𝐀𝐘𝐀𝐇𝐊𝐔 𝐒𝐄𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐏𝐄𝐃𝐎𝐅𝐈𝐋

[Sebuah utas]
.
.

(1) Ditengah kehebohan pasca keluarnya Saiful Jamil dari penjara karna kasus pedofil, aku berniat membuat thread ttg pengalaman pribadiku yg jg merupakan korban pedofil oleh ayah kandungku sendiri.
(2) Ini adalah kisah nyata yg ku tulis tanpa me-nambah² atau mendramatisir cerita dan aku berusaha sebisa mungkin utk tdk mengurangi kisah demi kisah yg ku alami sejak duduk di kelas 5 SD 26 th yl. Cerita ini ku DM ke penulis thread utk bs di publish ke medsosnya.
(3) Sebut saja namaku Rinto (bukan nama sebenarnya) lahir dan besar di desa 38 th yl. Kami ada 3 bersaudara, aku merupakan anak bungsu dan aku memiliki 2 org kakak perempuan.
Aku tumbuh seperti anak lelaki pada umumnya. Aku mengalami nasib naas itu ketika aku 11 th.
(4) Seperti biasa aku sering mandi bareng Ayah di sungai atau di pancuran dekat sawah. Dan aku udah terbiasa melihat anunya Ayahku. Tapi menurutku aku melihatnya biasa aja tanpa merasa terganggu ataupun tertarik. Tapi yg jelas Ayah selalu santai memperlihatkan itu padaku.
(5) Ayah sering meng-gosok² anunya di hadapanku dgn sabun sampai ngaceng. Besok²nya Ayah sering onani di hadapanku sampai ejakulasi. Yang pada wkt itu aku blm tau menyebutnya onani, tp yg jelas begitulah kira² yg dilakukan Ayah hingga ku lihat cairan putih kentalnya keluar.
(6) Setiap mau ejakulasi, Ayah selalu bilang: lihat... ini lihat, akan ada yg putih! Lalu sambil mendesah Ayah mengeluarkan itu. Yang ku tangkap waktu itu setelah yg putih itu keluar, Ayah akan berhenti dan anunya akan kembali melembek.
(7) Besok²nya Ayah menyuruhku utk membantu mengocok anunya. Dia bilang: bantu kocok dulu, tangan Ayah letih. Akupun nurut aja. Aku diajari utk mengguncangnya sampai yg putih itu keluar. Aku blm tau mksd tujuan kegiatan itu wkt itu. Yg jls sbg anak aku nurut aja apa kata Ayahku.
(8) Aku di desa jarang bergaul dgn teman² sebayaku. Misalnya pas hari Minggu aku gak pernah main dgn yg lain. Aku dirumah aja dan memang seperti itulah aku bs dibilang dipingit oleh kedua orangtuaku. Aku anaknya pendiam dan pemalu.
(9) Setelah itu Ayah sering kulihat onani ketika tidur. Bahkan dia sering membangunkanku agar membantunya mengeluarkan si putih. Karna Ibu tidur sekamar dgn kedua kakakku, dan aku sekamar dgn Ayah di sebelah. Kuakui setelah itu aku jd penasaran dan nyoba onani diam².
(10) Perdana onani aku msh blm paham mksdnya dan blm ketemu jawabannya. Memang benar anuku ku hidupkan dulu lalu ku guncang. Namun kegiatan kuhentikan ditengah jalan karna bosan dan letih. Aku mikir aku blm punya si putih.
(11) Kali kedua aku merasakan di seluruh batang kemaluanku timbul rasa gatal yg aneh. Persis rasa gatal di pinggang akibat kencangnya tali pinggang. Rasa gatal yg perlu digaruk. Dan itu kuhentikan setelah tanganku pegal. Sepengetahuanku anak² memang blm punya sperma.
(12) Lalu besok²nya ku coba lagi utk kali ketiga. Disini aku mengalami rasa gatal yg makin terasa. Dan lama² rasa gatal itu berubah jadi rasa enak. Akupun memacu terus gerakan tanganku makin cepat, karna rasa enak itu semakin nyata. Makin kesini makin berasa enaknya.
(13) Akupun gak bs menghentikan laju tanganku lagi. Kupacu terus hingga aku kaget melihat ada gumpalan putih keluar dari ujung anuku. Akupun lemas dan menghentikan gerakan. Aku merasa puas dan bangga menyaksikan pemandangan itu. Aku merasa senang karna aku udah punya sperma.
(14) Disitulah aku paham kenapa selama ini Ayah suka melakukannya. Ternyata enak! Lalu akupun jadi ketagihan melakukannya. Tapi aku takut Ayah tau, aku melakukannya diam² aja dan ketika jauh dari Ayah. Misalnya ketika BAB ke tengah ladang.
(15) Dan ketika Ayah menyuruhku lagi, aku malah seperti merasa senang. Mungkin karna aku udah paham tujuan itu dilakukan dan kapan akan diakhiri. Karna sebelumnya aku blm tau apa² walaupun tanganku udah letih. Tapi jujur ku bilang, aku gak ngaceng ketika disuruh Ayah begitu.
