metafisikah Profile picture
Aug 26, 2021 139 tweets 16 min read Read on X
Ketika cerita keluarga Misel kita angkat, saya tidak menduga reaksi dari warga twitter melebihi ekpetasi saya. Sebelum cerita ini saya up, Misel, Ibu, dan beberapa keluarganya yang terlibat sudah menyetujui tentang adanya cerita dalam kemasan berjudul “Kerluarga Korban Pesugihan”
Ketika cerita itu ramai diperbincangkan khalayak ramai, malam itu Misel menelpon dan tak menyangka cerita yang ia alami mendapatkan respon positif. Misel yang sempat membaca beberapa komentar membuatnya tidak bisa menahan air mata.
Bahkan dia merasakan kesedihan yang amat dalam ketika membaca pengalaman hidupnya sendiri.

Sekitar bulan Mei, saya bertemu dengan Misel dan menceritakan keadaan sang ayah. Memang setelah kedok sang ayah terbongkar, Misel sudah tidak bertemu lagi dengan ayahnya.
Disitu Misel bercerita tentang sang ayah yang masih berada di rumah “ketua perang ghaib”, yang dulunya sempat bertarung dengan makhluk ghaib yang bersekutu dengan ayahnya.
Keadaan sang ayah semakin memburuk setiap harinya, tubuhnya semakin kurus dan tulang yang semakin terlihat di seluruh badan. Sang ayah juga sering mengamuk dengan menghancurkan apapun yang ada di dekatnya.
Tak jarang sang ayah juga sering mengucapkan kalimat dalam bahasa jawa kuno yang disinyalir sebagai mantra ketika ia melakukan ritual dahulu kala.
Sang ibu yang masih menjenguk sang ayah menuturkan jika sang ayah sudah tidak lagi mengenalnya, sang ayah bahkan sudah tidak bisa berkomunikasi lagi seperti manusia biasa.
Lebih banyak diam dan hanya tatapan kosong yang dilihat sang ibu ketika bertemu dengan sang ayah.
Memang ketua perang sudah pernah berkata kepada Misel dan sang ibu sudah tidak bisa untuk menolong sang ayah.
Bahkan ketua perang pernah berkata kemungkinan untuk sembuh hanya 20%, karena beberapa metode penyembuhan yang sudah dilakukan tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Bahkan ketua perang sempat mengajak ayah Misel ke beberapa orang untuk mengobati namun kebanyakan dari mereka menyerah karena kesusahan untuk menyerang sosok yang menguasai sang ayah.
“Kan kemarin mau dibawa pulang soalnya udah nyerah mas, tapi kita bingung mau gimana soalnya takut kalo serumah, ya akhirnya tetep di rumah bapak yang ngobati ayah kemarin”

