ada yg tahu tentang Lintrik?
sepertinya masih banyak yg belum tahu ya. kita bahas ini ya malam ini, gimana?
thread ini mungkin tidak menakutkan bagi beberapa orang, tapi, akan menjadi mimpi buruk bagi mereka atau keluarga mereka yg pernah mengalami atau bersinggungan dengan Lintrik, karena, Lintrik memiliki sejarah yg tidak kalah gelap dari banyak ilmu hitam yg pernah diciptakan.
pada beberapa daerah jawa timur, Lintrik memiliki nama-nama yg berbeda satu sama lain, pun dengan ritual pengikutnya juga berbeda. sekarang, Lintrik darimana yg ingin kalian tahu, Lintrik daerah Tapal kuda, atau Lintrik dari daerah Weleng??
baiklah, terkhusus malam ini, kita ke Tapal kuda saja ya, salah satu Lintrik yg paling sulit untuk dideteksi bahkan oleh mereka yg mempelajari ilmu spritual.

sebelumnya, Lintrik memang terlihat seperti pelet, namun, entah kenapa saya merasa Lintrik ini lebih licin.
sebelumnya saya minta maaf ya kalau malam ini nulisnya sedikit lama, bukan karena ketikan saya yg melambat tapi karena daerah tempat saya menetap sementara ini memiliki jaringan yg bikin saya ngomong kotor sejak sore. alias, susah sinyal di sini.
17 tahun yg lalu, saya pertama kali mendengar tentang Lintrik, itu pun saya sebenarnya mencuri dengar dari pembicaraan antara nenek saya ketika berkunjung ke rumah.

singkatnya, beliau sedang menceritakan tentang salah seorang tetangganya yg konon menggunakan ilmu pengasihan ini.
semua dimulai ketika malam datang, waktu itu, desa tempat nenek saya tinggal masih dihuni oleh segelintir keluarga saja, jarak antara satu rumah ke rumah lain cukup jauh dan biasanya dipisahkan oleh tanah kosong atau orang jawa biasa menyebutnya dengan "barongan"
singkat cerita, salah seorang kepala keluarga, sebut saja beliau dengan nama pak Mantri, baru selesai dari ladang, Ia berniat untuk pulang dengan sepeda perang miliknya. Ia tak menduga kalau hari sudah menjadi gelap, akibat tertidur pulas di gubuk setelah seharian bekerja.
pak Mantri mengayuh sepedanya sendirian, dibawah pohon-pohon besar dan tinggi, ia tampak bersiul-siul mengusir sepi yg perlahan mulai menganggu dirinya, entah kenapa malam itu terasa lebih dingin dari biasanya.

di sepanjang perjalanan, rumah-rumah sudah tertutup rapat.
tak ada satu orang pun yg pak Mantri lihat, maklum saja, saat itu, tak banyak orang yg mau beraktifitas pada malam hari.

pak Mantri mengayuh terus sepedanya, hingga ia akhirnya sampai di persimpangan jalan. pak Mantri sempat berhenti untuk berpikir, sampai akhirnya-
-beliau memutuskan untuk mengambil jalan pintas, yaitu, sebuah jalan kecil yg diapit dua ladang pisang yg mengarah langsung ke tanah kuburan.

meski terdengar menakutkan, namun, pak Mantri bukan tipikal orang yg penakut, karena toh, dikuburan tidak ada apa-apa kecuali orang mati.
dari kejauhan pak Mantri mulai melihat bayangan pohon kamboja diikuti siluet rumah penduso, pak Mantri masih begitu tenang mengayuh sepeda, tak ada sedikit pun pikiran yg aneh-aneh mengenai tempat tsbt.

sampai, tanpa ada sebab yg jelas rantai sepeda pak Mantri tiba-tiba terputus
lelaki paruh baya tersebut sempat mengumpat "T*IK", karena meski jalan ini adalah jalan pintas, namun, butuh waktu 15 menit berjalan kaki untuk sampai ke rumah ditambah lagi pak Mantri harus mendorong sepeda perang ini.

