metafisikah Profile picture
Jun 15, 2021 217 tweets >60 min read Read on X
SUGENG RAWUH PART 2
"congcat"

---- a thread ---
#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror Image
Masih ingat dengan thread sugeng rawuh yang pertama ?
Maafkan agak lama dalam penulisan thread "Sugeng Rawuh" dikarenakan sesuatu hal duniawi yang tidak bisa ditinggalkan.
Cerita "Kos Jahat" telah usai. Aku, gembot, bejo, dan hendra mencari kontrakan dan mendapatkan kontrakan yang bisa dibilang strategis. Walaupun ketika mencari kontrakan kami dikejar waktu dan kesusahan karena mencari kontrakan di awal tahun.
Kontrakan yang kami dapat berlokasi sangat strategis dan mantap. Tepatnya di daerah congdongcatur dekat dekat terminal. Dengan waktu yang singkat kami semua senang mendapat kontrakan, yah walaupun apa adanya. Kontrakan yang apa adanya pasti ada apanya..
Pertama kali melihat rumah ini, sangat berbanding terbalik dengan ekspetasi (Ya biasa, ekspetasi kami kontrakan yang Las Vegas , berAC, Tingkat, Kolam renang, basement dan ART). Ternyata semua berbanding terbalik dengan ekspetasi kami. :) 
Sedikit kecewa dan sedih. Tapi apaboleh buat, dengan waktu yang mendesak syukur kami dapat kontrakan apa adanya yang ada apanya.
Kontrakan kami berdekatan dengan kuburan tua, yang disampingnya terdapat rumah Joglo Jawa dengan Pendoponya nan megah. Rumah Jogjlo Jawa itu dihuni oleh tokoh yang wingit dan dia adalah tokoh masyarakat setempat, yang konon katanya salah satu keluarga dari Abdi Dalem Keraton.
Mungkin karena daerah yang cukup jauh dari kampus, di sekeliling kontrakan kami banyak juga rumah hunian yang tidak bertuan. Dan tak jauh dari kontrakan, juga terdapat pohon Beringin yang menjadi ikon dari dulu sampai sekarang.
Selain yang disebutkan diatas, tepat di sebelah kontrakan kami terdapat sepetak kebun yang lama tak terurus dengan beberapa tumbuhan yang cukup rimbun, ditambah lagi pohon talok yang menjulang tinggi tepat di samping rumah.
Suasana kontrakan kami yang sunyi, sepi, dan senyap ketika jam menunjukkan 19.00 keatas. Apalagi gang depan kontrakan ketika sudah jam 19.00 bisa digambarkan seperti lorong kecil hitam yang mendekap ketika melewatinya.
Ketika jam menunjukkan 19.00 keatas, sudah jarang ada orang yang melewati gang kontrakan kami, yaa karena suasananya yang seram dan harus melewati kuburan tua yang membuat orang-orang berfikir dua kali untuk melewati gang itu.
Ditambah anjing penjaga joglo jawa yang sering menggonggong ketika melihat sesuatu yang melintas dan tak jarang mengejar orang-orang yang sempat menatap anjing itu ketika melewati gang, begitulah karakteristik kontrakan yang kami tempati dahulu.
Dengan lokasi dan karakteristik kontrakan yang sangat strategis seperti yang digambarkan diatas, keadaan didalam rumah juga tidak jauh berbeda. Kondisi didalam sangat memprihatinkan karena komponen bangunan kontrakannya yang tidak terawat.
Apalagi banyak tembelan cat ataupun tembok dimana mana, dan juga bak mandi yang sudah rusak dan sudah tidak layak pakai. Terkadang banyak kecoa (musuh bebuyutan anak kos) dan tikus-tikus got yang berkeliaran ketika malam hari.
Sirkulasi udara bisa dibilang kurang memadai, itu bisa kami rasakan ketika siang hari harus menyalakan kipas sekencang mungkin.

