DONGENG SEBELUM TIDUR

“It Doesn’t Feel The Same”

Ketika kita pertamakali mengenal sesuatu, kita sering merasa excited, penasaran, dan semangat untuk mempelajari hal tersebut lebih jauh.

Namun pada suatu titik, kita mungkin merasa jenuh dan ndak lagi tertarik dengan hal itu.
Dalam hubungan pun kurasa demikian. Ketika awal kita suka sama seseorang, kita sering senyum-senyum sendiri.

Tukeran meme dan video lucu. Ngerasa excited jalani hari. Kurang lengkap rasanya kalo ndak baca chat atau denger suaranya dalam sehari.

Everything feels right.
Bahkan saat jadian pun adrenalin itu masih ada. Sering menghabiskan waktu bersama.

Beragam aktivitas pun dilakukan. Nonton bioskop, liat konser, makan malam romantis, touring motor berdua, piknik santai ke pantai, hingga menaklukkan puncak gunung bareng.
Momen-momen bersama itu membuat kita ngerasa happy. Terlebih buat yang baru pertamakali menjalin hubungan.

Namun seiring waktu berjalan – sebulan, enam bulan, satu tahun, dst - segalanya mulai berubah.

Rasa menggebu yg dulu pernah ada perlahan mulai sirna. Jenuh melanda.
Rasa jenuh menurutku salah satu jalan terjal dalam hubungan seseorang. Silent killer.

Rasa excited yg dulu kita rasakan saat awal kenal atau menjalin cinta, perlahan mulai mereda. Segalanya hambar dan terasa datar banget.

Ini fase yg menurutku bisa terjadi pada siapa aja.
Hanya saja, kupikir ada perbedaan mendasar antara kita jenuh dengan AKTIVITAS-nya atau jenuh sama ORANG-nya.

Ada pendapat yg mengatakan kalo kita cenderung bosen kalo energi kita gak tersalurkan. Alias cuman ada energi negatif aja. Pikiran suntuk. Mood ambyar.
Sebenernya banyak hal yg bisa kita lakukan, namun ndak terwujud karna hal-hal yg ada diluar kendali kita.

Seperti saat pandemi ini misalnya. Konser gak ada. Mau wisata juga susah. Bioskop tutup.

Sehingga alternatif hiburan menjadi terbatas dan bikin kita ngerasa jenuh.
Namun berbeda ceritanya kalo kita jenuh sama pasangan kita. Jenuh sama orangnya.

Dia gak fokus diajak bicara. Asik chattingan sama sosok baru yg lebih menarik.

Apalagi buat yg sekarang LDR. Udah aktivitas terbatas, jarang ketemu, eh dianya lagi deket sama yg lebih cakep.
Tiap kali ngerasa jenuh, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri,

“Why did we do this?”

Kenapa kita mau menjalin hubungan dengannya? Untuk apa? Apa yang sebenernya kita cari?

Apakah kita yg kurang bersyukur? Yakin gak nyesel kalo ntar ninggalin dia?
Menurutku seseorang menjalin hubungan itu setidaknya karna dua alasan :

(1) mencari apa yg bikin kita happy. Kita menerima kehadiran seseorang sebab orang itu memberikan energi positif ke kita.

Dia alasan kita tertawa atau alasan kita bisa berpikir lebih dewasa.
(2) menghindari perasaan yg bikin kita sedih. Ada juga yang menjalin hubungan karna gak pengen ngerasa kesepian.

Sebab kesepian mungkin bikin kita ngerasa insecure dan worthless. Ndak semua orang bisa kuat sendirian.

Sehingga bersamanya, kita merasa lebih kuat jalani hidup.
Dan ketika rasa jenuh itu menyerang, kita mungkin tetep ngerasa nyaman bersama, tetep sayang satu sama lain, namun kita berhenti melakukan hal-hal yg bikin kita merasa excited seperti dulu awal perkenalan.

Membuat hubungan terasa hambar dan datar-datar saja.
Banyak relationship advices yg menyarankan agar kita do something new kalo mulai ngerasa jenuh. Something we’ve never tried before.

Makanya gak heran kemarin ada tren IKEA date atau museum date.

Itu mungkin cara mereka mengeksplorasi hal baru untuk menyegarkan hubungan.
Dan ketika segala upaya telah kita coba namun dianya tetep ndak keluar effort yg sama, kupikir ndak ada salahnya memikirkan semuanya lagi.

Is this whole relationship really worth it?

Apa ndak capek memperjuangkan komitmen itu sendiri? Yakin mau lanjut?
Meski dalam relationship momen up and downs adalah hal biasa, namun perlu diingat bahwa hubungan tuh idealnya diperjuangkan oleh kedua pihak.

Bukan kita aja yg jatuh bangun menjaga agar hubungan ini ndak sampe jenuh. Apalagi sampe putus.

Make sure your love is not one-sided.
Bagi yang sekarang berada di fase jenuh dalam hubungannya, I wish you all the best ya.

Semoga bisa mencari solusinya bersama. Semoga bisa menyelesaikan semuanya secara dewasa. Semoga Allah berikan kita yg terbaik.

Panjang umur perjuangan. 🔥

Selamat malam.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Widas 🌙

Widas 🌙 Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @WidasSatyo

23 Apr
Selama kaum feminist menganggap memakai jilbab adalah bentuk operasi, jangan pernah kaitkan Rasulullah Muhammad dengan feminism.

Ini mah jatohnya cherry picking cocoklogi aja. Selama satu kepentingan, bawa-bawa Nabi Muhammad.