maka, lelaki itu pun akhirnya pasrah.
Ia tuntun sepeda perang tsbt sendirian, namun, sejenak ketika pak Mantri tepat berada di depan gerbang kuburan, pak Mantri sempat berhenti sebentar akibat mencium aroma dari bau kemenyan yg entah darimana datangnya, tiba-tiba rasa penasaran yg ada didalam dirinya membuncah.
pak Mantri sontak menyandarkan sepeda perangnya dibalik bangunan Penduso, sembari memasang indera penciumannya, pak Mantri mulai mencari darimana sumber aroma bau kemenyan tersebut, karena sejujurnya hal ini janggal bagi dirinya. karena sudah lama ia tak mendapati hal seperti ini
singkat cerita, setelah mencari darimana sumber aroma kemenyan tsbt, pak Mantri terhenti sewaktu melihat pada salah satu makam yg berada ditengah perkuburan terdapat kendi pulung yg mengepulkan asp dengan taburan bunga tujuh rupa. pak Mantri tampak keheranan, sebelum, ia tersadar
Ia tersadar, bila tak jauh dari tempatnya sedang berdiri terlihat bayangan seseorang sedang berjalan mengitari area perkuburan, pak Mantri seketika bersembunyi di semak belukar sambil berjalan mengendap-endap agar ia tahu apa yg sebenarnya terjadi di tempat ini.
semakin pak Mantri mendekat pada sudut paling jauh perkuburan, aura dingin seperti menelusup merasuk ke dalam tubuhnya, tak hanya itu saja, pak Mantri mendengar suara gumaman yg janggal, seperti seseorang yg sedang berbicara namun dengan bahasa yg aneh.
pak Mantri hanya bisa bersembunyi sambil mengamati situasi, di dalam hatinya ia berkata bila suara yg dirinya dengar tak lain adalah suara dari seorang wanita, namun, terbesit sebuah pertanyaan apa yg dilakukan oleh seorang wanita pada malam hari seperti ini di area perkuburan.
Lelaki paruh baya itu menunggu, karena ia tahu, sejak tadi sosok tersebut seperti berjalan mengitari kuburan ini terus menerus sembari menggumamkan kalimat yg tak beliau mengerti, maka, manakala sosok itu mulai perlahan berjalan mendekat, pak Mantri memandang lekat-lekat.
betapa terkejutnya beliau, karena yg pak Mantri lihat pada malam itu adalah seorang wanita yg dirinya kenal, salah satu tetangga yg rumahnya tak jauh dari tempat tinggalnya, namun, yg membuat pak Mantri tak dapat berkata-kata adalah, wanita itu dalam kondisi telanjang bulat.
tanpa sehelai benang yg menutupi tubuhnya, wanita itu terus saja berjalan tanpa sadar dengan kehadiran pak Mantri, ia terus melangkah sendirian, memutari area perkuburan, kedua kaki-nya merah akibat dingin dan tandusnya tanah kuburan, sampai pada satu titik, tiba-tiba ia berhenti
Ia berhenti begitu saja, sebelum, kepala wanita itu berputar melihat pak Mantri dengan wajah yg hancur.

mata, hidung, sampai kulit wanita itu hitam seperti bekas orang yg terbakar, sosok itu terus melotot ke tempat pak Mantri menunduk bersembunyi. Ia tahu, dirinya dalam bahaya.
lalu apa yg pak Mantri lakukan?