(16) Aku pernah menyebut "sperma" di hadapan Ayah ketika spermanya keluar. Kamu tau namanya, tanya Ayah. Iya tau, itu kan yg jadi anak, kataku. Tau dari siapa, tanya Ayah. Dari teman, jawabku. Soalnya teman² laki² di sekolah sering bahas² sperma dan ngaku udah kenal sperma.
(17) Karna teman² itu katanya sering melihat anak² SMA coli waktu mandi di sungai. Disanalah mereka kenal sperma. Aku yg gak prnh gabung mandi dgn mereka gak pernah liat itu. Tapi apa yg pernah kuliat dari Ayah gak pernah kuceritakan ke mereka. Aku rahasiakan aja semuanya.
(18) Pembaca, aku akan mencoba sebisa mungkin menceritakannya dgn bahasa yg sopan. Dan sebelum sesudahnya aku jg minta maaf apabila masih ditemukan kosa kata yg kurang sopan dlm mengungkapkan kisah ini. Aku gak mau thread ini dianggap sbg thread mesum atau porno. ✌🙏
(19) Aku mau thread ini bisa sampai dan dibaca semua kalangan pengguna medsos. Walaupun mungkin isinya tentang seks, namun tujuannya bukanlah utk cerita seks yg memicu libido. Aku cuma mau berbagi kisah pilu yg ku alami dan yg tak ku inginkan terjadi padaku.
(20) Ber-kali² ku mohon ke penulis, agar menggunakan bahasa² yg sederhana, yg sopan, dan yg lbh halus. Jangan seperti gaya bahasa di thread²nya yg sblm²nya, yg memang sengaja dikemas utk membawa pembaca terangsang dlm cerita, agar pembaca ngacengan layaknya baca novel porno.
(21) Sebagai pembaca thread² beliau, aku bilang utk yg ini gak perlu menceritakan adegan per adengan secara detail yg bisa membius pembaca masuk ke ceritanya. Karna sesungguhnya ini adalah kisah sedih, dan mimpi buruk yg merenggut masa depanku.
(22) Semakin hari Ayah semakin menjadi aja. Yang tadi aku cuma disuruh mengonaninya, sekarang makin gila. Aku disuruh mengulum (maaf) kemaluannya. Spontan aku kaget karna mengira itu gak sepantasnya dilakukan. Dan akupun berusaha menolak dgn alasan gak mau melakukannya.
(23) Tapi Ayah menyuruhku terus, bahkan memaksaku. Katanya gak usah pakai tangan lagi, pakai mulut aja. Setiap aku menghindar dgn berbagai alasan, Ayah terus memaksaku dan meyakinkanku bahwa itu gak apa². Cobalah, gak papa itu, kata Ayah membujukku. Akhirnya akupun menurutinya.
(24) Sulit bagiku ketika pertama kali disuruh Ayah menggunakan mulut ini. Ber-kali² aku harus mual, bahkan muntah. Tapi Ayah selalu berusaha agar aksinya berjalan terus. Dia meng-usap² punggungku dan jg kepalaku. Jujur, itu berat bagiki. Aku jijik melakukannya.
(25) Tapi Ayah selalu membujuk, supaya aku gak jijik. Dia bilang jgn jijik, itu gak kotor, itu bersih. Dan akupun gak ada pilihan selain menuruti kemauan Ayah. Beberapa kali, Ayah ejakulasi dgn menariknya dari mulutku. Dia membuang ke luar supaya tdk mengenaiku.
(26) Selanjutnya Ayah membiarkan keluar dimulutku. Tapi dia pandai, gak membiarkannya menyemprot rongga tenggorokanku, supaya aku gak muntah. Dia menaruhnya diatas lidahku sehingga aku bisa menampungnya semua sebelum ku ludahkan nantinya. Pun begitu aku tetap mual² menahannya.
(27) Gak enak bagiku menampung itu di dlm rongga mulutku. Aromanya sangat tdk sedap bagiku. Dan aku sering muntah juga ketika lelehan itu ditumpahkan di dlm mulutku. Selanjutnya Ayah akan menyuruhku kumur² yg banyak, dan minum air putih yg banyak.
(28) Bisa kubayangkan mukaku bila dilihat didpn cermin ketika menampungnya. Merah, panas, bagaikan sedang mabuk bis dlm perjalanan. Kadang² Ayah melumuri langsung ke wajahku bagaikan facial. Biar gak jerawatan, itu obat jerawat. Demikian ucap Ayah.
(29) Tapi harus ku akui, karna udah sangat sering dan jd kewajiban, lama² aku jadi terbiasa. Aku gak merasa berat hati lagi kalau Ayah minta digitukan. Bahkan udah seperti ku nikmati. Ya, aku udah enjoy dan santuy melakukannya. Jadi begitu ya.
(30) Bahkan aku gak was² lagi ketika Ayah mau keluar. Dulunya aku sibuk nanyain itu biar siap² kutarik mulutku, atau biar melatih mulut siap² menerimanya. Sekarang gak peduli lagi kapan itu keluar. Taunya nanti setelah berasa ada yg memenuhi rongga mulut aja. Gak mual² lagi.