Begitulah penjelasan Misel ketika sang ayah sempat ingin dikembalikan ke rumahnya.
Memang Misel dan ibunya kebingungan dengan apa yang mereka hadapi, apalagi dari kedua adiknya yang sudah menghiraukan bahkan bisa dianggap melupakan sang ayah. Ditambah dari eyangnya yang selalu berkata untuk melupakan dan tidak usah berurusan lagi dengan sang ayah.
Dan usut punya usut, selama ini sang ibu selalu menjenguk sang ayah tanpa sepengetahuan eyangnya, karena apabila eyangnya tahu pasti akan terjadi perdebatan hebat.
Serba salah memang, Misel merasa dirinya berada di titik entah berada di pihak mana, sebenarnya dia sangat benci bahkan muak dengan sang ayah yang telah membuatnya seperti ini.
Namun disisi lain, dia selalu melihat ibunya yang gusar setiap malam dan Misel tahu apa yang di benak sang ibu, sang ibu masih optimis bahwa ayahnya masih bisa sembuh dan hilang dari gangguan sosok yang ada ditubuhnya.
Sebagai seroang anak pertama, Misel harus menahan egonya dan harus mementingkan keluarga yang masih membutukan sosok seorang ayah.
Apalagi kedua adiknya yang memang masih kecil dan menurut Misel masih membutuhkan sosok seorang ayah, walaupun kebencian terhadap ayahnya juga sudah tertanam di kedua adiknya.
Bahkan tanpa sepengetahuan ibu dan yang lain, Misel diam-diam datang ke psikolog hanya semata-mata ingin mendengarkan keluhan dan teman curhat yang benar-benar mengerti keadaanya.
" aku tu sebenere bingung mas, mau kemana trus mau ngapain, tapi aku juga penasaran sama ayah"
Dibalik semua itu, Misel sebenarnya masih penasaran apakah sang ayah masih bisa sembuh dan benar-benar hilang dari ikatan ghaib yang menjadi efek dari semua yang dilakukan sang ayah
Di sela-sela waktunya, Misel ternyata beberapa kali bertemu dengan ahli spiritual dan bercerita tentang apa yang dia alami dan keluarganya.
Namun hasilnya nihil, kebanyakan dari mereka menolak untuk membantu bahkan salah satu dari mereka langsung menolak ketika Misel menyebut nama dari sang ayah.
"kayaknya jogja udah tak kelilingin deh mas, tapi ya sama aja kayak gak ada efek.. aku juga pernah janjian di pekalongan ketemu orang yang katanya bisa"
Dari beberapa teman dekat Misel yang memang akhirnya tahu dan mengerti dengan keadaan Misel juga membantu sesuai dengan kemampuan mereka dengan mencarikan ahli spiritual.
Tetapi tetap saja, jarang ada yang mau dan bahkan malah ada yang meminta mahar tinggi atau dengan kata lain hanya ingin memanfaatkan Misel semata.
Ternyata apa yang dirasakan Misel sangatlah berkebalikan, dimana awalnya dia sangat membenci sang ayah namun setelah sang ayah jauh dari keluarganya dia merasa kehilangan sosok ayah.
Dalam segi ekonomi untuk menghidupi keluarga, sekarang Misel hanya bergantung kepada sang ibu yang bekerja di sebuah pabrik dan tak jarang dibantu oleh beberapa saudara terutama sang eyang yang sekarang membiayai Misel kuliah.
Misel pun membantu ibunya dengan bekerja menjadi penjaga toko busana di daerah gejayan walaupun tidak direstui oleh sang ibu. Sang ibu berdalih Misel belum benar-benar sembuh dari trauma dan tidak tega dia bekerja dengan “kekurangan” yang ada ditubuhnya saat ini.
“Ibu takut mas aku direndahin orang, tapi ya gimana lagi aku dah gak mikir sampe situ.. aku mikirnya yang penting aku dapet uang buat bantu ibu.. adekku kan juga butuh uang buat jajan mas”
Segala cara sudah Misel lakukan dengan berkeliling dan bertemu dengan beberapa ahli spiritual, sebenarnya Misel hanya ingin memastikan sang ayah masih bisa benar-benar sembuh dari ikatan ghaib atau hanya tinggal menunggu waktu saja.
Ketika harapan sudah mulai pupus dan hanya ada kata menyerah. Suatu hari Misel dihubungi oleh salah satu temannya untuk bertemu dengan orang yang bisa menolong sang ayah dan bisa menolong Misel untuk trauma yang ia alami.
Misel masih merasa tidak yakin dan dalam benaknnya hanya berfikir "apakah ada yang bisa benar-benar menolongnya?"
Singkatnya, Misel bertemu dengan orang itu dan memanggilnya “Pak Dhe”. Misel menceritakan semuanya dari awal sedetail-detailnya. Mulai dari kecurigaan kegiatan sang ayah hingga kecelakaan yang merenggut sebagian dari tubuhnya.
Ketika Misel menghentikan ceritanya, Misel melihat Pak Dhe hanya menggelengkan kepala dan terdiam beberapa saat dengan batang rokok yang belum ia nyalakan ditangan.
“ pas aku selesai cerita, bapaknya cuma diem.. tapi diemnya gak biasa kyak lagi ngomong sama sesuatu mas"
Tak berselang lama, Pak Dhe meminta Misel untuk memejamkan mata dan membayangkan sosok sang ayah. Didalam pejaman matanya, Misel melihat sang ayah yang didekap sesosok hitaam berbadan besar dengan sang ayah yang tertunduk lesu dibelakangnya.
Misel membuka mata dan seketika menatap mata Pak Dhe, respon dari Pak Dhe hanya tertawa kecil dan sempat mengusap kedua mata Misel dengan air yang diambilnya dari sebuah gelas.
Misel bingung apa yang dilihatnya, dan timbul pertanyaaan kenapa dalam pejaman matanya yang dilihat adalah sosok hitam besar bukan sosok ular yang selama ini diceritakan oleh ketua perang ghaib dan sang kakek.
Misel yang tidak mau menerka-nerka mencoba menanyakan kepada Pak Dhe apa sebenernya yang dilihatnya, dan kenapa bukan sosok ular.
Pak Dhe menjelaskan sosok ular itu sebenarnya sudah lama hilang dan sekarang sudah digantikan oleh sosok yang ia lihat. Sosok itu dibuat oleh ketua perang karena dimungkinkan itulah jalan satu-satunya.
Namun, sosok itu bisa dibilang tidak cocok dan malah membuat keadaan ayahnya semakin memburuk. Pak Dhe juga menjelaskan bahwa sebenarnya orang yang menjaga atau ketua perang ghaib sudah tidak bisa mengendalikan dan hanya bisa menunggu ajal menjemput sang ayah.
Misel yang mulai kebingungan dengan maksud perkataan Pak Dhe kemudian bertanya sebenarnya apa yang harus dilakukan keluarganya dan apakah ada cara lain untuk kesembuhan sang ayah.
Betapa mengejutkan ketika kalimat yang keluar dari mulut Pak Dhe..
“TIDAK ADA”
tidak ada yang harus dilakukan dan apa yang dilakukan ketua perang ghaib menurutnya hanyalah buang-buang waktu dan tenaga.
Akan tetapi Pak Dhe mengerti bahwa tujuan dari ketua perang ghaib mengiyakan untuk menjaga ayahnya agar Misel dan keluarganya bisa hidup tenang dan mengantisipasi apabila ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
Di sisi lain, Pak Dhe menuturkan bahwa hanya Misel yang bisa menyelesaikan segala dilema dikeluarganya. Misel diibaratkan sebagai ujung tombak dan menjadi titik balik didalam keluarganya.
Misel yang semakin bingung dan tak tahu harus merespon apa kemudian dengan keberaniannya langsung bertanya inti dari kenapa dia datang ke rumah Pak Dhe.
"trus gimana pak ? bapak bisa nyembuhin gak ?" tanya Misel dengan tatapan tajamnya.