beliau tau, wujud yg menatapnya saat ini bukanlah wujud dari wanita yg merupakan tetangganya tersebut, karena pada dasarnya, sejak pak Mantri melihat wanita itu telanjang dan mengitari kuburan ia sudah tau bahwa ini adalah syarat ritual Lintrik.
Lintrik hayang mamedi, pak Mantri atau pun tetangganya saat ini, kedua-duanya sedang dalam bahaya, bila mereka saling mengetahui, hanya tinggal masalah waktu untuk mereka sebelum kemalangan menyambangi diri mereka masing-masing, maka, pak Mantri mencoba untuk tetap tenang.
singkatnya, setelah wanita itu berada di sudut lain, pak Mantri bergegas meninggalkan kuburan, berharap ia masih belum menyadari kehadirannya, dengan langkah perlahan-lahan, pak Mantri menuntun sepedanya, menjauh dari tempat itu.
Pak Mantri sadar, saat ini, sepeda yg ia tuntun terasa lebih berat jika dibandingkan ketika tadi sebelum tahu perihal apa yg dilakukan tetangganya, maka, disela langkah kaki pak Mantri menuntun sepeda, ia menoleh dan mendapati pada boncengan sepeda miliknya tengah duduk si wanita
wanita itu hanya diam, pandangan matanya lurus kedepan seakan tak memiliki ekspresi sedikit pun, dari dekat, wujudnya lebih menakutkan lagi ditambah aroma busuk yg tercium dari dalam tubuhnya yg hitam, namun, pak Mantri tetap sabar, menuntun sepeda miliknya sampai di depan rumah.
Isteri pak Manti sempat menegur beliau, kenapa baru pulang, pak Mantri tak menjawab, ia langsung masuk ke rumah dengan tubuh gemetar hebat, ia sadar, tak boleh ada satu pun orang yg tahu perihal ini.

ia menimba air sumur dengan wanita itu mengikuti diri-nya.
bahkan ketika pak Mantri tidur tepat disamping isterinya, sosok wanita itu masih berdiri disampingnya, kadang, menunduk melihat wajah pak Mantri dari dekat.

sesekali, isterinya terbangun bertanya perihal aroma bangkai tikus yg dirinya cium, pak Mantri tetap saja diam.
pak Mantri berusaha setenang mungkin menghadapi gangguan jin yg sudah dipanggil oleh tetangganya ini, terbesit satu pertanyaan dalam benaknya, pada siapa tetangganya ini ingin menjatuhi Lintrik ini. karena saat ini, hanya pak Mantri yg sadar bila pengilmu-nya tidak sesempurna itu
kelak, hanya pak Mantri-lah yg sadar dan tahu perihal ilmu pengasih ini.

karena cerita utama tentang Lintrik ini, baru dimulai.
wanita itu dikenal sebagai kembang desa, tak ada satu-pun laki-laki yg tak memuji dirinya, ia dikenal baik, sopan dan menghormati orang-orang tua, namun, dibalik pintu rumahnya, setiap malam, ia menduduki kitab-suci, hanya untuk menjampi laki-laki yg sejak dulu ia ingin perbudak
sudah berpuluh kali laki-laki yg datang kepadanya, melamar dengan harta benda yg mereka miliki, namun, tak ada satu pun yg dia terima, akhir dari laki-laki malang tsbt adalah, menjadi gila atau berakhir di tiang gantung.

namun, akhir penantiannya tiba ketika yg dia incar tergoda
ia menundukkan seorang suami yg sudah memiliki isteri dengan tiga anak yg masih kecil-, dan yg membuat orang-orang tak habis pikir adalah, lelaki yg ia tundukkan tak lain adalah tetangganya sendiri..

kecantikan yg selalu di puji-oleh orang-orang, berbeda dengan apa yg dilihat-
oleh pak Mantri.

karena di matanya, kulit tubuh wanita itu membusuk seperti jenazah yg sudah lama dikuburkan. perihal masalah yg sudah dia timbulkan, pak Mantri berkunjung ke rumahnya, di-sana dia menemukan jin yg menyerupai wujud si wanita sedang menyeringai kepadanya.
nama wanita itu Ajeng.

ketika pak Mantri sedang duduk, Ajeng datang dengan membawa segelas kopi hitam kesukaannya.

pak Mantri masih tertuju pada sosok jin yg menyerupai wujud Ajeng, sampai akhirnya wanita itu menegur dirinya. "monggo pak, diunjuk riyen" (silahkan pak, diminum)
pak Mantri hanya mengangguk, dilihatnya segelas kopi itu, tak terbesit di dalam kepalanya untuk mencicipinya, sebaliknya, pak Mantri datang kesini untuk menasehati Ajeng.