(31) Aku gak pernah muntah lagi ketika itu menyembur ke mulutku. Jujur aja, lbh baik begini menurutku, aku gak lagi tersiksa kayak sblmnya. Bahkan setahun berlalu, aku jadi ngacengan setiap disuruh Ayah. Tapi aku malu ngasihtau itu. Dan Ayah gak tau itu dan gak mau tau pula.
(32) Kamu udah pintar sekarang, begitu dong. Puji Ayah melihat perkembanganku. Dia gak perlu lagi kuatir dgnku karna aku udah terbiasa. Untuk titik itu, mungkin aku udah bisa disebut menikmati keadaan. Gak memberontak lagi di dlm batinku, semua udah berjalan mulus.
(33) Dan setiap habis di suruh Ayah, aku pasti akan coli utk melepaskan gairahku. Karna sewaktu dgn Ayah aku ngaceng terus. Suatu ketika, aku sngt bergejolak saat disuruh Ayah, pengen rasanya meladeni diriku juga, tapi aku takut membuka celanaku. Jadinya kutahan utk bbrp saat.
(34) Dalam menjalankan aksinya, Ayah memang gak pernah menyentuh anuku. Dia hanya mau dilayani. Tapi tetaplah itu perbuatan yg gak pantas dilakukan seorang Ayah terhadap anak kandungnya sendiri. Dan tetaplah itu masuk kategori perbuatan asusila. Tetaplah itu perilaku pedofilia.
(35) Setelah aku kelas 7, Ayah makin menggila dan menyuruhku menelan. Dia bilang itu gak salah ditelan, dan malah bagus. Itu gizinya tinggi, bagus utk kesehatanmu. Demikian kata Ayah. Dalam pelajaran biologi juga guruku bilang gitu, sperma itu susunan protein tinggi.
(36) Lalu akupun berusaha menelanya, meski berat. Bagiku rasa dan aromanya gak mendukung banget. Tapi lama² aku makin terbiasa juga, gak berat lagi rasanya menelan itu. Gak mengganggu lagi soal aromanya, dan gak pengaruh lagi soal rasanya itu. Akhirnya aku jadi suka.
(37) Setiap disuruh Ayah, aku pasti meminumnya. Gak pernah lagi yg namanya tumpah di lantai, kain, dsb. Semua masuk perut. Ayah selalu bilang agar itu menjadi rahasia kami berdua, gak boleh Ibu dan kedua Kakak tau. Pokoknya gak boleh. Ke teman² atau gurumu pun jgn kasih tau.
(38) Di kelas 7 dan 8, teman²ku udah bnyk yg pada pacaran. Aku sih msh ada ketertarikan dgn perempuan, karna menurutku memang seharusnya demikian. Tapi aku pemalu. Aku gak berani ngungkapin rasa. Jadinya sampai tamat SMP aku blm prnh merasakan pacaran dgn perempuan.
(39) Akupun SMA. Di kls 10 aku naksir dgn Tina, teman sekelasku. Sempat kirim² surat, dan kami pacaran. Namun, dirumah aku tetap jadi budak seks bagi Ayah.
Kelas 11 aku putus dgn Tina, dan pacaran dgn Farida, hingga kelas 12. Aku pernah ciuman dgn Farida, bahkan lebih dari itu.
(40) Aku udah menjelajahi sekwilda (sikitar wilayah dada), dan bahkan menyentuh bukit hijau dgn lautan birunya. Tapi bukan merusaknya. Sekedar pengenalan aja dan pengamatan, dgn mata dan juga dgn tangan, bukan dgn joni. Aku memang gak mau merusak masa depan Farida.
(41) Tamat SMA aku sempat nganggur di desa. Farida udah melanjutkan pendidikannya ke kota B. Kisah kamipun usai. Tapi kisahku dgn Ayah tetap lanjut. 2 tahun lamanya aku bantu² orangtua bertani dan beternak di desa. Sedangkan kedua kakakku udah pada merantau. Makin bebaslah Ayah.
(42) Kami sering melakukannya diladang, di pondok, ketika Ibu dirumah, kami diladang jaga ternak. Tapi Ayah gak pernah menyodomiku. Demikian sebaliknya. Ayah hanya menyuruhku menikmati es lilin miliknya aja. Hingga aku benar² menikmatinya dan tertarik padanya.
(43) Ayah pasti tau aku udah menyukainya. Itu bisa dilihat dari cara aku memperlakukannya. Tapi dia gak pernah membahas itu. Aku juga gak pernah mengatakan itu. Tibalah saatnya aku harus meninggalkan kedua orangtuaku dan juga desaku. Aku menyusul kedua kakakku di kota J.
(44) Akupun kerja di sebuah perusahaan. Aku cinlok di tmpt kerja, namanya Lidya. Dengan Lidya aku malah udah melakukan segalanya layaknya suami istri. Dan kami melakukannya dgn sangat sering. Aku berpikir Lidya cukuplah teman beginian, bukan utk ku nikahi.
