MENIKAHI JIN
Mengikhlaskan dan mengorbankan-

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror #menikahijin Image
Temen2 semua, jangan lupa berdoa sebelum baca thread ini, karena dalam prosesnya menyusun cerita ini aku ngerasa badan bener2 gak enak padahal udah diusahain fresh waktu nulis, dan aku usahain selalu pagi kalo nulis gini.
***
Aku Tya, kejadian ini aku alami waktu tahun 2017, kejadian ini ga akan pernah aku lupa karena pertama kalinya aku bersinggungan dan melihat kehidupan lain di bumi selain binatang dan tumbuhan seumur hidupku.
Kisah mengenai nenekku yang semenjak aku lahir, aku belum pernah bertemu dengannya, kenapa begitu? Nanti aku ceritakan, cerita yang betul2 gak indah sama sekali.
biar aku jelasin dulu ya dari awal, aku waktu itu dapat tugas dari tempat kerjaku ke kota Semarang. Posisiku waktu itu adalah asistant manager salah satu hotel di Jakarta.
Waktu itu aku diminta jadi perwakilan mengawal sebuah acara besar dari grup hotel kami, jadi grup hotel ini ada di seluruh Indonesia salah satunya ada di Semarang, nah disitu lah acara bakal diselenggarakan.
Jadi, aku dapat tugas yang disitu harus bawa banyak properti pribadi dan milik hotel yang ada di Jakarta. Karena terlalu banyak, aku pikir repot kalo harus naik kendaraan umum. Akhirnya aku putuskan naik mobil pribadi yang aku setir dari Jakarta-Semarang.
Setelah fix dengan rapat dan menyiapkan berbagai hal yang harus dibawa, akhirnya aku berangkat dan sampe di lokasi acara di Semarang itu sore hari, pas banget karena aku bisa punya banyak waktu buat persiapan acara, istirahat, dll, karena besok baru dimulai acaranya.
Singkat cerita, besoknya acara udah berjalan dan ditengah acara waktu kami istirahat, aku bertemu beberapa karyawan dari hotel itu yang juga lagi istirahat, kami ngobrol2 dan ngomongin soal kota Semarang ini.
Sampe pas aku bilang “aku sebetulnya orang sini, tapi aku gak begitu jelas deh kampungku masuknya Semarang apa bukan” disitu langsung ada 1 temanku sebut saja namanya Ryan, dia ini nyautin dan seolah antusias,
“Bukan mbak, itu sudah masuk wilayah *** udh jauh dr Semarang, aku orang sana juga loh mbak” kata Ryan.
Obrolan pun waktu itu semakin dalam soal desa itu, sampe aku iseng tanya dengan Ryan, yang pertanyaannya juga kupikir bakal sia2, “berarti kamu kenal nenekku ya, namanya nek Sengi, tau ga?”
Dengan ekspresi kaget, Ryan bilang tau soal nek Sengi alias nenekku. Ryan bilang nenekku adalah penjahit, dan juga kesibukannya membantu orang sembuh dari penyakitnya seperti urut, kerikan, melahirkan, dll.
Maka dari itu, Ryan dan keluarganya di kampung kenal nek Sengi, karena nenekku ini orang yang sering diminta bantuannya oleh warga kampung.
Ada terbesit di pikiranku waktu kita ngomongin nek Sengi, aku mau bertemu, aku belum pernah melihat batang hidungnya semenjak aku lahir. Aku Cuma tahu nek Sengi dari cerita bapak dan ibuku.
“Ryan, bagaimana kalo nanti selesai acara ini kita kesana? Itung2 kamu mau pulang kampung atau liburan kan? Mumpung aku bawa mobil nih” Ajak aku ke Ryan.
“Waduh mbak, aku gabisa kalo besok, aku shift malem, maaf ya mbak” kata Ryan. Yasudah aku pun gak memaksa, aku langsung ambil keputusan buat fix kesana sendirian karena waktu liburku setelah acara itu Cuma 2 hari. Aku harus memanfaatkan momen dengan baik.
“Pokoknya disana kamu tanya eyang Sengi rumahnya dimana ya?.Krn disana nenekmu dipanggil eyang Sengi, Kira2 perjalanan 4jam lah kesana, hati2 mbak” kata Ryan.