"aku kenal kowe ket jabang bayi sampe gede ngene loh nduk" (aku mengenal kamu dari janin sampai sebesar ini)
"opo sing bakal kowe lakoni, ojok!! ojok diterusno yo!! mergo kowe gak ngerti, sing ireng biasane berakhir elek!!"(apa yg akan kamu lakukan, jangan!! jangan dilanjutkan ya!! karena kamu gak tau, yg hitam biasanya berakhir buruk) kata pak Mantri, namun, Ajeng hanya tersenyum sinis
wanita itu tak menggubris apa kata pak Mantri, sebaliknya, ia merebut gelas kopi milik beliau yg sejak tadi tak disentuh di atas meja, dengan sekali guyur, kopi hitam itu terbuang di atas lantai dan betapa terkejutnya beliau saat mlihat di dalam gelas tsbt ada kelabang didalamnya
Ajeng lalu berkata dengan nada suara yg lembut, "bapak ra sah melu-melu urusane wong ya, mantuk, sakaken ibuk" (bapak tidak perlu ikut campur ya, pulang saja, kasihan loh ibuk), menanggapi itu, pak Mantri seketika tahu apa maksud Ajeng, terlebih jin yg sejak tadi dia lihat lenyap
pak Mantri seketika berlari pergi dari rumah Ajeng, betapa terkejutnya beliau mendapati Isterinya dalam kondisi baru saja jatuh disamping sumur, dari keningnya terus mengucurkan darah, pak Mantri seketika mengangkat tubuhnya.

Ajeng benar-benar sudah sinting.
singkat-nya, dua bulan setelah hari itu, pernikahan Ajeng dengan tetangganya berlangsung, meski dilangsungkan secara diam-diam karena menjadi pergunjingan para tetangga, namun, tak ada yg berani menyentuh Ajeng, bahkan si isteri sampai dibikin sakit tak bisa sembuh.
para tetangga tentu saja curiga, bagaimana bisa lelaki itu tunduk dengan Ajeng sampai seperti itu, bahkan ia tega memukul ketiga anaknya dihadapan orang-orang, apapun yg Ajeng minta, dia berikan termasuk mencerai isterinya sendiri yg sudah menemaninya sejak masih susah dulu.
yg lebih gila lagi, rumah atas nama isterinya diambil begitu saja, sampai akhirnya kabar tentang Lintrik mulai terdengar dibelakang mereka, anehnya, setelah menikah pun laki-laki itu sama sekali tak terlihat mengendurkan perasaannya kepada Ajeng, dia benar-benar dibuat tunduk.
atas ijin isterinya, pak Mantri akhirnya datang membantu, ia bawa janda yg tak berdaya itu ke rumahnya, di sini pergulatan batin pak Mantri saling beradu, karena, kunci dari masalah ini hanya beliau yg tau terlebih setelah bertanya kepada salah seorang temannya tentang ritual.
maka pada malam buta itu, pak Mantri membawa janda itu pergi ke suatu tempat, apa yg sudah Ajeng lakukan sudah mencapai Satri alias sukma dari targetnya tak dapat tertolong lagi, bila dipaksa, maka laki-laki yg dipersuami oleh Ajeng bisa menjadi gila dan tidak bisa sembuh.
maka pak Mantri berpikir, Lintrik harus dilawan dengan Lintrik.
tempat itu jauh lebih dalam dari jalan setapak yg ada didalam hutan, jauh lebih gelap dari tempat mana pun, bahkan meski pak Mantri sudah berkali-kali pergi ke rumah orang itu, namun, ketakutan masih saja datang sewaktu beliau menuju ke rumahnya.
pak Mantri berjalan bersama janda malang tsbt, menyusuri jalan setapak sementara dibelakang mereka berdua, sosok jin berwujud Ajeng mengikuti mereka, tentu saja, seperti kata orang itu, dia akan terus mengikuti pak Mantri sampai beliau mengatakan bahwa Ajeng menggunakan Lintrik.
hanya saja, bila pak Mantri membuka rahasia ini dan memberitahu siapa pun tentang Lintrik milik Ajeng ini, maka terputus dan lepaslah laki-laki itu namun sebagai akibatnya laki-laki itu bisa gila mendadak sementara pak Mantri akan jatuh sakit yg teramat parah begitu pun Ajeng
maka seperti sudah diduga sebelumnya, kedatangan pak Mantri disambut oleh seorang lelaki tua yg tentu sudah tau maksud kedatangan mereka, tanpa membuang waktu, lelaki tua itu berkata apa janda yg malang itu benar-benar mau habis-habisan, sekalipun akal pikirannya bisa hilang
entah karena dendam atau putus asa, janda yg malang itu seketika menjawab bila ia bersedia melakukan apapun asal kehidupannya yg dulu bisa kembali, maka, hari itu, beliau melakukan ritual Lintrik namun menggunakan kartu yg tentu berbeda dengan milik Ajeng.
kartu itu dimasukkan ke dalam kendi kecil, lalu dikubur di-bawah tanah kuburan, utamanya, kuburan yg sudah tua, karena akan mengikat jin atau makhluk yg menunggui tempat itu, selain itu, si janda harus terus datang ke tempat tersebut, memberi makan dengan sesajen dan kemenyan.
ritual ini harus terus dilakukan tanpa boleh bertanya sampai kapan, karena si lelaki tua sudah memberitahu, nanti ketika semua ini selesai akan ada tanda yg sangat jelas.