(45) Lalu setelah putus dgn Lidya, aku pacaran dgn Ida. Ida orangnya agak kalem dan kenya gak mau yg aneh². Aku sempat berpikir Ida-lah yg bakal jd istriku kelak. Namun kenyataan berkata lain, kami putus. Aku akhirnya dapatin Yanti, yg juga cewek baik². Tapi akhirnya ku ambil jg.
(46) Tapi entah dimanalah kesilapannya, aku jd kecantol dgn Bapak². Bpk itu datang ke kehidupanku, ingin bersahabat dekat dgnku. Akupun mau aja ketika diajakin ketemuan di cafe utk makan dan minum. Kulihat Bpk itu sangat perhatian dan peduli padaku.
(47) Ternyata Bapak itu adalah bi. Dia udah punya anak istri tapi dia suka anak² muda. Singkat cerita akupun terbuai dlm pelukannya. Kembali ku melakukan seperti pada Ayah dulu. Tapi bedanya, Bapak ini melakukannya juga padaku. Akupun menikmati hubungan itu.
(48) Aku yg blm paham soal dunia eljibiti diajarkan dan dibukakan pengetahuan serta pengalaman oleh Bpk itu. Namanya Pak Bram, seorang ASN. Ciri²nya tinggi berisi, kulit putih wajah oriental, kumisnya lumayan tebal, dadanya dan perutnya berbulu. Dia bilang sngt menyukaiku.
(49) Yang tadinya aku blm tau, dgn Pak Bram semua jd tau. Yang tadinya blm pernah kualami, dgn Pak Bram semuanya jd ku alami. Akupun gak sungkan² menceritakan pengalamanku dgn Ayah di desa. Pak Bram sempat gak percaya. Katanya itu gak mungkin dan gak masuk akal.
(50) Sekarang dgn Pak Bram, aku makin memahami dunia gini. Makin bnyk jg kenalan yg beginian, dan makin luas link utk itu. Aku merasa gak sendirian lagi, aku jadi happy, aku jd enjoying banget. Di blkg Pak Bram aku udah nyoba² dgn yg lain. Aku makin meluaskan jaringanku.
(51) Yang mau aku bilang itu gini, seandainya Ayah gak melatihku dulu, mungkin aku gak akan terjun ke dunia pelangi ini skrg. Apalagi pada dasarnya aku ada ketertarikan pada perempuan. Dan sempat beberapa kali jg aku pacaran dgn perempuan, bahkan udah melakukan layaknya pasutri.
(52) Bagiku Ayah udah sangat keterlaluan. Dia sungguh tega memperalat anaknya sendiri utk memuaskan nafsu birahinya. Selanjutnya apakah Ayah masuk kategori bejat? Karna yg dirusaknya adalah anak laki²nya, bukan anak perempuannya. Dan apakah Ayah masuk kategori mencabuli?
(53) Apakah dimata hukum, Ayahku sudah masuk dlm kasus pencabulan? Soalnya Ayah gak ada merusak kelaminku dan juga gak merusak lobang matahariku. Yang ku tau jika Ayah merusak lobang matahariku, Ayah telah menyodomiku. Ini tidak.
(54) Ayah jg gak pernah menyuruhku mengutak atik mataharinya. Tapi dgn Pak Bram, Pak Joyo, Pak Abdul, Pak Tengku, Pak Moan, Pak Jonri, Pak Gabe, Pak Akiong, Pak Liber, Pak Mukidi, Pak Listio, Pak Sugi, Pak Abong, Pak Robinson, Pak Edi, itu udah ku otak atik dan ku preteli.
(55) Aku bagai bernostalgia dgn Ayah ketika aku dgn Bapak² di rantau. Tapi kini aku makin merasa puas ketika aku udah tau mengekspor semua yg ada di diri ini. Gak vakum lagi atau monoton kayak dgn Ayah dulu. Dan ini semua mengikis rasa sukaku terhadap perempuan.
(56) Tapi perdana aku pulkam, Ayah gak lagi mau menyuruhku. Dia sama sekali gak ada mengarahkan kesitu. Ber-kali² kutunggu tapi gak ada reaksinya. Apakah Ayah udah tobat? Apakah Ayah udah menyesali perbuatannya dulu? Apakah Ayah malu padaku bila mengingat itu?
(57) Pas ada kesempatan berduaan dgn Ayah, aku malah memancingnya. Tapi dgn kata². Aku membahas kejadian² yg dulu pernah dia lakukan. Tapi Ayah terdiam, pura² sibuk dgn pakan ternak ditangannya. Dia mengalihkan pembicaraan. Lalu aku membahasnya lagi, sambil memijat pundaknya.
(58) Dasar anak kurang ajar terhadap orangtua, aku malah menggrepe Ayahku. Dia diam tanpa reaksi, sesekali menyanggah tanganku dan mengelaknya. Aku terus menggrepe, hingga Ayah terdiam tak mengelak. Yang namanya orang normal, Ayah jadi bangun. Lalu ku bujuk terus hingga dia mau.
(59) Kulakukan padanya kayak yg dirantau sana. Dia kaget melihat keliaranku. Kaget karna yg dulu blm ku sentuh kini kusentuh. Tanpa malu aku melucuti pakaianku di hadapannya. Bahkan beliau kudaulat meng-obok² matahariku. Awalnya menolak, akhirnya mau juga.
