Sebuah narasi yg diungkapkan berdasarkan ketidaksukaan karna jilbab. Narasi yg sangat subyektif.
Membenci jilbab?? Tidak, Hanya tidak suka aja.
Kenapa?
Ya karna, sya orang Indonesia. Laki-laki, tapi gak suka melihat wanita di kerudungi (menggunakan jilbab).
Ada yg lebih spesifik, alasannya?
Ada,
Pertama, asal jilbab itu dari mana? Beneran dari perintah Nabi?
Kalo beneran coba chek pakaian khas masyarakat Yahudi. Oh.. Coba deh lihat, patung2 bunda Maria, ibu Yesus, atau Maryam, ibu nabi Isa. Beliau berjilbab. Padahal nabi SAW baru mengklaim 600 tahun kemudian klo wanita harus berjilbab.
Kedua,
Fungsi jilbab. Tau gak fungsi jilbab itu apa?
Sampai dengan niqab (maaf klo salah penulisannya). Fungsinya biar gak rusak kulitnya kena sinar UV matahari, biar gak gosong, atau jadi penyakit.
Fungsi lain, mereka itu punya gurun, sering badai pasir. Ini jilbab melindungi.
Fungsi lain, cuaca disana ekstrim. Panas yg membakar, dingin yg merasuk tulang. Fungsinya agar tidak kedinginan ketika malam tiba, tidak dehidrasi ketika panas terik siang hari.
Ketiga,
Dari 2 alasan diatas, mau dibawa ke Indonesia? Yg iklimnya tropis? Yg cuacanya ada penghujan dan kemarau? Di Indonesia gak akan ada orang mati kehausan, kecuali niat bunuh diri, atau keadaan tertentu. Air mengalir melimpah ruah. Di Bumi Nusantara.
Curah hujan tinggi, membuat kondisi udara di Indonesia ini lembab. Tidak cepat membuat dehidrasi, atau kekurangan cairan.
Alasan lain,
Indonesia penduduknya bekerja di sawah, kebun, rata2 ya. Walau perlahan udah mulai bergeser, tapi negara Indonesia ini negara agraris.
Namcepin batang pohon, hidup thu jadi pohon. Bayangin aja bu tani itu disuruh pake jilbab apalagi yg syar'i, atau bahkan sampe pake niqab.
Gawean gak selesai, sampe rumah, nyuci thu baju bisa sampe fajar.
Alasan lain.
Tidak perlu menutup2i seperti itu..
Tuhan menciptakan manusia dengan seluruh keindahan yg Dia citrakan. Gak laki gak wanita. Semua elok, semua indah. Kenapa harus menutupinya?
Tau gak kisah Adam dan hawa diusir dari Taman Eden? Setelah makan buah terlarang?
Ayo buka lagi kitab sucinya.
Bukankah setelah makan buah itu, mata adam dan hawa terbuka, dan melihat dirinya telanjang. Lalu malu, lalu dibuatnya pakaian untuk menutupi rasa malunya kepada Tuhan.
Bener gak cerita itu?
Kalo benar, lalu ada yg bilang, jilbab adalah bentuk peradaban tinggi dari manusia.
?????
Peradaban, adab, yg tinggi. Semakin menjauhkan diri kepada Tuhan, Iya. Di hadapan Tuhan berusaha ditutup2i. Memangnya kalo sudah ditutupi rapet, Tuhan tidak maha mengetahui?
Manusia Malu kepada Tuhan, hingga bikin penutup kepada sang penciptanya? Dibilang beradab? Dibilang menjaga kesucian? Dihadapan yg maha suci, mau berlagak sok suci??
Diolah lagi yuk. Direnungkan lagi.
Dan alasan lainnya
Setiap karya budaya leluhur Indonesia semua memiliki makna yg tersirat didalamnya.
Wanita memakai sanggul, konde. Ada artinya sendiri2.
Memakai jarit / jarik, ada tata caranya, dengan kesenian tinggi.
Pake kemben, kebaya. Dll sebagainya. Semua ada nilai luhurnya.
Tidak perlu dibungkus, atau ditutup2i. Justru dengan memperlihatkannya, berarti menghargai sang pencipta karna telah membuat jadi ada.
Mari kembali ke Budaya Nusantara.
Klo gitu, contoh thu anak2 Bali tahun sekian yg telanjang dada, jangan pake jeans, baju yukensi atau yg kebarat2an itu.
Hei, budaya itu berkembang, seiring berjalannya waktu. Disesuaikan dengan peradaban jaman sekarang.
.
.
Lalu kenapa tidak suka wanita berjilbab?