"ora usah rapopo to, kan koe seneng bapakmu loro,"
(gak usah gakpapa kan, kan kamu senang bapakmu sakit) jawab Pak Dhe sembari menghisap batang rokok dan membalas dengan tatapan yang lebih tajam
Misel merasa Pak Dhe mengetahui bahwa sebenarnya masih ada kebencian dan rasa ingin balas dendam didalam dirinya. Walupun apa yang dirasakan tak sebesar dulu, tapi rasa itu kadang masih ia rasakan.
Melihat Misel yang diam seribu bahasa. Tiba-tiba Pak Dhe memberikan Misel sebuah air putih dan diminta untuk meminumnya.
Misel bercerita ketika ia meminum air itu ada reaksi aneh didalam tubuhnya, bahkan muncul aroma wangi dari air yang ia minum.

"airnya tuh kayak gimana yaaa.. pokoknya baunya tu kayak orang-orang mau jum'atan, kayak yang eyangku pake deh mas pas jum'at "
Setelah Misel meminum air itu, Pak Dhe kembali menyuruh Misel untuk memejamkan mata. Kali ini Misel diminta untuk membaca beberapa surat yang yang tertulis dalam secarik kertas.
Tak lama setelah Misel membuka mata, Pak Dhe kemudian menjelaskan bahwasanya dia bisa menolong Misel namun ada syarat yang harus dipenuhi.
Syaratnya sang ayah harus dibawa ke rumahnya didampingi Misel ataupun sang ibu.
Dan dijelaskan pula bahwa segala sesuatu atau bisa dibilang efek yang akan terjadi setelahnya baik atau buruk bukan menjadi tanggung jawabnya.
Misel menanyakan apa efek yang terjadi setelahnya, dan jawabannya sang ayah bisa sadar saat itu juga tetapi ada dua kemungkinan yaitu sadar dalam keadaan “gila” ataupun tiba-tiba sakit keras.
Memang itu bukan sebuah pilihan yang diinginkan, akan tetapi jika memang itu pilihannya apa mau dikata atau dikata mau apa. hmmm
Misel tidak bisa memutuskan saaat itu juga dan berdalih harus berdiskusi dengan sang ibu. Pak Dhe menyerahkan segalanya kepada Misel dan siap menerima kapanpun kunjungan Misel bersama dengan sang ayah.
Keesokan harinya, Misel sebenarnya ingin menceritakan hasil dari pertemuan itu dengan sang ibu, namun Misel takut akan membuat sang ibu cemas.
Kekhawatiran Misel sebenarnya adalah kepercayaan ibunya kepada Pak Dhe, apalagi sebelum-sebelumnya ketika bertemu ahli spiritual tidak ada hasil sama sekali dan hanya omongan belaka.
Ditambah lagi sang ibu pasti berfikir soal mahar apa yang harus diberikan, karena memang diantara percakapan Misel dan Pak Dhe tidak membicarakan soal mahar.
Dan yang paling menjadi persoalan adalah cara untuk mengambil sang ayah dari rumah ketua perang, apalagi Misel dilarang oleh kakeknya untuk bertemu dengan sang ayah.
Dan juga ada suatu rahasia dengan apa yang akan terjadi ketika Misel bertemu dengan ayahnya. Selama ini keluarga Misel khawatir akan terjadi reaksi berlebih ketika Misel dan sang ayah bertemu, maka dari itu selama ini Misel dilarang bertemu dengan sang ayah.
Dengan banyak pertimbangan, Misel akhirnya bercerita kepada sang ibu dan entah mengapa Misel mengungkapkan bahwa dia sangat percaya dengan Pak Dhe dan optimis bisa menyelesaikan semuanya.
Misel menjelaskan semuanya, tanpa pikir panjang sang ibu mengiyakan dan meminta agar segera datang lagi ke rumah Pak Dhe.