(60) Tapi mataharinya gak ada ku renggut dgn benda tumpul. Nikahlah nak, kata Ayah lirih. Iya Pak, kataku. Jgn iya aja, udah lupakan aja itu semua, tambah Ayah. Tapi aku jadi kesal dengarnya. Semudah itukah? Yang mengenalkanku ke dunia gini siapa? Apa Ayah sadari itu, gumanku.
(61) Aku terdiam sejenak, ku pandangi ke arah luar pondok, dgn tatapan kosong. Pikiranku berkecamuk, batinku membangkang. Aku merasa Ayah gak boleh segampang itu bicara. Akhirnya akupun mengungkapkan padanya, ketimbang jadi gondok yg membesar di tenggorokanku.
(62) Ayah jahat! Ayah yg udah tega mencabuliku sejak kecil. Berapa tahun lamanya Ayah memanfaatkanku. Harusnya sbg Ayah, Ayah menjagaku, melindungiku, bukan malah merusakku, dan merenggut masa depanku. Kini masa depanku udah suram. Kataku sambil melempar arang.
(63) Iya, Ayah tau. Tapi itu kan masa lalu. Gak usah di ingat² lagi. Kata Ayah. Lupakan kata Ayah? Gak segampang itu Yah. Selagi aku msh hidup itu gak akan bs terlupakan dr ingatanku, kecuali aku tabrakan parah, trus amnesia, barulah itu mungkin bisa terlupa. Ucapku dgn bergetar.
(64) Iya tp kamu hrs bs melupakan itu, ucap Ayah. Untuk apa itu kulupakan? Biar aja kubawa sampai mati. Minta maaf bukannya pernah Ayah lakukan. Kataku lantang tp dgn mata ber-kaca². Lalu Ayah memelukku, dia meng-usap² rambut, pundak, dan punggungku. Di peluknya aku makin erat.
(65) Lama Ayah terdiam sambil memelukku. Lalu kudengar isakan. Dia menangis ter-sedu². Maafin Ayah nak, katanya ber-bata². Aku yg kena pelukan gitu, dan dlm kondisi kalut gitu, masih bisa ngaceng. Entah kenapa bisa spt itu. Aku kesal dgn diriku sendiri. Napa hidup pula kau joni?!
(66) Pelukan Ayah begitu nyaman, aku blm prnh merasa senyaman ini dgn Ayah. Tapi otakku ini gak bs ku kontrol. Knapa hrs di campur baur dgn nafsu liar. Kenapa joniku hrs ikutan bangun? Ini salah! Aku tau ini salah. Aku tau ini gak pantas. Tapi ini semua gak ku sengaja.
(67) Nak, Ayah minta maaf udah khilaf selama ini. Ucap Ayah ber-kali². Lalu dia melepas pelukannya, dia jongkok di dpnku yg sedang berdiri itu, dia mengelus wajahku dan kedua pipiku, dan menyeka air mataku yg dari td udah bercucuran. Maafin Ayah, Nak! Maafin Ayah. Ucap Ayah.
(68) Mungkin ini gak akan bs kamu lupakan, dan akan membekas seumur hidupmu. Tapi Ayah mohon kamu maafkan Ayah, dan jadilah anak yg baik. Berusahalah menjadi orang yg berguna.. yg berharga. Jgn tiru Ayah nak. Jgn warisi keburukan Ayah ini. Stop di kamu ya nak. Kamu pasti bisa.
(69) Aku berharap kamu bisa berubah dan bisa menjalani hidup yg sempurna kelak. Maafkan Ayah dr hatimu yg paling tulus, biar kamu bs iklas menjalani hari depan tanpa di hantui bayangan kelam masa lalu. Ayah udah sadar skrg nak, Ayah udah berdosa besar padamu.
(70) Ayah udah gagal menjadi Ayah yg baik buat kamu. Ayah udah gagal jd pelindung buatmu. Maafkan Ayah nak, maafkan Ayah. Begitulah ucap Ayah ber-ulang² dgn airmata yg bercucuran. Aku jd meleleh liatnya. Aku gak tega melihat Ayahku begitu hancur. Aku yakin Ayah udah benar² sadar.
(71) Aku yakin Ayah udah benar² menyesal. Kami sama² terhanyut dlm tangisan. Akupun menghapus air mata Ayah. Mulutku gemetaran sampai gak bisa mengucapkan sepatah kata. Akhirnya akupun luluh dan lgsg memaafkannya.
(72) Rinto udah maafin Ayah, kataku dgn ber-bata². Itu ku ucapkan ber-kali². Lalu Ayah memelukku lagi, kamipun kembali pelukan. Dan semenjak itu, selama aku di desa, kami gak pernah lagi melakukannya. Cukup yg sekali kemarin dan itulah yg terakhir kalinya.
(73) Ayah selalu mendorongku agar menyukai perempuan. Lbh cpt kamu nikah lbh baik nak, katanya. Karna menurut pengakuan Ayah, dia gak ada bibit² LGBT. Dia gak suka atau tertarik dgn pria. Dia gak mau nge-lick sang dick. Dia jg gak mau nge-suck sang ass hole.
(75) Jadi konsepnya selama ini, Ayah diam dikerjain. Begitulah saat memakai jasa waria.

