metafisikah Profile picture
May 11, 2021 132 tweets 15 min read Read on X
SUGENG RAWUH
.
.
(yogyakarta 2015)

--- a thread ---

#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror Image
Sugeng Rawuh, itulah judul yang bisa disematkan dalam thread ini. Sugeng Rawuh alias Selamat Datang merupakan suatu ungkapan yang sering kali diungkapkan oleh masyarakat suku jawa atas rasa syukur akan suatu kehadiran.
Begitulah yang dialami oleh sekelompok mahasiswa ketika mereka mencoba peruntungan di Kota Jogja. Ini adalah sebuah cerita bagaimana para mahasiswa ini mengalami apa yang dinamakan "Sugeng Rawuh" dalam artian sebenarnya.
Thread kali ini bisa dikatakan panjang karena banyak tokoh yang terlibat didalamnya. Karena cerita ini berdasarkan beberapa sumber yang kita temui, kurang lebih 10 orang.
Namun akan ada beberapa tokoh utama yang selalu terlibat dalam segala hal yang terjadi dalam cerita "Sugeng Rawuh".
Kembali ke tahun 2015, tepatnya ketika seorang anak yang baru lulus SMA dan diterima di sebuah universitas negeri di Yogyakarta. Itulah aku, perkenalkan namaku Iwan.
Berasal dari kabupaten di Jawa Tengah yang hampir tidak semua orang tau, maklum karena kabupaten penghubung jadi wajar apabila tidak semua orang tau. Seperti mahasiswa baru pada umumnya, aku mencari tempat tinggal yang nyaman untuk bertahan hidup.
Aku hanya bergantung kepada kakakku untuk mencari tempat tinggal “kos”. Karena kebetulan kakakku dulu berkuliah di jogja, dan kebetulan pula dengan kampus yang sama. Tak butuh lama untuk mencari kos, yaitu bekas kos kakakku yang dulu ditinggalinya selama 2 tahun.
Bentuk rumah "kos" ini bisa digambarkan seperti bangunan tua yang luas, bangunan tua yang hanya terdapat 10 kamar, ditambah dengan kesingupan yang bisa dirasakan ketika memasukinya. Ramai tapi sepi, luas tapi sempit, mendekap dan dingin.
Namun keadaan kos seperti itu tidak membuat hatiku bergeming, karena jarak dan tempat yang kupikir mudah dijangkau menjadi nilai plus tersendiri.
Akses dekat dengan kampus, berjalan kakipun tidak perlu memakan banyak waktu menuju kampus, banyak pilihan untuk makan dan dekat dengan tempat belanja untuk kebutuhan sehari-hari.
Tanpa pikir panjang aku memilih tempat itu untuk menjadi tempat tinggal di perantauan dan memulai kehidupan baru menjadi mahasiswa.
Kamarku sendiri berada di pojok, dekat dengan wastafel yang berdampingan dengan kaca tua, dan bersinggungan langsung dengan pintu belakang yang mengarah ke kebun pisang.
Ketika pertama kali menempati rumah itu, aku melihat dan mencoba menelisik di setiap sudutnya, tak jarang hawa merinding hinggap dengan sendirinya. Terutama ketika dipergantian siang dan malam hawa itu sangat terasa.
Maklum,karena hanya terdapat 10 kamar dan bisa dibilang antar penghuni kos jarang berinteraksi satu sama lain yang membuat suasana sunyi seperti tidak ada kehidupan. Hanya terdengar suara deringan alarm setaiap pagi dan lantunan lagu ndx ketika malam mulai tiba.
Aku mulai mencoba petualangan baru. Petualangku dimulai ketika berkenalan dengan beberapa teman dan mencoba beradaptasi dengan sesuatu yang kuanggap berbeda.
Mencoba bertemu dan menjalin keakraban dengan beberapa orang, dan bertemulah dengan para gerombolan yang disebut-sebut bisa menjadi tongkat estafet perjuangan Mahasiswa.
Teman- temanku menjulukinya “KOS JAHAT” yang terdiri dari 11 orang. Mereka semua punya karakter yang berbeda dan gaya yang berbeda-beda, apalagi kebanyakan dari mereka berasal dari kota besar, berbeda denganku hanya berasal dari kabupaten kecil.