pada malam ketujuh belas, saat si janda datang ke kuburan itu lagi sembari membawa kemenyan dan sesajen,
Ia dibuat terkejut karena melihat seorang wanita yg familiar sedang berlutut membelakangi dirinya tepat di depan kuburan tempat si janda menanam kendi miliknya

ketika si janda bertanya siapa gerangan wanita tersebut, betapa terkejutnya beliau melihat Ajeng dengan wajah yg hancur
sosok atau makhluk yg menyerupai Ajeng itu hanya melotot menatap kearah si janda yg kemudian sadar bahwa siapa pun yg berdiri menjumpai dirinya ini bukanlah Ajeng mantan tetangganya yg sudah merebut suaminya, Ia sadar mungkin ini adalah salah satu pertanda yg dia tunggu.
lantas karena keteguhan hati-nya ingin membalas apa yg sudah Ajeng lakukan kepada keluarganya, si Janda tak merasa takut sama sekali, bahkan ketika Ia meletakkan sesajen seperti biasa, sorot matanya tak henti tertuju mengamati wajah Ajeng yg seperti dibakar bara api.
setiap hari, selama tujuh hari berturut-turut si Janda datang, dan setiap kali sampai di kuburan tua itu, sosok yg menyerupai Ajeng juga ada di sana, wujudnya kian lama semakin tak dapat dijelaskan.

lidahnya panjang sampai keluar dari mulut, sementara kulitnya dipenuhi benjolan.
si Janda hanya duduk, meletakkan kembali sesajen di atas kuburan dan malam itu adalah kali pertama dia melihat makhluk itu menengok wajahnya lebih dekat, sangat-sangat dekat, sampai hidung mereka nyaris bersentuhan.

ada ketakutan dan kengerian di dalam hati si janda.
Ia lalu berkata, lembut sekali, suaranya seperti berbisik, lebih halus dari suara seorang manusia yg pernah dijumpai si janda, Ia berkata untuk mengambil kartu yg sebelumnya sudah dia tanam.

namun, disini lah letak perbedaan Lintrik pengasih si Janda dengan Ajeng.
karena Ia harus membuka seluruh pakaian yg dia kenakan, sampai tak ada selembar kain pun yg menutupi tubuhnya, lalu, Ia harus membasuh wajahnya menggunakan tanah kuburan dari setiap tanah yg dia gali untuk mengambil kartu yg sebelumnya dia tanam di dalam kendi.
butuh delapan sampai sembilan kali galian tanah bagi janda malang tersebut dan setiap kali ia menggali tak lupa ia basuh wajahnya sendiri menggunakan tanah lembab yg kini mengotori wajahnya, ia sudah menempuh jalan sejauh ini maka tak ada jalan lain bagi dirinya untuk kembali.
terlihatlah kendi yg dia cari, warnanya lebih hitam dari sebelumnya, tepat ketika janda malang itu mengangkatnya, ia mendengar kecipuk air di dalamnya padahal sebelumnya ia yakin bila di dalam kendi tersebut hanya berisi 4 lembar kartu yg diusulkan oleh si lelaki tua.
lantas, air apakah ini?