Pembaca yg budiman, se-bejat²nya kalian, atau se-setan²nya kalian, jgn pernah ngerjain anak sendiri ya, atau ponaan atau yg msh keluarga. Kalian boleh gay, atau biseks, tp jgn ke keluarga.
(76) Jadi gay atau biseks itu bukan kemauan seseorang, namun begitulah datang ke dirinya. Jika kalian gak bs mengelak lg, dan itu hrs dtng ke kalian, baiklah perankan itu tp ke org lain diluar sana. Sekali lg jgn prnh lakukan dgn anggota keluargamu, sekalipun gak ketauan. Jangan!
(77) Persoalannya skrg bukan soal ketauan atau gaknya. Tp dosanya itu teramat berat. Jgnlah rusak keluargamu sendiri, jgnlah tega korbankan anakmu sendiri utk nafsu bejatmu. Msh bnyk org diluar sana yg bs jd penyalurannya itu. Memang dosa jg, tp ceritanya udah lain.
(78) Kisah nyataku ini biarlah jadi pelajaran buat kalian. Jgn pernah coba² melakukan kayak yg dilakukan Ayahku padaku. Walaupun akhirnya Ayahku menyesali dan minta maaf dan udah ku maafkan, tp alangkah lbh baik lg gak prnh terjadi sama sekali. Lbh baik gak prnh mencetak sejarah.
(79) Jadi dgn riuhnya berita ttg Saipul Jamil stlh dia keluar penjara, aku spontan teringat dgn masa laluku, dan penting rasaku utk mencurahkannya di medsos ini. Gak penting kalian kenal aku atau kalian tau tinggalku dimana, tp yg jelas kisah ini adalah kisah nyataku. Real!
(80) Jadi aku maklum juga kalau netizen +62 menandatangani petisi memboikot Saipul Jamil dari TV, atau mendesak KPI agar melarang SJ tampil di TV. Karna SJ itu adalah pelaku pedofil, dia tdk pantas dikasih panggung. Kemunculannya bisa bikin trauma korbannya berkepanjangan.
(81) Kemunculan Saipul Jamil di TV jg akan mempengaruhi mental anak² generasi penerus bangsa. Mereka tau kasus yg prnh menimpa SJ, yaitu kasus pedofil, tp stlh menjalani hukuman penjara sekian tahun, skrg udah bebas dan wara wiri dilayar kaca kayak gak ada beban. Itu gak bagus.
(82) Biarlah SJ menjalani hukuman atau sanksi sosialnya. Itulah konsekuensi dr sebuah kesalahan yg prnh dia lakukan. Karna kejahatan terhadap anak² itu adalah kejahatan yg tdk bs di tolerir. Beda dgn kasus pemerkosaan atau kasus selangkangan lainnya. Pedofilia itu sngt kejam.
(83) Ini aku bilang bukan sbg org yg sok suci, atau sok benar ya. Aku jg pendosa, dan semua org jg berdosa. Kita sepakat, diluar sana pasti masih bnyk berkeliaran org dgn kasus yg sama. Org² penting atau org² terkenal pasti bnyk pelaku pedofil.
(84) Tapi mereka blm ketauan, dan mungkin msh nunggu saatnya akan ketauan. Yg dibahas skrg adalah yg udah jls² ketauan ya. Kalau yg blm ketauan gimana membahasnya. Jd dlm hal ini SJ udah ketauan, hrsnya dia jgn lagi tampil² di TV. Dan keterlaluan tuh TV yg msh mengundang dia.
(85) Karna begini ya, aku liat kayak platform medsos Twitter misalnya, kan bebas tuh ngepost video porno. Tapi TIDAK dgn video pedofil. Terus terang aja nih, aku prnh punya akun khusus nonton film begituan, follower dan followingku yg begituan semua. Aku udah bnyk post² gituan.
(86) Tapi tibalah aku repost video org vietnam yg pedofil, disamping lgsg bnyk yg RT dan ngeview, bnyk replyan yg ngebully krn pedofil itu. Dan bbrp hari lg, video itu di takedown pihak Twitter. Hilang dr peredaran! Dan bbrp hr kemudian, akunku yg hilang, kena suspend permanent.
(87) Jadi segitunyalah kemanusiaan ini memerangi kasus pedofil. Belajar dari itu aku jg jd setuju kalau SJ gak boleh nampil di TV lagi. Bukan utk menghukum dia ya, tp utk mencegah generasi bangsa kita jd rusak pikirannya dgn melihat wajah pelaku pedofil itu di hadapannya.
(88) Maaf nih ya kalau aku menyoroti sekilas ttg bebasnya SJ kemarin. Sangat di sayangkan memang, kenapa dia harus disambut bak raja atau pahlawan. Harusnya kalau udah saatnya bebas ya bebas aja, jgn berlebihan. Itu yg buat netizen geram atau masyarakat pada umumnya jd kesal.
(89) Kasus apapun seseorang apabila pas keluar penjara, gak sepantasnya disambut bak pahlawan. Kecuali yg di posisi terdzolimi kali ya. Apalagi ini kasus pedofil. Dimana otak yg mengalungi dan meng-elu²kan tuh? Hrs diakui, itulah yg menyulut api kemarahan masyarakat. Hayoo.
(90) Sekali lagi, anda mungkin penjahat kelamin, laki² bejat yg berburu perawan, atau bini org. Atau anda adalah gay tulen, atau biseks, atau bahkan anda transgender/waria. Lakukanlah dgn yg udah ckp umur, jgn yg dibawah umur, biar gak kena pasal pedofil ya.
(91) Aku sebagai korban pedofil sngt² bisa merasakan dampak² dari kasus itu. Dan aku jd trauma serta panik juga begitu mendengar adanya kasus pedofil. Gimana ya, jantung ini serasa gak tahan mendengar berita pedofil itu. Benar² mengganggu mental dan kejiwaanku.
(92) Tau gak kalian, akibat dari pelecehan seksual yg dilakukan oleh Ayahku dulu, aku jd homoseks skrg. Dan aku udah mengoleksi ratusan Bapak² dlm petualanganku. Sampai skrg Ayahku gak tau kalau aku udah terjun ke dunia homo di perantauan. Dan dia mau mengarahkanku agar jd lurus.
(93) Aku harus bohongin Ayah. Aku bilang aku gak begitu padahal masih. Inilah akibat dr pelecehan yg prnh ku terima. Jujur skrg aku memang mau berubah, dan mau melepaskan rasa serta keinginan dgn sesama ini. Aku mau mengubur dlm² perilaku ini. Aku mau sembuh.
(94) Setelah Ayah minta maaf dgn tulus, aku jd tergugah utk menjalankan amanatnya. Jadi laki² yg sesungguhnya. Lalu stlh balik ke perantauan, aku pun nyari cewek lagi, aku gak bnyk kriteria hrs begini hrs begono. Yang jls ceweklah dulu, jgn Bapak² lagi.
(95) Lalu aku pacaran dgn Anny, cewek yg agak tomboy namun jinak. Aku lgsg mengasah kemampuanku padanya supaya aku terlatih lg dan terbiasa. Alhamdulillah blm lupa rasanya dan jg sensasinya. Bosan dgn Anny, aku memutuskannya, dan kini aku punya Friska. Dia jg kululuhkan.
(96) Habis Friska muncullah Dewi. Dewi jg ku gas. Aku blm mikirin nikah, yg jls aku nempersiapkan diri utk itu jg. Bisakah aku. Nah, stlh Dewi, hadirlah Rany, inipun ku sikat juga. Aku merasa aku udah kembali menjadi laki² yg utuh, yg normal, yg udah semangat dan jago dgn cewek.
(74) Kesalahannya ialah, dia mau memakai jasa laki² nge-licknya hingga crot. Itu pernah dilakukannya dgn waria jg katanya. Dan kesalahannya yg sngt fatal ialah menyuruh anak sendiri melakukannya. Biadab, setan! Itu mungkin kata² yg tepat mengungkapkannya.
(97) Tapi entah mengapa muncul lagi rasa ke Bapak² di dlm diriku. Ber-kali² aku berusaha menepisnya. Gak boleh lagi, gak boleh lagi, gak mau lagi, jangan lagi!!! Begitu tekadku.