Kebetulan salah satu dari mereka bernama Teguh tinggal satu atap denganku, menempati kamar depan dekat dengan pintu masuk. Untuk mempermudah, denah kos bisa digambarkan seperti ini. Image
Seringnya intensitas bertemu dan berkumpul, timbul keakraban yang mulai terjalin diantara kami. Mulailah membuat group untuk para komplotan ini, kami selalu bersama dan anehnya selalu memilih kamarku menjadi tempat berteduh atau singgah.
Tak jarang obrolan malam kami ditemani dengan sebotol "orang tua" untuk menambah kehangatan dan keakraban diantara kami.
Bisa dibilang kamarku tidak hentinya terdapat aktivitas manusia lalu lalang selama 24 jam, pagi sore dan malam teman-teman selalu bergantian datang dan pergi.
Memang kamarku cukup luas, bisa dibilang nyaman dan didukung lokasi yang strategis. Tak jarang penjaga kos maupun tetangga kos sering menegur kami, ya mungkin karena “kami yang keterlaluan dan tidak kenal waktu”.
Ketika diriku rindu akan kampung halaman, lalu lalang manusia yang terjadi dikamar seketika lenyap dan kamar Teguh menjadi destinasi kedua.
Tetapi Teguh adalah orang yang cukup tertutup pada waktu itu, dengan orang yang sangat sederhana, religious, tak jarang setiap selelesai melaksanakan sholat dia selalu mengaji dan melanjutkan dengan membaca sebuah buku ditangannya.
Berjalan satu bulan, aku sangat jarang diperlihatkan ataupun diganggu makhluk astral walaupun selalu mendengar adanya gosip maupun cerita tetangga rumah tentang keangkeran rumah yang ku tinggali.
Apalagi kegiatan manusia yang cukup tinggi membuat adanya penolakan dengan cerita yang ku dengar tentang keangekeran rumah ini.
Tetapi itu salah, kegiatan manusia yang cukup tinggi ternyata tidak menutup kemungkinan makhluk ghaib menampakkan eksistensi mereka.
Ini berawal ketika dua orang yang lebih sering bermalam dikamarku yaitu bernama Arief dan Ade. Di suatu malam, Ade membawa beberapa botol “mimik enak”, dan tanpa pikir panjang diputarlah gelas untuk menikmati malam sembari bermain PS.
Tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi, dengan kondisi setengah tiang Arief memutuskan untuk tidur bersamaan dengan aku dan Ade yang masih melanjutkan dengan obrolan ringan pagi itu.
Saat sedang asik-asiknya tiba-tiba Arief mengerang dengan ekspresi marah “arrrghh…” . Aku dan Ade lantas melihat Arief yang masih dalam keadaan tidur.
Suasana seketika berubah mencekam, seperti ada angin yang datang dari luar masuk dari arah pintu. Tengkuk panas dan hati mulai bergetar seperti bertemu dia saat pertama kali berjumpa 😄
Aku dan Ade bingung dengan suara yang dibuat Arief. Tak lama Arief tiba tiba berbicara dengan bahasa sunda dan yang bisa kami tangkap hanyalah
" anak ini jangan diajak nakal dan harus berperilaku baik"
Begitulah perkataan yang keluar dari mulutnya, sosok yang ada di tubuh Arief berbicara panjang lebar padahal aku dan Ade sebenarnya tidak mengerti apa yang dikatakan oleh sosok itu.
Arief mulai bergerak seperti penari dan mengerang semakin keras, karena panik Ade langsung mengeluarkan sebuah Al-qur'an dan membacakan surat apapun dengan tujuan agar sosok itu segera keluar dari dalam tubuh Arief.
Ade tidak menghiraukan dengan apa yang dilakukan sebelumnya, walaupun dia mengaku ketika membaca Al-qur'an sempat "nggliyeng" karena efek minuman malam itu.
Alhasil tidak ada hasilnya !!