disitulah tiba-tiba si lelaki tua datang, ia hanya berdiri menatap wanita itu, dalam diam-nya ia mengingatkan bahwa apa yg kelak dia ambil tak bisa dikembalikan lagi untuk itu, dia menawarkan agar ia tak melanjutkan ritual Lintrik yg ini.
tanpa ada jawaban, mata sudah cukup menjelaskan, tak ada obat dari sebuah dendam yg kesumat, maka si lelaki tua berjalan pergi sambil tertawa, katanya, menyesatkan manusia lain adalah hadiah yg paling menyenangkan untuk dibawa mati, maka ia berpesan untuk terakhir kalinya.
di dalam kendi itu adalah darah kewanitaan dari sosok perebut suami-nya, Ia harus minum semuanya, maka, Jin itu akan meninggalkannya, ia akan berbalik menjadi abdi yg paling penurut guna menghancurkan semua yg sudah dia miliki sampai ke akar yg sudah dia tanam.
darah jauh lebih kental bila dibandingkan dengan air, itu lah yg janda malang itu rasakan, ketika cairan itu melewati kerongkongan tenggorokannya, ia mendengar sosok yg menyerupai Ajeng itu tertawa terbahak-bahak, dan seperti itu lah cara Jin menertawakan manusia
pagi itu, pak Mantri datang menjemput, setelah berbicara dengan si lelaki tua, ia lalu melangkah masuk ke dalam rumah, betapa terkejutnya beliau ketika melihat wanita sedang duduk menyisir rambut.

siapa yg menduga, Halimah si janda malang menjelma menjadi wanita yg menggoda
beliau pun mengantar Halimah pulang, sepanjang perjalanan tak henti-henti orang berbisik saling berbicara, tak tahu dengan siapa pak Mantri berboncengan, mana kala mereka melewati rumah Ajeng, wanita itu tahu ada yg tidak beres dengan dirinya. separuh wajahnya merah melepuh.
Halimah akhirnya memutuskan tinggal jauh di-luar desa, disebuah rumah gubuk yg dikelilingi lahan pisang, ketiga anaknya tak bersamanya, konon, dari bisik orang yg saling berbicara, Halimah mendapat uang dari banyak laki-laki yg berkunjung.
tak penting darimana Halimah mendapat uang karena setiap malam, Ia akan berjalan pergi lalu berdiri di luar rumah Ajeng, selalu seperti itu, beberapa kali pula Ajeng terlihat mengintip dari jendela kamarnya, ia tak mau laki-laki yg sudah susah dia rebut, didapat lagi oleh Halimah
satu yg tidak dipelajari oleh Ajeng, Lintrik yg dia pelajari membutuhkan media mata dari korban untuk melihat dirinya, namun, Lintrik yg dimiliki Halimah berbeda, hanya membutuhkan satu foto saja, dan malam itu Halimah tak ada keinginan untuk merebut mantan suaminya,
Ia ingin laki-laki itu membayar rasa sakit yg dia miliki, Halimah pulang sambil berpikir untuk memulai penderitaan Ajeng dengan satu sentuhan saja, ia taburkan sejumput tanah lalu pergi meninggalkan rumah Ajeng.
keesokan pagi, jeritan terdengar dari rumah Ajeng, seluruh tetangga datang untuk melihat apa yg sedang terjadi, tepat ketika mereka sudah berkumpul, semua orang dibuat tersentak melihat darah membasahi wajah Ajeng, dihadapan wanita itu terdapat suaminya dengan kayu ditangannya.
semua orang di desa tentu terkejut melihatnya, namun, tak ada yg berani berbicara apalagi ketika mereka tahu di dalam kerumunan itu ada Halimah yg berdiri melihat semua itu dengan sorot mata yg tenang.

semua orang mengerti, kini Lintrik sedang dibalas dengan Lintrik.
malam hari-nya, empat kartu yg dimiliki oleh Halimah dia keluarkan, di atas sebuah foto ia letakkan kartu tersebut, lalu Halimah berkata entah kepada siapa, di depan asap kemenyan yg mengepul, Halimah berujar, "mati o nang tengah dalan, nang ngarep e trek liwat, yo mas"
keesokan hari, pada siang terik yg panas, terdengar kabar duka tentang kematian pak Mantri yg kabarnya menabrakkan dirinya di depan sebuah truk yg lewat.