Setiap muncul rasa itu aku lgsg mengalihkannya ke cewekku. Begitulah seterusnya. Tapi lama² jd aneh.
(98) Aneh kenapa? Rasa itu gak prnh hilang dr otakku. Bahkan makin jelas muncul di diriku. Seperti biasa aku akan mengalihkannya dgn cewekku.

Jadi setiap ingin dgn Bapak² aku akan melampiaskan dgn cewekku, setiap kabayang Bapak² kusalurkan ke cewekku.
(99) Kesengsem liat Bapak² ku tuangkan dgn cewekku. Lama² aku bosan dgn keadaan ini. Sebenarnya aku lg menghalau rasa itu atau meladeninya?

Bayangin, makin sering aku suka liat Bapak² di mal, atau dimana. Setiap liat Bapak² 50-an yg ganteng bersih, aku sor. Apalagi berkumis.
(100) Masa' iya aku jd makin gak tahan liat Bapak² ganteng? Bukannya makin sembuh tp kayak makin parah aja nih.

Pokoknya kalau terlalu ganteng, sampai menggigil gt aku liatnya saking tertariknya.

Kalau bicara dgnnya jd gak fokus deh, jd buyar konsentrasiku, dan gemetaran.
(101) Tapi aku msh berusaha utk gak terjerumus lg. Aku pasti akan menyalurkannya dgn cewekku. Tp yg ada ketika dgn cewekku, aku malah bayangin Bapak² itu. Tanpa sengaja ya, tp imajinasiku lgsg tertuju ke mereka aja gt.

Ya olloh, cobaan macam apa ini yg dtg padaku, gumanku.
(102) Lalu akupun nikah dgn Rara, dia cewek pilihanku yg emang udah gitu juga sblm nikah. Aku mau fokus dgn istriku, dgn pendampingku selamanya, menyambut anak² kami yg lucu² nanti.

Tp gak bisa lho, udah nikahpun aku dgn Rara, tetap aja bayangan Bapak² menggodaku.
(103) Tapi aku msh sanggup bertahan utk tdk mencoba lg dgn Bapak². Berat sungguh berat memang.

Dan stlh 5 bulan pernikahanku dgn Rara, aku kembali terjatuh. Ya, terjatuh dlm kubangan perilaku itu. Masih ingat aku dgn Pak Ibrahim itu. Dan aku merasa sngt terpuaskan dahagaku.
(104) Setelah Pak Ibrahim, aku dgn Pak Margono. Lalu ada Pak Efendy, Pak Gunawan, Pak Bambang, Pak Frans, Pak Maruli, Pak Suardi, Pak Arthur, Pak Boyke, Pak Arifin, Pak Umar, Pak Herbin, Pak Yusuf, Pak Hiras, Pak Fahry, Pak Domu, dan Pak Ahmad mengisi hari²ku.
(105) Dengan istri jalan jg spt biasa tanpa berkurang kualitas dan kuantitasnya. Dan aku dgn Bapak² itu pande²ku diluar sana tanpa istri tau.

Aku bukannya mau bela diri gimana, aku msh tetap sadar ini gak baik, ini salah, dan ini hrs di kurangi dan di tinggalkan. Tp caranya??
(106) Ketika aku merenung sendiri memikirkan ini, kebayang lg luka lama, luka yg ditorehkan Ayah padaku. Aku jd benci Ayah, aku jd pengen memaki Ayah.

Tapi kan jauh sblmnya aku udah maafin Ayah, kok skrg menyalahkan lagi. Gak taulah, pikiranku jd berkecamuk, gak tau hrs gimana.
(107) Mau ku lepaskan aku merana, ku jalani, aku merasa berdosa. Tapi aku lbh bahagia jika menjalaninya.

Akupun sampai skrg msh frustrasi, blm nemu solusinya. Kembalinya aku ke dunia itu bukanlah mauku, bukan inginku, sebisaku udah kucoba bertahan utk menepisnya. Tp aku lemah!
(108) Pembaca, inilah akibat dari kasus pedofil itu. Aku sendiri telah mengalaminya, dan yg melakukannya adalah Ayah kandungku sendiri. Aku jd gak jls skrg, aku jd bi.

Entah gimana caranya menanggalkan rasa suka dgn Bapak² ini dari diriku. Biar murni aku hanya menyukai istriku.
(109) Aku yakin banyak diluar sana yg kayak aku, yg latar belakangnya kayak aku. Dan mungkin ada beberapa dari pembaca.

Kalian gimana sobat, kalian jalani aja atau gimana? Stress banget lho menghadapinya, sumpah! Dijalanin sih lbh simpel, tp dosa. Berusaha dilawan bikin ruwet.
(110) Seandainya ada keajaiban, di angkat semua perilaku menyimpang ini dari tubuhku dan dari jiwaku.

Aku gak sanggup lagi menghentikannya sendiri. Janganlah aku sampai gila gara² ini. Doakan aku pembaca. 🙏
.
.
.

(Selesai)
Ralat = Harusnya "mengeksplor"

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with AYAH PENYAYANG

AYAH PENYAYANG Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ayahpenyayang

14 Sep
𝐏𝐄𝐋𝐄𝐂𝐄𝐇𝐀𝐍 𝐒𝐄𝐊𝐒𝐔𝐀𝐋 𝐎𝐋𝐄𝐇 𝐆𝐔𝐑𝐔 𝐒𝐌𝐀

[Sebuah utas]
.
.

(1) Aku gak tau harus senang atau sedih ketika mengalami pelecehan seksual oleh guru SMA-ku.

Karena jujur aja aku sangat mengaguminya. Aku sering mengkhayalkan dia. Aku sering coli membayangkan dia.
(2) Jadi ibarat ketiban rezeki, aku mendapatkan apa yg selama ini ku impikan. Meski mungkin caranya agak² mendebarkan. Dan semua itu gak ku sangka².