Setelah acara, hari itu juga, aku berangkat sendirian menuju desa tempat tinggal nenekku yang ternyata Cuma memakan waktu 2jam lebih perjalanan dari kota Semarang, tanpa aku gak tau lokasi pastinya,
alias aku Cuma mengandalkan bertanya dengan warga sekitar saja dan sedikit bantuan google maps dan beberapa petunjuk patokan dari Ryan.
Dalam perjalanan aku juga sambil mampir beli beberapa oleh2 buat nenekku seperti baju, makanan, dan segala macamnya, beberapa kali juga aku dapat kendala karena akses menuju desa yang terbilang sulit masuk mobil. Tapi ya syukurnya sampai juga.
Setelah mau sampai, aku ditunjukan oleh warga dimana rumah nenekku, pertama kulihat rumahnya asri dan rimbun pepohonan didepannya buat suasana jadi adem banget, padahal aku masih terpaku di dalam mobil.
Ditambah desa ini terletak di pegunungan, jadi udaranya dingin, tapi gak sampai menusuk.
Ada 3 anak kecil yang menyapaku juga di pekarangan depan agak menyamping yang disana ada rumah besar, kayaknya itu anak dari tetangga sebelah rumah nenek. Aku menyapanya balik, sampai ada suara nenek tua bertanya “siapa ya?” Dari ambang pintu sambil menatapku heran.
Aku berdebar, bingung harus menjelaskannya kayak apa karena pasti nenekku ini bingung sekali. Aku turun dari mobil dan memperkenalkan diri, aku lihat dari raut wajah nenekku berkaca dan segera menyuruhku masuk kerumah.
Untuk pertama kalinya aku bertemu nenek kandungku. Segala macam jajanan pasar dan juga suguhan teh manis hangat yang nenekku buat cepat2 karena terlalu bersemangat menyambutku.
Saat itu juga kami ngobrol dan nenek menanyakan banyak hal dari mulai akademikku, kisah kasihku, termasuk soal bapak dan ibuku.
Diceritakan juga, aku baru tahu nenek tinggal sendirian, nenek bilang ibuku terlalu sibuk sepertinya jadi nenekku gak begitu mempermasalahkannya kalau gak pernah dateng kesini.
“Nenek pikir ibumu yang datang, tapi nenek pikir gak mungkin, masa iya masih muda banget, kamu mirip banget sama ibumu nduk, cantik” jelas nenekku yang buat aku tersipu.
Setelah ngobrol nenekku menyuruh istirahat dan nenekku juga pamit pergi belanja untuk masak nanti malam. Akhirnya Aku merebahkan badan juga, tp Ada 1 hal yang buat aku bingung , rumah ini mulai terasa pengap dan hangat padahal diluar udaranya dingin.
Aku buka akhirnya jendela kamar yang kutempati ini, ternyata disana berhadapan langsung dengan tembok besar rumah sebelah, jaraknya dekat tapi tetap bisa buka jendela. Pikirku ini bakal sama saja, ga bakal bisa angin masuk.
Karena gak tahan dengan gerahnya kamar ini, aku keluar kamar niatnya cari angin sekalian lihat2 rumah nenek. Aku lihat dirumah ini ada foto, dan 1 foto yang buat aku bingung,
Foto nenekku dengan pakaian pengantin, tapi duduk sendiri tanpa ada pengantin prianya, bahkan disitu aku gak melihat ada foto kakekku. Ya walaupun aku gak tahu wujud kakekku, tapi aku bisa menerka2 dari pose foto, ya begitulah intinya.
Malah banyak foto2 orang yang gak aku kenal, foto ibu dan bapakku juga gak ada disana, sama sekali. Tapi tetap, foto neneknya berpakaian pengantin lah yang paling aneh menurutku.
Setelah nenekku pulang, kami masak sama2 dan setelah itu aku mandi sambil juga menunggu nenekku sholat. Aku gak sholat karena aku non muslim.
Bukan makin segar, aku malah makin kegerahan, yaudahlah aku pakai baju tanktop aja, alias baju buntung tanpa lengan, aku awalnya merasa biasa saja lagi pula Cuma ada nenekku, jadi aku gak malu, tapi,
“Nduk, ganti bajunya yah, maaf, tapi kurang sopan” kata nenekku
“Maaf nek, aku ngerasa gerah jadi aku pakai baju ini, aku ganti sekarang” jelas aku merasa gak enak
“Jelas kamu gerah, orang disini ramai, mangankanya ganti, malu loh kamu diliatin” jelas nenekku yang bikin aku bingung juga terkejut.