Rumah ini bisa dibilang sangat kecil dan sempit, bahkan seorang dari kami pernah berkata rumah ini tidak layak dibilang rumah. Beginilah denahnya Image
Ketika kami sudah berpindah dan benar benar bisa menempati, kami semua tidak langsung menempati rumah itu karena bertepatan dengan libur semester. Berjalan beberapa bulan, aku lah yang petama menempati rumah karena kebetulan rumahku yang terdekat dari jogja.
Hari pertama menempati kontrakan, dengan keadaan yang gembira dan senang karena berpindah ke tempat baru dan mencoba pertualangan baru dengan angan angan hidup bersama satu rumah.
Ternyata kegemberiaan itu tidak bertahan lama. Di hari pertama, aku sudah diberi sebuah sambutan hangat. Tepat pukul 23.00 di keheningan malam dan kesendirian, tiba-tiba terdengar suara gending Jawa di sambi dengan alunan sinden lirih yang mengiringi.
Suara itu terdengar lirih namun pada saat itu aku merasa suara yang terdengar seperti semakin dekat dan semakin dekat. Suara itu sangat lembut dan jelas bahwa yang menyanyikan adalah seorang wanita.
Tidak hanya suara, bau harum bunga kanthil yang semerbak mulai tercium, awalnya kupikir itu adalah bau yang berasal dari kuburan di dekat kontrakan, akan tetapi itu salah besar.
Aku mencoba bernisiatif untuk keluar rumah dan melihat sekitar Rumah Joglo, karena pada saat pindahan rumah, aku sempat mendengar beberapa orang yang berlatih gending jawa tepat di selasar Rumah Joglo.
Di saat melihat joglo itu ternyata rumah joglo benar-benar kosong dan tidak ada aktivitas sama sekali. Disaat itu pula suara itu masih terdengar jelas dengan sayup sayup sinden yang mengiringi. Aku masih mencoba melihat dan memastikan darimanakah suara itu berasal.
Ketika aku masih mencoba mencari sumber suara, tiba-tiba dari arah timur terlihat seorang warga berperawakan preman yang datang menemuiku.
🧑: “ngopo mas ? cah anyar to ?”
👨: “inggih pak, kulo krungu suoro gamelan e pak, tapi suorone ra reti seko ndi”
🧑: “owalah, kuwi ki mung njaluk kenalan yoo, cah anyar biasaa ngono kuwi.. santai wae “
Begitulah sambutan special dari sang penghuni kontrakan di hari pertama, dan dari percakapan dengan salah seorang warga mungkin hal tersebut menekankan bahwa eksistensi mereka ada, dan mendiami tempat itu.
Hari demi hari kami lewati, persitiwa-peristiwa aneh kami lalui. Eksistensi-eksistensi mereka selalu ada dan hadir ditengah-tengah kami.
Kejadian ghaib satu persatu kami alami, namun ada sesuatu yang membuat kami betah hidup disana selama 2 tahun, yaitu kebersamaan dan kadang kejadian yang ada hanya kita jadikan sebuah candaan.
Setelah semua anak kontrak datang dan menghuni kontrakan, kami mulai beradaptasi bersama di rumah itu. Sama seperti kejadian awal, kejadian gamelan yang ku alami kembali terjadi.
Kala itu, pada sore hari dengan suasana “Surup-surup” (Suasana peralihan dari sore ke malam, yang konon katanya di suasana tersebut adalah jam dimulainya aktivitas di dunia lain.
Waktu surup-surup pertanda berakhirnya permainan di dunia nyata dan berawalnya permainan di dunia sebelah. Di Jawa sendiri saat suanasa surup, anak-anak biasanya disuruh oleh orang tua untuk pulang ke rumah, apabila tidak pulang konon diculik Wewe/Makhluk halus)
Ketika aku dan Hendra sedang mengobrol santai sembari menikmati secangkir kopi dan satu batang rokok ditangan. Aku mendengar lagi suara itu..
Aku : "Heh, koe krungu ora ?"
Hendra : "Krungu opo e ?"
Aku : "Suoro Gamelan..."
Hendra : "yoo ramungkin yahmene wong ngGamelan ndes, ngawur tenan. Tapi aku kok mak greng rodok mrinding yo"
Ketika aku dan hendra mencoba memastikan suara itu, tiba tiba tercium bau semerbak bunga yang entah darimana asalnya.
Aku : "Bajingan, iki mambu opo meneeeeeh ?"
Hendra :" Iyo e, tapi aku kok samar-samar mambune yo. Nek mambu kembang paling bar enek sing nyekar ng Kuburan po yo "
Aku : "mosok nyekar sore sore nyuk, tapi iki aku yakin kembang"
Memang pada saat itu dalam benakku teringat dengan kejadian malam itu. Namun ku mencoba berfikir jernih dan tak ambil pusing karena takut anak-anak akan takut dan tidak mau melanjutkan kontrakan dengan gangguan yang terjadi di awal-awal menempati rumah.
Tak terasa sudah satu bulan kami menempati kontrakan. Konflik dan drama kami alami, entah itu secara nyata maupun gaib. Ada salah satu teman kontrakan kami bernama Gembot, dia memutuskan untuk pindah karena masalah pribadi dan lingkungan di kontrakan yang membuatnya tidak nyaman.
Sebelum gembot berpindah kontrakan, gangguan dikontrakan juga dialami oleh Gembot, saat itu Gembot sedang membereskan pakaian dikamarnya.
Tak lama berselang, Gembot berpindah ke ruang tengah dan berniat menuju ke dapur. Namun gembot mengurungkan niatnya dan lebih memilih duduk di depan kamar tepatnya di ruang tengah. Dari posisi Gembot duduk, terlihat dengan jelas sebuah jendela yang langsung menghadap keluar.
Gembot yang sedang fokus dengan telfon genggam ditangannya sesekali menengok ke arah kamar, dan tiba-tiba dari sela-sela jendela terlihat sosok perempuan yang menatapnya dari balik jendela. Image
" Mak tratap !! "

Gembot yang melihat sosok itu dengan jelas seketika beranjak dan berlari kearah kamarku.
Aku : "Ngopo e mbot, kok ndadak mlayu ?"
Gembot : "Asssu wan, aku mau nyawang opo yo. jelas banget cah wedok ng jendelo kamarku"
Aku : " tenane ?!! rak guyon lho"
Gembot : "tenaaan sumpah... rak guyon aku "
Sempat terjadi perdebatan diantara kami, aku sempat meyakinkan Gembot namun dia bersikeras bahwa apa yang dilihatnya benar-benar nyata dan bukan halusinasi semata.