" aku nyeritain semuanya, ya dia(ibu) kayak senang mas.. tapi ya agak kaget sih pas aku ngasih tau efeknya"
Dari semua penjelasan Misel, hanya point dimana sang ayah harus dibawa bersama dengan Misel. Sang ibu bingung bagaimana cara membawa ayahnya karena pasti akan ditanyakan oleh eyang dan ketua perang, dan dapat dipastikan akan ditolak mentah-mentah ketika membawa sang ayah.
Bahkan sang ibu bertanya kepada Misel tentang kesiapannya bertemu dengan sang ayah, sang ibu takut Misel melakukan hal nekat yang membahayakan dirinya dan orang disekitarnya.
Memang ada sebuah cerita, diawal setelah Misel benar-benar berpisah dengan sang ayah. Misel pernah membawa sebilah arit dan mencabik-cabik pohon pisang yang dianggap sebagai sosok ayahnya.
Bahkan Misel pernah pergi sendirian ke bekas rumah lamanya sambil membawa botol berisikan bensin dengan tujuan untuk membakar rumah itu. Saat itu Misel berdalih agar kenangan bersama sang ayah benar benar hilang. 🥺
Gilaa..
Yaa Gilaa, memang disaaat itu Misel sudah hilang akal, bahkan ia mengakui itu. Sering berhalusinasi sosok ayahnya, dan juga sering bermimpi bertemu sosok ular yang dulunya sempat menemui ketika masih satu rumah dengan sang ayah.
Walaupun dia sempat mempelajari dan mengontrol segala sesuatu bersama sang eyang. Apalagi dorongan untuk tidak mau bertemu lagi dengan sang ayah adalah kemauannya sendiri, tetap saja rasa ingin balas dendam masih dirasakan Misel.
saya lanjutkan besok malam 🙏
Yuk lanjut...

Sebenarnya Misel juga kebinguan dengan dirinya, antara benci dan ingin ayahnya sembuh. Akan tetapi resiko-resiko itulah yang kadang membuatnya bimbang karena emosi yang bisa saja meluap sewaktu-waktu.
Bahkan ibunya meminta Misel untuk berfikir lagi dan menguatkan hati untuk bertemu dengan sang ayah.
Beberapa hari kemudian, ketika diskusi antara Misel dan sang ibu tidak ada titik temu. Entah mengetahui darimana, tiba tiba sang eyang datang ke rumah Misel dan tiba-tiba langsung menanyakan kapan akan bertemu dengan orang yang Misel temui yaitu Pak Dhe.
Misel dan ibunya kebingungan bagaimana sang eyang bisa mengetahui informasi jika Misel bertemu dengan Pak Dhe.