“Perasaan kita cuma berdua”, kataku dalam hati, ah mungkin nanti mau ada tamu, jadi aku segera ganti baju dan balik lg buat bantu nenek siapin makanan.
Selesai ganti baju, aku siapkan segala makanan ke meja, disitu juga aku bingung nenekku menyiapkan 3 piring yang diletakkan nasi. Sekarang aku berani tanya,
“Buat siapa satunya lagi?” Kataku,
“Buat kakekmu” kata nenek, aku pikir nenekku halu dan mengada2 ya namanya orang tua, karena setauku kakek sudah meninggal waktu aku belum lahir. Apa mungkin nenekku menikah lagi? Tapi aku gak berani tanya, pertanyaan itu aku simpan kali ini.
Ditengah makan malam, nenek juga buka pembicaraan “ini loh nduk kakekmu” sambil menunjuk ke bangku kosong tempat piring berisi nasi yang sudah dingin itu disuguhkan.
Aku kaget, dan bingung mau respon seperti apa karena aku memang gak melihat siapapun. Karena aku terlihat heran, nenekku menjabarkan cerita bagaimana kakekku meninggal,
“dulu tahun 92 kakekmu meninggal, setelah kakek meninggal nenek Cuma berdua dengan ibumu, lalu ibumu juga pergi hidup dengan pilihannya sendri, nenek tinggal sndri, setelah itu nenek berusaha menghidupkan kakek lagi,
setelah itu kakek kembali tinggal dengan nenek nduk” kata nenekku dengan santainya.
Aku masih gak percaya, dan mikir itu Cuma bualannya karena nenek sudah tua dan kesepian, tapi aku Cuma mengangguk dan senyum menghargai saja. Selesai makan, aku dikejutkan lagi dengan perkataan nenek, “kamu mau lihat kakekmu nduk?”.
Aku sebetulnya takut, dan betul2 ga percaya, tapi aku juga penasaran, dengan spontan aku bilang, “bagaimana caranya?tapi Tya takut”kataku.
“Gapapa, sini kamu, mereka itu baik, mereka yang jaga nenek disini” kata nenek sasambil mendekati tubuhnya dan mendekap mataku sambil merapal doa yang aku gak paham artinya.
Setelah dibuka dekapannya, aku terperanjat betul2 kaget karena rumah ini sesak, banyak sekali orang yang berlalu lalang melakukan aktifitasnya, juga nenekku memanggilku untuk melihat kakek yang duduk disebelahnya, yang sekali lagi, aku terperanjat kaget.
Kakek yang kulihat ini gak tua, tapi gak muda juga, sekitar 40tahunan umurnya. Aku pikir dia sudah setua nenekku. Dan ada perasaan yang beda waktu aku melihat kakek.
“Orang ini gak asing” betul, aku yakin orang ini pernah masuk kedalam mimpiku, bukan fisiknya yang kuingat, aku pun lupa bagaimana mimpi itu terjadi, tapi soal perasaan dari kehadirannya yang buat aku hafal.
Awalnya di mimpi itu aku pikir itu bapakku, tapi gak mungkin, karena secara fisik beda,
Kakekku memandangiku seolah bahagia, tersenyum tapi diam, aku juga bahagia sudah bisa melihat kakekku walaupun aku gak tahu itu betul2 jiwanya, atau bukan.
Selain itu juga mataku menyisir kepenjuru rumah, melihat keadaan sekitar sambil terperangah kalau banyak sekali jiwa2 mereka yang hidup berdampingan dengan kita. Pantas saja aku merasa gerah daritadi. Aku melihat mereka semua juga tanpa rasa takut, aku Cuma bingung.
“Merekalah yang nemenin nenek selama nenek sendirian, mereka bukan yang jahat, mereka semua baik dan ga mengganggu, ya layaknya manusia saja nduk, ada yang baik dan jahat, begitu juga mereka” jelas nenekku yang setidaknya membuat aku sedikit tenang.
“Sudah, daripada kita disini sumpek, kita ke pasar malam yuk” ajak nenekku, rasanya aku senang sekali ditreat atau dianggap seperti anak kecil dihadapannya, tapi tujuannya disini bukan hanya untuk jajan, tapi nenek mau memberi tahu hal yang lain juga.