Sosok itu malah semakin marah dan menunjuk kami seperti mengutuk dengan apa yang kita perbuat sebelumnya.
Kami kebingungan karena sosok itu menasehati dengan bahasa sunda, kami hanya mengangguk dan mengiyakan dengan semua yang keluar dari mulut Arief.
Akhirnya sosok itu memangku tangan seperi berpamitan dan memberi wejangan yang sampai saat ini tidak tahu artinya.
Dengan gerakan seperti orang kesurupan pada umumnya, gerakan seperti menarik sesuatu dari dalam tubuhnya dan tak lama berselang Arief tersadar dengan keadaan lemas dan bertanya.
" Aku kok pusing ya ?" tanya Arief sedikit kebingungan.

" matamu wiii.. koe bar kesurupan ! ", jawabku lantang
Beberapa menit kemudian, Arief bergegas kekamar mandi untuk wudlu dan sholat.
Aku dan Ade yang masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Selesai sholat, arief bertanya apa yang terjadi pada dirinya. Akhirnya kami menjelaskan secara runtut kejadian sebelumnya.
Bukannya menemui titik terang, Arief juga kebingungan sosok apa yang masuk dan berkata seperti itu. Walaupun dia punya firasat yang merasuki adalah leluhurnya, karena dia pernah diceritakan oleh orang tuanya bahwa dia punya leluhur dari bangsawan sunda.
Arief sendiri lahir di kota Yogya, akan tetapi masa kecilnya dia habiskan di tanah pasundan sampai dia lulus SMA bersama sang nenek.
Untuk menetralisir hal yang tidak diinginkan, dengan sesegera mungkin aku dan Ade membereskan kamar dan mencoba mengalihkan perhatian Arief yang masih kebingungan.
" wes wes yo turu, mbangane aku le kesurupan.. njalukku mie ayam biasane, angel golek mie ayam jam 4 isuk "
(dah tidur, daripada aku nanti yang kesurupan, aku biasanya minta mie ayam, susah cari mie ayam jam 4 pagi)
ucap Ade dengan senyuman khasnya untuk mencairkan suasana.
Pagi harinya, berita Arief kesurupan tersebar di grup. Dari beberapa orangpun sempat tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan Arief dan timbul pertanyaan "apakah arief cuma mencari perhatian" untuk mencari sensasi belaka.
Akan tetapi didukung dengan kepolosan Arief, rasa percaya itu seperti muncul dengan sendirinya.

Ini lah gesekan ghaib yang terjadi pertama kali dan moment terbukanya gangguan yang datang berikutnya. Seperti ucapan "sugeng rawuh" untukku dan teman-teman.
Kosku memang terkadang sepi, walaupun ditengah kepadatan penduduk dan kegiatan masyarakat yang cenderung lalu lalang setiap harinya.
Saat itu entah disengaja atau bagaimana, kosku sepi karena teman-temanku yang tidak berkunjung seharian dan tidak ada satupun penghuni kos di dalam kamar.
Sekitar jam 9 malam di keadaan kos yang sunyi, namun sunyi ini berbeda dari biasanya karena aku merasa seperti sudah direncanakan.
Aku mencoba mencari kegiatan dengan mencuci piring dan mebersihkan wastafel untuk mengisi kegabutan.
Baru beberapa menit, muncul perasaan tidak enak dalam benakku.
Keadaan bertambah sunyi, hanya terdengar gemercik air dari kran wastafel yang menimpa piring dan gelas di hadapanku.
Ditambah hembusan angin berasal dari pintu samping yang terbuat dari tralis besi membuat suasana semakin sunyi.
Aku mencoba cuek dan melanjutkan kegiatanku, dan akhirnya itu terjadi.
"Prindiiing.. "
bulu kuduk berdiri dan disitu aku merasakan sesuatu yang janggal.
Feelingku berkata ada sesuatu yang berdiri dibelakangku, masih mencoba berfikir positif tetapi seperti ditolak oleh sesuatu. Mataku seperti ditarik dan mengarah ke sebuah kaca tua yang ada disebelah wastafel.
Dan benar saja, semakin mencoba menahan namun energi itu semakin kuat dan seketika mataku tertuju ke kaca tua.Dari pantulan kaca sangat jelas terlihat sesosok wanita bergaun putih, dengan rambut panjang yang hampir setengah badan dan muka yang tertutup poni panjangnya.
Sosok itu berdiri tepat dibelakangku seperti ingin menemani di keadaan yang sunyi.
Suasana semakin memburuk, badanku terasa dingin dan mulai merasakan mual. Ingin beranjak namun muncul perasaan takut ketika berpaling akan langsung berhadapan dengan sang wanita.
Terus mencoba melawan, namun apa dikata sosok wanita tidak segera hilang dari pantulan cermin. Rasa mual semakin bertambah dan mulai merasakan lemas seperti ada energi yang di serap.
Aku terus memberanikan diri mengucap kalimat Allah, dan membaca surat sekuat-kuatnya. Rasa mual semakin hilang dan badanku semakin lama semakin bisa digerakkan.
Mencoba memalingkan badan kekiri dan perlahan menjauh dari wastafel dengan langkah yang agak cepat. Seketika aku langsung berlari menuju kamar untuk mengunci pintu dan menutup gorden kamarku.
Langsung ku ambil sebuah Al-qur'an dan membaca setiap ayat yang ku bisa, hingga lama kelamaan aku merasakan gangguan itu semakin hilang beriringan dengan rasa lemas yang mulai pulih dengan sendirinya.
Setelah kejadian itu, aku tidak pernah lagi untuk mencuci piring pada saat malam hari. Apalagi disaat keadaan kos yang bisa dibilang sunyi.
Anehnya, beberapa hari setelahnya. Pengakuan beberapa teman yang menginap di kos sering bermimpi bertemu dengan sosok wanita yang sama persis dengan yang ku lihat malam itu.
Ketika aku bercerita kepada kakakku tentang kejadian ini, ternyata dahulu sosok wanita ini pernah menganggu penghuni kos dengan cara membunyikan kran air dan kadang membunyikan lonceng yang ada di dekat pintu samping rumah.
Pagi berganti pagi, malam berganti malam..