"siapa yang gak bingung coba mas, dia tu tiba-tiba dateng trus langsung bilang kayak gitu"
Usut punya usut, setelah Misel bertemu dengan Pak Dhe. Dua hari setelahnya, salah satu orang kepercayaan sang eyang juga mendatangi Pak Dhe untuk obat ayah Misel.
Ternyata sang eyang yang selama ini melarang Misel bertemu dan membenci ayahnya. Diam-diam membantu Misel untuk menyembuhkan sang ayah.
Sang eyang menuturkan bahwa dia tidak tega melihat Misel berkeliling mencari obat untuk ayahnya, apalagi melihat sang ibu yang selalu secara diam-diam bertemu sang ayah.
Di sisilain, ketua perang pernah bertemu dengan sang eyang dan menyatakan bahwa sudah tidak mampu lagi untuk mengurus ayah Misel. Walaupun diberi biaya, akan tetapi dengan kondisi ayah Misel yang semakin memprihatinkan, dia merasa tidak bisa mengemban amanah yang sudah diberikan.
Dari situlah sang eyang mulai mencari bantuan lain dan cara-cara lain agar semua yang menjadi beban Misel dan keluarganya cepat terselesaikan.
Dan yang terpenting adalah kesembuhan sang ayah.
Setelah penjelasan panjang dari sang eyang, dan juga penjelasan Misel tentang syarat dan efek yang disyaratkan. Disaat hari itu juga diputuskan hari dimana membawa sang ayah ke rumah Pak Dhe.
Beberapa hari berselang, Misel bersama sang ibu dan eyangnya menjemput sang ayah di rumah ketua perang. Ketua perang yang sebelumnya sudah mendengar dari sang eyang ternyata sudah mempersiapkan semuanya.
Sang ayah sudah dimasukkan ke dalam sebuah mobil terpisah dan dijauhkan dari pandangan Misel. Berjaga-jaga akan ada kontak batin yang terjadi ketika Misel melihat sang ayah.
Sesampainya disana, Pak Dhe yang melihat rombongan datang berteriak dari kejauhan meminta sang ayah untuk tidak dibawa kedalam rumahnya.
Sang eyang, ketua perang, dan Pak Dhe kemudian melakukan diskusi terpisah. Misel tidak tahu apa yang dibacarakan, Misel hanya mendengar suara tertawa beberapa kali, dan mendengar Pak Dhe menyebutkan sebuah tempat asing yang tidak pernah didengarnya.
Cukup lama Misel menunggu obrolan mereka di sebuah teras dengan beberapa gambar wayang yang ada di beberapa sudut ruangan. Misel sebenarnya takut dan bingung dengan apa selanjutnya yang harus ia lakukan dengan sang ibu.
Apalagi sebelumnya Pak Dhe mengatakan efek dari pengobatan membuat sang ayah sakit keras ataupun bisa menjadi gila. Bahkan Misel melihat sang ibu yang sudah mulai gusar dan kebingungan dengan gerak-gerik sang ibu mengepal kedua tangan dan mata yang selalu melihat sekeliling.
Tak lama, sang eyang keluar bersamaan dengan ketua perang yang membawa sebuah minyak wangi dan sebuang bungkusan ditangannya. Disitu ketua perang menjelaskan bahwa nanti malam akan diadakan ritual dimana akan diikuti beberapa orang.
Ritual akan dilakukan di sebuah pemandian yang tidak jauh dari rumah Pak Dhe. Kemudian ketua perang memberikan minyak itu kepada Misel untuk dioles keseluruh badannya dan bungkusan itu harus dibawa Misel selama ritual dilakukan.
Namun ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu yang diperbolehkan ikut dalam ritual hanyalah Misel dan eyangnya, disitu juga dijelaskan bahwa Misel harus ikhlas dengan apa yang selanjutnya akan terjadi dengan sang ayah.
Sang ibu cukup keberatan dengan syarat itu, apalagi dia tidak diperbolehkan untuk ikut dalam ritual tersebut.
Pak Dhe mencoba menjelaskan secara perlahan, walaupun cukup alot akan tetapi sang ibu bisa mengerti kenapa tidak diperbolehkan untuk ikut dalam ritual.
Tujuan sang ibu tidak diperbolehkan ikut dalam ritual karena takut memunculkan trauma dan tidak bisa menahan unuk mendekati sang ayah.
Malam itu tiba, Misel dan beberapa orang bersiap menuju tempat pemandian. Misel melihat semua yang terlibat sudah bersiap dengan baju dan pernak pernik masing-masing.
Pak Dhe dengan sebuah blangkon beserta surjan berwarna coklat kehitaman dan ketua perang dengan pakaian berwarna hitam dengan sebuah sabuk dipinggangnya.
Singkat cerita, ditempat ritual itu Misel diminta untuk duduk berdampingan dengan sang ayah.
Disinilah Misel bertemu lagi dan bertatapan dengan ayahnya setelah begitu lama.
Misel dan sang ayah diminta duduk disebuah batu besar yang di depannya terdapat kolam air. Tepat ditengah kolam itu ada sebuah pancuran kecil berdiri tegak berbentuk oval ramping.
Misel bercerita tidak ada reaksi apapun ketika dia bertatapan dengan sang ayah. Rasa benci, ataupun emosi yang selama ini ditakutkan tidak terbukti.
Sebaliknya, Misel malah merasa kasihan dan iba dengan sang ayah yang terlihat sudah kehilangan jiwanya. Memang saat itu, sang ayah sudah hilang kesadaran.. bahkan dia harus dituntut ketika berjalan menuju tempat ritual.
Keanehan yang Misel rasakan hanyalah badan ayahnya seperti mengeluarkan energi panas. Energi panas itu semakin bertambah ketika beberapa orang sudah melakukan do'a dan gerakan-gerakan yang Misel tak tahu apa maksud dari gerakan itu.
Berkebalikan dengan sang ayah, Misel merasakan badannya semakin lama semakin dingin dan merasakan angin di sekitar yang berhembus mengelilingi Misel dan ayahnya.
Apalagi hawa dingin sangat terasa tepat dititik dimana Misel mengoleskan minyak wangi pemberian dari ketua perang.
Semua orang sudah berada dalam posisi bersila dan memanjatkan do'a. Tak berselang lama Misel diminta untuk memejamkan mata oleh eyangnya yang berdiri dari kejauhan.
" pokoke merem, ojo melek ndak weruh sik ora-ora"
(pokoknya merem, jangan buka mata nanti lihat yang tidak-tidak)