Di desa kami suka ada pasar malam/pasar kaget yang jualan hanya 1 minggu. Nanti diminggu berikutnya, pasar ini pindah ke tempat lain. Ya semacam bazar bahasa kerennya mah. Dari rumah nenekku ke pasar Dekat sekali, jadi kita jalan kaki kesana dan sampai sekitar jam 8 malam.
Sampai disana kita melihat2 berbagai hal yang dijual, nenekku mau duduk dan sekedar mengajakku memperhatikan keramaian, ada permainan anak2, orang jualan, ada pembeli dan penjual, ramai sekali.
“Disini kalo kamu bener2 perhatikan, ga semuanya dari mereka manusia kayak kita, coba kamu amatin ibu2 yang sama anak kecilnya di tukang gulali” jelas nenekku sambil menunjuk ke 1 arah gerobak.
Aku lihat ada ibu yang menggandeng anaknya sekitar umur 4/5 tahun asyik memilih gulali yang dijajakan pedagangnya. Normal, seperti manusia pada umumnya yang kulihat.
“Mari sini ikut nenek” ajak nenekku. Berjalan mendekati ibu dengan anaknya tadi yang sudah meninggalkan gerobak dan jalan ke arah yang random, alias ke tempat sepi tanpa ada jalanan menuju tempat sepi itu.
Aku heran dan ngeri, melihat pemandangan aneh didepanku, karena ibu dan anak itu seolah berjalan melayang dan perlahan hilang dari hadapanku.
“mereka bener2 ada nduk, dan mereka ada dimanapun, terkadang saat kita di tengah keramian orang2 yg gak kita kenal, kita gak bisa memastikan mereka semua bener2 manusia atau bukan. Tapi itu sebenarnya gak berbahaya dan gak ada yg perlu ditakutkan,
semua jin atau makluk halus akan menghormati manusia jika mereka yg mendekat, dan sebaliknya jika kita yg mendekat kita harus menghormati mereka, krn mereka emg bener2 ada nduk” jelas nenekku yang sekarang aku paham.
Sampai dirumah, sebelum tidur wajahku dan mataku diusap kembali oleh nenek sambil dirapalkan mantra, maksudnya untuk menutup mata batinku yang tadi terbuka, tapi sepengetahuanku, kalau sudah dibuka walaupun ditutup lagi, aku jadi makin peka dengan dunia gaib.
Aku sudah merasa banyak gak nyaman ditempat ini semenjak nenek nunjukin segalanya, bukan takut juga, tapi ini bukan hal yang wajar, dan aku takut bilang ke nenek, karena takut nenekku tersinggung.
Rasanya aku mau cepat pulang ke Jakarta saja, tapi memang besok adalah saatnya aku pulang. Malam itu aku balik kerumah dan aku minta tidur dengan nenekku saja, karena perasaan yang makin ngeri, pengap dirumah, dan aku berharap matahari cepat terbit supaya aku bisa pulang.
Paginya, “loh mau kemana nduk? Buru2 banget kamu” suara nenekku mengagetkan persiapanku pulang, disitu aku gak terlalu banyak siap2 karena aku betul2 mau segera pulang.
“Aku ada kerjaan mendadak nek aku takut telat, memang hari ini jadwalku balik ke Jakarta juga” jelas aku yang akhirnya dipahami nenek.
Setelah itu aku pamit dan memboyong barang bawaanku ke mobil. Ada 1 hal lagi yanh aneh, aku lihat di sebelah rumah nenek, samping kanan kirinya adalah lahan kosong.
Aku sejenak berpikir, terus yang kemarin anak kecil nyapa aku siapa? Rumah besar yang menghalangi jendelaku? Ahh aku berkecamuk sampai aku ga mau memikirkannya lagi, cepet2 meninggalkan tempat ini dan naik ke mobilku.
Singkat cerita sampai di Jakarta, aku cerita dengan bapak dan ibu. Ibu keliatannya kaget dan heran tapi gak marah juga, biasanya ibu sering melarang aku bertemu nenek dan selalu cerita banyak kejelekan yang nenekku kerjakan, termasuk kebiasaan nenekku memelihara jin sejak dulu.
Dulu kalau ibuku cerita soal jin, dan keanehan nenek, sering kali aku gak percaya dan anggap remeh, tapi penasaranku setelah ini mencuat,
“Kenapa kok nenek bisa begitu?” Tanyaku ke ibu.
“Nenekmu itu gila pengakuan dan pujian saja, dia ngurut, nyembuhin orang, bantuin melahirkan, dan nyembuhin penyakit kampung, ya kekuatannya dia dapet dari jin. Ibu, yang anak satu2nya aja maluuu Tya.