Itukan juga perkembangan budaya? Kok jilban gak boleh tapi jeans dll boleh?
Gini gini...
Pertama jilbab itu, yg masuk ke Indonesia ada unsur agamanya, kemudian dipolitiskan.
Kedua, Nusantara udah kenal dengan celana, kemben, pakaian itu sebelum jeans dan yukensi, lain2 masuk.
Saat itu, celana sudah kenal, ganti dengan kain jeans memangnya salah?
Sudah kenal dengan kemben, pake yukensi salah?
Tidak sampe merubah, budaya tho? Merubah budayanya dimana?
Bandingkan dengan jilbab.
Sanggul / konde / rambut jadi tertutupi. Hilang tho?
Sudah ada yg hilang, anting2 / suweng juga tidak nampak. Hilang.
Sudah menyalahi pakemnya.
Pake jeans diluarnya pake jarik, batikan masih baik, yukensi pelapis kemben juga gak menghilangkan arti.
Itu lho..
Jadi kenapa saya gak suka ttg jilbab ya itu.
Tapi diluar itu, semua adalah hak dan kewajiban masing2. Sya hanya menarasi yg ada dalam pikiran sya.
Buat renungan dikala senggang aja.
Rahayu kamulyaning jagad.
Rahayu langgeng.
🙏🏼🙏🏼🙏🏼
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Jelas ini ulah beberapa oknum. Yang jadi pertanyaan dimana keimanan mereka ketika dihadapkan sebuah masalah?
Dari busananya nampak beriman kepada Tuhan, mendengar bisikan "gila" yg entah dari siapa langsung ambil tindakan "gila" itu.
Berikut videonya.
Mari coba direnungkan.
Tuhan tidak pernah memberikan petunjuk untuk mengorbankan anaknya. Jika merujuk pada Abraham, pun kemudian Tuhan menggantikannya dengan kambing / domba.
Mendengar bisikan gaib. Jangan serampangan dengan gaib. Tetap gunakan nalar, pertebal keimanan.
Ponpes ya.
Kalau tidak salah itu, semacam asrama berbasis Islam. Dimana anak didiknya diajarkan ilmu agama. Pertanyaannya ilmu agama apa yg di pelajarinya? Sampai bisa memunculkan nafsu ego pribadi. Membuat aturan sendiri misalnya.
Ternyata tidak cuma kekerasan fisik yg sering terjadi.
Sembari sya ceritakan sedikit pengalaman teman saya, laki2, yg lulus dari ponpes di salah satu kota di jawa barat.
Yg akhirnya beliau harus rawat jalan karna dalam darahnya terdapat bakteri.
Darimana bakteri itu ada? Dari seringnya dia melakukan seks bebas. Di perantauan di kota gudeg ini, dengan menggunakan aplikasi dibl gadget nya dia bisa setidaknya 1 bulan 1 kali mendapatkan perempuan yg bisa diajak tidur semalaman. Dan tentunya bersenggama.
Dlu Nusantara ini tidak menyembah dan tidak perlu disembah. Kemudian ada yg memulai dengan menyembah kekosongan. Muncul kapitayan, berikutnya. Hingga masuk ajaran Hindu buddha, masih harmonis masih langgeng. Sampai akhirnya Islam masuk.
Islam masuk, menggeser kerajaan hindu buddha menjadikan kerajaan2 islam.
Mungkin, masih dalam ranah subyektif, "penjajah" kala itu melihat org2 nusantara gampang dihasut. Apalagi ajaran agama Islam yg suka mengkotak-kotakkan. Seperti menyembah harus hanya kepada Allah.
Atau hanya Islam agama yg "diridhoi Allah". Di masyarakatpun terlihat sudah terpecah2. Yg penganut Kapitayan, Hindu, Buddha terpecah karna Islam, yg suka memaksa.
Ini terlihat peluang bagi penjajah. Maka kemudian masyarakat miskin penganut Islam dijadikan budak.
Kenapa?
Lihatlah matahari, yg selalu memberikan kehidupan. Bagaimana tidak?
Tumbuhan berfotosintesis karna cahaya matahari. Vitamin D bekerja juga karna sinar matahari. Sinar matahari yg terkena lapisan UV di atmosfer membawakan kehangatan, sampai panas.
"Panas" yg sinar matahari berikan ini menguapkan air laut. Yg akhirnya membawakan hujan di daratan.
Matahari yang memberikan sinarnya untuk bintang yg bertebaran dilangit dan bulan.
Tanpa matahari makhluk di Bumi ini takkan bisa hidup lama. Mungkin ini hanya teori sya sja.