Begitulah garis besar ucapan sang kakek ketika melihat ritual sudah mulai dilakukan.
Anak muda tetaplah anak muda, Misel penasaran dengan apa yang sebenarnya orang-orang lakukan. Misel membuka sedikit matanya dan dari penglihatannya terlihat beberapa pusaran air berukuran kecil dibeberapa titik yang tersebar di kolam tersebut.
Cukup lama Misel membuka mata dan melihat bagaimana pusaran air itu semakin lama semakin besar, namun tiba-tiba Misel diminta untuk membuka bungkusan yang dibawanya dan memakai isi bungkusan itu.
Ternyata isi bungkusan yang Misel terima dari ketua perang adalah sebuah jarik 4 lapis dengan beberapa bunga berwarna putih dan merah. Disitu Misel dimita untuk menutupi kepalanya dengan jarik tersebut.
Beberapa menit kemudian, dari balik jarik itu Misel merasakan sang ayah yang ditidurkan dan terdengar suara...
"kuwi bapake motone ditutupi"
(itu bapaknya matanya ditutup)
Entah apa maksud perkataan itu, dari balik jarik itu Misel tidak bisa melihat apapun dan hanya bisa merasakan sang ayah sudah berbaring disampingnya.
Disinilah keanehan mulai muncul, seperti bermain PUBG dan turun di Pochinki. Misel merasakan adanya lalu lalang orang yang menabrak badannya, Misel juga merasa dia dan ayahnya seperti diawasi dari semua sudut, bahkan dia mendengar suara-suara binatang silih berganti.
Misel masih mencoba tenang dengan apa yang terjadi karena tahu itu adalah sebuah resiko, namun kemampuan setiap manusia ada batasnya.
Puncaknya adalah ketika badannya seperti dikelilingi ular besar. Suara derikan ular jelas terdengar apalagi gesekan badan ular dengan tanah juga misel dengar dari balik jarik itu

"sreeeg sreeeeg hesss"
Kemudian disusul dengan suara ayunan gayung air dari arah kolam. Ketika air pertama disiram ketubuhnya, Misel merasakan menggigil hebat bahkan tangannya bergetar sangat cepat.

Pada siraman kedua, disinilah awal Misel tidak ingat dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Menurut cerita eyang, setelah siraman kedua Misel tak sadarkan diri bersamaan dengan sang ayah yang mengamuk dan memohon ampun ketika disiram air dari kolam itu.
" aku bangun bangun udah di rumah Pak Dhe mas,, nah trus aku dikasih tau kalo ayah di rumah sakit"
Memang saat itu Misel tidak tahu apa yang terjadi setelah dia tak sadarkan diri. Bahkan sang eyang tidak mau menceritakan secara detail apa yang sebenarnya terjadi. Misel hanya diberi tahu jika ayahnya mengamuk dan memohon ampun ketika disiram air.
Bahkan ketika Misel mencoba bertanya kepada Pak Dhe, dia hanya tersenyum dan menjawab..
"sik penting rampung to"
(yang penting selesai kan)
Namun ada secuil cerita dari sang ibu bahwa setelah Misel pingsan, ada pertarungan antara Pak Dhe dengan salah satu sosok terbesar dari sebuah gerombolan yang dulunya diikuti oleh sang ayah, yaitu gerombolan serba hitam.
Sosok inilah yang sebenarnya menjadi penghambat dari segala obat dan segala usaha yang dilakukan. Apalagi sosok ini disinyalir masih dikendalikan oleh para gerombolan serba hitam itu.
Bagaimana nasib sang ayah ?