Bahkan dia tidak berani lagi tidur dikamarnya dan lebih memilih tidur dikamarku beberapa hari hingga akhirnya dia benar-benar angkat kaki dari kontrakan kami.
Kejadian awal juga dialami Bejo. Bejo ini orangnya jarang mandi, mageran, penakut dan tingkahnya seperti anak kecil. Peristiwa itu terjadi saat Bejo tidur waktu surup.
Bejo yang tertidur dari surup, saat tengah malam Bejo terbangun dan dalam keadaan setengah sadar dan samar-samar melihat sosok makhluk berkepala gundul dari jendela kamarnya. Image
Antara sadar dan tidak sadar, Bejo mencoba membuka mata dan menatap sosok itu untuk memastikan apa yang dilihatnya. Sosok itu tidak segera hilang dari pandangnnya, Bejo yang awalnya penasaran tiba-tiba tersadar bahwa apa yang dilihatnya adalah sessok makhluk astral.
Seketika Bejo memalingkan pandangannya dan membalikan badannya membelakangi jendela sambil menarik selimut untuk menutupi pandangan dari sosok itu dan berharap sosok itu hilang dari balik jendela.
Memang hal itu pertama kali dialami Bejo, dan apa yang dilihatnya adalah mimpi buruk dalam hidupnya melihat sosok berkepala gundul.
Hendra si Gendruwo, mengapa kami menjuluki Hendra si Gendruwo? Perawakan Hendra yang besar tinggi dan hitam sangat mendukung perwujudan Hendra mirip Gendruwo. Surga duniawi menjadi gambaran seorang Hendra, karena semua hal duniawi yang kalian cari pasti ada di sosoknya.
Hendra pertama kalinya mengalami hal yang tidak wajar tepat pada siang hari. Ketika itu Hendra keluar dari kamar, dia biasanya sering keruang tengah menuju jendela dekat pintu masuk sekedar duduk sembari menikmati udara segar.
Keluarlah Hendra saat itu, berjalanlah Hendra kedepan. Hendra melihat Arief sedang tiduran sambal main HP. Sembari mengambil udara segar Hendra membakar rokok sebatang lalu berjalan kembali ke kamarnya.
Saat berjalan ke kamarnya sembari melihat kamar teman-temannya. Hendra merasakan sesuatu hal yang janggal ketika lewat kamarku.
Dari ekor matanya Hendra melihatku sedang membelakanginya sembari menatap jendela. Hendra saat itu lewat dengan keadaan yang cuek dan lewat begitu saja.
Beberapa menit kemudian, Hendra keluar lagi untuk mengajak Arief makan, tak khayal dia melewati kamarku kembali, dia mengaku melihat diriku dengan posisi yang sama seperti saat awal tadi dia lihat.
Hendra : "Rifff, Koe wes maem durung ?"
Arief : "Durung i. Pie ?"
Hendra : "Ayo, madang yooo. burjo po penyetan ?"
Arief : "Burjo wae wes."
Hendra : "Yooooo, Ayooo.."
Setelah perbincangan singkat, dengan PeDenya Hendra yang amat lumayan..
Hendra : Mikkk, sek. Iwan diajak sek.
Arief : HAAAAH!? Hawong iwan i ket mau ng kampus. Durung balik
Hendra : ANCOK! TERUS SING NG KAMARE MAU SOPO!?
Mereka saling menatap dan mencoba mengecek kamarku untuk memastikan, al hasil kamarku kosong dan apa yang Hendra lihat adalah khayalan dari sebuah eksitensi ghaib yang ada
Memang saat itu aku sedang dikampus dari pagi dan baru pulang malam harinya. Berceritalah mereka ketika aku pulang ke kontrakan, aku hanya bisa tertawa kecil dan kemudian menutup jendela yang menghadap garasi dan selalu membuka pintu kamar untuk berjaga-jaga.
Kejadian itu memang tidak satu kali terjadi, ketika teman kami bernama Kevin membawa pacarnya bernama Imel yang bisa dibilang seorang indigo.
Imel yang sempat excited dengan kontrakan kami mencoba berkeliling dan melihat kamar yang ada dikontrakan. Dan saat itu tiba, sepulang kuliah sore dan ketika aku masuk ke rumah sembari membereskan sepatu tiba tiba Imel menyeletuk
“pacarmu kamu tinggal po wan?”
Imel : "Ha ?? mana adaa mel, pacarku gak ku ajak kok, gak ada kelas juga hari ini"
Aku : "ANJIIIRRR… trus itu siapaaa di kamarmuu ?? gak bener deh ini rumah.."
Imel sempat shock dan mengajak kevin untuk segera keluar dari kontrakan,saat itu Imel melihat seorang wanita yang sedang berbaring santai di kasur empuk. Menurut penuturan imel, wanita itu berperawakan manusia, berambut panjang dan memakai baju putih seperti manusia biasa.
Namun mau apa dikata, 4 orang lain yang saat itu ada dikontrakan juga tidak melihat pacarku datang ke kontrakan dan kesaksiaan mereka dikamarku juga tidak ada orang sama sekali. Hmmm
Dari situlah aku mencoba merefleksikan kejadian sebelumnya dengan kejadian imel, memang ada sosok yang sering menyerupai manusia di kontrakan dan sosok ini disinyalir adalah sosok perempuan penunggu pohon talok.
Sosok perempuan ini sudah menjadi buah bibir masyarakat sekitar, pernah di suatu hari Arief membeli lauk di dekat kontrakan dan ditanya oleh penjual bertempat tinggal dimana, Arief kemudian menjelaskan tempat tinggal kami yang ada di dekat pohon talok.
Tak disangka disangka si ibu dengan santainya berkata bahwa di pohon talok sudah terkenal angker, bahkan sudah dikenal ada sosok wanita di pohon talok yang pernah mengganggu kos wanita dengan cara menampakkan diri di pagar dan jendela kamar kos yang tidak jauh dari kontrakan kami
Perempuan ini digambarkan memiliki rambut panjang dengan muka rusak dan jubahnya yang penuh darah. Mungkin seperti kuntilanak pada umumnya.
Setelah kejadian Imel, aku mencoba menenangkan teman” lain yang terlanjur panik. Yo jan jane aku yo merinding wkwkwkw.
Kami sempat berdiskusi dengan mencocokkan kejadian Hendra dan imel yang hampir sama, karena awalnya kami berfikir bahwa itu hanyalah khalayan semata.
Ketika kami sedang asyik mengobrolkan dan mencari tahu, tiba- tiba terdengar suara yang berasal dari arah depan.