Selain kejadian itu, temanku bernama Hendra dengan perawakan yang besar, hitam, dan mirip dengan genderuwo ternyata pernah mengalami kejadian janggal di rumah itu.
Ketika kami mengobrol berdua di kamar, Hendra bercerita dengan apa yang pernah ia rasakan ketika berada di kosku.
Hendra bercerita pernah melihat sosok anak kecil tepatnya di dekat pintu masuk, dia merasakan sosok anak kecil itu menabrak dirinya ketika berjalan melewati lorong menuju kamarku.
Kami sempat berdebat itu manusia atau makhluk ghaib, namun dalam benakku terbesit pertanyaan
"itu anak siapa? "
secara logika tidak ada yang mempunyai anak di kos waktu itu karena memang penghuni lain masih berstatus mahasiswa.
Hendra juga menambahkan pernah mendengar suara tertawa wanita tepat di pagar dekat dengan pintu masuk. Bahkan dia samar-samar melihat sesosok wanita bergaun dengan wajah yang penuh kebencian duduk disebuah kursi di sebuah kos wanita yang tepat bersebrangan dengan kosku.
Kejadian anak kecil yang dialami Hendra masih menjadi pertanyaan dibenakku karena aku sendiri belum pernah diperlihatkan sosok anak kecil yang diceritakannya.
Seketika semua itu terjawab dengan cerita Ade juga melihat sesosok anak kecil. Bedanya Ade melihat sosok itu dengan jelas seperti manusia biasa..
Ade bercerita ketika dia tidur di kamar dan tepat di jendela kamar. Ade melihat sesosok anak kecil, rambut pendek dengan muka tersenyum seperti ingin berkenalan
Karena Ade adalah orang cukup pemberani, dia mencoba menatap sosok itu dan memastikan siapa anak kecil itu. Lama kelamaan anak kecil itu menggelengkan kepala dan memancarkan senyuman.
Mak prinding !!! Ade lemas dan gemetar melihat sosok itu memperlihatkan gigi dan mata yang memerah.
Ade sesegera menutup gorden kamar, bertujuan untuk menghilangkan gangguan. Ade sebenarnya ingin membangunkan anak anak yang sedang tertidur, karena takut menganggu dengan apa yang dia lihat.
Dia mengurungkan niat dan lebih memilih untuk pulang tanpa membereskan dan mematikan PC yang dipakainya malam itu.
Kejadian yang dialami wahyu dan Ade menambah list sosk ghaib yang ada di kosku waktu itu, karena awalnya hanya ada satu sosok wanita yang kulihat dengan jelas saat mencuci piring.
Betambah dengan sosok anak kecil yang dialami teman-teman, walaupun aku sendiri merasa antara tidak sadar atau belum pernah bergesekan dengan sosok anak kecil itu.
Gesekan yang ada seperti beruntutan tetapi memliki jangka waktu yang cukup panjang. Pernah di suatu malam, sekitar lima orang mengobrol yang tidak penting sembari bermain game.
Semua berjalan dengan semestinya, karena kebelet pipis aku segera berpaling dari posisiku berdiri,dari posisi itulah aku seperti melihat seorang berbaju hitam di dekat pintu tepat di sebelah Arief, yang kebetulan dari kelima orang berkaos hitam.
Awalnya berfikir biasa saja dan secara sadar ada orang di titik itu, setelah dari kamar mandi, yang awalnya melihat orang di depan pintu aku merasa seperti kehilangan sosok yang kulihat di dekat pintu.
“lhooo, sik mau ng kene sopo yo ?” tanyaku dengan kebingungan

