sini mulai muncul masalah.
Klaim maksimum 1,43% dari total aset ini adalah angka yang sangat-sangat penting.
Mengapa penting? Karena hanya dengan 70 klaim maksimum (100% dibagi 1,43% = 69,9999 dibulatkan saja jadi 70) - maka seluruh aset bersama yang Rp. 7 Miliar akan ludes.
Ludes nggak bersisa.
Lalu bagaimana dengan 699.930 orang lainnya? Mereka nanti kebagian apa?
"Tapi kan yang mengklaim maksimum Rp. 100 juta mungkin cuma sedikit, kita asumsikan saja semua anggota orangnya muda-muda dan sehat - jadi akan sangat-sangat-sangat sedikit yang akan melakukan klaim maksimum sampai sebesar Rp. 100 juta"
Pendapat yang bagus. Ayo kita uji.
Tentu untuk semua skema demikian selalu ada klausula tertentu. Dan dalam berbagai hal, hal paling penting biasanya dicetak dengan font lebih kecil.
Berikut sebagaimana yang terekam dalam video.
Kalau klaim berobat Rp. 100 Juta dirasa terlalu besar dan seharusnya sangat jarang terjadi - maka kita bisa menguji dengan menggunakan klaim "Yang positif Covid-19 bisa dapat Rp. 5 Juta"
Ada kata "bisa" - berarti bisa dapat penuh Rp. 5 juta, bisa juga tidak.
Klaim sebesar Rp. 5 Juta adalah setara 0,0715% dari total aset bersama yang Rp. 7 Miliar.
Tentu angka ini jauh lebih kecil daripada klaim maksimum yang Rp. 100 Juta. Hanya seperduapuluhnya. Itu sebabnya ketemu angka 0,0715%.
Tapi jumlah yang kena Covid-19 jauh lebih banyak.
Berpatokan pada hitungan di atas - maka bila terdapat 1400 orang anggota Asuransi Mutual ini terkena Covid-19 - seluruh dana kas bersama juga akan ludes. Itu dengan asumsi nggak ada satupun mengklaim sakit. Eksklusif hanya dari klaim Covid-19.
Melihat kasus baru harian Covid-19 mencapai sekitar 5332 per hari (rata-rata 7 hari hingga 20 April 2021) - maka angka 1400 sangat mungkin tercapai - walau persebarannya masih akan tergantung wilayah.
Antara Sulawesi Tengah dan Jakarta atau Jawa Barat - bisa sangat jomplang.
Berikut cara lain dari @thedufresne dalam menghitung kemampuan membayar klaim yang mungkin terjadi.
Beban bisa sangat besar, dan cukup diragukan skema demikian akan bisa terus berlanjut.
Penentu utama laik atau tidaknya pesawat adalah kondisi Airframe. Dan karena pesawat terbang biasanya dibuat dari bahan dengan kualitas tinggi - maka airframe dapat bertahan hingga puluhan tahun. (contoh Pembom B-52H)
Berlaku juga untuk pesawat sipil.
Bagian pesawat di luar Airframe (seluruh mesin, controlling dan avionics) selalu bisa diganti. Secara reguler juga dicek dan diganti. Jadi bisa terjadi suatu pesawat airframe-nya tua, tapi "jeroan"-nya baru.
Yang reguler diganti dalah mesin karena ada usia pakai.
Kalau begitu, mengapa pesawat penumpang sipil jaman DC-8, DC-9 dll., sekarang jarang sekali dioperasikan? Karena airframe-nya tidak bisa menyesuaikan diri dengan mesin jet generasi baru.
Apa istimewanya mesin jet generasi baru? Lebih panjang umur dan hemat bahan bakar!
Dari sekitar dua tahun lalu, para ilmuwan sudah ancang-ancang mendesain cara paling efektif untuk mengendalikan nyamuk.
Tujuannya sih untuk menekan penyakit manusia di mana vektor-nya adalah nyamuk. Malaria, DBD, Zika, Chikungunya, dll.
Nyamuk hilang, wabah pun terhenti.
Nyamuk adalah hewan pembunuh nomer wahid di dunia. Tiga perempat JUTA orang tewas tiap tahun karena penyakit yang dibawa oleh nyamuk. Terbanyak di Afrika.
Ini salah satu faktor yang membuat potensi Afrika terhambat.
Dalam dokumen Green Finance Opportunities in ASEAN yang dirilis Bank DBS, prospek Keuangan Berkelanjutan kawasan ASEAN sangat besar: USD 3 TRILIUN dan terbagi atas 4 sektor utama. #LivemoreBankless#dbsasianinsightsid
Detail tentang laporan Bank DBS terkait potensi Pendanaan Ramah Lingkungan dapat diakses di alamat berikut ini:
@jesswjk I survived the 2008 market crash.
And was making 350% returns afterward.
Lesson learned:
- Knowing how to read financial statement is a must
- Knowing bond market is VERY useful
- You can't measure irrationality
- You can only get extraordinary result in extraordinary time.