" JEDEEEER !!! "

Suara itu terdengar sangat keras, bahkan mengagetkan semua orang yang ada dirumah.
" BAJINGUUK OPO KUWII!!!! "

Kami semua terkejut dan menoleh kekanan kiri. Dengan kondisi yang sudah dari awal horror ditambah suara yang datang tiba-tiba mengagetkan kami semua.
Dengan rasa penasaran disertai rasa deg-degan. Kami pun berjalan kedepan untuk mengecek dari mana sumber suara tersebut datang. Dan ternyata suara tersebut dari kamar Bejo.
Suara menggelegar itu berasal dari plafon kamar Bejo yang jebol. Jebolnya plafon tersebut akibat dari perkelahian sengit 2 makhluk yaitu antara kucing dan tikus.
Karena pasca jebolnya plafon, kami sempat mendengar derap langkah kaki yang saling mengejar dan melihat seekor kucing yang lari dari kamar Bejo. Oleh karena itu, akal rasional kami beranggapan bahwa jebolnya plafon adalah ulang dari 2 makhluk itu.
Anehnya lagi, kami yang melihat plafon berserakan di sekujur tubuh dan kasur bejo cukup terheran karena Bejo tidak terbangun dari tidurnya. Ketika salah satu dari kami membangunkannya, dengan senyuman ndlogoknya berkata.
“Meteroor meteor meteoooor “
Plafon yang hancur ia anggap sebagai meteor dari angkasa yang jatuh ke kamarnya. Hahaha. Bisaaa bisaaa.
Kejadian-kejadian aneh sering kami alami dikontrakan tercintah. Tidak ada yang tahumenahu hal tersebut terjadi karena apa, bahkan masih menjadi pertanyaan apakah yang kami rasakan juga dirasakan oleh penghuni sebelumnya.
Oh iya ada part yang terlupa, ketika Gembot angkat kaki dari kontrakan. Tak perlu lama kami mencari pengganti, Arief lah yang mengganti Gembot dan menghuni kamar Gembot.
Berjalan satu tahun kami juga dapat teman kontrakan baru, dia memilih keluar dari Universitas Negeri ternama di bandung dan pindah ke salah satu univ swasta di Jogja, ia bernama Adit.
Adit adalah teman SMA bejo. Pertama kali datang di kontrakan Adit adalah orang yang murah senyum dan tak banyak bicara. Namun sering melakukan hal aneh dan kadang diluar nalar, lucunya Adit dikenal dengan pribadinya yang sering bersih-bersih sembari menyalakan dupa.
Aku yang melihat keseharian Adit merasa curiga dan menduga Adit bukanlah orang yang biasa saja. Adit sendiri adalah seorang yang bisa dianggap menjadi tombak dari segala sesuatu dariku yang selama ini tertutup dan menjadi peka sampai sekarang.
Memang aku sudah punya kemampuan melihat makhluk tak kasat mata dari SMA, namun hanya seklias dan tidak sepenuhnya. Bisa dibilang yang dulu mungkin hanya 40% berubah menjadi 90%.
Maklum saja, memang Adit ini adalah orang spesial dalam hal ghaib. Bahkan ketika kami sudah berpisah baru baru ini, Adit selalu menunjukkan bakat yang selama ini ia pendam. Tak dipungkuri beberapa dari kami kadang tekejut dengan bakat yang selama ini ia pendam.
Semua berbanding terbalik ketika Adit pertama kali bergabung dengan kontrakan. Aku, Arief, dan Hendra sempat biasa saja dengan Adit ketika pertama kali dia menyambangi kontrakan.
“ Mas, kulo tak nunut teng kamare bejo nggih “ begitulah kalimat Adit ketika meminta izin teman kontrakan lain.
Bahkan kami tidak tahu nama asli Adit pada waktu itu, kami memanggilnya “ntus” , nama itu kami tahu dari bejo yang sering memanggilnya “ntus”. Nama “ntus” berasal dari club bola yang disukai Adit yaitu “JUVENTUS” .. HMM cukup logis
Beberapa hari tinggal, suatu sore saat aku dan Arief pulang dari kampus sempat tercengang ketika kontrakan yang biasanya berserakan dan kotor menjadi bersih, bahkan wangi dengan bau dupa semerbak di setiap sudut.
Arief yang dasarnya penakut agak panik karena bau dupa yang tiba-tiba terhirup di hidungnya.
Arief : “Mambu opo e iki ? wangii tenaan"
Aku : “iki dupa yo koyone rief, tapi sopo yo sik nguripke dupa jam semene”
Aku dan Arief mencoba mencari sumber dupa dan benar dugaan awalku. Setelah membuka kamar bejo, kami melihat Adit yang sedang tertidur dan terlihat dipojokan beberapa dupa yang menyala dengan iringan lagu jawa klasik berbunyi lirih.
Keanehan awal ini lah yang membuat kami berfikir apa maksud dari Adit menyalakan dupa, apakah hanya ingin membuat wangi-wangian ? atau ingin sesuatu yang lain ?
Kami sempat berfikir positif bahwa yang dilakukan Adit hanya ingin membuat wangi’an semata. Bahkan Arief sempat bertanya kepada Adit dan respon Adit hanya tersenyum “ orapopo yo, ben wangi wae”
Hari hari terus berjalan dan beriringan dengan kelakuan Adit yang semakin membuat berfikir dia “orang aneh”, tetapi kedekatan kami dengan Adit malah melebihi kedekatan kami dengan Bejo yang notabenya Bejo adalah teman kami dari awal kuliah.
Adit selalu berulah ketika berada dikontrakan, Adit adalah orang terajin yang pernah ku temui. Dia selalu membersihkan kontrakan dengan dupanya yang selalu menyala. Bahkan saking seringnya kami sudah tebiasa dengan bau dupa setiap kali Adit membersihkan kontrakan.
Pernah di suatu malam dan kejadiannya di kamarku lagi. Helmy diperlihatkan sosok bayangan hitam dari balik jendela, dia meihat sosok itu ketika sedang mengambil sebotol obat yang ada di atas lemari kamarku
Beberapa jam kemudian kami langsung disuguhkan Adit yang tertidur di kamarku dengan salah satu tangannya keluar ke jendela seperti menggapai sesuatu. Tak lama kemudian terdengar isak tangis keluar dari mulut Adit.
“hiiiks hiiiks hiiks” suara tangisan Adit
Aku : “Kenopo e dit “
Adit : “emooooh, ojo ganggu sik.. mesake ro mbak e”
Mendengar perkataan Adit malam itu aku bergegas memanggil Arief dan Kevin yang kebetulan ada dikontrakan. Kevin yang berasal dari Medan dengan suara lantangnya mencoba bertnya kepada Adit.
“iih kenapa kau ?!!! ada apa dijendela itu rupanya ?”
Tidak ada jawaban dan hanya rintihan tangisan Adit yang terdengar. Kami mencoba mengalihkan Adit dari posisinya tidur karena takut terjadi seperti Arief di kos ku dahulu. Namun selalu ada penolakan dari badannya, bahkan kami sempat menarik namun Adit tak bergemam dari posisinya.
Pada saat itu, kami bingung harus melakukan apa dan harus bagaimana. Akhirnya kami memilih membiarkan Adit dengan tangisannya malam itu.
Pagi harinya kami melihat Adit yang tesenyum bahagia dan tidak menceritakan apapun kejadian malam itu. Sampai sekarang, kami pun tidak tahu apa sebenarnya yang tejadi malam itu
Dari semua kamar dan tempat yang ada dikontrakan kami, memang kamarku adalah tempat yang paling sering terjadi gesekan ghaib yang dialami anak-anak kontrakan maupun orang luar kontrakan.
Mungkin itu adalah faktor kamarku yang berdekatan langsung dengan pohon talok walaupun dipisah oleh garasi rumah. Berbicara pohon talok yang diceritakan diawal tadi, memang pohon talok ini mempunya energi yang cukup kuat.
Seperti yang diceritakan di awal tadi tentang perempuan yang sudah menjadi ikon warga sekitar. Walaupun gangguannya berbeda, akan tetapi kami pernah berprasangka semuanya adalah ulah dari sosok perempuan itu.
Perempuan ini bisa dibilang sering berkeliaran ke garasi yang memang berdekatan dengan kamarku, dan juga ada sosok hitam seperti genderuwo . Namun sosok hitam hanya satu kali menampakkan diri ketika Arief melihat sosok bayangan sebelum Adit menangis di malam itu.
Sebenarnya bukan hanya teman-teman yang mengalami gangguan dikamarku.

Suatu hari, aku yang sedang mengerjakan tugas dengan laptop yang terpangku di kakiku. Pada saat itu, aku membelakangi jendela kamarku yang langsung menuju garasi
Saat sedang fokus dengan apa yang ku kerjakan, tiba tiba aku merasakan sesuatu yang sedang berdiri dibelakangku. Dalam benakku sebenarnya ingin melihat belakang namun dalam benankku merasakan adanya penolakan.
Kun fayakun.. yang terjadi terjadilah..

Ketika layar laptopku dalam mode sleep, disitulah aku melihat pantulan dari layar sesosok putih dengan rambut panjang..

“Sengkring !!” Image
Aku sesegera mungkin menutup korden dan pergi dari kontrakan.. aku yang melihat Ade sedang menonton TV di ruang tengah dan kebetulan sedang main kekontrakan mengajaknya untuk pergi mencari makan. Ade sempat menolak namun aku memaksanya agar dia ikut bersamaku.
Aku : “ Ayo to de...”
Ade : “Madang dewe ah, aku bar madang”
Aku : “wess to ayooo “