5 orang menatap secara bersamaan

“bajilaaaak, tak kiro aku tok e le ngroso”, salah seorang menyeletuk.

“aku yo iyo e koyo ono sik lungo” ditambah Ade sembari melihat sekeliling kamar
Ternyata dari kelima orang, 3 orang menyadari bahwa ada satu orang lagi yang hilang dari pandangan kami, panik itu pasti tetapi kami tetap berlagak bodoh dan menganggap itu hanyalah sebuah halusinasi yang kebetulan bersamaan.
Kami mencoba mengalihkan suasana yang ada agar tidak mencekam, walaupun rasa penasaran itu masih terngiang tentang siapa yang ada titik itu sebelum pergi ke kamar mandi.
Oh iyaa, di rumah ini ada peraturan dari penjaga kos apabila ingin mencuci baju sangat haram hukumnya mencuci di jam 1 malam. Tempat cuci baju sendiri ada di pojok sebelah kiri, tepatnya di atas sumur yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari.
Antara percaya atau tidak sebenernya, tetapi ketika ada salah satu penghuni kos baru datang, karena mungkin belum di brifing oleh penjaga kos. Dia mencuci baju tengah malam, dan pagi harinya sanyo dirumah itu tiba-tiba mati.
Setelah di cek, ternyata salah satu part sanyo terbakar, dan salah satu dari penghuni menghubungi penjaga kos saat itu juga. Tak lama penjaga kos datang dan mulai mencari asal muasal kerusakan.
Tanpa pikir panjang, penjaga kos langsung menghubungi penghuni baru. Dan disitu penjaga kos bertanya apakah di malam sebelumnya dia mencuci baju di malam hari.
Dia mengiyakan dan penjaga kos langsung memarahinya tentang larangan mencuci baju tengah malam. Dia bingung dan mengaku tidak tahu menahu dengan larangan itu. Penjaga kos akhirnya luluh dan mengerti kesalahannya dengan tidak memberitahu tentang larangan itu.
Aku sendiri masih penasaran kenapa ada larangan seperti itu dan dalam benakku ingin membuktikan apakah itu benar-benar terjadi.
Suatu malam, aku sengaja mencuci baju lewat tengah malam.
Memang tidak ada sesuatu yang janggal dan tidak ada sesuatu seperti kejadian wanita saat mencuci piring.
Selesai mencuci, aku segera menjemur baju tepat dilantai atas yang posisi tangga tepat didepan sumur.
Ternyata gangguan malah kurasakan ketika menjemur pakaian di lantai atas. Ketika satu persatu baju ku letakkan, dari ekor mataku terlihat sosok putih yang berjejer dengan pohon pisang yang ada dibawah.
Aku tak peduli dan menghiraukan itu, namun lama kelamaan sosok putih itu makin besar dan seperti bergerak dari depan ke belakang.
Mungkin karena mataku yang penasaran dengan apakah sosok putih itu, tak lama badanku segera berpaling dan fokus melihat secara seksama kebun pisang yang ada dibawah.
Beberapa menit kemudian, terlihat dengan jelas sesosok pocong dengan beberapa bercak darah tepat di sekitar muka. Pocong itu terus bergoyang dan seketika hilang dari pandangku.
Aku yang pemberani ini secara otomatis berlari meninggalkan ember yang masih ada baju basah di dalamnya, turun dengan keadaan ngos ngosan bahkan tak terasa dibagian kaki terkena sayatan karena tergores sesuatu.
Akupun mengunci pintu rapat-rapat, TV ku hidupkan dengan volume agak keras, mencoba mengalihkan perhatian dari sosok yang ku lihat di kebun pisang.
Bahkan sebuah bantal ku jadikan penutup mata karena takut tiba-tiba sosok pocong itu muncul di sela-sela ventilasi kamar.
Entah mengapa pada saat itu aku merasakan energi yang berbeda. Energi pocong ini lebih menguras tenaga daripada sosok wanita di wastafel. Ketakutan itu hinggap dipikiranku malam itu, tidak tahu kenapa selalu terbayang sosok pocong dengan mukanya yang berdarah-darah.