Value yg Rasulullah perjuangkan itu Islam. Titik.
Jika Rasulullah kemudian memperlakukan istrinya dengan lembut, baik, dan hormat, itu bukan krna faktor beliau feminist. Tapi emang perintah Islam yg mengharuskan demikian.

Islam itu balance. Suami gak boleh dzolim sama istri. Dan istri gak boleh ngelawan suami. Fair. Adil.
Islam memerintahkan laki-laki menurunkan pandangan. Namun Islam juga memerintahkan wanita menutup auratnya. Fair. Adil. Gak ada itu my body my authority. Semua udah ada aturannya.

Jadi mbuk ya tolong jangan sembarangan ngeklaim Rasulullah sbg feminist kyk kaum woke jaman skrg.
Read 4 tweets
21 Apr
Bahkan di reply threadku itu aja banyak orang HR komen pengennya CV tuh kayak gini loh. Satunya lagi pengen kayak gitu loh.

Ndak ada standar baku. Murni personal preference. Kalo muka mendukung, peluangmu dipanggil interview biasanya lebih gede. Kenapa?
Ada yg bilang kita disuruh memposisikan diri sebagai HR nya. Oke let's try it.

Perusahaan butuh lowongan admin finance. Sebar lah itu job recruitment.

Eh ternyata yg masuk 50 lamaran lebih. Tentu capek dong kalo harus screening satu-satu.
Sehingga paling gampang tentu aku lihat riwayat pendidikan dan pengalaman mereka. Oh ternyata sama semua. Oke lah rata-rata. Beberapa ada yg dieliminasi.

Tapi aku tetep harus mengkerucutkan kandidat lagi nih. 20 orang terlalu banyak kalo mau lanjut interview.
Read 6 tweets
10 Apr
Aku bingung sama so called perusahaan gede yg mampu jor-joran bakar duit, mampu bikin acara eksklusif di TV, hingga kontrak brand ambassador artis korea, tapi gak bisa sediain fasilitas dan gaji layak buat karyawannya.

Mungkin lupa ada istilah yg disebut internal marketing.
Aktivitas bisnis manapun tentu punya goal customer satisfaction yg bagus atau customer experience yg menyenangkan.

Sebab sudah banyakkk sekali riset marketing yg menjelaskan gimana kepuasan customer berbanding lurus sama loyalitas mereka kepada suatu brand.
Untuk bisa menciptakan customer experience yg positif, tentu Anda harus memberikan mereka pelayanan yg terbaik.

Dan pelayanan terbaik tidak mungkin bisa diberikan kalo performance karyawan ndak mengarah kesana. Disinilah internal marketing berperan.
Read 8 tweets
9 Apr
Monopoly market merupakan situasi dimana hanya ada SATU unit perusahaan yg beroperasi di suatu market share.

Sedangkan menurut data @StatistaCharts di taun 2019 aja market share industri market global cukup merata seperti ini. Sehingga belum bisa dikategorikan sbg monopoli.
Sejauh yg kupahami, setidaknya ada dua cara sebuah perusahaan biar bisa jadi pelaku monopoli :

1. Hak eksklusif pemerintah
2. Merger dan Akuisisi
1. Hak eksklusif pemerintah

Pemerintah memberikan hak ekslusif kepada sebuah badan usaha tertentu untuk mengelola suatu barang dan jasa. Biasanya yg menyangkut hajat orang banyak.

Ini yg sering kita temui dalam BUMN, seperti : PLN, Pertamina, atau PT. KAI
Read 11 tweets
9 Apr
Banyak juga reply yg masih menyudutkan narasi nikah muda ya. Seolah pukul rata kalo nikah muda = grusa grusu dan gak ter-planning.

Toh selama sudah sesuai syarat dari negara, ya biarin aja. Mungkin dia pengen tetep bisa kerja produktif saat anaknya mulai masuk kuliah.
Itung-itungan simpel deh.
Misal Anda nikah di usia 22 tahun. Punya anak saat usia 23 tahun.

Saat si anak mulai masuk kuliah umur 18 taun, usia Anda masih 41 tahun. Masih usia kerja yg sangat produktif.

Saat si anak menikah usia 26 tahun, usia Anda masih 49 tahun.
Usia 49 tahun tuh masih jauh dari usia pensiun. Masih produktif. Lumayan jadi ortu yg gak sampe ikut membebani anaknya. Masih bisa cari uang sendiri.

Masalah karir si anak udah mapan 5-6 tahun kemudian dan bisa menghidupi orang tuanya sih malah makin bagus.
Read 4 tweets
8 Apr
[MINI THREAD]

INFRASTRUCTURE STIMULUS – Is It Playing An Important Role During Economic’s Recessions?

Thread ini kubuat menyikapi pro kontra project pemindahan ibu kota yg terus berjalan.

Disini aku pengen jelasin opiniku kenapa kok pemerintah bersikeras melanjutkan itu. 🍵
DISCLAIMER :

Sebelum thread ini dipelintir macem-macem sama si tangan jahil, aku perlu menegaskan sikapku menolak pemindahan ibu kota baru – setidaknya buat saat ini.

Aku melihat masih banyak sektor lain yg perlu perbaikan – seperti pemerataan fasilitas pendidikan di pelosok.
Lalu kenapa pemerintah bersikeras melanjutkan project ini meskipun kita masih dihantam krisis? Baik resesi ekonomi ataupun pandemi covid.

Disini kita akan ulas apa yg disebut dgn stimulus infrastruktur. Namun sebelum itu kita bedah dikit apa itu kebijakan moneter dan fiskal.
Read 17 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!