Setelah beberapa kali aku memaksanya, akhirnya kami pergi ke burjo dan dengan senang hati aku menceritakan apa yang ku alami sebelumnya.
Niatku ingin mencari teman agar tidak diganggu lagi, Ade malah ikut ketakutan dengan apa yang ku ceritakan. Ade sempat tidak ingin kembali ke kontrakan, namun mau gimana lagi hanya kami berdua dikontrakan dan tidak ada lagi tempat berteduh lain.
Tak disangka – sangka, ketika kami kembali kekontrakan dan melewati kuburan. Aku dan ade benar-benar mendengar suara wanita “hihihihi”
Suara itu terdengar jelas dan kami berduayakin itu bukanlah suara manusia.
Ade yang panik menggeber motornya sekencang mungkin, bahkan kami berebut masuk ke kontrakan dengan motor Ade yang sempat terjatuh di depan teras rumah.
Belum selesai, semua berlanjut ketika kami sudah di dalam rumah, aku dan Ade yang tidak mau dikamarku kemudian bernisiatif tidur dikamar Arief, namun beberapa menit kemudian gangguan itu muncul kembali.
Terdengar suara ketukan pintu sebanyak 3 kali " tok tok tok" yang beriringan dengan bau semerbak bunga.
Disitu kami sudah tidak menghiraukan lagi dan mencoba memejamkan mata dengan harapan suara itu tidak kembali datang. .
Kejadian kembali berlanjut, kali ini dialami oleh teman luar kontrakan bernama Galang, dia yang datang pada pukul 11 malam memasukkan motornya ke dalam garasi. Pada saat itu kebetulan ada 4 orang yang sedang menonton TV. Dengan kepolosannya ia bertanya kepada kami.
Galang : “ cah.. selain kalian berempat ada siapa lagi ya ?”
Arief : “gak adaa tuh.. ngopo lang ?"
Galang : “lhaa terus ibu-ibu le ng njero mobil ki siapa ya ? "
Hmmmmm.. kami berempat seketika saling melirik dan beberapa dari kami tertawa kecil.
Memang digarasi kontrakan kami terdapat mobil pemilik rumah. Kadang setiap pagi atau malam sering dicek oleh pemilik rumah hanya untuk sekedar menghidupkan mesin. Namun dimalam itu benar benar tidak ada orang sama sekali dan kami merasa tidak ada yang lalu lalang ke dalam garasi.
Kejadian yang hampir sama juga dialami Imel, dia yang datang bersama Kevin pada waktu sore hari melihat lampu garasi yang belum dihidupkan.
Imel yang berniat menghidupkan lampu garasi tak sengaja melihat sosok wanita yang bersendar di pojok belakang.
Imel yang terkejut seketika terdiam dan hanya bisa menunduk berharap sosok itu segera pergi dari posisinya. Imel yang memalingkan badan untuk segera pergi dari garasi sempat melihat lagi sosok itu.
Ternyata sosok itu belum benar-benar menghilang, Imel memberanikan diri untuk menatap dalam beberapa detik dan apa yang dilihatnya adalah kepala sosok wanita itu yang bergerak memutar dan tiba-tiba menunduk dengan rambut panjang menutupi seluruh muka hingga batas pinggang.
Tatapan itu tidak segera berakhir,malahan mereka saling menatap dan seperti beradu kekuatan hingga akhirnya sosok itu lenyap dengan sendirinya.
Suatu ketika dengan keadaan sekitar kontrakan yang biasanya sepi seketika berubah drastis, kala itu kebun samping kontrakan kami dirombak dan dijadikan sebuah angkringan.
Bahkan angkringan itu dinamakan Angkirngan Sor Talok. Selama grand opening, angkringan sealu ramai pengunjung, maklum karena memang pemilik angkringan adalah ketua pemuda setempat.
Walaupun kami bersyukur karena dekat dengan tempat makan yang berdempetan, namun kami sering terganggu karena di hari hari tertentu sering disulap menjadi tempat karaoke dan mabuk.
Tak jarang kami melihat botol “orang tua" yang berserekan dan beberapa sampah kacang garuda yang mengotori beberapa bagian depan garasi kontrakan kami.
Di suatu malam, ketika aku dan Adit mengobrol ngalor ngidul dan tanpa aba-aba Adit berkata kepadaku
"ngono kuwi ra bener yo, mesake pohon taloke dadi keganggu, pasti dilit neh ono sik nesu wan”
Aku yang mendengar pekataan Adit sempat bingung, bahkan menghiraukan perkataannya. Tetapi tiba-tiba dalam hatiku mencoba menerka nerka apa yang ia maksudkan.

Bahkan aku sempat melupakan itu dan tidak menggubris apa yang Adit katakan
Baru beberapa hari lagi setalah ucapan Adit, entah kebetulan semata atau memang ada benang merah dengan ucapan Adit
Siang itu hujan sangat deras disertai angin, anehnya angin besar hanya terjadi di sekitar kontrakan. Tepatnya di daerah terminal congdongcatur.
Angin sangat besar,bahkan hujan yang sangat deras mengakibatkan beberapa atap kontrakan bocor.. tak hanya itu, beberapa genteng rumah warga juga hancur disapu angin.
Disinilah cocokologi itu muncul, Pohon Talok yang menjulang tinggi itu seketika tumbang dan menimpa garasi kontrakan serta membuat beberapa bagian roboh.
Salah satu teman kami yang kebetulan berada di dalam garasi karena ingin memasukkan motornya tertimpa dahan pohon dan membuat kepalanya bocor bersimbah darah.
Kejadian angin itu membuat kami melakukan kerja bakti bersama warga sekitar, garasi kami yang hancur bahkan dengan senang hati diperbaiki bersama-sama dengan warga sekitar secara gotong royong.
Aku memang tidak terfikirkan ucapan Adit kala itu, barulah ketika Adit pulang dari rumahnya di sukoharjo langsung menemuiku dikamar.
“bener to.... iki lho sik tak maksud, alam ki kudu di hormati,, nek ora yo ngene iki, kandani angel og” tak lupa disusul dengan senyuman khas dan menaikkan dagunya.