Hingga pagi tiba, aku masih terbayang-bayang dengan sosok itu. Bahkan aku tidak menyempatkan untuk tidur walaupun pagi itu juga ada jadwal kuliah yang harus ku datangi. Lanjutlah aku berkuliah pagi itu dengan mata sembab dan masih memikirkan apa yang terjadi semalam.
Sepulang kuliah, aku teringat dengan ember yang kutinggalkan malam itu. Sepulang kuliah aku segera menuju lantai atas dan betapa kagetnya melihat ada dua orang bapak-bapak sedang memperbaiki sesuatu di tempat cuci baju.
“enten nopo pak ?” tanyaku
(ada apa pak)
“iki mas sanyone mati neh padahal wingi bar ganti anyar” jawab salah seorang dari bapak itu
(in mas sanyonya mati lagi padahal kemarin habis diganti baru)
Aku sempat terdiam dan berfikir ternyata apa yang dibilang bapak kos benar-benar terjadi, mungkin tujuan dia melarang mencuci baju karena ini. Aku mulai percaya karena dengan pembuktian yang terbukti dan ku lihat dengan mata kepalaku sendiri.
Tak berselang lama, kejadian sanyo mati kembali terjadi. Mungkin karena kepepet harus mencuci, tetangga kos yang berdampingan dengan kamarku mencuci baju di jam terlarang, dan pagi harinya tukang sanyo datang lagi dengan raut wajah mereka yang agak kebingungan.
Sebenarnya rasa penasaran sangatlah besar dan yang menjadi pertanyaan adalah apa sebenarnya penyebab adanya larangan seperti itu.
Sempat ingin bertanya namun seperti ada yang mengganjal dan ada rasa tidak enak karena takut penjaga kos akan tersinggung membahas tentang larangan itu.
Namun ada suatu moment dimana aku dan penjaga kos duduk berdua diteras rumah dan akupun tidak menyia-nyiakan moment itu. Di tengah obrolan aku bertanya
“bee, kok ra oleh nyuci jam 1 ki ngopo yo ?’ tanyaku sembari menikmati segelas kopi
Disitu penjaga kos menjelaskan bahwa di zaman kakakku dulu, sanyo yang ada di dalam sumur sering hidup sendiri padahal sudah dimatikan dan tandon (penampung air) sudah dalam keadaan penuh. Anehnya suara itu tidak panjang namun patah-patah seperti menyampaikan sebuah kode.
Bahkan penjaga kos pernah mendengar suara ketukan dari dalam sumur, karena penasaran dia membuka penutup sumur dan ternyata tidak ada sumber suara yang menyebabkan suara itu terjadi.
Karena sanyo itu dianggap rusak, akhirnya diganti baru namun masih saja berbunyi. Selalu seperti itu hingga suatu hari ada kejadian memakan korban yang disebabkan adanya suara dari sanyo itu. Dan seteah kejadian itu tidak pernah ada lagi suarara-suara dari dalam sumur tersebut.
Larangan yang dia buat sebenarnya untuk mengantisipasi hal hal diluar teknis yang terjadi di masa lampau. Ketika aku bertanya apa sebenarya kejadian itu dia tidak pernah menjawab sampai saat ini.
Disitu dia hanya menjelaskan pernah ada kejadian besar yang sampai saat ini belum pernah diceritakan ke anak anak kos yang baru, dia hanya bercerita tentang sosok simbah simbah bertongkat yang menjadi penjaga sumur tersebut.
Akupun sempat bertanya dengan kakaku tentang kejadian yang dimaksudkan, tetap saja kakaku tidak pernah mau bercerita kejadian itu. Kakakku hanya menceritakan sosok Wanita yang ku ceritakan waktu mencuci piring dahulu sering menampakkan dirinya di tempat yang sama.
Dan kakakku juga membenarkan adanya sosok simbah bertongkat yang menjadi penjaga sumur dan menambahkan bahwa sosok simbah itu sangat sensitif ketika ada sesuatu yang mengganggu dirinya.
Dari sinilah aku berfikir apakah kejadian arief kesurupan apakah ada hubungannya dengan sosok simbah yang ada disumur ? Masih menjadi tanda tanya besar di benakku, karena pada waktu arief kesurupan menggunakan bahasa sunda dan pengakuannya adalah leluhur dari pasundan