Setelah ritual itu dilakukan, Misel dibawa ke rumah Pak Dhe sedangkan sang ayah dilarikan ke rumah sakit.
Entah apa yang mendasari sang ayah dibawa ke rumah sakit, yang jelas sang ayah dirawat lebih dari 15 hari lamanya.
Bisa dibilang Misel bersyukur karena metode yang dilakukan Pak Dhe berhasil.

Lebih dari 15 hari sang ayah tak sadarkan diri, sang ibu beserta dua adiknya yang selalu menunggu ayahnya terkejut ketika mendapati sang ayah siuman.
Perkataan pertama yang terlontar dari mulut sang ayah
"bu.. aku kok ng rumah sakit, kok anakku wes gede"
(bu.. aku kok di rumah sakit, kok anakku dah besar)
Sang ibu yang mendengar perkataan itu seketika memeluk erat sang ayah, tangisan seketika pecah beriringan dengan dua adiknya yang mencoba memeluk sang ayah.
Bisa dikatakan bahwa sang ayah sebenarnya sudah lama tidak berada ditubuhnya. Sukmanya entah kemana dan dikuasai oleh makhluk lain.
Keanehan lain adalah ketika seluruh keluarganya beserta Misel, dimana ini pertama kalinya Misel menemui sang ayah setelah ritual dilakukan di rumah eyang.
Disitu dijelaskan kejadian secara runtut dari awal sang ayah mengamuk mencari Misel hingga sang ayah siuman dirumah sakit, ternyata sang ayah sudah lupa dengan semua yang pernah dilakukannya.
Bahkan sang ayah tidak tahu menahu jika Misel pernah mengalami kecelakaan hebat yang merenggut salah satu bagian tubuhnya.
Sang ayah malah tidak percaya dengan semua yang didengarnya. Dengan nada emosi ia menuduh keluarganya mengarang cerita, bahkan dia merasa bahwa sang istri dan anak-anaknya tidak membela malah menjatuhkannya.
Misel yang melihat sang ayah seketika meluapkan emosi yang selama ini ia pendam. Cacian, penyesalan, dan rasa ingin balas dendam terucap dari mulutnya.
Tak berbeda jauh dengan sang ibu yang meluapkan penyesalannya harus berjuang selama ini hanya untuk kesembuhan sang ayah.
Susana bertambah memanas ketika sang ayah yang membalas dengan menampar sang ibu dihadapan semua orang.
Sang eyang mencoba melerai dan dengan tegas mengusir sang ayah dari rumahnya. Sang ayah kemudian bergegas pergi dan hasilnya hanya tangisan dari Misel dan sang ibu.
Misel bingung kenapa malah menjadi bertambah rumit, Misel bahkan menemui Pak Dhe untuk menanyakan kenapa respon sang ayah yang diluar ekspetasinya.
Pak Dhe kemudian menjelaskan bahwa sedari awal yang bisa menyelesaikan semua adalah Misel seorang. Semua yang dilakukannya hanyalah bantuan dengan bidang yang bisa ia lakukan, selebihnya adalah keluarga.
Misel selalu berusaha membujuk sang ayah untuk kembali hidup bersama, namun selalu ditolak oleh sang ayah. Bahkan sang ibu sering mengalami kekerasan ketika mencoba bertemu dan membujuk sang ayah, seolah olah tidak terima dengan apa yang dituduhkan kepadanya.
Dan saat ini, sang ayah sudah pergi meninggalkan Misel, Sang ibu, dan kedua adiknya ke kota asal. Rumah lama Misel bahkan dijual untuk kepentingan usaha yang dirintis disana.
Memang cukup pelik apa yang dialami oleh Misel dan keluarganya. Apalagi sang ayah yang sudah lupa dengan apa yang dilakukan sebelumnya, seolah-olah tidak pernah melakukan hal itu.
Sang ibu yang masih mencoba mendatangi sang ayah selalu ditolak ketika bertemu. Bahkan sering terjadi perkelahian yang berujung kekerasan. 🙃
Memang Misel hanya bisa berharap dan berdo'a yang terbaik untuk keluarganya. Entah baik atau buruk, itu hanyalah sebuah rahasia dan sebuah kejutan dari sang illahi.
Semoga Misel dan keluarganya segera diberikan jalan terbaik 🙏