“iki to maksudmu wingi o dit” jawabku dengan penuh keheranan
Disitu aku sempat bingung dan aku hanya berfikir apakah itu memang efek dari angkringan yang mengganggu pohon talok ataukah hanya kebetulan semata.
Semua itu terjawab, setelah pohon talok itu roboh dan logiknya “mereka’ tidak ada tempat lagi selain kontrakan kami. Apalagi kontrakan kami berdempetan dengan pohon talok.
Gangguan semakin terasa dan semakin memunculkan eksistensinya. Setiap malam Adit selalu menyalakan dupanya, bahkan sempat membuat ramuan harum”an yang dicampurkan ke bak mandi yang katanya untuk keselamatan kita bersama. Namun masih saja ada yang percaya ada yang tidak.
Di sore hari yang cukup panas kala itu, aku dan teman kontrakan lain sedang asyik duduk di teras dan ruang tengah. Aku dan Hendra duduk persis di depan jendela depan yang langsung menghadap jalan.
Seperti biasa di depan kontrakan sering ada akamsi yang bermain dan berlari untuk mengisi waktu luang mereka.
Entah itu halusinasi yang bersamaan atau bagaimana, aku dan hendra melihat seorang anak kecil yang berjalan dari arah timur ke barat. Kami melihat anak kecil itu dari sela-sela jendela yang terbuka.
Namun ketika anak kecil itu melewati jendela, kami kehilangan pendangan anak kecil itu lagi di sisi lainnya.
Awalnya aku mengira hanya aku saja yang melihat sosok anak kecil itu, selang beberapa detik.
Hendra : “ lhooooh .. ndes, koe weruh ra ?”
Aku : “Bajingaaan.. tak kiro aku tok le weruh”
Hendra : “asuuuu asuuuu, ki mau cah cilike endi ?”
Ternyata bukan aku saja yang melihat anak kecil itu. Dan Hendra juga melihat dengan jelas anak kecil itu melewati jendela.
Hendra mencoba keluar dan mengecek siapakah tadi dan dimana anak kecil itu berada namun hasilnya nihil.
Tak sampai disitu, aku dan Hendra mencoba mencari ke gerombolan anak- anak yang sedang berlarian. Namun kami tak menemukan anak yang menggunakan baju berwarna hijau dengan kepala yang agak plontos.
Mereka semakin menunjukan energinya, kala itu listrik padam dari siang hingga malam hari. Aku dan teman” sampai mati kutu karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Bermain kartulah kami ditemani lilin yang selalu menyala untuk menjadi sumber cahaya. Kami yang cukup terhibur dengan beberapa candaan yang dilontarkan sempat shock ketika terdengar suara guyuran air dari kamar mandi.

“ byuuuur “
“ weeeeeet “ kami saling bertatap muka dan menghitung siapa saja yang ada dalam lingkaran kartu. Dan waooow, tidak ada yang berpaling dari lingkaran malam itu.
“ Trus kuwi sopo sik ng nggebyur ?” celetuk ilham
“yo demit opo meneh ! “ jawab Galih dengan muka yang aga kusut
“ ra ngerti lagi mati lampu po ki? Gawe ukoro ae” getus ilham dengan emosi
Kami sebenarnya agak takut namun apa daya suara itu mau tidak mau harus kita cari tahu sumbernya. Ilham memberanikan diri mengecek kamar mandi dan hasilnya lantai kamar mandi benar-benar kering tanpa ada bekas air sama sekali.
Lucunya ilham mengambil gayung dikamar dan dibawanya ke ruang tengah.

“wes tak gowone mbangane gawe adus meneh”
Memang begitulah teman” kontrakanku dahulu, saking seringnya mengalami dan terbiasa membuat gangguan hanya sebuah lelucon semata dan tak jarang pula kami menantang apa yang menganggu kami walaupun dalam hati kecil kami “mbok uwes.. tulung tenan.. "
Paling epick dan paling menggemparkan adalah kejadian Hendra yang saat itu sedang berada dikontrakan sendirian. Kebetulan teman- teman kontrakan lain sedang nongkrong di salah satu cafe teman kami di daerah congdongcatur.
Kembali hanya kebetulan atau bagaimana, saat itu kami sedang bercerita kejadian ghaib selama dikontrakan. Tiba tiba hendra menelpon salah seorang dari kami
“Cuuuk.. Tulung reneee.. sumpaaah tulung”
dengan nada gemetar dan terdengar tangisan dari Hendra
Kami sempat menghiraukan Hendra dan kami kira hanya candaan semata, tak lama Hendra menelpon lagi dan merengek meminta anak-anak untuk segera datang.
Singkat cerita, kala itu Hendra mendengar suara ketokan pintu berkali- kali, karena dia baru saja bangun dari tidur pulasnya dia tidak menggubris suara itu.
Ketokan pintu itu semakin keras dan berulang berkali kali. Karena pensaran hendra membuka pintu dan jeng jeng.. Hendra diperlihatkan sosok nenek tua dengan baju jawa dan wajah yang keriput yang benar benar langsung bertatapan dengannya. Image
Hendra langsung membanting pintu dan bersembunyi di kamarnya, namun ketokan pintu berpindah mengetok pintu kamarnya beberapa kali. Karena ketakukan itulah, akhirnya hendra memanggil anak-anak lain untuk segera kembali ke kontrakan.
lanjutkan besok ya kawan kawan 😊
Kejadian Hendra yang mungkin paling menggemparkan saat itu, apalagi saat itu tidak hanya anak kontrakan yang datang. Beberapa warga juga ikut melihat apa yang sebenarnya terjadi, karena Hendra sempat berteriak keras dan meminta tolong dari dalam rumah.
Bahkan kejadian itu sempat menjadi buah bibir di antara teman-teman kami. Tetapi kembali lagi, aku dan teman-teman kontrakan lain hanya berharap kejadian Hendra tidak terjadi kepada yang lain.
Setelah tumbangnya pohon talok membuat energiitu semakin kuat dan gangguan kadang juga semakin terasa. Tak hanya penghuni kontrakan, namun tamu yang berkunjung tak jarang mendapat sambutan hangat.
Pernah ada kejadian diamana saat itu Malam Jum'at. Beberapa teman kampus ada yang singgah dikontrakan sekitar 5 orang.
Seperti biasa kami mengisi obrolan malam itu dengan menikmati secangkir kopi dan beberapa tema obrolan yang berbeda-beda diruang tengah.
Ditengah keasyikan kami tiba tiba terdengar suara dari arah dapur

" Sreeek sreek ting"

Suara piring yang digerakkan oleh sesuatu.
Awalnya kami megira itu suara yang dibuat oleh tikus yang sering berkeliaran. Setengah jam kemudian, suara itu terdengar namun lebih keras dari sebelumnya.
Pada saat itu, dalam pikiranku itu bukanlah suara yang disebabkan oleh seekor tikus. Benar saja, setelah suara kedua tak berselang lama terdengar suara piring pecah dari arah dapur.
"pyaaar "
Beberapa dari kami yang mendengar suara itu bergegas menuju dapur untuk mengecek suara yang baru saja kami dengar. Dan ternyata tidak ada piring pecah sama sekali

"weh kok gak ada yang pecah yaa ? " respon salah seorang teman kami bernama Helmy sembari mengecek sekitar dapur.
Teman-teman lain yang mendengar perkataan Helmy dari dapur berbondong-bondong menuju dapur dan benar saja, tidak ada bekas pecahan piring. Bahkan kami mencoba mencari ke dalam semua kamar dan tidak ada pecahan piring sama sekali.
Kami kebingungan darimana suara itu berasal, dan mencoba melupakan suara pecahan piring itu dengan bermain kartu. Walaupun dalam pikiran kami masih ada yang mengganjal dengan suara itu.
Gangguan masih berlanjut, tv yang memang tidak kami nyalakan sebelumnya tiba-tiba menyala dengan sendiri. Mungkin karena reflek, kami secara bersamaan menatap tv yang menyala tanpa ada sebab.
Kami sempat menuduh salah seorang bernama Galih yang pada saat itu agak jauh dari lingkaran kartu, namun Galih mengelak dan menunjuk remote tv yang posisinya berada di dekat tv.
" Lhaa terus sopo kuwii ?" celetuk Ade dengan wajah penuh tanda tanya.