Lama kelamaan, gangguan yang ada di rumah itu semakin menurun setiap harinya. Hanya di waktu-waktu tertentu saja sosok wanita menampakkan dirinya, terutama ketika ada orang baru dari gerombolanku maupun teman-teman dari penghuni kos yang lain.
Dan sosok anak kecil itu tidak pernah lagi memunculkan diri semenjak Ade dan Hendra bercerita tentang mereka yang bergesekan langsung dengan sosok anak kecil.
Bentuk gangguan yang masih nyata hanyalah berupa suara wanita tertawa dan suara air kran yang tiba-tiba hidup itupun bisa dihitung jari, tak jarang "mereka" memainkan lampu rumah dan sering menjahili dengan mematikan saklar listrik.
Tidak tahu kenapa gangguan itu lama kelamaan tidak membuatku takut, bahkan aku dan gerombolanku sering membuatnya menjadi bahan bercandaan dan tak jarang menantang ketika mereka mulai memunculkan kehadirannya.
Gangguan yang paling ekstrim hanya disaat awal menampati kos, ibarat sedang beradaptasi dan mendapat sambutan dari para makhluk yang ada disana. Mungkin itulah yang dinamakan ucapan selamat datang "Sugeng Rawuh" kepada penghuni baru agar selalu menjaga tata krama.
Singkat cerita, berjalan sekitar 6 bulan, tiba tiba penjaga kos mengumpulkan kami para penghuni kos dan berkata bahwa kos yang kami tinggali akan di renovasi dan mengharuskan kami pindah sesegera mungkin.
Kami diberi jangka waktu 3 minggu untuk pindah, sedikit kecewa karena kami harus berpindah dengan rasa nyaman yang mulai terbangun saat itu. Walaupun sering muncul gangguan,akan tetapi rasa nyaman muncul dengan sendirinya, mungkin karena sudah terbiasa dan sudah menjadi kebiasaan
Bingung mau dimana lagi selain tempat ini, karena merasa sedang nyaman tinggal dirumah ini. Tapi apa daya, dengan terpaksa aku mencari tempat tinggal baru.
Bekeliling kesana kemari namun jarang ada yang cocok karena barang”ku yang cukup banyak dan memakan tempat. Apalagi mencari di awal tahun agak susah. Teman kampus yang mendengar aku harus pindah ternyata membuat beberapa dari mereka tertarik untuk mengajakku mengontrak rumah.
Beberapa dari mereka mengajakku karena ada yang tidak nyaman dengan kosnya sekarang. Sempat ingin mengajak Teguh, namun dia sudah menempati kos baru yang hanya berjarak 800 M dari rumah itu.
Munculah Gembot dan Bejo, mereka adalah orang pertama yang mengajakku mengontrak rumah. Setujulah dan kita berencana mencari rumah dengan tiga kamar dengan harga yang cukup miring. Sudah bisa ditebak, susah sekali mencari kontrakan dekat kampus, akses mudah, dan harga terjangkau.
Apalagi mencari rumah dengan kamar yang berjumlah 3 tidaklah mudah pada waktu itu. Akhirya kami berinisiatif mencari orang lagi agar mudah mencari karena kebanyakan rumah yang kami datangi berjumlah 4 kamar.
Namanya rezeki, tiba-tiba Hendra menelponku dan menawarkan diri untuk ikut kami bertiga mengontrak rumah. Hendra berani mengorbankan uang kos yang masih tersisa 6 bulan dengan alasan agar dia bisa bangun pagi dan berkuliah seperti mahasiswa pada umumnya.
Tapi memang waktu itu kuliah Hendra smstr 1 hancur lebur. Faktor malas dan sering begadang membuatnya melewatkan beberapa mata kuliah, apalagi posisi kamar kos yang berada diujung membuat teman-teman lain jarang masuk apalagi hanya untuk sekedar membangunkan Hendra.
Cukup senang dan lega mendengar Hendra bergabung. Mulailah perjalanan baru dan kehidupan baru bersama Gembot, Bejo, dan Hendra. Kami berempat mulai mencari kontakan, berkeliling jogja dan mencari tempat yang kami pikir strategis.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with metafisikah