Dari dulu dia seperti itu” jelas ibu, aku kaget dan masih gak percaya, karena ya aku lihat dari sisi nenek kemarin dia ramah.
“Nenekmu juga kalo nyembuhin orang itu, ga disebuhin, tapi Cuma dipindahin saja penyakitnya ke orang yang gak bersalah” jelas ibu, aku seolah makin gak percaya, tapi gimanapun, ibuku lebih tahu karena dia bertahun2 hidup bersamanya.
Mengenai kakekku juga yang menurut pengakuan nenekku dialah yang mebangunkannya, ternyata memang iya, karena nenekku punya rasa cinta yang gak wajar. Gak bisa menerima perpisahan, padahal disetiap pertemuan pasti ada perpisahan apapun itu bentuknya, tapi nenekku gak siap.
Ibuku bilang segala macam cara dilakukan nenek untuk menghidupkan kakek kembali. Tapi sia2 semuanya. Akhirnya dengan penuh kesadaran, nenekku menikahi jin “YANG HANYA MENYERUPAI KAKEK” jadi yang aku lihat kemarin, nyatanya bukan kakekku.
Nenek seolah membohongi dirinya dan menanam sugesti di pikirannya bahwa itu adalah kakek, jadi, foto2 pernikahannya yang ia pajang, bukanlah foto pernikahannya dengan kakek, melainkan dengan jin tersebut.
*aku ngeri si disini, bisa2nya si Tya gak nyesel🙂
Sebetulnya, ibuku pergi meninggalkan nenek dan memilih kehidupan tentram dengan bapakku, bukan Cuma karena itu, bukan soal hal ghoib yang nenekku anut, bahkan itu bukan sesuatu alasan yang kuat, tapi ada hal lain yang aku ga bisa ceritakan disini.
Aku juga cerita ke ibu soal mimpiku yang selalu didatangi laki2 seumur bapaknya, yang aku lihat juga dirumah nenek, ternyata ibu juga menduga,
“Itu memang sengaja nenekmu buat dan kirim jin itu ke mimpimu, karena supaya kamu terpanggil untuk menemui dia” jelas ibuku yang kali ini buat aku merinding hebat.
Yang buat aku merinding karena ada rasa yang gak bisa aku jelaskan dengan kata2, perasaan waktu aku bertemu sosok kakek di mimpi dan dirumah nenek, perasaan itu lebih ke negatif, ya kalau aku jabarkan dengan warna, itu seperti hitam dan abu2.
2 tahun berlalu-
Ibuku cerita tiba2 ke aku soal apa yang terjadi padanya semalam. Ibuku merasa semalam dibangunkan nenek, dia betul2 merasakan ada sentuhan kencang di pundaknya sambil bilang “nduk bangun bangun, hayo bangun nduk”.
Antara sadar dan gak sadar, ibuku bangun tapi rasanya kayak mimpi alias bangun di alam mimpi, jam waktu itu masih pukul 4 subuh (susah si aku jelasinnya karena ini ibuku yang ngalamin semoga kalian ngerti).
“Ibu pamit yo” Cuma bilang begitu nenekku di dalam mimpi ibuku. Setelah itu ibuku betul2 bangun kaget ke dunia yang nyata dan masih berasa yang barusan itu bukanlah mimpi, betul2 nyata.
Tapi ibuku ga begitu menghiraukan tentang mimpinya, karena ibuku lebih sering berfikiran logis.
Setelah 2 hari berselang, aku dapat DM Instagram (pesan instagram) dari Ryan, temanku yang bekerja di Semarang waktu aku bertemu di acara yang aku sudah ceritakan diatas.
Ryan menyampaikan pesan duka kalau nenekku sudah meninggal 2 hari lalu. Ya Ryan tahu kabarnya karena kampungnya juga sama dengan nenekku seperti yang sudah aku ceritakan.
Ryan baru mengabariku karena dia susah mencari kontakku, akhirnya dia Cuma menemukan akun instagramku saja. Aku cepat2 kabarkan hal ini ke ibu, tapi ibu justru menyuruh aku saja yang datang ke makamnya, ibuku enggan kesana, karena memang ibuku memisahkan diri semenjak gadis.