" alah paling kuwi demite wit talok.. wes ben ke wae" Jawab Ilham yang memang dikenal seorang yang pemberani.
Saat itu kami semua merasakan campur aduk, antara takut dan sok pemberani. Wajah kami yang awalnya riang, setelah tv yang menyala itu perlahan membuat mental kami surut walaupun jumlah kami banyak akan tetapi tetap saja ada rasa was-was dalam benak kami.
Puncaknya, saat waktu menunjukkan jam 02.00. Kami merasakan hal aneh, beberapa dari kami mulai mencium bau semerbak bunga yang entah darimana asalnya.
Mungkin itu adalah pertanda agar kami menghentikan aktivitas malam itu. Bau semerbak bunga itu semakin kuat dan betapa kagetnya kami ketika mendengar suara dari arah depan.

" Sreeeeeg sreeeeeg sreeeeeeg "

Suara itu terdengar jelas dan kami semua mendengarnya.
Arief dan Galih dengan penuh inisiatif membuka pintu depan dan hasilnya..
" astaghfirullah !! opoooo kuwiiii "

Arief berteriak kemudian membanting pintu dan berlari terbirit-birit menuju kamarku disusul Galih yang berlari kearah kamar Hendra.
Mungkin karena respon melihat Arief dan Galih yang berlari ketakutan, beberapa dari kami berlari menyusul mereka berdua dan hanya menyisakan aku dan Ilham yang masih bertahan di ruang tengah.
Aku dan Ilham saling menatap beberapa detik dan bingung harus berbuat apa. Tak berselang lama Ilham mencoba mencairkan suasana dengan mengajak teman-teman berkumpul kembali ke ruang tengah.
Ilham mencoba menenangkan teman-teman yang lain dan menanyakan apa yang sebenarnya dilihat oleh Arief dan Galih.
" wes to yooo.. malah do wedi i lhoo, opo e sik mbok weruh ? " tanya ilham
" bajingaaan nek iki tenan, jelas banget mau kuwi.. sik sik dilit neh" jawab Galih
Setelah semua dianggap tenang dan siap, kami berkumpul kembali di ruang tengah dengan beberapa wajah pucat dan penuh ketakutan.
Apalagi Arief yang benar-benar sudah tidak bisa berkata-kata, hanya bisa menghisap rokok dengan tangan yang gemetar.
Galih yang masih punya sedikit energi mencoba menceritakan apa yang dilihatnya. Galih bercerita dia melihat sosok wanita berjubah putih, rambut panjang dan berjalan dengan membawa sebuah tongkat.
Sosok itu hanya terlihat sekejap dan hilang seketika, hal itu lah yang membuat Arief dan Galih berlari ketakutan.
Ketika kami mendengar penjelasan dari Galih, kami memutuskan untuk mengakhiri kegiatan malam itu dan memilih tidur bersama diruang tengah karena takut gangguan akan kembali terjadi.
Gangguan-gangguan yang selalu kami alami lama kelamaan membuat kami jenuh dan tidak betah tinggal dirumah itu. Seperti yang kuceritakan diawal cerita tentang keadaan rumah yang bisa dibilang bukan rumah yang layak.
Rumah semakin tidak layak dan banyak bagian rumah yang mulai rusak, dari cat tembok yang mulai terkelupas, pintu rumah yang rusak, sanyo yang mulai aus dan keadaan rumah yang sudah tidak nyaman dipandang mata.
Di tahun terakhir kami tinggal disitu, ternyata masih ada makhluk yang belum kami ketahui sebelumnya dan sesuatu yang cukup mencengangkan.
Seperti yang dialami oleh pacarku bernama Pita, siang itu Pita memutuskan untuk singgah ke kontrakan sambil menunggu jam kuliah sore dan saat itu hanya ada Arief yang masih tertidur pulas. Dia datang bersama teman akrabnya bernama Idha dan langsung masuk ke dalam kamarku.
Pita yang sebelumnya sudah mengetahui kejadian-kejadian yang pernah terjadi dikamarku memang kadang merasa was-was. Maklum, Pita memang dikenal seorang yang penakut.
Singkat cerita, Idha yang sedang keluar untuk membeli makan otomatis meninggalkan Pita sendirian dikamarku. Pita yang sedang fokus dengan gadgetnya tak sengaja melihat sesuatu dari arah pintu.
Dari ekor matanya dia melihat sesuatu seperti bola dengan sesuatu yang panjang menjulur kebawah.
Pita mengira itu hanyalah bayangan dari sebuah benda.
Ketika dia mencoba menatap, ternyata apa yang ada dipintu adalah sesosok kepala dengan rambut panjang.
" aaaaaaaaaaa !! " Image
Pita berteriak dan tak khayal membuat Arief terbangun dari tidurnya. Arief berlari menemui Pita yang menangis dengan menutup kedua wajahnya dengan sebuah bantal.
Arief kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa, bahkan ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Pita terus menangis tanpa henti dengan Arief yang terus menanyakan dan mencoba menenangkan Pita.
Idha yang kembali dari mencari makan terheran-heran melihat Pita yang menangis dengan Arief yang duduk disampingnya.
Idha sempat bertanya kepada Arief.
Idha : "Rief, ini kenapaa ???!!!!"
Arief : "aku jugaaa gak tauu kenapa, aku aja kebangun denger dia teriak"
Idha : " duuuh bingung akuu... dah dah telfon Iwan aja suruh cpt pulang"
Arief menelfonku dan menjelaskan apa yang terjadi dengan Pita. Aku yang panik tak khayal bergegas pulang dan sesampainya di kontrakan ternyata sudah banyak orang yang datang dan sedang mendengar cerita Pita saat itu.
Pita bercerita apa yang dilihatnya dan anak-anak kontrakan yang mendengar sempat terheran-heran. Karena para penghuni kontrakan belum pernah bergesekan dengan sosok ini.
2 minggu sebelum kami berpindah ke rumah baru. Kami semua membereskan beberapa perabotan dan membersihkan beberapa sudut rumah.
Adit yang saat itu bertugas membersihkan bagian dapur berteriak karena menemukan sesuatu.