Cerita ini semoga bisa menjadi sebuah pembelajaran untuk kita semua. Harta bukanlah segalanya, tetapi bisa mengubah segalanya.
Terima kasih atensinya. 😎

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with metafisikah

metafisikah Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ukmpengamatan

Dec 26, 2022
--"MEREKA" yang ikut berjaga malam--
a thread

"Menelisik Kisah Horror Security Kampus Yogyakarta"

@cerita_setann @bacahorror_id @IDN_Horor Image
Sudah lama tidak menyapa dengan cerita horror, beberapa minggu yang lalu kami sempat mengunjungi beberapa kampus dan menyapa security yang ada disana.
Cukup sulit menanyakan soal kejadian horror karena banyak yang skeptis soal kehorroran kampus. Namun ketika menelisik lebih jauh, kami bertemu dengan 5 orang security kampus yang mau membagikan cerita mereka ketika jaga malam di tempat mereka bekerja.
Read 138 tweets
Mar 23, 2022
LEGENDA TARUNA MERAH
_ a thread_

sebuah legenda dari institusi negara
@bacahorror #bacahorror
Kisah mistis memang selalu ada di sekitar kita, entah itu di jalan, disekolah, rumah sakit, atau rumah kita. Dari segala kisah yang ada, ada yang menarik dari sebuah cerita dari institusi militer Indonesia.
Institusi yang telah berdiri sejak tahun 1945 di bawah perintah Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat ini pastinya memiliki banyak kisah apalagi usianya yang sama dengan usia Indonesia.
Read 40 tweets
Feb 16, 2022
Misteri Pesugihan dan Sosok Terpancung Tiga di Makam Imogiri, Yogyakarta
-- a thread --

@bacahorror #bacahorror
@cerita_setann sumber : kaskus.co.id
Makam raja-raja Imogiri yang terletak di Jogja atau yang biasa disebut Pasareyan Imogiri merupakan salah satu makam angker di Jawa. Bahkan banyak orang menganggap angker tempat ini karena merupakan pemakaman raja-raja dari kesultanan Mataram yang menyimpan banyak misteri.
Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Karena terpecah inilah, makam juga terbagi menjadi dua, yakni barat dan timur.
Read 44 tweets
Dec 3, 2021
TAPAK TILAS
"Bank BHS Jogja"

@bacahorror #bacahorror Image
BHS berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT Bank Dagang Surabaya. Kemudian tahun 1981 berubah nama menjadi BHS.
Setahun kemudian BHS bergabung dengan PT Bank Perdagangan Nasional Medan. Setelah itu, BHS merger kembali dengan PT Bank Tonsea yang berdiri tahun 1914, sebuah bank swasta tertua di Indonesia
Read 66 tweets
Oct 27, 2021
RIUH DALAM SUNYI
"Rumah Tak Bertuan"

Sebuah kontrakan seharusnya menjadi tempat yang nyaman,namun berbanding terbalik dengan apa yang dialami 5 orang mahasiswa yogyakarta. Bukan hanya gangguan, bahkan mereka tidak tahu siapa sang pemilik rumah.
a thread
#bacahorror @bacahorror Image
Cerita ini diambil dari salah seorang bernama ilham yang menceritakan kejadian dirumah kontrakan ketika dia kuliah dahulu. Rumah ini terletak di daerah Minomartani Sleman, tepatnya dekat dengan sebuah masjid besar disana.
Rumah itu ditempati 5 orang, yaitu Ilham, Galih, Assa, Dimas dan Bobby. Awalnya mereka tidak berencana untuk mengontrak bersama, namun saat itu Ilham bertemu salah satu seniornya dan menawarkan rumah yang besar dengan harga yang miring.
Read 142 tweets
Sep 14, 2021
8 ORANG TERSESAT DI BUMI PERKEMAHAN
"bertemu keluarga misterius"

-- a thread --

#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror #bagihorror @bagihorror @bacahorror Image
Ini adalah dari kisah dari salah seorang sahabatku, sebuat saja Anis. Entah moment ataupun sebuah kebetulan semata. Aku sudah mengenalnya lebih dari 5 tahun lamanya, namun selama ini dia tidak pernah menceritakan hal ini.
Kisah dimana dia dan keenam temannya berserta seorang guru tersesat di sebuah bumi perkemahan yang cukup luas, tepatnya di lereng Gunung Lawu
Read 205 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(