Aku juga sebetulnya enggan pergi kesana apalagi sendirian, karena pengalaman yang aku dapat betul2 gak enak. Akhirnya kami sekeluarga ga ada yang pergi kesana.
Soal pemakamannya pun menurut penuturan Ryan, sudah dibantu warga, ya karena kalian tahu kan, nenekku sangat dikenal dan dipuji karena rela membantu tanpa pamrih.
Jadi warga desa sana antusias mengurus penguburan nenekku. Ada hal yang sampe sekarang aku ga habis pikir, soal rumah yang menghalangi jendela rumah nenekku, rumah seluas itu lenyap Cuma 1 malam termasuk anak2 kecilnya yang waktu itu menyapaku.
Ya tapi syukurnya ga ada sesuatu yang terjadi waktu aku sampe di Jakarta, semuanya normal2 saja.
-END-
Cerita ini tuh menarik banget buat aku karena bagian yg “Disini kalo kamu bener2 perhatikan, ga semuanya dari mereka manusia kayak kita” dan inilah kegelisahanku kalo ada di tempat ramai. Gak yakin aja mereka semua manusia

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Payung Hitam

Payung Hitam Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @PayungH11101101

19 Jun
Kata bapaku kalo supir truk duduk ber 2/sendiri itu normal, tp kalo ber 3 itu dipertanyakan yg ditengah. Kenapa? Katanya si yg tengah itu biasanha org mati. Kenapa bisa org mati? Iya kayak misal ada perantau yg ga punya uang untuk diantar pake ambulan, ya mayatnya dibawa pke truk
Biasanya pake truk antar kota gitu, katanya bapa aku liat sendiri bahkan ngobrol nanya2 sama sopir truknya, ya sopirnya bilang apa adanya, dan sopirnya santuy aja katanya udah biasa mereka bawa mayat. Bingung sih aku, apa gak bau ya? Dan mayat kan ga boleh ditekuk🤔
Apa bener begitu ya kawan? Kalo iya si serem bgt asli, tp bapaku liat juga org yg ditengah biasa aja, kayak org lg tidur, trus disarungin🤷🏻‍♀️
Read 5 tweets
28 May
Warung Sembako Pojok Wetan

Bukan mengenai pesugihan, tapi kelamnya penyesalan dalam kematian.

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror Image
Halo temen2, nama aku Roro, salam hangat untuk para followers payung hitam, soalnya aku followersnya juga✌🏼mau berbagi kisah pengalaman aku waktu dulu sekitar tahun 2003 waktu aku masih kelas 6 SD.
*nama akun ga admin tag karena permintaan dari narasumber ya
Read 137 tweets
31 Mar
Yang Terkasih Anandaku

Anakku yang hebat, anakku yang malang, ibumu ini aku, bukan dia

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror Image
Terjadi di satu desa kecil di Jawa Barat, penderitaan ini baru berakhir 2 tahun silam sekitar tahun 2018.
Nama saya Kumala, alumni siswi SMU unggulan dan termasuk murid unggulan di sekolah saya. Saya mempercayai admin payung hitam karena awalnya memang admin langganan olshop saya, jadi akhirnya kami sudah sangat dekat dan saling bertukar cerita.
Read 139 tweets
25 Mar
Disembunyikan Jin
Bapak sudah melanggar “pantangan”

[A Thread]
@bacahorror @bacahorror
Halo, nunda upload ini maaf banget ya karena aku sibuk magang, jadi capek banget, padahal cerita narasumber udah antri nih, ya walaupun bukan mereka yg minta diupload si, tp akunya malah yang ngejar mereka untuk cerita hehe.
Oke, langsung aja. jadi thread ini pengalaman dari narasumber kami bernama Vivi, cerita ini dialami oleh ayahnya sendiri, kejadian ini bermula di tahun 2002, yang bakal terus tertanam di memori ayahnya, karena menyangkut keselamatan nyawanya.
Read 81 tweets
12 Mar
NGUNTIT
Makhluk ini mengganggu keluargaku dan menewaskan orang yang tidak bersalah sama sekali.

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror Image
halo readers payung hitam!
Cerita yang aku bawain kali ini berasal dari teman dekat admin sendiri. Teman semasa SMK dulu, kita sudah kenal lama, sering main bareng bahkan orang tua kita pun dekat,
tapi dia baru cerita sekarang soalnya ini menyangkut aib dan juga rasa bersalah dan penyesalan orang tua dari narasumber.
Read 105 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(