tubuhnya hancur sampai harus dimasukkan kedalam kantong kresek.
Halimah hanya ingin mencoba, apakah Lintriknya ini berhasil, dirinya juga sudah lelah kalau setiap minggu, laki-laki itu akan datang ke rumahnya untuk meminta jatah karena pernah membantu dirinya, maka dengan berita yg dia dengar ini, satu orang sudah menerima ganjarannya.
pada malam yg lain, ketika Halimah ada di rumah sendirian, ia mendengar suara pintu-nya diketuk maka wanita itu mendekat dan ketika ia membuka pintu rumahnya, di sana, berdiri seseorang yg dirinya kenal, Ajeng. sebagian wajah-nya lebam dengan bibir sobek bekas disiksa.
untuk pertama kalinya, Halimah melihat Ajeng meminta ampun agar dia menghentikan semua ini, ia tahu dan sangat tahu perihal apa yg dilakukan oleh Halimah, bahkan dia bisa melihat jin yg selalu mengikuti dirinya menyerupai wujud Halimah, dan dia berjanji akan melepas mantan suami
tapi Halimah tak bergeming, ia hanya diam saja melihat Ajeng dengan sorot mata nanar, tepat ketika Halimah membasuh luka merah di pipinya, Halimah lalu mendorong pintu rumahnya lebih lebar, di-sana Ajeng lalu melihat suaminya berdiri, Ia baru saja membenarkan kancing baju-nya.
Ajeng pun pulang sembari dituntun oleh suaminya sendiri, pergi menjauh dari rumah Halimah, dan ketika bayangan mereka sudah pergi, Halimah mengambil satu kartu lagi, menumpuknya di atas foto mantan suaminya lalu berujar, "dibakar ojok diantemi maneh, yo mas"
begitulah akhir cerita ini. kejadian pembakaran ini untungnya tak pernah terjadi karena sewaktu hal itu dilakukan Ajeng masih bisa diselamatkan kecuali muka, setengah badan dan kakinya yg mengalami luka bakar yg menyebabkan cacat permanen.
sementara mantan suami Halimah menjadi gila. penangkapan warga kepada suami Halimah mengerucut dan tak terbendung lagi sampai akhirnya mereka berbondong-bondong mendatangai rumah Halimah, sayangnya, malam itu adalah kali terakhir orang melihat Halimah.
kejadian ini diceritakan dari mulut ke mulut, sampai berhenti di titik nenek saya sendiri. sebenarnya Lintrik dari tapal kuda lebih rumit lagi prosesinya, bahkan untuk menceritakan detail tahapan melintrik seorang laki-laki, harus melalui tiga proses.
saya mempercepat beberapa detailnya.

lalu, apa beda Lintrik Tapal kuda dan Lintrik dari daerah Weleng, mungkin lain kali bisa saya ceritakan. kalau ada waktu tentunya.

intinya. mohon maaf bila ada salah salah kata dan penulisan.
karena hari juga sudah semakin larut, saya pamit dan undur diri, kita bisa lanjutkan cerita cerita saya yg lain. atas segala perhatiannya saya sampaikan terimakasih.

jangan Ngelintrik orang ya, kalau tidak mau menanggung resikonya. salam.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with SimpleMan

SimpleMan Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @SimpleM81378523

Oct 30, 2021
-Rajah SINUN-

Horror Story

@bacahorror #bacahorror Image
sudah lama sekali saya tidak menulis di burung biru ini karena aktifitas saya yg semakin padat, jadi mumpung ada luang, dan kebetulan ada beberapa orang yg DM perihal sesuatu yg juga baru saya pelajari, maka, di malam hujan rintik-rintik ini, saya akan membagikan sebuah cerita.
cerita ini dialami oleh seseorang yg baru saya temui tidak kurang dari beberapa bulan yg lalu, masih cukup baru, saya tidak menyebut kota, alamat atau apapun, karena bagi saya hal seperti itu tidak terlalu penting untuk diceritakan, ambil baiknya buang buruknya.
Read 335 tweets
Sep 10, 2021
Pernah gak sih kalian melihat atau menemukan sehelai rambut panjang di dalam kamar yg kalau diperhatikan tidak ada kemiripannya sama sekali dengan rambut yg ada di kepala sendiri?
gimana kalau membahas hal ini, kebetulan saya ada satu cerita perihal tentang rambut asing ini.
rambut adalah bagian tubuh yg menurut saya sangat penting selayaknya seperti bagian tubuh yg lain, meski pun rambut tersebut sudah terpisah dari bagian tubuh kita yg lain.