Selama ini akulah yg membayangkan bakal merayu dia utk ku isap. Tapi aku memang gak akan berani melakukan itu.
(3) Ssbelumnya aku blm tau apa² soal dunia LGBT. Maklumlah aku hidup di perkampungan dan jauh dari kehidupan begituan. Dan aku gak tau sama sekali apa ada orang ngeseks laki² sama laki².

Yang jelas aku menyukai Bapak² umur 50 th keatas. Dan khayalanku adalah mengisap burungnya.
Read 300 tweets
6 Sep
𝐓𝐄𝐑𝐋𝐄𝐍𝐀 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐊𝐄𝐇𝐎𝐌𝐎𝐀𝐍

[Sebuah utas]
.
.

(1) Sekarang usiaku udah 53 th. Bayangan menikah udah jauh dari pikiranku. Karna terhitung sejak 2008 yl, 13 th sudah aku hidup serumah dgn Pak Syamsuar, pasangan gayku yg lebih tua 3 th dariku. ImageImage
(2) Awal perkenalan kami adalah di sebuah meeting perusahaan di kota J. Aku dtg dari kota B. Kami kebetulan duduk semeja dan terlibat diskusi yg seru. Lalu Pak Syam minta no hp ku dan lgsg misscall saat itu juga. Save ya Pak, katanya.
(3) Dari awal aku udah sangat tertarik melihat ketampanan Pak Syam. Tapi aku gak tau apakah dia suka laki. Hari kedua Pak Syam makin ramah aja dan terlihat sangat bersahabat denganku. Akupun menyambut dgn kehangatan. Dan hari itu juga aku bs menangkap bahwa beliau jg suka laki.
Read 151 tweets
29 Jun
𝐀𝐊𝐔 𝐁𝐄𝐑𝐇𝐀𝐒𝐈𝐋 𝐌𝐄𝐍𝐂𝐈𝐂𝐈𝐏𝐈 𝐌𝐄𝐑𝐄𝐊𝐀 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈 𝐈𝐒𝐓𝐑𝐈

[Sebuah utas]
.
.

(1) Awalnya aku cuma pacaran dgn si suami dan aku diajak tinggal dirumahnya. Tapi tanpa dia tau aku juga memakai istrinya. Rahasia itu kusimpan rapi sampai kini.
(2) Usiaku ketika kenal Bapak itu 26 th, dan Bapak itu 48 th. Aku merasa dialah Bapak² yg kuimpikan selama ini. Dia berwajah ganteng dgn kulit putih, punya kumis tebal dgn postur 172 cm. Awalnya aku mengira dia cuma sekali pakai denganku, karna wajahku sadar aku sedang² aja.
(3) Aku msh ingat kali pertama kami ketemu dan langsung sepakat ML. Kami ML di semak² dibelakang deretan ruko yg udah lama dibangun namun blm laku terjual alias msh pada kosong. Dari awal aku udah grogian sampai gemetaran ketika menyusuri belakang ruko dengannya.
Read 227 tweets
30 Apr
𝐇𝐀𝐈, 𝐏𝐄𝐑𝐄𝐌𝐏𝐔𝐀𝐍! 𝐍𝐎𝐑𝐌𝐀𝐋𝐊𝐀𝐇 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈𝐌𝐔?

[Sebuah utas]
.
.

(1) Kali ini saya akan membahas soal normal atau gaknya seorang laki2. Sebelumnya kita sepakat dulu, berhasil nikah dan punya anak bukan patokan utk menyandang predikat normal.
(2) Normal yg saya maksud adalah laki2 yg gak pernah sejarahnya ngeseks dgn sesama laki2. Dan bahkan gak punya rasa atau selera sama sekali ke laki2. Emang ada yg kek gitu? Ada! Tapi udah langka. Dan ini fakta. Bukan mengada ada.
(3) Persoalan homoseks bukanlah persoalan yg baru muncul. Tapi udah ada sejak jaman nabi dulu, yg dikisahkan dlm kitab2 suci. Gak tau mengapa harus ada yg kek gitu. Apa emang sengaja dirancang kemudian di klaim itu salah. Tapi dari pada salah tafsir, kita gak usah bahas itu.
Read 155 tweets
17 Apr
𝐀𝐊𝐔 𝐌𝐄𝐑𝐈𝐍𝐃𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑 𝐏𝐀𝐏𝐀

[Sebuah utas]
.
.

(1) Sejak kecil aku gak dapat kasih sayang dan perhatian dari Ayahku. Dia mendidikku terlalu keras. Hampir setiap hari aku dibentak dan dipukuli. Aku melihat Ayahku bak melihat hantu yg menakutkan. Image
(2) Menurut hematku, sejak kecil aku blm prnh punya kenangan indah dgn Ayahku. Biasanya di-mana2 anak kecil pasti akrab dgn Ayahnya, tapi aku gak. Walau waktu kecilpun, Ayah gak prnh meng-gendong2ku atau me-mangku2ku. Itu semua cuma Mama yg memerankannya.
(3) Gak tau kenapa Ayah gak pernah perhatian samaku. Bukan samaku aja sih, tp kami semua anak2nya. Gak taulah, apa Ayah gak sayang sama sekali ke anak2nya. Tapi taunya cuma marah2 aja dan menuntut harus spt yg dia inginkan. Kulihat Ayah orang gak sperti itu ke anak2nya.
Read 61 tweets
17 Apr
Aneh, threadku yg berjudul "Aku gak tau kapan aku jadi nikah" gak bisa di lanjutkan lg.
Selalu gagal posting. Part 490 selalu gagal post. Skrg terakhir di part 489.
Pdhl ceritanya msh nanggung. Tapi setiap coba tweet selalu hilang. Kenya kepanjangan alias melampaui batas ya?
Read 5 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(