" oiii cah iki aku nemu apik-apik ki !!"
berteriak diiringi dengan suara tertawa.
Aku yang mendengar perkataan itu sudah menebak pasti yang Adit temukan bukanlah sesuatu yang nalar.
Benar saja, Adit menunjukkan sebilah keris kecil yang dibalut dengan kain putih. Arief sempat tidak percaya dan berdalih itu hanyalah akal"an Adit semata.
" engggak rief.. aku dpt diatas dapur lhoo... serius... !! "
Adit kemudian membawa kami ke dapur dan menunjukkan tempat dimana dia menemukan keris itu.
Ternyata ketika kami melihat dan mengecek sekitar, Hendra menemukan sebuah batu berwana hijau dan sempat terkejut karena batu yang ia ambil mengeluarkan hawa panas.
Hendra sempat membuang batu itu karena hawa panas yang ia rasakan. Bejo dengan responnya segera mencari dan menemukan batu itu bergerak seperti ada sesuatu di dalamnya.
Aku, Arief, Bejo dan Hendra tidak berani mengambil batu itu, dan bisa ditebak Adit lah yang mengambil batu dan segera ia simpan kedalam sebuah kain miliknya.
Memang isu-isu soal pusaka keris dan batu pernah kami dengar dari salah seorang sesepuh setempat. Dia bercerita bahwa dahulu sebelum kami tinggal, rumah ini pernah digunakan oleh penghuninya untuk hal klenik.
Dan sebelum ada bangunan yang kami tempati, dahulu ada 2 pohon talok yang konon pohon itu berpasangan.
Karena pembangunan akhirnya salah satu pohon ditebang, dan sekarang kedua pohon sudah hilang karena kejadian hujan angin yang diceritakan sebelumnya.
Masih banyak sebenarnya gangguan yang kami alami, tetapi hanya beberapa saja yang kami anggap sebagai paling menganggu dan masih kami ingat sampai sekarang.
Beberapa bulan yang lalu, kami sempat untuk mengecek keadaan rumah kontrakan itu. Dan ternyata bentuknya tidak berubah sama sekali, warna cat masih sama , dan ornamen ornamen bangunan masih sama ketika kami pertama kali mengontrak di akhir tahun 2015.
Setelah kami tinggal 2 tahun di kontrakan yang penuh dengan gangguan di daerah condongcatur. Kami berpindah ke sebuah rumah di belakang UPN.
Ketika kami berpindah rumah saat itu, kami sempat berharap tidak akan merasakan hal-hal ghaib dan hal aneh yang kami alami dahulu.
Apalagi kontrakan baru ini termasuk rumah baru dan berada diperumahan padat penduduk.
Ternyata itu hanyalah sebuah harapan semata. Kami masih merasakan itu bahkan lebih ekstrim dari sebelumnya.
Dan cerita dirumah baru itu sudah tertuang dalam kemasan cerita "Gesekan Ghaib Kontrakan Cendana"
Mungkin begitulah garis besar cerita pengalamanku saat hidup merantau di Yogyakarta.
Sebenarnya masih banyak cerita-cerita lain dan keunikan lain ketika hidup di kota ini.
Namun semua akan kuceritakan kembali disaat waktu yang tepat.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with metafisikah

metafisikah Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ukmpengamatan

Dec 26, 2022
--"MEREKA" yang ikut berjaga malam--
a thread

"Menelisik Kisah Horror Security Kampus Yogyakarta"

@cerita_setann @bacahorror_id @IDN_Horor Image
Sudah lama tidak menyapa dengan cerita horror, beberapa minggu yang lalu kami sempat mengunjungi beberapa kampus dan menyapa security yang ada disana.
Cukup sulit menanyakan soal kejadian horror karena banyak yang skeptis soal kehorroran kampus. Namun ketika menelisik lebih jauh, kami bertemu dengan 5 orang security kampus yang mau membagikan cerita mereka ketika jaga malam di tempat mereka bekerja.
Read 138 tweets
Mar 23, 2022
LEGENDA TARUNA MERAH
_ a thread_

sebuah legenda dari institusi negara
@bacahorror #bacahorror
Kisah mistis memang selalu ada di sekitar kita, entah itu di jalan, disekolah, rumah sakit, atau rumah kita. Dari segala kisah yang ada, ada yang menarik dari sebuah cerita dari institusi militer Indonesia.
Institusi yang telah berdiri sejak tahun 1945 di bawah perintah Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat ini pastinya memiliki banyak kisah apalagi usianya yang sama dengan usia Indonesia.
Read 40 tweets
Feb 16, 2022
Misteri Pesugihan dan Sosok Terpancung Tiga di Makam Imogiri, Yogyakarta
-- a thread --

@bacahorror #bacahorror
@cerita_setann sumber : kaskus.co.id
Makam raja-raja Imogiri yang terletak di Jogja atau yang biasa disebut Pasareyan Imogiri merupakan salah satu makam angker di Jawa. Bahkan banyak orang menganggap angker tempat ini karena merupakan pemakaman raja-raja dari kesultanan Mataram yang menyimpan banyak misteri.
Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Karena terpecah inilah, makam juga terbagi menjadi dua, yakni barat dan timur.
Read 44 tweets
Dec 3, 2021
TAPAK TILAS
"Bank BHS Jogja"

@bacahorror #bacahorror Image
BHS berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT Bank Dagang Surabaya. Kemudian tahun 1981 berubah nama menjadi BHS.
Setahun kemudian BHS bergabung dengan PT Bank Perdagangan Nasional Medan. Setelah itu, BHS merger kembali dengan PT Bank Tonsea yang berdiri tahun 1914, sebuah bank swasta tertua di Indonesia
Read 66 tweets
Oct 27, 2021
RIUH DALAM SUNYI
"Rumah Tak Bertuan"

Sebuah kontrakan seharusnya menjadi tempat yang nyaman,namun berbanding terbalik dengan apa yang dialami 5 orang mahasiswa yogyakarta. Bukan hanya gangguan, bahkan mereka tidak tahu siapa sang pemilik rumah.
a thread
#bacahorror @bacahorror Image
Cerita ini diambil dari salah seorang bernama ilham yang menceritakan kejadian dirumah kontrakan ketika dia kuliah dahulu. Rumah ini terletak di daerah Minomartani Sleman, tepatnya dekat dengan sebuah masjid besar disana.
Rumah itu ditempati 5 orang, yaitu Ilham, Galih, Assa, Dimas dan Bobby. Awalnya mereka tidak berencana untuk mengontrak bersama, namun saat itu Ilham bertemu salah satu seniornya dan menawarkan rumah yang besar dengan harga yang miring.
Read 142 tweets
Sep 14, 2021
8 ORANG TERSESAT DI BUMI PERKEMAHAN
"bertemu keluarga misterius"

-- a thread --

#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror #bagihorror @bagihorror @bacahorror Image
Ini adalah dari kisah dari salah seorang sahabatku, sebuat saja Anis. Entah moment ataupun sebuah kebetulan semata. Aku sudah mengenalnya lebih dari 5 tahun lamanya, namun selama ini dia tidak pernah menceritakan hal ini.
Kisah dimana dia dan keenam temannya berserta seorang guru tersesat di sebuah bumi perkemahan yang cukup luas, tepatnya di lereng Gunung Lawu
Read 205 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(