karena, mahkota kepala kita ini bisa dijadikan media untuk menyakiti mau pun medium perantara ilmu sihir.
Read 89 tweets
Aug 17, 2021
Ada yg pernah berobat di Sangkal Putung?
ngomongin soal Sangkal Putung, jadi inget cerita pengalaman sepupu saya sewaktu dibawa berobat ke Sangkal Putung di sebuah desa pedalaman, disini saya juga bakal cerita bagaimana rahasia pengobatan serta kejanggalan-kejanggalan ketika sepupu berada di sana.
jadi malam ini temenin saya ya, dan akan selesai juga malam ini, biar saya bisa ngelanjutin Pethuk Mati lusa.. haha
Read 81 tweets
Jun 22, 2021
Jujur, banyak sekali DM yg masuk dan pembahasannya menarik2 semua.

Mulai dari arti bambu kuning yg ditanam, sedulur papat, sampai jimat lidah anak sundel bolong, tapi nampaknya malam ini kita akan ulas satu pembahasan yg entah kenapa membuat saya ingin membahas ini. Pagar jawa. Image
sebelumnya saya meminta maaf ya kalau malam ini mungkin tweetnya sedikit senggang dari biasanya, karena saya sendiri dalam perjalanan kereta 12 jam, dan gak semua daerah memiliki sinyal yg bagus, namun saya pastikan pembahasan malam ini akan selesai sampai setuntas mungkin.
perihal Pagar jawa sendiri sebenarnya memiliki makna yg luas, karena dalam pemahaman jaman dulu, jaweni itu selalu memperumpamakan, maksud saya, kebanyakan orang jawa jaman dulu tidak pernah menunjukkan sesuatu secara terang-terangan, alias disembunyikan dengan maksud tertentu.
Read 18 tweets
May 27, 2021
Ada yg pernah punya pengalaman mendengar suara ketukan tiga kali berturut-turut dalam jedah yg tidak terlalu jauh ketika sedang sendirian?
jadi ketukan tiga kali ini sebenarnya memiliki arti tersendiri, bukan sekedar ketukan biasa, hanya saja tidak semua orang tahu tentang hal ini.

mau cerita-cerita sedikit perihal fenomena ini??
baiklah. kita bisa mulai ceritanya. sebelumnya saya ingatkan terlebih dahulu, malam ini, adalah malam jumat setelah gerhana total.

waktu yg tepat untuk memulai sekelumit cerita kecil dari salah satu narasumber yg bertanya kepada saya perihal, tiga ketukan yg sering dia dengar.
Read 51 tweets
May 20, 2021
baru ingat ini malam jumat ya?

gimana kalau saya cerita-cerita dikit, sebelum ngelanjutin thread pethuk mati lan bahu lawean. buat pelajaran saja, kalau waktu kecil saya itu salah satu anak yg nakal, dan semoga di jaman sekarang gak ada yg menirukan perbuatan saya.
bicara malam jumat, membuat saya selalu ingat dengan beberapa kenangan sewaktu saya masih anak-anak.
dulu.. saya punya beberapa teman dekat, kemana pun kami berada selalu bersama-sama.

entah itu bermain atau sekedar melakukan tindakan yg biasa dilarang oleh orang tua kami.
salah satunya tentu saja menerobos masuk ke dalam pabrik gula yg dulu benar-benar ditutup total setelah masa kebangkrutan.

tapi malam ini saya tidak akan bercerita tentang pabrik gula. melainkan sesuatu yg lain, yg kalau saya ingat sekarang membuat saya tidak habis pikir.
Read 49 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

:(