metafisikah Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ukmpengamatan

Dec 26, 2022
--"MEREKA" yang ikut berjaga malam--
a thread

"Menelisik Kisah Horror Security Kampus Yogyakarta"

@cerita_setann @bacahorror_id @IDN_Horor Image
Sudah lama tidak menyapa dengan cerita horror, beberapa minggu yang lalu kami sempat mengunjungi beberapa kampus dan menyapa security yang ada disana.
Cukup sulit menanyakan soal kejadian horror karena banyak yang skeptis soal kehorroran kampus. Namun ketika menelisik lebih jauh, kami bertemu dengan 5 orang security kampus yang mau membagikan cerita mereka ketika jaga malam di tempat mereka bekerja.
Read 138 tweets
Mar 23, 2022
LEGENDA TARUNA MERAH
_ a thread_

sebuah legenda dari institusi negara
@bacahorror #bacahorror
Kisah mistis memang selalu ada di sekitar kita, entah itu di jalan, disekolah, rumah sakit, atau rumah kita. Dari segala kisah yang ada, ada yang menarik dari sebuah cerita dari institusi militer Indonesia.
Institusi yang telah berdiri sejak tahun 1945 di bawah perintah Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat ini pastinya memiliki banyak kisah apalagi usianya yang sama dengan usia Indonesia.
Read 40 tweets
Feb 16, 2022
Misteri Pesugihan dan Sosok Terpancung Tiga di Makam Imogiri, Yogyakarta
-- a thread --

@bacahorror #bacahorror
@cerita_setann sumber : kaskus.co.id
Makam raja-raja Imogiri yang terletak di Jogja atau yang biasa disebut Pasareyan Imogiri merupakan salah satu makam angker di Jawa. Bahkan banyak orang menganggap angker tempat ini karena merupakan pemakaman raja-raja dari kesultanan Mataram yang menyimpan banyak misteri.
Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Karena terpecah inilah, makam juga terbagi menjadi dua, yakni barat dan timur.
Read 44 tweets
Dec 3, 2021
TAPAK TILAS
"Bank BHS Jogja"

@bacahorror #bacahorror Image
BHS berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT Bank Dagang Surabaya. Kemudian tahun 1981 berubah nama menjadi BHS.
Setahun kemudian BHS bergabung dengan PT Bank Perdagangan Nasional Medan. Setelah itu, BHS merger kembali dengan PT Bank Tonsea yang berdiri tahun 1914, sebuah bank swasta tertua di Indonesia
Read 66 tweets
Oct 27, 2021
RIUH DALAM SUNYI
"Rumah Tak Bertuan"

Sebuah kontrakan seharusnya menjadi tempat yang nyaman,namun berbanding terbalik dengan apa yang dialami 5 orang mahasiswa yogyakarta. Bukan hanya gangguan, bahkan mereka tidak tahu siapa sang pemilik rumah.
a thread
#bacahorror @bacahorror Image
Cerita ini diambil dari salah seorang bernama ilham yang menceritakan kejadian dirumah kontrakan ketika dia kuliah dahulu. Rumah ini terletak di daerah Minomartani Sleman, tepatnya dekat dengan sebuah masjid besar disana.
Rumah itu ditempati 5 orang, yaitu Ilham, Galih, Assa, Dimas dan Bobby. Awalnya mereka tidak berencana untuk mengontrak bersama, namun saat itu Ilham bertemu salah satu seniornya dan menawarkan rumah yang besar dengan harga yang miring.
Read 142 tweets
Sep 14, 2021
8 ORANG TERSESAT DI BUMI PERKEMAHAN
"bertemu keluarga misterius"

-- a thread --

#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror #bagihorror @bagihorror @bacahorror Image
Ini adalah dari kisah dari salah seorang sahabatku, sebuat saja Anis. Entah moment ataupun sebuah kebetulan semata. Aku sudah mengenalnya lebih dari 5 tahun lamanya, namun selama ini dia tidak pernah menceritakan hal ini.
Kisah dimana dia dan keenam temannya berserta seorang guru tersesat di sebuah bumi perkemahan yang cukup luas, tepatnya di lereng Gunung Lawu
Read 205 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(